NovelToon NovelToon
Nikah Muda Karena Terpaksa

Nikah Muda Karena Terpaksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Orie Tasya

Damian pemuda urakan, badboy, hobi nonton film blue, dan tidak pernah naik kelas. Bahkan saat usianya 19 tahun ia masih duduk di bangku kelas 1 SMA.

Gwen, siswi beasiswa. la murid pindahan yang secara kebetulan mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah milik keluarga Damian. Otaknya yang encer membuat di berkesempatan bersekolah di SMA Praja Nusantara. Namun di hari pertamanya dia harus berurusan dengan Damian, sampai ia harus terjebak menjadi tutor untuk si trouble maker Damian.

Tidak sampai di situ, ketika suatu kejadian membuatnya harus berurusan dengan yang namanya pernikahan muda karena Married by accident bersama Damian. Akan tetapi, pernikahan mereka harus ditutupi dari teman-temannya termasuk pihak sekolah atas permintaan Gwen.

Lalu, bagaimana kisah kedua orang yang selalu ribut dan bermusuhan ini tinggal di satu atap yang sama, dan dalam status pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orie Tasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Sialan banget si Damian, dia sudah seperti hantu yang muncul tiba-tiba di depan Axel. Padahal sedikit lagi ia akan menyatakan perasaannya pada Gwen, kenapa si berandalan ini tiba-tiba muncul seperti hantu.

"Woy, ngapain lo tiba-tiba muncul di sini?" sinis Axel. Menatap jengah ke arah Damian, yang sudah menyempil di tengah-tengah.

Gwen jangan ditanya, dia senang sekaligus ngeri kalau pernikahan mereka terbongkar sekarang. Bukan apa-apa, Gwen masih ingin menikmati masa sekolahnya yang damai tanpa gosip, dan gangguan dari penggemar Damian yang semuanya adalah wanita. Apalagi genk Alicia, dia sudah enek dengan si nenek lampir itu.

"Ngapain? Lagi bengkelin motor, ya beli buku lah. Lo pikir emang gue mau ngapain ke sini. Nembak cewek?" sindirnya.

Axel sedikit salah tingkat, bibirnya mendecih. "Lo kalau nggak ada urusan sama kita mending pergi deh, gue mau lanjut cari buku pelajaran." Mencoba membuang suasana akward, yang menyudutkannya. Ucapan si kampret Damian ini membuatnya kehilangan muka di depan Gwen.

"Gue juga mau cari buku," ujar Damian.

"Buku apaan emang yang mau lo cari? Modelan kaya lo yang masa depannya suram tuh ke sini nggak mungkin nyari buku pelajaran, mau beli komik dewasa ya lo, ngaku?" tuduh Axel, yang membuat Damian kesal luar biasa.

"Emang kenapa? Tuh bukti kalau gue udah dewasa, emang lo masih bocil," ejeknya.

Axel kesal luar biasa, ingin sekali ia mengajak baku hantam si kampret Damian ini. Tetapi, kalau dipikir-pikir, ia pasti kalah. Orang dia jarang berkelahi, hobinya belajar.

Kalau Damian 'kan hobinya tawuran.

"Biarin, penting otak gue nggak tercemar kek lo, ayo Gwen pergi dari sini."

Axel sudah mencekal lengan Gwen kembali, namun tanganya segera dipukul oleh Damian, hingga tautan tangan mereka terlepas.

"Sakit tau, ngapain lo pukul-pukul tangan gue!" Axel mendelik.

"Dam, ngapain sih. Udah deh, jangan ribut di toko buku. Malu tuh diliatin orang." Gwen menimpali.

"Lah biarin, orang mereka punya mata. Emang mau lo suruh merem, terus pura-pura nggak lihat, mana bisa. Lo pergi sama gue, temenin gue nyari buku. bulan depan tes tengah semester, jadi gue kudu belajar."

Dia sudah menarik lengan Gwen, tapi kini giliran Axel yang melepas paksa tangan Damian di lengan Gwen. "Apa-apaan lo main narik-narik si Gwen," desis Axel tak terima. Dia yang datang lebih dulu dengan Gwen, dan si berandalan ini seenaknya saja mencuri Gwen darinya.

"Masalah buat lo? Gue mau dia nemenin gue nyari buku."

"Pergi sendiri, Gwen ke sini mau nyari buku sama gue. Lah lo, dateng-dateng maen serobot. Pulang sana lo, nggak usah gangguin kita."

Damian menahan kesal di dalam hati. Sumpah itu cowok sok iyes minta dihajar memang. "Nggak usah ngusir, lagian emang napa kalau gue ngajak si cewek badak? Bukan urusan lo. Emang lo siapanya? saudara bukan, pacar bukan. Apalagi suami, bakal calon suami aja mustahil banget keknya."

