NovelToon NovelToon
Sistem Game Uang Gratis

Sistem Game Uang Gratis

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Kebangkitan pecundang / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Alvan hanyalah seorang anak petani yang baru lulus kuliah.

Hidup sederhana di desa, membantu orang tuanya di sawah sambil mencari arah hidup yang belum pasti.

Satu kalimat dari gurunya dulu selalu terngiang:

“Nak, ibu sarankan kamu lanjut kuliah"

Namun dunia Alvan berubah bukan karena gelar tinggi, melainkan karena satu tindakan kecil, menolong seorang anak yang terjatuh di sawah.

Ding!

[Sistem berhasil terikat]

Sejak hari itu, kehidupannya tak lagi sama.
Setiap kebaikan kecil memberinya “misi,” setiap tindakan membawa “hadiah”
dan setiap bibit yang ia tanam… bisa muncul nyata di hadapannya.

Namun, seiring waktu berjalan, Alvan menyadari sesuatu, bahwa selain hal-hal baik yang ia dapatkan, hal-hal buruk pun perlahan mulai menghampiri dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 - Fitur Poin dan Toko Terbuka

[Misi Dimulai: Mencuci Piring — 0/2 Koin]

[Sistem sedang memantau progres...]

[Progres: 0%]

Ia menghela napas, menatap tumpukan piring kotor di baskom besar.

“Oke… misi dimulai. Semoga nggak ada bug,” gumamnya sambil menggulung lengan bajunya.

Air mengalir, spons dibasahi, dan Alvan mulai menggosok piring pertama dengan serius.

Setiap gerakan lumayan kaku karena jarang mencuci piring dari cara menuang sabun sampai membilas sangat terlihat jelas.

Ding!

HP di kantongnya bergetar pelan begitu ia selesai satu piring. Layar menyala lagi.

[Progres: 10%]

[Kerja bagus! Teruskan untuk mendapatkan 2 koin.]

Alvan terkekeh kecil.

 “Haha… kerja bagus segala? Ini sistem ngawasin dari mana sih?” Gumam Alvan.

Ia menatap piring di tangan sambil memikirkan nya.

Ia mengangkat bahu, menyerah pada misteri yang terlalu rumit untuk dipikirkan sekarang.

“Tapi ya sudahlah… urusan itu nanti aja,"

"Lanjut… kalau 10% satu piring, berarti 10 piring selesai dapat 2 koin. Lumayan, lah!”

Katanya pelan sambil melanjutkan menyikat piring berikutnya.

Ding!

[Progres: 100%]

[Reward: 2 Koin berhasil didapatkan!]

“Huh… akhirnya selesai juga,” gumam Alvan sambil menarik napas lega.

Ia menaruh piring terakhir di rak, mencuci tangannya, lalu berdiri sambil tersenyum puas.

Baru saja mau menuju meja makan, HP di kantongnya kembali berbunyi.

“Ada apa lagi sih…” katanya sambil mengeluarkan HP.

Alvan kaget dan menatap layar dengan mata berbinar-binar.

Ding!

[Koin pertama didapatkan!]

[Fitur Poin dan Toko Poin di aktifkan!]

[Setiap penyelesaian misi akan mendapatkan 10 poin!]

[1 Poin bernilai Rp 10.000]

(Nilai dapat meningkat jika mencapai batas tertentu)

[Anda dapat menukarkan Poin pada Opsi Toko Poin]

 “Seriusan nih?! Berarti misi tadi dapet seratus ribu?!” gumam Alvan sambil menekan opsi Toko di layar.

Ding!

[Toko]

Penukaran Uang Tunai – Rp 10.000 / 1 Poin (Bisa Di tukarkan)

Penukaran Uang Tunai – Rp 20.000 / 1 Poin – Tidak Cukup Level (Terkunci)

Penukaran Uang Tunai – Rp 20.000 / 1 Poin – Tidak Cukup Level (Terkunci)

Sepeda Motor Mewah - Terkunci

Perusahaan Kecil – Terkunci

Dirahasiakan

Dirahasiakan

Dirahasiakan

Belum Tersedia untuk saat ini!

