NovelToon NovelToon
Di Balik Kontrak Ibu Susu

Di Balik Kontrak Ibu Susu

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Pernikahan Kilat / Ibu Pengganti / Cinta setelah menikah / Ibu susu / Pengasuh
Popularitas:65.2k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Dituduh pembunuh suaminya. Diusir dari rumah dalam keadaan hamil besar. Mengalami ketuban pecah di tengah jalan saat hujan deras. Seakan nasib buruk tidak ingin lepas dari kehidupan Shanum. Bayi yang di nanti selama ini meninggal dan mayatnya harus ditebus dari rumah sakit.

Sementara itu, Sagara kelimpungan karena kedua anak kembarnya alergi susu formula. Dia bertemu dengan Shanum yang memiliki limpahan ASI.

Terjadi kontrak kerja sama antara Shanum dan Sagara dengan tebusan biaya rumah sakit dan gaji bulanan sebesar 20 juta.

Namun, suatu malam terjadi sesuatu yang tidak mereka harapkan. Sagara mengira Shanum adalah Sonia, istrinya yang kabur setelah melahirkan. Sagara melampiaskan hasratnya yang ditahan selama setelah tahun.

"Aku akan menikahi mu walau secara siri," ucap Sagara.

Akankah Shanum bertahan dalam pernikahan yang disembunyikan itu? Apa yang akan terjadi ketika Sonia datang kembali dan membawa rahasia besar yang mengguncang semua orang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Hidup Shanum perlahan mulai membaik. Kini ia bisa tertawa lepas setiap kali mendengar suara ayahnya di ujung telepon. Ponsel pemberian Sagara menjadi jembatan kecil yang mempertemukannya kembali dengan sosok yang paling ia rindukan di dunia ini.

Setiap malam, sebelum tidur, Shanum selalu menatap layar ponsel dan tersenyum. Ada ketenangan yang sulit dijelaskan, seolah sebagian luka lama mulai mengering. Ia tak lagi sendirian di kota besar ini.

Namun, di sisi lain rumah megah itu, seseorang justru tenggelam dalam kesunyian.

Sagara, pria dengan sorot mata tajam namun penuh luka, semakin jarang tersenyum. Hanya ketika bersama si kembar, bibirnya sedikit terangkat, itu pun dengan tatapan kosong yang sulit diartikan.

Sejak Sonia pergi tanpa kabar, ada lubang besar di dada Sagara yang tak bisa diisi siapa pun. Luka itu diam-diam menumbuhkan amarah, kesepian, dan rasa kehilangan yang mematikan dari dalam.

Malam itu rumah terasa lengang, hanya suara jarum jam dan desir angin yang menemani. Shanum keluar dari kamarnya sambil membawa teko kosong. Persediaan air minumnya habis, dan ia bermaksud mengisinya di dapur.

Langkah Shanum terhenti di tengah lorong ketika mendengar suara langkah berat yang tidak biasa.

“Pak Gara?” Suara Shanum kecil, nyaris tenggelam oleh detak jantungnya sendiri.

Dari arah ruang makan, muncul sosok Sagara. Rambutnya berantakan, matanya sayu, dan langkahnya sempoyongan. Bau alkohol menusuk hidung Shanum. Ia menelan ludah, cemas.

“Pak Gara!” Shanum memekik kecil ketika Sagara hampir terjatuh. Refleks, ia meraih bahunya, mencoba menahan tubuh pria itu agar tidak terbentur meja.

Sagara menatap wajah Shanum dengan pandangan kabur. Sekilas, ada kelembutan di sana, namun bukan untuknya.

“E… Sonia. Akhirnya kamu pulang juga,” gumamnya dengan suara berat dan lidah yang berbelit.

“Aku bukan Bu Sonia, Pak,” ucap Shanum cepat, berusaha menjauh. Tapi sebelum ia sempat menyingkir, Sagara sudah menariknya ke dalam pelukan yang berbau alkohol.

“Pak! Lepas! Saya bukan Bu Sonia!” Suara Shanum nyaris serak. Tapi Sagara seperti kehilangan kendali. Kedua matanya basah, seolah sedang berjuang melawan kenyataan yang tidak ingin ia terima.

“Kenapa kamu pergi, Sonia? Kenapa?” bisik Sagara di telinga Shanum, sebelum bibirnya tiba-tiba menempel di bibir wanita itu. Menciumnya dengan rakus, tak terkendali.

