NovelToon NovelToon
Gadis Polos Kesayangan Tuan Mafia

Gadis Polos Kesayangan Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Roman-Angst Mafia
Popularitas:48.6k
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Sebelum lanjut membaca, boleh mampir di season 1 nya "Membawa Lari Benih Sang Mafia"

***

Malika, gadis polos berusia 19 tahun, tidak pernah membayangkan hidupnya akan berubah hanya dalam satu malam. Dijual oleh pamannya demi sejumlah uang, ia terpaksa memasuki kamar hotel milik mafia paling menakutkan di kota itu.

“Temukan gadis gila yang sudah berani menendang asetku!” perintah Alexander pada tangan kanannya.

Sejak malam itu, Alexander yang sudah memiliki tunangan justru terobsesi. Ia bersumpah akan mendapatkan Malika, meski harus menentang keluarganya dan bahkan seluruh dunia.

Akankah Alexander berhasil menemukan gadis itu ataukah justru gadis itu adalah kelemahan yang akan menghancurkan dirinya sendiri?

Dan sanggupkah Malika bertahan ketika ia menjadi incaran pria paling berbahaya di Milan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4

Jika ada satu hal yang tidak pernah terjadi dalam hidup Alexander Frederick, maka hal memalukan itu adalah ditendang di tempat paling vital oleh seorang gadis asing yang berdandan mencolok.

Dan kini, pria itu berdiri di kamar mewah itu dengan wajah tampannya memerah karena nyeri tak tertahankan, sementara matanya membelalak tajam seperti serigala yang kehilangan mangsanya.

“Mau ke mana kau!” geram Alex dengan suara parau. Rasa sakit yang tajam dan tiba-tiba itu membuat otaknya yang masih dipengaruhi alkohol bekerja lambat.

Namun, gadis yang beberapa menit lalu duduk gemetar di pangkuannya, justru berlari kabur. Mendadak Malika tampak sangat cekatan, seperti atlet lari yang baru saja memenangkan lomba maraton.

“Pengawal!” teriak Alex. Suaranya menggelegar memecah keheningan kamar.

Dua pengawal yang tadi mengizinkan Malika masuk muncul dari balik pintu. Wajah mereka nampak tegang, seolah baru saja dipanggil malaikat pencabut nyawa.

“Y-ya, Tuan Muda?!”

Alex mendongak sedikit, rahangnya mengeras. Rasa sakit di antara kedua kakinya membuat napasnya tersengal. Ia berusaha keras untuk tidak membungkuk, menjaga martabatnya.

“Di mana gadis jadi-jadian tadi?” desisnya dengan suara yang mengandung ancaman dingin.

“Sudah pergi, Tuan. Kami pikir, anda sudah selesai dengannya,” jawab salah satu pengawal dengan kaki gemetar di balik celana bahan mahal.

Alexander menatap mereka dengan ekspresi antara tidak percaya dan keinginan kuat untuk melempar keduanya ke luar jendela hotel.

“Dasar bodoh!!” hardiknya tajam. “Aku tidak pernah menyentuhnya! Dia menendangku!”

Dua pengawal itu langsung menunduk makin dalam, seolah ingin menelan diri mereka sendiri. Mereka tahu satu hal, jika Alexander sedang marah, kematian mungkin lebih baik daripada membuat alasan.

“Temukan gadis gila yang sudah berani menendang asetku!” perintahnya.

Alex memberi isyarat keras pada pengawal yang kedua. Mereka langsung bergerak cepat, langkah kaki mereka menggema hingga hilang di balik lorong, membawa perintah Alexander ke seluruh penjuru klub.

“Makhluk jadi-jadian, kau benar-benar sudah cari mati,” gumamnya lirih. “Aku akan mencarimu. Dan ketika aku menemukanmu, kau akan menyesal dilahirkan.”

*

*

Di sisi lain, Malika terus berlari. Napasnya terengah, paru-parunya serasa terbakar. Dress mencolok itu membuat langkahnya hampir tersandung, tetapi ia tidak peduli. Ia hanya ingin menjauh.

