Takdir Cinta Almayra

Dirga baru saja selesai meeting dengan orang-orang dari divisi pemasaran. Dia kembali ke ruang kerjanya dan langsung duduk di kursi kebesarannya.

Kemudian membuka jas dan melonggarkan dasinya.

Kepalanya di sandarkan ke bagian belakang kursi.

Tangannya di silang di kepala. Matanya terpejam.

Dari pagi dia tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaan nya. Pikirannya di penuhi oleh bayangan wajah Mayra yang semalam telah memberinya kepuasan dan kenikmatan yang tidak pernah di rasakannya selama ini. Begitu indah dan luar biasa.

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau wanita angkuh yang sudah menjadi istri keduanya tersebut akhirnya menyerahkan mahkota kebanggaannya pada dirinya semalam dengan sukarela.

Aahh..dia seakan ingin terus mengulang segala moment indah itu. Mengulang segala rasa berbeda yang didapatkan dari tubuh istrinya tersebut.

Lee masuk setelah sebelumnya mengetuk pintu dulu, namun karena Dirga sedang larut dalam khayalan indahnya, dia tidak mendengar ketukan itu.

"Tuan..saya membawa laporan kejadian kemarin.!"

Ucap Lee sambil berdiri membungkuk di depan meja kerja. Dirga tersadar dari lamunannya, kemudian kembali duduk tegak dan menyimpan kedua sikunya bertumpu di atas meja.

Matanya tampak berubah serius menatap tajam ke arah sekretaris Lee.

"Apa yang kau dapatkan Lee ?siapa yang telah mencampur obat itu pada minuman Mayra.?"

Tanya nya cepat. Lee menyimpan sebuah benda kecil di atas meja.

"Maaf sebelumnya tuan..tapi sepertinya yang melakukan semua itu adalah nyonya Evelyin."

"Apaa.???"

Dirga terlonjak kaget, sontak langsung berdiri dan tatapannya semakin terhunus ke arah Lee.

"Jangan sembarangan bicara kamu.! Untuk apa Ev melakukan tindakan bodoh itu.!!"

Bentak Dirga dengan sorot mata yang semakin tajam bercampur emosi.

"Semua bukti ada dalam rekaman cctv itu tuan..!

Saya sudah memeriksanya berulangkali, tapi tetap saja itu adalah perbuatan nyonya..!"

"Cukup..!!"

Lee terdiam. Dirga kembali duduk. Meremas kepalanya kalut, menahan rasa tidak percaya.

"Apa motif dia sampai melakukan hal bodoh seperti ini..! bagaimana kalau aku tidak ada di sana semalam.!"

Ucap Dirga dengan perasaan yang dipenuhi rasa geram.

"Sepertinya nyonya Evelyin kurang menyukai nyonya Mayra Tuan..!"

Ucap Lee ragu-ragu.

Dirga menatap tajam kearah Lee, itu cukup masuk akal juga, mengingat beberapa kejadian yang melibatkan kedua isterinya tersebut.

Dan Evelyin jelas sekali membenci Mayra sejak proyek iklan beralih padanya. Tapi kenapa Evelyin bisa sampai nekad berbuat hal yang sangat tidak terpuji itu.

Dia tidak bisa membayangkan kejadian apa yang akan menimpa Mayra kalau dirinya tidak ada di tempat itu semalam dan melihat gelagat aneh yang terjadi padanya.

Mungkin dia akan menjadi milik laki2 lain semalam.

"Arrgghh..!"

Dirga berteriak kesal, dia melempar beberapa berkas yang ada di atas meja kerjanya.

Tidak, tidak..!! Dia tidak bisa membayangkan seandainya Mayra di miliki laki2 lain, itu tidak boleh terjadi sama sekali.

Lee terdiam mematung membiarkan emosi tuannya di lampiaskan. Setelah lumayan reda dia memungut semua kertas yang bertebaran di lantai dan menyimpannya kembali di atas meja.

"Tuan..ada satu lagi, tadi siang nyonya Mayra pingsan sesaat setelah menemani tuan Agam bertemu klien.!"

"Apa.?? kenapa bisa terjadi.?"

Sentak Dirga kembali dengan raut muka penuh kecemasan.

"Sepertinya nyonya memaksakan diri untuk pergi bekerja, tidak sarapan dulu, jadi dia kelelahan.!"

"Haiss..wanita itu, apa sebegitu inginnya dia berada di dekat Bos nya itu sampai tidak memperdulikan kondisinya sendiri.!"

Gerutu Dirga geram. Rahang nya tampak mengeras dan tangannya terkepal .

"Tapi tuan Agam sudah langsung membawanya ke rumah sakit Tuan.. sekarang nyonya masih di sana untuk memulihkan kondisinya.."

Lee menjelaskan.

Wajah Dirga semakin terlihat dingin.

Hawa panas langsung saja membakar aliran darahnya.

Tapi dia juga kesal, kenapa Mayra sangat ceroboh sampai membiarkan dirinya yang jelas-jelas kehabisan tenaga, karena pergulatan panas mereka semalam masih saja ngotot pergi bekerja .

Dasar wanita keras kepala.!!

"Apa saya harus menjemput nya kesana Tuan..?"

"Tidak perlu.! Agam akan curiga. Belum saatnya dia tahu semuanya. Biarkan saja dia mengurus dirinya sendiri, itu karena ulahnya sendiri.!"

Potong Dirga kesal. Lee mengangguk.

"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi."

Ucap Lee seraya undur diri dan melangkah menuju ke luar ruangan.

Di pintu dia berpapasan dengan Evelyin yang datang dengan wajah yang sudah dipenuhi rasa kesal dan kecewa terhadap suaminya itu.