Mata Shanum membelalak. Dunia seolah berhenti berputar. Tangannya berusaha mendorong dada Sagara, tetapi pria itu jauh lebih kuat. Sebelah tangan Sagara menahan tengkuknya, menekan agar ia tidak bisa menghindar.

Air mata Shanum menetes, bukan karena sakit, tetapi karena ketakutan dan rasa tak berdaya. Dalam kepanikan, tangannya meraih rambut pria itu dan menjambaknya sekuat tenaga.

“Aaakh!” teriak Sagara kesakitan. Tendangan Shanum mengenai tulang keringnya hingga pria itu meringis, limbung, lalu jatuh ke kursi di belakangnya.

Shanum tak menunggu detik berikutnya. Ia berlari sekuat tenaga, menggenggam teko di tangan hingga hampir terlepas. Jantungnya berdetak kencang, napasnya tersengal.

Begitu tiba di kamar, ia mengunci pintu rapat-rapat. Tangannya gemetar. Tubuhnya masih bergetar hebat. Di dalam dadanya, rasa takut bercampur marah, sedih, dan bingung menjadi satu.

“Ya Allah, lindungi aku,” bisiknya pelan sambil menutupi mulut agar isakannya tidak terdengar.

Pagi menjelang, langit tampak tenang seperti tak terjadi apa-apa. Hati Shanum masih bergetar setiap kali mendengar langkah kaki dari arah luar kamar.

Shanum berusaha menyibukkan diri—menyusui, memandikan, dan mengganti popok si kembar lebih cepat dari biasanya, agar semua selesai sebelum Sagara turun ke halaman.

“Tumben anak-anak sudah selesai disusui,” komentar Mbok Iyem sambil menatap Shanum yang duduk di teras bersama dua bayi lucu di stroller.

Shanum menatap langit, berusaha tersenyum. “Cuaca hari ini bagus, Mbok. Udara masih segar, matahari juga hangat.”

Di balik senyum itu, dadanya sesak. Ia masih mengingat kejadian semalam seperti mimpi buruk yang menolak pergi.

Dari ambang pintu, Sagara berdiri memperhatikan mereka. Sorot matanya aneh, antara menyesal dan bingung. Kepalanya masih berdenyut, kakinya nyeri. Ia tidak ingat jelas apa yang terjadi malam itu, tapi samar-samar ia tahu telah melampaui batas terhadap Shanum.

Tubuh Shanum menegang ketika pria itu mendekat. Sagara mengambil stroller bayi dan mulai mendorongnya perlahan di halaman, sementara Shanum hanya bisa duduk diam.

“Apa Pak Gara lupa dengan kejadian semalam?” batin Shanum bergetar.

Shanum menatap sosok pria itu dari belakang. Pria yang selama ini ia hormati, kini membuat dadanya berdegup antara ngeri dan iba. Ia berharap pria itu benar-benar lupa karena tidak ada kata permintaan maaf, dan tidak ada kenangan yang harus diingat kembali. Sejak malam itu, Shanum berjanji tak akan pernah lagi keluar kamar ketika malam tiba.

***

Seminggu berlalu. Luka batin Shanum mulai sedikit memudar, digantikan rasa bahagia yang sulit ia sembunyikan ketika melihat sosok ayahnya datang.

“Ayah,” panggil Shanum begitu melihat Pak Samil berdiri di gerbang, membawa tas kecil di tangan. Ia berlari memeluknya. Air mata mengalir deras di pipinya.

Pak Samil menepuk lembut punggung putrinya. “Majikan kamu sangat baik, Nak. Maka kamu harus merawat anak-anaknya dengan sepenuh hati,” katanya dengan nada bergetar.

Shanum mengangguk, tersenyum di sela air matanya. “Aku menyayangi mereka, Yah. Seperti anakku sendiri.”

Shanum menatap si kembar dengan kasih yang tulus. Ketika salah satu dari mereka menangis, hatinya ikut perih.

Pak Samil menatap bayi perempuan yang tertidur di pelukan Shanum. “Ini bayi perempuan mirip sekali dengan kamu waktu kecil,” ujarnya sambil tertawa kecil.

“Mungkin Arsyla kebanyakan minum ASI aku, ya, Yah. Makanya mirip,” jawab Shanum terkekeh, suaranya pelan tapi bahagia.

Pak Samil kemudian menatap bayi laki-laki yang tengah tersenyum dalam stroller. “Dan yang ini, Abyasa. Lihat matanya saat tertawa mirip Alvin. Matanya membentuk bulan sabit, persis dia.”

