NovelToon NovelToon
LAURA "Ocean Blue Eyes"

LAURA "Ocean Blue Eyes"

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Cintapertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: SabdaAhessa

Laura yang ingin mendapatkan kebebasan dalam hidupnya mengambil keputusan besar untuk kabur dari suami dan ibu kandungnya..

Namun keputusan itu membawa dirinya bertemu dengan seorang mafia yang penuh dengan obsesi.

Bagaimana kah kelanjutan kehidupan Laura setelah bertemu dengan sang mafia? Akankah hidupnya lebih atau malah semakin terpuruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kota Miami

Laura menunggu cukup lama di dalam kamar. Memastikan pria paruh baya itu sudah pergi atau belum. Setelah melihatnya keluar dari apartemen, dia pun juga turut keluar dari dalam kamar. Menggendong Dante serta tas ransel yang besar di pundak, dan tas jinjing di tangannya. Ini beban yang cukup berat, tapi dia harus kuat saat ini. Untuk dirinya dan untuk anaknya.

Saat keluar dari kamar, Sansa sudah menunggunya di ruang tamu apartemen itu. Dia duduk di sofa sambil memandang Laura yang hendak pergi.

"Laura!" Panggilnya mengejutkan Laura yang hendak membuka handle pintu.

Sontak Laura menoleh menatap balik sahabatnya yang nampak kelelahan setelah melayani pria paruh baya itu. Dia berjalan pelanggan menghampiri Sansa.

"Aku tau kau sudah melihat semuanya, jadi aku tak perlu menjelaskan itu lagi kan?" Ucap Sansa.

Laura terdiam, hanya sedikit tersenyum dan mengangguk kecil.

"Aku hanya berusaha bertahan hidup!" Sambung Sansa.

"Aku pun begitu, aku juga berusaha bertahan hidup, Sansa. Kau, aku, bahkan semua orang. Hanya jalan takdir kita yang membedakan. Aku yakin, saat aku di posisi mu, aku tak akan sanggup menghadapi ini semua. Begitu pula sebaliknya, kan?" Ucap Laura hampir menangis. Dia menahan air mata di pelupuk matanya.

"Kau tidak punya kewajiban apapun untuk menjelaskan itu pada ku! Kau wanita yang baik, aku yakin itu! Aku sangat berterima kasih pada mu, kau sudah banyak membantu ku, Sansa!" Sambung Laura yang akhirnya menangis juga.

Sontak Sansa bangkit dari duduknya, dia memeluk Laura begitu erat. Dia tau, mungkin ini akan menjadi terakhir kalinya mereka bertemu. Karena setelah ini Sansa hanya bisa hidup di persembunyian, tak menampakkan diri lagi di luar sana, karena Ben pasti akan menetapkannya sebagai buronan.

Sansa menjelaskan sedikit keadaan itu. Dia juga memberi ponsel baru pada Laura, itu adalah pemberian pria paruh baya itu tadi. Pria paruh baya itu juga memberikan banyak uang pada Sansa.

"Ini untuk mu!" Ucap Sansa memberikan segebok uang yang terbungkus amplop berwarna coklat.

Laura menolak. "Tidak, ini milik mu, kau sudah banyak membantu ku!"

"Ambil saja, tabungan ku banyak, masih cukup untuk dua tahun ke depan! Kau pegang lah ini untuk kebutuhan mu disana!" Sansa memberikan uang itu.

"Tapi ini banyak sekali!"

"Kau akan butuh banyak disana! Dan ini passport palsu mu dan kunci rumah, kau bisa menempati rumah mendiang orang tua ku, Laura! Tapi pasti rumah itu sudah banyak yang rusak dan kotor!" Kata Sansa.

"Bagaimana dengan mu?"

"Sudah aku jelaskan, kan? Ben pasti menjadikan ku buronan, Laura! Sedangkan kau tidak! Dia akan menjaga nama baik keluarganya kan? Jika kepergianmu terdengar oleh keluarga besarnya, maka nama naik Ben juga hancur! Maka kau pergilah dulu, aku akan menyusul!" Jelas Sansa.

Laura menghapus air matanya. Dia mengangguk lagi. "Baiklah, tapi kau harus berjanji, kau akan menyusul ku kesana!" Ucap Laura.

Keduanya saling mengangguk. Tersenyum walau di paksakan dan memeluk satu sama lain sebagai perpisahan mereka.

"Pergilah!" Kata Sansa.

*********

Setelan penerbangan tiga jam, akhirnya Laura dan Dante sampai di Miami, Florida. Penuh perjuangan untuk dia bisa sampai dengan selamat. Kesulitan membawa barang serta Dante yang terus menangis berhasil membuatnya kelelahan.

