Trapped in a forced marriage siapa yang mau? Apalagi dengan ceo dingin!!!!
Tapi, kenyataannya itulah yang harus di terima oleh Violette. Lahir di keluarga yang cukup terpandang dan berpengaruh tidak membuat nya lepas dari plot twist kehidupan. Ya, Violette lahir di lingkungan mafia dan ayahnya adalah mob boss. Tanpa sepengatahuan dia, ayahnya memaksanya menikah dengan seorang CEO tampan namun Dingin bernama kang Junho. Tentu itu semua karena urusan bisnis dan kerjasama.
"Aku? Wanita cantik, seceria dan semanis aku harus menikah dengan kulkas, eww! never!!"
akankah kisah pernikahan mereka berjalan mudah semudah membalikkan telapak tangan? Atau malah ambyar?
We'll never know.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violette_lunlun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MALL
Malam kini berganti pagi, Violette bangun pertama kali. Dia melihat suaminya masih tertidur pulas di sampingnya. Senyum kecil terukir di wajahnya. Tangannya perlahan terulur untuk menyentuh dada bidang suaminya.
Junho membuka matanya sedikit, tidurnya sedikit terganggu karena sentuhan lembut istrinya. Serigai nakal muncul di wajah tampannya, "Oh lihat, Apakah kau berusaha mengoda ku?," Junho perlahan duduk.
Violette langsung menarik tangannya menjauh. Wajahnya memerah karena ketahuan menyentuh dada Suaminya.
Junho menganggap lucu respon istrinya. Wajahnya yang memerah membuat pria itu semakin ingin mengoda sang istri, "malu, hmm? ngapain malu, toh kita udah sah," Junho dengan lembut mengambil tangan Violette dan meletakkan di perut sixpacknya.
Violette semakin merona, bahkan warna merah itu kini menjalar ke telingnya, "Apasih...aku gak malu. Ge'er banget!"
Violette menarik tangannya. Dia perlahan turun dari kasur, namun langkahnya ditahan oleh Junho. Pria itu memegang lengan istrinya, "Mau kemana? Jangan pura-pura gak mau. Lihat wajahmu, begitu merah dan kau bahkan sempat melirik celana ku."
"Ihh!! Berhenti bicara!," Violette mengambil bantal dan memukul wajah suaminya.
"Aduh...gak usah galak-galak, Aku cuman menawarkan. Siapa tau kamu mau," Junho berkedip main-main. Tangannya tak melepaskan istrinya.
Violette memutar matanya saat suaminya mengedip padanya. Dia gak mau mengakui kalau sebenarnya dia mendambakan sentuhan suaminya. Dia ingin mengatakan iya, namun dia gak mau kalau harus yang memulai.
Junho diam-diam menyadari kegugupan istrinya untuk jujur dengan perasaannya. Karena gemas pria itu langsung menarik tubuh istrinya dan menindihnya. Violette kaget saat suaminya langsung menindihnya.
"Nah, sudahlah, Sayang. Jangan terus-terusan jual mahal. Kalau mau bilang aja," Junho dengan lembut mengecup dahi, pipi, sebelum akhirnya menyerang bibir istrinya dengan lembut. Dia menahan kedua tangan istrinya diatas kepalanya agar wanita itu tak bisa berontak.
Violette pasrah saat kedua tangannya ditahan oleh Junho, dirinya bahkan gak ada niat berontak. Violette memejamkan matanya, menikmati ciuman lembut yang diberikan suaminya.
Junho menyudahi ciuman. Dia menatap wajah istrinya yang sudah merona dan nafasnya yang memburu, "Kau tak berontak sedikitpun. Dasar kau ini."
Jari-jari Junho dengan cekatan membuka kancing piyama sang istri sebelum menyibaknya. Junho bersiul saat melihat tubuh Violette. Violette memalingkan wajahnya, dirinya menjadi malu saat mendengar siulan suaminya.
"Apakah kau tak suka dengan tubuhku?," Kata Violette ragu.
Junho terkekeh, dia berbisik ditelinga Violette, "Ohh, aku tak pernah bilang kalau aku gak menyukai tubuhmu. Mereka sempurna, sayang," Nafas hangatnya membuat telinga Violette berkedut karena geli.
Bisikan itu membuat getaran pada tubuh Violette hingga membuat tubuh wanita itu semakin panas.
"Biarkan aku memuaskan dirimu, sayang," Junho kembali menyentuh tubuh istrinya.
Junho mulai melakukan tugasnya sebagai seorang suami. pagi itu diawali oleh kegiatan bergairah yang dilakukan oleh pasangan itu. Mereka melakukan cukup lama hingga sinar matahari semakin terang.