Alvan menatap daftar itu dan tersenyum kecut.

“Ya ampun… level nya masih 0,” gumamnya sambil melirik lambang angka 0 di pojok panel sistem di HP.

“Kayaknya baru bisa beli uang tunai Rp 10.000 / 1 Poin dulu deh, coba beli ah...”

Ia menekan opsi pertama dengan penuh semangat. Layar bergetar sejenak, dan suara “Ding!” menandai bahwa transaksi berhasil.

[Transaksi Berhasil]

[Sudah ada di kantong celana Anda!]

Alvan menatap uang yang baru saja ada di kantongnya, matanya melebar. Rasanya takjub sekaligus sulit dipercaya. “Ini… beneran ada uangnya?” bisiknya, setengah merasa ini bukan main-main dari orang lain.

Uang selembar Rp 10.000 tiba - tiba muncul di kantong. Ia menatapnya dengan mata kecurigaan apa asli atau palsu.

“Ini… asli kan? Coba aku terawang dulu,” gumamnya sambil memicingkan mata, mendekatkan uang ke lampu dan memutar-putarnya di tangannya.

Ia hampir menaruh jari di atasnya seperti sedang memindai aura. “Wih… seriusan ini nyata! Bukan Uang Palsu!”

Alvan tersenyum lebar, setengah ingin menari karena kegirangan.

“Gila, kerja kerasku terbayarkan!” serunya.

“Hehe… bisa kasih buat Ibu nih. Tapi… alasannya apa ya?” gumamnya sambil mengetuk dagunya, berpikir cepat.

 “Ah! Bilang aja dapet dari ngerjain tugas temen! Kan aku lumayan pinter, apalagi kalau soal tugas kelompok,” pikirnya sambil menahan tawa kecil.

Ia membayangkan Ibu tersenyum menerima uang itu, dan perasaan puas itu membuatnya makin semangat.

Alvan membuka kembali HP-nya dan menekan opsi Toko Tanda [‹] di kiri bukan tanda [›] di sebelahnya.

[Toko - 1 Tersedia, 8 Terkunci]

[1. Penukaran Uang Tunai – Rp 10.000 / 1 Poin (Bisa Di tukarkan)]

“Wih… bisa disingkat gitu ya,” gumam Alvan sambil mengernyitkan dahi, setengah kagum setengah geli.

Ia terus melanjutkan pembelian.

Ding!

[Anda telah memilih Penukaran Uang Tunai – Rp 10.000 / 1 Poin]

[Silahkan Input jumlah Poin yang akan di gunakan]

Ding!

[9 Poin]

Ding!

[Uang telah dikonversi ke nominal lebih besar, yaitu Rp 50.000, Rp 20.000, dan Rp 10.000, masuk ke kantong Anda karena belum punya rekening]

“Gila… mantep banget…” gumam Alvan sambil menatap tumpukan uang di kantongnya.

[Apakah ingin konversi jumlah nominal ke lebih besar?]

“Boleh…” ucapnya sambil menekan tombol [Ya].

Ding!

[Konversi Selesai]

[Jumlah dikonversi menjadi Rp 100.000 × 1]

[Cek sendiri di kantong Anda!]

“Oh… bisa dibuat simpel gitu ya…” ucap Alvan sambil mengangguk mengerti.

Ia tersenyum sambil menatap layar HP, merasa makin nyaman dengan sistem baru yang mudah dipahami ini.

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Notifikasi misi pemula muncul kembali di layar HP Alvan.

[Selesaikan Misi Pemula: Menyapu Rumah (dari dalam sampai teras) – 2 Koin]

[Expired: Jam 24.00]

Alvan mengerutkan dahi sebentar, lalu menghela napas santai.

“Santai aja, masih lama… mending makan dulu, laper nih,” gumamnya sambil melangkah ke meja makan.

Ayah Alvan menatap dari kursi sambil mengunyah makanan sedikit.

