NovelToon NovelToon
Janji Yg Di Buat

Janji Yg Di Buat

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Cintamanis
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nova Sarii

Novel ini menekankan pada janji yg dibuat sebagai dasar pengungkit,
bisa karna janji yg tidak ditepati atau karna ungkapan rasa yg tidak diterima karna janji tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Sarii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Fikri bersiap siap hendak berangkat kerja, dia sudah menggunakan pakaian yg rapi dan lagi memanasi motornya, Iyan berlari ke luar, "abang aku ikut..... " dia memegangi celana Fikri, "ikut kemana dek? abang mau kerja, " Air mata Iyan berjatuhan, "Yan mau tengok papa bang....... " tangisnya. Fikri berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya sama Iyan, "perginya sama kak Ila aja ya dek, " bujuknya menghapus air mata Iyan.

Nayla keluar dari dalam dan menghampiri mereka, "ada apa ini?" tanyanya bergantian menatap Fikri dan Iyan. "ini kak Iyan mau tengok papa, aku mau kerja kak, " jelasnya. "dek......nanti ya kakak anter, sekarang Iyan sarapan dan minum obat dulu biar sembuh, kakak janji akan bawa Iyan nengok papa, " bujuk Nayla memeluk Iyan.

Dia menganggukkan kepalanya dan mengusap matanya yg masih berair.

Ketika Nayla membalikkan badan mama berdiri depan pintu, "mungkin dia kangen papanya nak, bawa dia kasihan, " bilang mama. "Baik ma, " jawab Nayla.

"Ami temani aku ke rumah sakit ya, " kata Nayla pada Ami yg lagi menjemur pakaian. "Siap Nayla, " senyumnya.

Sebenarnya Nayla malas kemana kemana hari ini karna badannya terasa lelah dan capek, Nayla masuk ke kamar Silvi dan melihat adeknya masih tidur, Nayla menaruh tangan di kening adeknya, "gak panas, " gumamnya. "Aku gak sakit kak cuma bawaannya capek dan ngantuk aja, " ucap Silvi dengan mata masih terpejam. "mandi gih biar seger, " ucap Nayla menarik selimut Silvi. "Sepuluh menit lagi ya kak, " "Hem, dek kamu ikut ke rumah sakit gak? " Gak ada sahutan dari adeknya. Nayla menarik nafas dan memilih keluar dari kamar adeknya.

"Assalamu'alaikum, " kami mendengar suara salam dari depan, kulihat Fikri masuk menenteng helmnya, "lho kok balik lagi dek? " tanyaku padanya.

Fikri mengambil air lalu duduk di kursi, "ban motor ku pecah kak, " jawab Fikri.

"Terus mana motornya? " tanya Nayla melihat ke luar, "aku masukin ke bengkel kak, " "sudah izin dek? " tanya sang kakak lagi, "sudah kak, jam berapa kita ke rumah sakit kak? kak Silvi sudah pergi kak? " "Nanti dek kakak mau beres beres dulu, Silvi masih di kamar dia malas kerja, " jelas Nayla.

Akhirnya Silvi mau juga ikut ke rumah sakit, kami berlima pergi setelah sholat dzuhur, kami membawa dua motor, Silvi bareng Fikri dan aku, Ami serta Iya bareng.

"kak belikan papa buah kak, " bilang Iyan. "Nanti dek, " jawab ku.

Hp ku bergetar ada telpon dari Bayu, Nayla menjawabnya, "Assalamu'alaikum Bay, " "Wa'alaikumussalam Nay, kamu di rumah? Iyan disana? " "Ya aku dirumah, Iyan disini, ada apa Bay? " "mama Iyan rindu sama anaknya, aku jemput dia ya me rumah, " "oke, tapi aku mau ke rumah sakit, " jelas Nayla. "Oh kamu mau ke sini, aku juga di rumah sakit kita ketemu di sini Nay, " "oke, Assalamu'alaikum, " "Wa'alaikumussalam" telpon terputus aku memasukan hp ke dalam tas.

"Kenapa kak? tanya Fikri menatap ku.

" Bayu bilang bahwa mama Iyan rindu sama dia, mereka di rumah sakit, " "oh gitu, " Kami berpamitan sama mama, "Ma, kami pergi ya, " kami mencium tangan mama, " "ya nak kalian hati hati, " mama berdiri di depan pintu melepaskan kepergian kami.

Kami sudah sampai di rumah sakit, kami membelikan buah buat papa, kami berjalan menuju bangsal papa, "Assalamu'alaikum" salam kami di depan, " "Wa'alaikumussalam, " jawab yg di dalam. Bayu, dan saudara saudara papa ada di dalam ada mama Iyan juga dan anak anak papa dari istri keduanya, ada kakak Iyan juga.

Kami lihat papa tidur, "papa kalian dari semalam gak siuman, " ucap paman kepadaku. Silvi mendekati tempat tidur papa dia memeluk papa, "pa bangun pa, " tangisnya.

"Ngapain kamu menangisi papa? kalian anak anak yg gak berguna dan egois, " kata anak perempuan beliau dari istri keduanya sambil menarik jilbab Silvi.

Fikri dan paman menghampiri mereka, "jangan pernah kamu menyakiti saudaraku! " ancam Fikri geram. "memang betul yg di bilang saudaraku, kalian gak berguna...... " teriak anak laki laki beliau, "terutama ini wanita murahan yg gak berbakti kepada orang tua, " bilangnya lagi menunjuk Nayla.