Mereka berdua langsung membersihkan diri. Keduanya sudah sarapan, begitupun dengan Junho yang sudah pergi bekerja. Violette kini berada diruang tamu, wanita itu menonton drama China favoritnya. Lulu menghampiri Violette. Dia duduk di samping adiknya.
"Kamu emang suka bangun siang, ya?" Tanya Lulu. Tubuhnya bersandar di sofa.
Violette menatap kakaknya, "Tidak, kok. Biasanya aku selalu bangun pagi. Tapi emang tadi lagi terlambat bangun aja."
Lulu mengangguk, "Kamu yakin? tapi aku dengar suara berisik di kamar kalian. Apakah kalian berantem?."
Violette Menundukkan kepalanya sejenak untuk menutupi Rona merah yang kembali muncul di pipinya, "T-tidak kok, kak...Itu mungkin aku sedang menyiapkan pakaian untuk suamiku,"
Lulu terkekeh, dia jelas tahu kalau adiknya berbohong dan tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun dia gak mau mengoda adiknya lebih jauh.
Lulu terkekeh, "Oh oke deh. Oh, ya. Temani aku ke mall yuk. Aku bosen nih. pengen banget belanja!," Kata Lulu dengan penuh semangat.
Perhatian Violette yang awalnya fokus ke drama yang dia tonton seketika langsung teralihkan dengan ajakan kakaknya. Violette mengangguk, "Ayo! Aku juga mau belanja. Rasanya aku mau beli semua barang!."
Lulu terkekeh dengan semangat Violette. Mereka berdua berangkat ke mall diantar oleh Robert. Di mall Violette membeli dress, tas, dan sepatu, bahkan dia juga membeli beberapa perhiasan. Violette selalu boros jika diajak ke mall. Tangannya dan matanya tak pernah bisa menahan jika melihat barang-barang bagus.
Lulu hanya membeli beberapa barang yang dia inginkan, seperti jaket baru dan jins. Wanita itu lebih bisa menahan diri.
"Vi, Kau gak apa belanja sebanyak itu? Suamimu gak akan marah?. Itu pasti mahal banget. Apa lagi kamu gak cuman belanja satu style," Tanya Lily.
Violette menggeleng santai, "Gak, kok. Suamiku gak akan marah."
Lulu mengangguk. Mereka berdua terus berjalan di sekitar mall. Hingga Lulu melihat sesuatu yang aneh. Dirinya melihat Junho dengan wanita lain. Lulu menyenggol Violette dengan sikutnya.
"Vi, Vi! Itu Junho, kan? Dia sama siapa?," Lulu tetap fokus pada figur yang dia tebak sebagai Junho.
Violette menatap Lulu. Dia menatap kearah yang Lulu lihat. Dirinya terkejut melihat suaminya dengan Lily. apa yang akan dia katakan pada kakaknya sekarang. Lulu menatap Violette, "Itu benar Junho. Dia kok sama wanita lain, ya? Wah gak bener nih!," Lulu berjalan kearah mereka. Violette segera menahan, "Jangan, kak! Aku rasa itu bukan Junho."
Lulu mengangkat alisnya, "Tidak! itu Junho. Kau kenapa menghalangi ku? Oh...apakah kau sudah tau jika suamimu itu selingkuh?."
Dugaan Lulu membuat Violette terdiam. Kakaknya gak salah. Violette sudah tau semua. Lulu memperhatikan perubahan sikap adiknya, dia mendengus kesal.
"sudah ku duga!"
Lulu melepaskan tangannya, "Sudah, ayo samperin mereka," Lulu mendekati Junho. Violette tahu dia gak akan bisa menghentikan kakaknya, dia akhirnya mengikutinya.
Lulu menepuk pundak pria itu, "Junho!"
Pria itu perlahan menoleh. Dia membelalakkan matanya melihat Lulu dan istrinya ada disini, "Kakak?"
Lily ikut menoleh, dia menatap Violette kemudian Lulu. Dia belum tahu kalau Lulu adalah kakak Violette, "Ohh Violette. Mau apa? mau ganggu kami, ya?" Nada Lily terdengar mengejek.
Lulu mengangkat alisnya, "Heh! Kamu siapa? Pria yang kau gandeng ini adalah suami orang. Suami adikku! kau siapa,hah?," Suara Lulu sedikit meninggi.
Lily menyerigai, "Ohh..aku adalah pacar sekaligus wanita kesayangan Junho," Lily dengan manja memeluk lengan Junho hingga membuat pria itu terkejut dengan tindakan beraninya.
Violette Meraka jengkel melihat Lengan suaminya dipeluk oleh wanita lain selain dirinya. Violette melangkah maju dan mendorong tubuh Lily, "Menjauh dari suamiku, Jalang!"
________________________
To Be Continued
____________________
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan like dan komen ya!!!
Follow juga:)
mampir juga yaa..
Tapi, bacanya nanti ya, antrian panjang /Facepalm/