Evelyin menghampiri Dirga dan langsung duduk manja di atas pangkuannya.

"Honey..sekarang beri aku penjelasan, kenapa kau menghilang semalaman..?"

Ucapnya manja sambil meraup wajah Dirga dan mengelus pipinya penuh kemesraan.

Dirga terdiam menatap Evelyin penuh rasa yang masih tidak percaya Evelyin bisa berbuat hal bodoh seperti semalam.

Apa rasa benci bisa mengalahkan akal sehatnya.?

"Hei..honey..kau dengar aku kan.? Aku lagi kesal banget sekarang.! Aku bela-belain kabur dari lokasi syuting untuk meminta penjelasan mu..!"

Kembali ucap Evelyin kesal.

"Semalam aku..aku ada urusan..!"

Ucap Dirga dan berusaha memalingkan mukanya.

Dia tak kuasa membohongi istri pertamanya itu.

Evelyin menatap tajam mata Dirga.

"Kamu berbohong padaku honey..?!"

"Tidak.! Aku memang ada urusan penting semalam.!"

Kilah Dirga, dia tidak mau bersitatap dengan matanya Eveliyn. Tapi Evelyin tampaknya tidak percaya dengan jawaban Dirga.

"Apa semalam kau bersama dengan wanita itu.?

Kau sudah menghabiskan waktu semalam mu dengan wanita itu.?!"

Tanya Evelyin dengan suara sedikit bergetar.

Dirga membeku. Dia semakin kikuk, tapi berusaha mengendalikan dirinya.

"Baby..aku benar-benar ada urusan penting yang tidak bisa di tunda, aku tidur di hotel semalam karena sudah terlalu larut, dan aku juga sedikit mabuk..!"

Ucap Dirga berusaha meyakinkan.

Evelyin terdiam, cemberut. Wajahnya tampak menggemaskan.

"Apa sampai sekarang kau belum menghabiskan malam mu dengan wanita itu honey..?"

Kembali tanya Evelyin penasaran.

Dirga menatap Evelyin, dan mereka berpandangan lekat, mencoba membaca isi hati masing-masing.

Sedikit ragu Dirga menganggukan kepalanya.

"Sudah baby..maaf ya, aku ingin semua tujuan kita segera terwujud, dan kita bisa mengakhiri semuanya segera.!"

Ucap Dirga pelan. Wajah Evelyin berubah memerah seakan terbakar api cemburu .

"Kau menikmati nya honey.?"

"Sudahlah baby..jangan bahas soal ini lagi.

Kau bisa tenang sekarang."

"Apa kau sangat menikmatinya.? apa wanita itu bisa menyaingi ku.? "

Evelyin malah makin menantang.

Dia mendekatkan wajahnya , tangannya bermain diatas bibir Dirga.

Dirga hanya terdiam dan menatap Evelyin.

Kalau boleh menjawab, tentu saja dia ingin menjawab bahwa istri keduanya itu lebih segalanya dari Evelyin.

Tapi itu tidak mungkin di ungkapkan nya.

Walau bagaimanapun mereka berdua adalah istrinya, miliknya, yang harus di jaga lahir bathin nya.

"Sudah baby..itu tidak penting bagiku..!"

Ucap Dirga, dia berusaha memalingkan muka namun ditahan oleh tangan Evelyin. Kini mereka kembali bertatapan dalam.

"Kalau begitu, puaskan aku sekarang..buktikan kalau aku adalah segalanya bagimu, tidak ada yang lain..!"

Ucap Evelyin dengan suara yang berat, dia langsung menyergap bibir Dirga dan melumatnya rakus.

Memberikan permainan lidah yang selama ini sangat di sukai Dirga. Namun Dirga tidak merespon seperti biasanya. Dia hanya sedikit membalas lumatan bibir Evelyin membuat Evelyin jengkel. Dia menggigit bibir Dirga hingga akhirnya Dirga mau membalas ciumannya.

Dirga mencoba menikmati sentuhan Eveliyn di tubuhnya. Saat ini tangan Evelyin sudah bergerak membuka kancing bagian atas kemeja Dirga dan memberikan cumbuan lembut di dada bidangnya.

Dia memejamkan matanya, mencari sosok Evelyin dalam pikirannya.

Tapi sial..!! yang ada dalam pikirannya hanya Mayra dan Mayra saja.

Ini benar-benar sesuatu yang sangat menggangunya.

"Baby..aku lelah sekarang. Aku benar-benar sedang tidak dalam mood yang baik. Banyak pekerjaan yang harus aku bereskan sekarang..!"

Tiba-tiba ucap Dirga yang langsung membuat Evelyin menghentikan aktifitas nya.

Wajah Evelyin terlihat merah padam menahan kecewa dan dorongan hasrat yang tertunda.

"Kau akhir2 ini selalu mengecewakan aku honey..

Ahhh..aku benci sama kamu.!"

Sentak Evelyin sambil turun dari pangkuan Dirga dan berjalan, kemudian duduk di sofa.

Dirga menghampirinya dan berusaha membujuknya agar tidak lagi merajuk.

"Lain kali kita bermain sepuasmu ya baby.. sekarang aku bereskan pekerjaanku dulu, lalu kita pulang bersama ke rumah..!"

Ucap Dirga lembut .

Evelyin masih cemberut menahan kesal. Dirga acuh saja, dia kembali ke meja kerjanya untuk melanjutkan sedikit pekerjaannya yang tertunda.

Akhirnya Evelyin hanya bisa duduk cemberut di sofa sembari memainkan ponselnya membalas chat dari asistennya yang menanyakan keberadaan nya..

********

TBC......