Helaan napas lega yang ia ambil ketika berhasil menendang Alex tadi kini bercampur dengan teror. Ingatan samar di kepalanya memutar ulang kejadian belum lama tadi, tubuh atletis tanpa busana, suara berat yang mengancam, tatapan tajam menusuk, juga ancaman gilanya yang ingin membuat Malika berlari telan-jang di hadapan pengunjung klub.

“Tidak! Tidak! Lika tidak mau bertemu dia lagi!” gumamnya sambil menahan tangis, air mata bercampur dengan glitter perak di pipinya.

Malika berbelok ke gang sempit di samping klub. Bau alkohol, sisa makanan, dan asap rokok bercampur dengan aroma malam Milan yang lembap.

Ia keluar dari area elit, bergerak menuju jalanan yang lebih ramai dan remang-remang. Jantung Malika berdebar ketika matanya melihat sosok yang dikenalnya berdiri di bawah lampu temaram.

“Paman! Tolong, Lika, Paman!!” teriaknya sambil berlari sekuat tenaga menghampiri pria paruh baya itu.

Jhon sedang santai di dekat mobil sembari menyulut rokok, menghitung keuntungan yang ia yakini sudah ditransfer oleh Tuan Angelo.

Namun, saat seorang gadis dengan dandanan menor dan pakaian mencolok tiba-tiba menarik tangannya, Jhon sontak memukul tangan gadis itu.

“Hei! Kau siapa, hah?! Pergi sana! Jangan ganggu aku!” hardik Jhon, marah karena dia terganggu.

“Ini Lika, Paman! Lika!” rengek Malika sambil terengah-engah, lalu memeluk lengan pamannya.

Jhon berkedip beberapa kali, bingung. Matanya menyipit, lalu melebar, mengenali iris mata cokelat yang familiar itu. Ia memegang dagu gadis itu dan mengamatinya dalam-dalam.

“Malika?” Jhon tampak tidak percaya.

“Ya, Paman! Ayo pulang! Lika tidak mau di sini lagi!” Malika memohon sambil melirik ke belakang, takut Alex tiba-tiba muncul seperti hantu.

Jhon sempat menatap gadis ini dengan ekspresi aneh.

Bagaimana mungkin gadis yang biasanya berpenampilan kusam dan kampungan, kini berubah menjadi selebriti malam? Wajahnya benar-benar berbeda. Bahkan Jhon sendiri sempat mengira Malika adalah salah satu penghibur di klub.

Saat kemari bersamanya tadi, Malika memang sudah berdandan. Tapi sepertinya, seseorang mendadani Malika lagi hingga hampir tak bisa dikenali olehnya.

“Pekerjaanmu sudah selesai kan?” tanya Jhon akhirnya, yang penting baginya adalah uang.

“Sudah, Paman,” jawab Malika dengan anggukan cepat.

Tentu saja itu bohong. Tapi Malika tidak ingin bercerita bahwa pekerjaannya tadi berakhir dengan menendang aset pribadi seorang pria. Toh, Malika juga tidak tahu apa yang ia tendang tadi dan tidak mau tahu!

Jhon mengusap wajahnya, lalu tersenyum lega.

“Baiklah. Karena uangnya sudah ditransfer, ayo pulang!”

Malika masuk ke mobil butut paman Jhon dan langsung menghela napas lega. Getaran tubuhnya perlahan mereda ketika mobil melaju menjauh dari klub.

“Syukurlah. Lika bisa terbebas dari Om roti sobek em… maksudnya Om galak itu!” gumamnya pelan, tangannya mengusap makeup tebal di matanya.

*

*

Alexander berdiri di balkon lantai dua klub. Angin malam menerpa tubuhnya yang masih setengah terbuka, tato naganya tampak brutal di bawah cahaya lampu rembulan.

“Dia sudah berani menendangku,” gumamnya sinis. Tangan Alex mengepal erat. Matanya menatap ke arah jalanan gelap tempat Malika melarikan diri.

“Kau pikir bisa kabur begitu saja, makhluk aneh?” Ia menoleh pada Jimmy, asisten pribadinya sekaligus Paman angkatnya yang datang tergesa.