"jaga mulutmu!!! belum cukup kalian merebut kebahagiaan kami selama ini?" tanya Fikri kesal dan menggenggam tangannya.

Nayla mendekati kedua adeknya "sabar dek jangan diladeni tujuan kita ke sini untuk melihat papa bukan berantem, " ujar Nayla kepada mereka.

Paman memarahi anak dari istri kedua papa, dan paman minta maaf kepada kami.

"kak kita balik aja yuk, " ucap Silvi. Aku pun melihat Fikri, "ya kak mending kita balik kak daripada kita bikin gaduh di sini, " Aku pun menuruti perkataan mereka, kami berpamitan dan keluar dari ruangan itu.

Kami pulang berempat karna Iyan tinggal bersama mamanya. "Nay kamu kok cepat baliknya? " tanya Bayu yg balik dari mushalla rumah sakit.

"Bang tolong jagain papa kami, kalau terjadi apa apa sama beliau cepat kabari kami ya bang, " ucap Fikri memandang Bayu.

"Pastinya sob, " jawab Bayu.

"Tapi kok kalian balik? kenapa gak disini sampai papa siuman? " tanyanya lagi.

Nayla menarik nafas, "kayaknya kehadiran kami gak diharapkan disini Bay, " jawab nya dengan mata yg berembun.

"Kenapa Nay? " mereka melihat kami bergantian.

"Kami anak anak yg gak berguna, " jawab Fikri.

"Maksud kalian? " tanya Bayu lagi. "Sebaiknya abang tanyain sama anak anak dari istri kedua papa itu, kami pamit dulu, " Fikri menarik tangan ku, "ayo kak kita balik, " kami pun balik.

Di perjalanan aku dan gak ada yg ngomong, "Kami memarkirkan motor, " motor siapa kak? " tanya Silvi menunjuk motor yg terparkir. "Gak tau dek mungkin tamu mama, " "Assalamu'alaikum, " salam kami memasuki rumah, "wa'alaikumussalam, " jawab semuanya, Ku lihat mama duduk dengan dua orang laki laki, ustadz Arif menatapku dan tersenyum, Fikri menyalami mereka.

Kami bertiga masuk ke dalam, sementara Fikri ikut duduk bersama mama dan tamu.

"Cie........ dikunjungi lagi, " goda Ami mencolek ku.

"apaan sih Mi, " ucap ku menggelitik Ami.

"Hahaha wkwkwk, " Ami menjauh dari ku.

"Sil, salah satu yg di luar calon abang iparmu hehehe, " ketawa Ami pada Silvi.

Silvi melotot, "serius kak? akhirnya kakak membuka hati juga, " ucap Silvi.

Aku malas meladeni mereka, aku ke dapur rencana mau membuat risol, buat ngemil.

"Mau bikin apa kak? " tanya Silvi padaku.

"Kakak mau bikin risol dek, " jawabku. "Wah enak itu kak, aku bikin puding ya kak, " "Ok, " jawabku. Kami sibuk dengan pekerjaan masing masing, aku membuat risol, Ami membuat empek empek, dan Silvi membuat puding. Kami melupakan kejadian di rumah sakit.

"Hem pada bikin apa nih? " tanya mama memasuki dapur, "bikin cemilan ma, " jawab Silvi.

"Ma siapa ma? dia mau melamar kakak ya ma? " tanya Silvi. Nayla memukul adeknya " kamu ngomong apaan sih dek?, " "haha kakak salting ma, " ledek Silvi.

"Tadi itu nak Arif dan nak Haykal, katanya dia ingin bersilaturrahmi sama mama, " jawab mama.

"Hem mau nyari tau kak Nay ya ma? " tanya Silvi lagi. Mama cuma tersenyum, "ayo buruan bikin cemilannya mama mau nyicipi, " kata mama lagi.

Mama dan Fikri duduk di luar, "kok cepat balik nak? gimana keadaan papa kalian? " Fikri menarik nafas mendapatkan pertanyaan dari mama. "kami berdebat di sana ma, anak papa bilang kami gak berguna, " jawab Fikri.

"Kok mereka ngomong gitu nak? gak berguna seperti apa? " tanya mama lagi. "Gak tau ma, Aku gak mau kakak disakiti makanya kami pulang.

" Fikri gimana menurut kamu dengan laki laki barusan?" mama meminta pendapat Fikri. "Kayaknya baik ma, tapi aku gak berani bertanya tentang jodoh sama kakak ma, Fikri takut kakak kecewa biarkan kakak yg memilih ma karna yg akan menjalani kakak, Fikri yakin suatu hari nanti kakak membuka hatinya. " jawab Fikri. Mama mengaminkan. "nak selalu jaga kakakmu ya meskipun kamu sudah mempunyai istri nanti, " kata mama mengusap punggung Fikri.

"Tugas anak laki laki itu gak pernah putus terhadap orang tua dan saudara perempuannya nak, jangan pernah abaikan kami, " ucap mama lagi.

Fikri memeluk mamanya tak terasa air matanya jatuh, kata kata mamanya sungguh membuat hati Fikri merasa sedih.

Dia berjanji di dalam hati akan selalu menjaga keluarganya dan melindungi orang tua serta saudaranya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!