Surat Untuk Aluna Kayara

"Pah, ada yang titip salam," ucap Aluna sambil masuk ke mobil Axel.

"Siapa, sayang?" tanya Axel.

"Guru bimbel," ucap Aluna sambil terkekeh.

"Nggak ah," jawab Axel malas.

"Kok Aluna dijemput terus? Aku mau motor, Papa. Udah gede, udah SMA," ucap Aluna sambil cemberut manja.

"Orang lain di sini pakai mobil, sayang. Masa mau naik motor? Nanti, ya, setahun lagi kamu bawa mobil sendiri," ucap Axel sambil tersenyum.

" Really?" tanya Aluna tak percaya.

"Sure, baby," jawab Axel dengan senyum cool.

Aluna menatap jalanan yang panjang, rasanya hatinya berbunga.

"Happy birthday besok! Ulang tahun kamu ke-16, Papa mau jadi orang pertama yang ngucapin," ucap Axel sambil terkekeh kecil.

"Oooh, I'm so happy, Papa!" teriak Aluna sambil memeluk Axel dengan manja.

"Mau kado apa?" tanya Axel.

"Mobil, sekarang!" ucap Aluna manja, matanya berbinar.

" What?" Axel kaget.

"Tapi, sayang, kamu belum punya SIM," ucap Axel.

" Nggak mau ah, Papa jahat," ucap Aluna sambil cemberut manja.

" Ok ok, fine… jangan ngambek. Kita ke showroom sekarang," ucap Axel sambil menyalakan mobil dengan cepat.

"Aku mau mobil yang kecil, simple aja, Papa," ucap Aluna sambil berjalan petantang-petenteng, ekspresinya sedikit belagu.

"Yang mana, sayang? pilih," tanya Axel sambil memainkan ponselnya.

"Hmm… bingung, Pah, bagus semua," ucap Aluna sambil mencoba satu per satu.

"Mau ini aja! seru Aluna," menunjuk mobil Brio berwarna lemon.

"Ok, bungkus. Papa mau meeting, kita pulang," ucap Axel sambil menelpon.

" Thank you, Papa!" ucap Aluna sambil memeluk Axel.

" Siapa itu?" ucap seorang wanita di ujung telepon.

"Dia anak aku," jawab Axel.

"Anak? Kok kamu udah punya anak?" tanya wanita itu kaget.

" Kenapa? Ngga suka? Udah, jangan lanjut," ucap Axel ketus, lalu mematikan telepon.

"Nanti malam, mobilnya datang, ya," ucap Axel saat mengantar Aluna ke rumahnya.

"Thanks, Papa! Love you!" ucap Aluna sambil memeluk Axel. Senyumnya tak pernah hilang sejak naik hingga turun dari mobil.

"Asal kamu senang, Papa juga senang, sayang," ucap Axel sambil terkekeh kecil.

" Ok, hati-hati, Papa. Aku masuk," ucap Aluna sambil turun dari mobil.

Aluna masuk ke rumah Dimas, kakeknya.

"Ekh… cucu, nenek sudah pulang," ucap Bu Wida ramah.

"Hmm… kangen kakek sama nenek," ucap Aluna sambil duduk di samping Dimas.

"Gimana sekolahnya?" tanya Dimas.

"Good… not bad," ucap Aluna sambil makan apel.

"Kek, aku minta mobil kan ya sama Papa Axel? Nah, udah di-checkout, nanti mobilnya datang. Bantu biar nggak ditilang di jalan," ucapnya manja.

Dimas terkekeh kecil, " siap, Tuan Putri," ucapnya.

"Kamu minta mobil sama Papa, kamu?" tanya Bu Wida.

" Iya," jawab Aluna polos.

"Ya ampun, Aluna mahal, kamu tuh ya," ucap Bu Wida.

"Lah, Papa nggak komplain. Dia banyak uang. Nenek mah suka lebay," ucap Aluna sambil beranjak masuk ke kamar Kayla.

Di sana, ia membuka surat yang Romi kasih semalam.

"Hay sayang, Aluna udah 16 tahun ya. Happy birthday, cantik!

Minta kado terbagus sama Papa Romi dan Om Axel, mereka banyak uang hehe. Bilang ke mereka jangan pelit.

Aluna sudah punya pacar, sayang.

Dulu ibu punya seseorang yang ibu suka… dia cinta pertama ibu, nama nya Reno. Reno baik, dia tuh hmm, cowok pertama yang ibu suka. Kita deket berapa bulan ya, lupa ibu, tapi nggak jadian.

Tiba-tiba dia ngejauh dari ibu, nggak tau kenapa. Nanti ibu cerita di ulang tahun kamu berikutnya ya. Yang jelas, ibu kecewa saat itu. Cinta pertama ibu nggak jadi pacar ibu, sakit kan hehe.

Tapi ibu punya sahabat terbaik, yaitu Papa Romi dan Ayah Revan, jadi ibu lupa cara sakit hati. Kita sering nongkrong di warung Bu Ani, hihi. Mudah-mudahan kamu udah besar, warung Bu Ani masih buka ya, banyak kenangan banget di sana.

Dari situ, ibu nggak pernah punya pacar. Ibu sering main bertiga awalnya sama Tante Salsa, cuma dia itu suka sama Ayah Revan jadi malu.

Aluna kaget membaca itu."Hah, tante salsa suka sama ayah?"guman nya.

Ayah Revan sama Papa Romi kere sampai gede. Ibu suka traktir mereka uang jajan dari kakek, gede banget, bisa buat jajanin mereka. Ibu main ke kebun teh, nonton, nongkrong di café, tapi kita beda sekolah. Ibu di sekolah elit, mereka di sekolah negeri.

Nah, ibu sering gelut sama Om Axel. Dia itu preman di sekolah, dan ibu juga galak banget kita ngga pernah akur, nggak ada cowok yang mau deketin ibu kecuali Om Putra.

"Hah,om putra." Ucap Aluna kaget.

Om Putra beberapa kali nembak ibu, nggak keitung. Katanya ibu cinta pertama dia, bullshit. Dia itu punya pacar sebelum ibu. Kita jadian dulu sebentar, sampai Tante Salsa rebut Om Putra. Tapi nggak apa-apa, karena ibu dapat Ayah Revan hehe.

Hmm… Aluna, jangan rumit kayak ibu ya. Semoga Aluna disayangi banyak orang kayak ibu. Mereka baik, nggak macem-macem. Ayah Revan, Papa Romi, Om Axel itu jagain ibu. Ibu tau Om Axel baik, cuma caranya salah.

Titip salam buat Om Axel.

Bilangnya gini:

‘Om, kata ibu, salam buat Om Axelino Raditya Pradana. Dari Kayla Aurelia Putri.’

Gitu ya, sayang. Sekian surat dari ibu. Bye, Aluna. Peluk jauh dari ibu yang sudah jauh dari Aluna.

—Kayla*"

Aluna tersenyum membaca surat itu. Ia memeluknya erat.

Kangen ibu, ucapnya sambil meneteskan air mata.

Ia pun tertidur di kamar Kayla sore itu, rasa rindu dan bahagia bercampur dalam hatinya.

Bersambung...

Jangan lupa tinggalkan jejak:vote, like dan komen nya ya 🥰