“Alex, ada apa?” tanya Jimmy, cemas melihat tuan mudanya setengah telanjang dan sangat marah.

Alex melirik Jimmy sekilas. Ia sebenarnya masih kesal karena alkohol murahan yang dibawa Jimmy membuat dirinya lemah.

“Catat, Paman. Dia punya tanda hitam di punggung kirinya, kecil, seperti kupu-kupu yang baru menetas,” ucap Alex dengan suara pelan tapi tegas.

“Kupu-kupu baru menetas?” gumam Jimmy, bingung.

“Ya! Berikan semua data tentang gadis muda berdandan aneh dan mencolok. Tingginya sekitar segini.” Ia mengukur dengan tangan. “Dia punya wajah paling jelek dari banyak gadis yang pernah kulihat.”

Jimmy menelan ludah. Anak Diego yang satu ini benar-benar kurang kerjaan.

“Untuk apa, Alex?” tanya Jimmy, bingung.

“Dia sudah berani menyentuh aset yang paling berharga milik Alexander Frederick. Jadi, segera temukan dia!” teriaknya dengan marah.

1
Netiihsan
lh salah sendiri kamu lex...mengatakn kpda malika klau ciuman itu hadiah..
Netiihsan
malu alex brtamabah...apa lgi malika sangat jjur k pada kdua orang tua alex
🐰
EMANG 🖕 KELUARNYA LAHAR PANAS 😭
Sri Rahayu
😀😀😀...ada2 aja Malika ngatain Leon singa....kl Alex sampe tau Leon bekap Malika bisa berabe tu...lagian Malika uda dilarang keluar kamar juga oleh Alex masih aja keluar...bisa kena hukum nanti 🤪🤪🤪🤪🤪
Rizka Susanto
bang Leon... tanganmu jngan lupa dikondisikan yaa... takut klo kk singa liat🤣😄
Rizka Susanto
lha kan awalnya km yg mulai2in bang...
malika dan Leon cm korban😄🤣
Rizka Susanto
lika oh lika... 🤣😄
Yuyun Yunita
sejata yg itu beda lika.. kl yg itu bisa bikin loka merem melek🤣🤣🤣
Hediana Br Hutagalung
makin menarik Lika,manusia diblng singa
Hediana Br Hutagalung
anak sama papa Diego sama aja,klu dah bucin semua diabaikan
Hediana Br Hutagalung
klu ngak salah ya Alex,waktu Malika baru lahir ,ditawarin Theo Alex jelad2 nolak
Lilik24
itu senjata utk membunuhmu lika🤣🤣
Rida Arinda
🤣🤣🤣🤣
Sri Rahayu
jangan salah paham sama Leonard soal ciuman Malika...hanya rasa terima kasih sdh diberi sapu tangan utk menghapus air matanya karena perlakuan Kaylin pd Malika 🤪🤪🤪
Sri Rahayu
😄😄😄....betul.Malika itu senjatanya Alex.yg bisa bikin kamu candu 🤪🤪🤪
Marya Dina
malika ini polos apa pura2 polos ya🫣🫣🫣
angel: kayaknya malika polos deh, karena mungkin dia tidak bergaul kepada orang lain semasa dia kecil dan puber karena kan dia dirawat sama paman jahat itu sebelum Malika dijual
total 1 replies
Leny Wijaya
hahahz leon jd singa🤣🤣🤣dasar malika benar2 polos💪💪💪srmngat thor lanjut cerita yg lain jgn lupa ya👍🤭
Leny Wijaya: 🤣🤣🤣iya jgn lupa brnafas lho bahaya kak🤭semngat kak💪💪💪💪
total 2 replies
Leny Wijaya
yes jenifer ambil sample rambut lika buat test DNA,, dan kau kaylin jgn macam2 dgn lika yg dilindungi oleh Alexander🤭
Leny Wijaya
yes Test DNA ITU yg utama biar tau malika itu daisy atau bukan👍
LB
senjata yg ini bunyi dan pelurunya beda ya lika😄 hasil tembakannya juga nanti lain 😁😁😁
Senjakala: Kek mana kak bunyinya🤣 kasih tahu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!