Shanum tercekat. Ia baru sadar, setiap kali Abyasa tertawa, ekspresinya begitu mirip dengan mendiang suaminya. Ada rasa hangat yang aneh menjalari hatinya, antara rindu dan pilu yang tak terlukis kata.

Saat itu terdengar suara wanita dari dalam rumah.

“Shanum, mana kedua cucuku?”

Mereka menoleh bersamaan. Dari dalam rumah, muncul sosok elegan berwajah cantik, Mami Kartika, ibu Sagara. Tatapannya tajam namun berwibawa.

“Siapa dia?” tanya Mami Kartika sambil melirik ke arah Pak Samil yang tampak kikuk di teras.

“Nyonya, ini ayah saya. Beliau datang dari kampung untuk berterima kasih kepada Pak Gara karena sudah menolong kami,” jawab Shanum sopan.

Mami Kartika mengangguk ringan, matanya masih menelusuri wajah pria sederhana itu.

Pak Samil tersenyum canggung, menunduk hormat.

"Ayah, ini Nyonya Kartika, maminya Pak Sagara," lanjut Shanum.

“Kartika…?” batin Pak Samil pelan. Tatapannya berubah. Ia menatap wanita itu lama, seolah sedang berusaha memastikan sesuatu.

“Tidak mungkin. Apakah dia … orang yang sama itu?”

1
Kar Genjreng
berarti Dokter Anton dan perawat jaga mungkin 🤫 semoga ketauan terus penculikan biji sagara seolah untuk melenyapkan identitas tetapi Tuhan bermurah hati ahirnya di ketemukan koma satu tahun,,,🥺🥺
Kar Genjreng: typo Ak tulisnya bini Sagara,,,
total 1 replies
ken darsihk
membingungkan benar2 di luar prediksi
ken darsihk
Bayi yng tertukar
ken darsihk
koq bisa ya
Seperti nya Shanum yng bakal ketiban pulung nih 😠😠😠
Farani Masykur
kalau memang putra sagara yg meninggal berarti sagara yg membiayai pemakaman anaknya sendiri mungkin sdh takdir mereka utk tetap bersama abyasa hrs bersaudara dg arsyla walau sekarang hanya saudara sesusuan
Lisa
Makin seru nih ceritanya
sryharty
apa mungkin pelakunya malah pak dokter yang dulu menolong shanum yah,
Naya En-lish
/Heart//Heart//Heart/
Esther Lestari
Ternyata selama ini tanpa disadari Shanum sudah mengasuh anak kandungnya sendiri.
Trus siapa yg menukar bayi Sonia dengan bayi Shanum ?
Sugiharti Rusli
dan siapa yah yang bertanggung jawab atas kesalahan ini dulu, itu kan sangat bisa membuat mental kedua bayi jadi breakdown sih yah,,,
Sugiharti Rusli
di satu sisi Sagara memang pasti sangat terpukul dengan kenyataan yang ada, tapi dengan dia dulu membantu Shanum sejatinya dia ikut menguburkan putranya sendiri,,,
Sugiharti Rusli
dan mana juga dia terpikirkan kalo salah satu anak kembar yang selama ini dia susui dan rawat, malah darah dagingnya sendiri
Sugiharti Rusli
pasti kabar itu jadi yang tidak pernah Shanum sangka yah, dia pikir dia sudah kehilangan darah dagingnya selama setahun ini,,,
Sugiharti Rusli
berarti memang benar Abyasa putra kandung Shanum yah,,,
Sukhana Ana lestari
Lanjut thor.. salam sehat penuh semangat 😘😘😘😘💪💪💪
Sukhana Ana lestari
Pada curiga sm si sosor yg ngebet bngt sm tuh laki orang.. apa mungkin ada kerjasama si sosor sm perawat buat menukar bayi Sonia & penculikannya...
Vhtree YNI
apa mungkin pelakumya keluarga mantan suaminya shanum atau saudara ya sonia..apa ada kemungkinan shanum bakalan pergi ke kampungnya...melihat sonia kehilangan anak laki²nya dalam pikirannya ga mungkin dia nyakitin sonia dengan jd madu suaminya🫠
Vhtree YNI: banyak teka tekinya ya ka 🤭
total 2 replies
Juriah Juriah
slalu setia menunggu kelanjutan crita nya 🙏
Ani Basiati
apa jangan2 soraya pelakunya
Ratih Tupperware Denpasar
lanjut lanjut, semakin seru ni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!