Kok hati Axel panas ya, itu namanya Damian sudah menyumpahinya lebih dulu. Kalau ia tak akan mungkin berjodoh dengan Gwen.

"Maksud lo apaan nyumpahin gue gitu."

Damian tersenyum remeh, ia mendekatkan wajahnya ke arah Axel dengan senyumnya yang menyebalkan di mata si juara kelas itu. "Ya, lo nggak bakalan bisa sama si Gwen. Karena dia...."

Belum sempat Damian melanjutkan ucapannya, Gwen sudah menarik Damian menjauh dari sana. Terkadang mulut si Damian ini suka tidak bisa direm.

Axel berteriak. "Lho Gwen, lo mau ke mana?"

"Sorry, Xel. Gue ada urusan nih sama si titisan Voldemort. Sorry ya, Xel. Gue nggak bisa nemenin lo, lo balik sendiri aja, ya."

"Lah kok gitu, Gwen. Gwen!" teriaknya. "Ah, sialan tuh si kampret, gara-gara dia gue gagal nembak si Gwen. Padahal gue udah ngumpulin keberanian, kenapa dia pakai datang segala," gumam Axel kesal. Moodnya sudah hilang. Ia tak jadi membeli buku, karena acara membeli buku hanyalah sebuah kamuflase, yang sebenarnya ia ingin menembak Gwen, tapi harus gagal gara-gara Damian.

Sementara di rak bagian komik, gerombolan Damian masih berdiri di sana, menyaksikan drama rumah tangga antara Gwen, Damian, dan Axel.

"Wah, wah ngapain tuh si Damian, mau tawuran kok nggak ajak-ajak. Bentar lagi perang nih." Axton geleng-geleng kepala. "Bener kan kata gue, lo lo pada mau taruhan, nggak? Kira-kira si Damian ngincer Axel atau si Gwen?"

Plak!

Plak!

Dua pukulan melayang di kepala Axton.

"Makin hari otak nih anak makin ngawur aja.

Kebanyakan nonton film biru tuh begini, makannya kalau nonton tuh yang bugednya gedhe, orang film nggak ada dana lo tonton," ujar Christ yang melirik tajam sosok Axton. Pemuda itu tengah mengusap kepalanya akibat dipukul Christ, dan Jason bersamaan.

"Apaan, film nggak ada dana? Apa maksud lo, Christ?"

"Lah itu, pemainnya pada nggak punya baju, masa dari awal sampai akhir nggak pakai baju, tuh kira-kira dua artisnya masuk angin nggak kalau selesai syuting."

"Nih kira-kira kalau lo nikah, mau jadi apa bini lo.

Punya suami kagak ada pengalaman sama sekali." Axton mencibir.

Christ mendelik ke arah Axton, lalu menginjak kaki temannya itu.

"Wadaw! Sakit, njirr. Kira-kira dong lo. Sumpah kek diinjek gajah purba."

"Makannya kalau ngomong tuh jangan ngawur. Noh si Damian udah pergi sama Gwen, mau diikutin lagi, nggak?" tanya Christ.

"Lo ada duit lagi atau nggak?" tanya Jason.

"Nggak ada lah, duit gue tinggal dua puluh ribu nih buat naik angkot sampai rumah, mau apa?" Christ sudah mencium aroma tak baik dari wajah Jason.

"Ya kita nyewa angkot lagi buat buntutin si Damian dan Gwen, gue itu suka kepo. Ada apa di antara mereka berdua tuh, dan lo yang bayar angkotnya, Christ."

Benar, kan apa kata hati Christ. "Ogah gue, duit gue udah lenyap lima puluh ribu, balik aja."

"Tapi lo nggak penasaran gitu sama mereka berdua?"

Jason masih berusaha membujuk Christ. Masalahnya ia dan Axton sedang dilanda dompet kering.

"Gue bukan manusia kepo model lo berdua."

"Ayolah, Christ. Ntar kita nyewa angkot yang boleh ngutang."

"Kagak mau gue, udah gue mau balik." Christ sudah tak peduli lagi dengan kekepoan dua temannya itu. Apalagi hari ini ia ingin menonton acara memasak dari chanel favoritnya METGM, memasak enak tanpa gangguan micin. Ingatkan mereka cita-cita Christ ingin menjadi seorang chef.

***

"Mauk lo!" seru Damian sembari mendorong tubuh Gwen. Ia masih kesal dengan kejadian Axel yang hampir menyatakan cintanya pada Gwen, untung dia cepat tanggap. Kalau tidak, bisa-bisa ia dimadimu dengan si Axel.