Saat tiba di bandara, dia segera memesan sebuah taksi untuk menuju ke sebuah alat yang di tuliskan oleh Sansa. Itu adalah rumah mendiang orang tua Sansa, satu-satunya warisan yang belum di jual oleh Sansa. Karena dulu orang tuanya sangat suka menghabiskan waktu di rumah itu.

Akhirnya, Laura pun tiba. Rumah yang cukup besar dengan halaman yang luas. Di pemukiman warga yang tidak terlalu padat serta lingkungan yang bersih. Laura menyukai rumah ini.

Dia segera membayar taksi serta membawa barang-barangnya masuk ke dalam rumah. Membuka gembok pagar dan kunci pintu.

Di dalam sana, semua masih nampak utuh. Sofa-sofa dan lemari di tutup oleh kain berwarna putih dan ada juga yang di tutup dengan plastik yang lebar.

Laura menutup kembali pintu. Dia juga segera mencari kamar mana yang akan di tempatinya. Disana tak banyak kamar, hanya ada empat kamar, dua kamar mandi, dapur, halaman depan dan halaman belakang yang cukup luas.

Laura memilih yang menurutnya paling bersih, menidurkan anaknya disana lalu berkeliling rumah sebentar untuk melihat-lihat isinya.

Dia terpukau dengan rumah ini, ini adalah rumah sederhana di tepian kota Miami, sudah lama di tinggalkan oleh kedua orang tua Sansa namun masih tetap bagus dan tidak ada yang rusak seperti yang di katakan oleh Sansa.

Lalu ada seseorang yang mengetuk pintu. Membuatnya penasaran bagaimana seseorang tau jika ada dirinya di dalam sini. Dia waspada, berjalan pelan ke arah pintu yang sedang di ketuk.

"Permisi!" Ucap seseorang di luar sana. Nampaknya seorang wanita paruh baya.

Laura membuang nafas panjang, dia kira akan ada seseorang utusan Ben yang datang, namun ternyata bukan. Dia membukakan pintu.

"Apa anda Nona Laura?" Tanya wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu.

Laura mengangguk.

"Syukurlah anda sampai dengan selamat! Karena Nona Sansa baru saja memberitahu saya!" Ucapnya.

"Sansa? Maaf, anda siapa ya?" Tanya Laura menyelidik.

"Saya Hellena, panggil saja Bibi! Saya yang mengurus rumah ini setelah orang tua Nona Sansa tiada." Jelasnya.

"Oh pantas saja rumahnya masih terawat dan rapi, ternyata selama ini Sansa mempercayakan seseorang untuk merawatnya." Batin Laura.

"Saya juga di minta membantu Nona Laura selama tinggal disini!" Tambahnya.

"Terimakasih, bibi! Saya sebelumnya tidak di beri tahu soal ini oleh Sansa."

"Nona Sansa memang seperti itu. Kalau begitu, saya pergi dulu ya, Nona! Jika butuh sesuatu, Nona Laura bisa menelpon saya, nomor saya sudah ada di dekat telpon rumah." Ucap Bibi Hellena.

Laura mengangguk dan berterimakasih lagi. Dia tak menyangka Sansa akan mempermudah segalanya. Sayangnya wanita itu tak ikut bersama dirinya sekarang.

Karena Kota Miami adalah sebuah kota impian bagi keduanya. Mereka selalu ingin datang kesana bersama. Liburan bersama. Namun sampai saat ini, keinginan itu belum tercapai. Hanya Laura yang datang kesini bersama anaknya.

Setelah kepergian Bibi Hellena, Laura kembali masuk ke dalam kamar. Dia ingin istirahat sejenak sebelum membersihkan seluruh rumah ini hingga bersih.

Sejenak dia memikirkan nasib Sansa di New York, entah bagaimana nasib sahabatnya itu. Akankah dia bisa terus bersembunyi dari sosok Ben atau tidak. Laura tak tau, namun dia terus memanjatkan doa-doa yang terbaik untuk sahabatnya itu. Agar mereka bisa bertemu kembali dan memulai hidup baru di Miami.

Bersambung...

.

1
Adi Putra
🔥🔥🔥
mahessa
udah terlambat
Riska Rosiana
bunuh aja tuuu
Riska Rosiana
apa ben pelakunya?
Olivia
🔥🔥🔥🔥🔥
Adi Putra
to the point amatt
Adi Putra
mulai panas ini dirty novel🤣
Olivia
when mama ketemu papa mu nak, guru nabrak mobil e sek🤣
Adi Putra
karakter ben baru muncul
mahessa
trap laura
mahessa
karya baru gudu lebih membakar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!