“Duduk, Van… tumben amat nyuci piring,” ucapnya sambil tersenyum heran.

Alvan yang baru saja duduk ikut tersenyum canggung.

“Hehe… iya, Yah. Lagi… ehm… semangat aja kali ini,” jawabnya sambil menahan tawa, sembunyikan HP di kantong.

Ibunya yang duduk di samping ikut menoleh, menahan tawa kecil.

“Ya ampun, biasanya disuruh aja malas. Sekarang malah antusias,” gumamnya sambil menggeleng pelan.

“Hehe… lagi ada mood aja, Bu,” jawab Alvan sambil menahan senyum.

Ibunya terkekeh kecil.

“Cuci piring pake mood segala… kayak orang kota aja, haha!” Ucapnya

Alvan hanya diam dan tersenyum saja, menahan tawa kecil di dalam.

Setelah beberapa saat, mereka semua telah selesai makan.

Alvan membuka suara...

“Bu, besok lauk apa?” tanya Alvan sambil menatap ibunya.

“Hm… paling ikan patin, atau ikan teri masak balado, sedap…” jawab ibunya sambil tersenyum.

“Ehm… kalo masak ayam boleh nggak, Bu?”

Ibunya mengerutkan alis, setengah heran.

“Ada apa nih, tumben milih-milih, Van?”

Alvan tersenyum canggung, sambil menunduk sedikit.

“Gapapa, Bu… aku baru dapat duit dari ngerjain tugas adek kelas, dikasihnya seratus ribu. Jadi makan enaklah sesekali hehe.”

Di dalam hati, ia menambahkan:

(Ga mungkin langsung kasih uang sih… Ga sopan Hehe.)

Ibunya menatap Alvan lembut, lalu tersenyum pelan.

“Ga usah, Nak… simpan aja uang itu. Tabungan buat kuliah nanti, pakai uang ibu aja” ujarnya dengan nada hangat.

Alvan menatap ibunya, sedikit terkejut tapi tersenyum.

“Iya benar, Van. Bapak Usahain biar kamu bisa kuliah meski bapak ini cuma kerja bertani,” tambah ayahnya sambil menepuk bahu Alvan dengan hangat.

Alvan menunduk sebentar, hatinya hangat.

“Iya, pak, bu… makasih ya.” Ucap nya dengan canggung dan ingin segera berdiri, tetapi HP nya mengeluarkan bunyi lagi.

Ding!

Layar menyala menampilkan pesan baru:

[Misi Tambahan]

[Cuci Bersih Piring Sekeluarga Sendiri Setelah Makan]

[Tingkat Kesulitan: F+]

[Reward: 3 Koin]

[Kegagalan/Expired: - 3 Koin]

[Misi Tambahan hanya mendapatkan 1 Poin setiap penyelesaian!]

Alvan mengerutkan kening, menatap layar dengan campuran bingung dan geli.

“Haha..misinya mencuci piring lagi.."

Ia menatap piring-piring di meja, lalu tersenyum licik.

“Lumayanlah… 3 koin. Kalau gagal, minus 3 koin, gila sih.. Tapi... Ga mungkin semudah ini gagal sih.. Haha."

Di dalam hati, ia sudah membayangkan strategi cepat: cuci piring, selesai, telepon nomor hp orangtua Zania.

“Oke, misi tambahan… LETS GO!

1
Syahrian
👍😍
black
lanjutkan thor, jangan berhenti di tengah jalan, ceritanya menarik,
ALAN: iya bener tuh Thor 👍
total 2 replies
ALAN
lanjut Thor 💪😍
ALAN
hadir Thor 😍👍
Aryanti endah
ET buset, Mak bapak adek JD transparan 🤣🤣🤣🤣
ALAN: iya, alvan tak ada malu - malu nya dengan mertua 🤣
total 1 replies
Syahrian
👍💪😍
ALAN
Bagus, lumayan
ALAN
lanjut Thor
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut, semangat sehat ya 💪💪
Lala Kusumah
sepertinya bakal seru nih, lanjutkan 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!