"Ya gue masuk, lo nggak dorong-dorong segala."

Gwen masuk ke dalam mobil. Disusul Damian, yang juga sudah duduk di balik kemudi.

Ia melirik Gwen yang lebih memilih menatap pemandangan di luar lewat kaca mobil, dan Damian langsung menutupnya.

"Kok lo tutup!" geram Gwen. Terpaksa ia menoleh pada Damian, padahal hatinya tengah kesal luar biasa karena Damian menguntitnya. Tidak percayaan sekali, padahal Gwen juga tidak ada niatan untuk berselingkuh.

"Ngapain lo lihat keluar, nih samping lo lebih enak dilihat."

Gwen berdecak. "Narsis lo udah overdosis ya?" sindir Gwen.

"Bodo." Ia melirik Gwen. "Ngapain lo tadi mau dipegang-pegang sama tuh cowok sok iyes"

"Napa, lo cemburu? Kalau cemburu tuh bilang."

Aslinya iya, tapi Damian tak mau mengakui. Enak saja, harga diri Damian sangat Mahal harganya.

"Siapa yang cemburu, gue cuma nggak mau lo bawa kuman kemiskinan. Males gue kena virus rakyat jelata kaya si Axel tuh."

"Sombong."

"Baru tahu."

Gwen memilih diam, dia sudah kesal. Jangan sampai ia ditangkap satpol PP karena kedapatan melakukan kekerasan pada suaminya.

"Ya udah buruan balik."

"Ya, nggak usah bawel. Pasang tuh sabuk pengaman, gue nggak mau ditangkap polantas. Mau ditaruh di mana muka cakep gue."

Gwen kembali mendengus, ia segera memasang sabuk pengaman, namun sial kenapa sekarang jadi susah, biasanya mudah. Atau karena Gwen tengah kesal, ia jadi lupa caranya.

Damian yang hendak menyalakan mesinnya pun urung dilakukan, karena melihat istrinya kesulitan memakai sabuk pengaman.

"Napa lo? Nggak bisa makenya?"

"Udah tahu nanya? Bukannya bantuin."

Damian tertawa. "Emang dasarnya lo itu rakyat jelata, make gini aja nggak bisa," ejeknya.

Gwen mendelik padanya. Tuh mulut suaminya memang lebih pedas dari cabai rawit level lima belas.

"Nggak usah ngehina."

Damian masih tertawa, ia melepas sabuk pengamannya sendiri, dan mendekat ke arah Gwen duduk. Meraih sabuk pengaman, dan memasangkannya di tubuh sang istri.

Sejak tadi, aroma tubuh Damian menganggunya. Sampai wajahnya merona, dan jantungnya kebat kebit.

"Nih udah, gini aja lo nggak bisa."

Damian mendongak, namun jarak mereka terlalu dekat. Bahkan mungkin hidung mancung Damian hampir menyentuh hidung Gwen juga.

Seperti adegan slow motion, suara denyut jantung bersahutan. Mata Gwen bahkan tak berkedip, begitupun Damian. Ia menatap istrinya itu dalam-dalam. Tepatnya ia menatap bibir merah delima Gwen yang rasanya manisnya masih melekat di ingatan seorang Damian.

Dug

Dug

Dug

Jantung Damian semakin kencang, wajahnya semakin mendekat, dan Gwen reflek menutup mata, kala napas hangat Damian menerpa wajahnya.

...***Bersambung***...

1
Lasmin Alif nur sejati
kenapa aku ikut deg degan ya 🤣🤣🤣🤣
Lasmin Alif nur sejati
ceritanya seru thorr, semangat terus nulisnya ya thorr🤭
Ciaaaa: Terima kasih banyak kak, author makin semangat nulis kisahnya🤩
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk yg banyak q ksih bunga lagi deh
kalea rizuky
q ksih bunga biar banyak up ya thor
Ciaaaa: hihii boleh dong, tapi sabar yaa author lagi ada kerjaan nanti di up lagi😊
total 1 replies
kalea rizuky
nah gt jangan mau di injak injak Gwen gue suka cwek. tegas g menye2
Lasmin Alif nur sejati
lanjut thor
Ciaaaa: sabar ya kak, masih mikir kata" yang akan di rilis😄
total 1 replies
Lasmin Alif nur sejati
semangat thorr
Lasmin Alif nur sejati
mau jadi suami bucin nantinya 🤣
Lasmin Alif nur sejati
kasihan sekali si gwen
Lasmin Alif nur sejati
semangat thorr💪
Ciaaaa: Terima kasih kak, silahkan baca bab selanjutnya🙏
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
jangan mau Gwen cowok bekas
kalea rizuky
dih Damian tukang celup ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!