Sekar Ayu, gadis sederhana lulusan SMK, hidup di bawah naungan paman dan bibinya yang sukses di dunia fashion. Meski tumbuh di lingkungan materialistis, Sekar tetap menjaga kelembutan hati. Hidupnya berubah ketika bertemu Arumi, istri seorang konglomerat, yang menjodohkannya dengan Bayu Pratama, CEO muda dan pewaris perusahaan besar.
Namun, Bayu menyimpan luka mendalam akibat pengkhianatan cinta masa lalu, yang membuatnya membatasi dirinya dari kasih sayang. Pernikahan mereka berjalan tanpa cinta, namun Sekar berusaha menembus tembok hati Bayu dengan kesabaran dan cinta tulus. Seiring waktu, rahasia masa lalu Bayu terungkap, mengancam kebahagiaan mereka. Akankah Sekar mampu menyembuhkan luka Bayu, atau justru masa lalu akan menghancurkan hubungan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Sen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ketakutan hati Sekar
Butik itu berdiri megah di deretan bangunan elit kawasan pusat kota. Dinding kacanya memantulkan cahaya matahari pagi, menampilkan deretan gaun mewah di etalase — karya Susan, wanita yang dikenal karena selera tinggi dan keangkuhannya.
Begitu Sekar melangkah masuk, aroma parfum mahal langsung menyergap indra penciumannya. Lantai marmer mengilap, musik lembut mengalun, dan beberapa karyawan sibuk melayani pelanggan yang terlihat berkelas tas kulit, sepatu berhak tinggi, dan senyum yang penuh penilaian.
Sekar berdiri sejenak di depan pintu, merasa sedikit canggung. Meski sudah beberapa kali ke tempat ini, perasaan tak nyaman itu selalu muncul setiap kali ia berada di antara orang-orang seperti itu.
“Sekar!”
Suara Tante Susan memecah lamunannya.
Wanita itu muncul dari arah ruang belakang butik, mengenakan setelan sutra berwarna ungu tua dengan bros emas di dadanya. Rambutnya tersanggul rapi, wajahnya menampilkan ekspresi yang elegan namun dingin.
“Tante…” Sekar segera menunduk sedikit memberi hormat.
Susan menatap keponakannya dari ujung kepala hingga kaki, lalu tersenyum tipis. “Kau datang juga. Syukurlah. Aku kira kau terlalu sibuk menikmati hidup sebagai Nyonya Pratama.”
Nada suaranya terdengar ringan, tapi Sekar tahu betul: itu bukan pujian.
Ia tersenyum kikuk. “Maaf, Tante. Aku memang baru sempat hari ini.”
Susan menatap jam tangannya, lalu mengisyaratkan Sekar untuk mengikutinya ke ruang duduk kecil di pojok butik area eksklusif tempat pelanggan VIP biasanya menunggu pesanan mereka.
Belum sempat Sekar duduk, seseorang tiba-tiba berjalan melewatinya dengan terburu-buru — seorang wanita muda dengan penampilan menawan. Gaunnya elegan, langkahnya anggun, tapi sorot matanya tajam. Bahunya tanpa sengaja menyenggol lengan Sekar cukup keras hingga tas kecil yang dibawa Sekar hampir terjatuh.
“Oh… maaf,” katanya dengan nada yang jelas tidak terdengar menyesal. Tatapannya menyapu Sekar dari atas ke bawah, lalu tersenyum miring. “Aku kira ini butik, bukan tempat orang miskin berkunjung.”
Sekar tertegun, wajahnya memanas. Ia menunduk cepat, memungut tasnya.
“Saya… maaf, saya tidak sengaja berdiri di jalur Anda.”
Wanita itu mendengus kecil, lalu menoleh ke Susan dengan senyum manis yang dibuat-buat.
“Oh, Bu Susan, Anda punya tamu? Maaf, saya kira hanya pelanggan biasa. Gaunnya benar-benar indah, seperti biasa.”
Susan tersenyum tipis, nada suaranya berubah lembut berbeda sekali dengan ketika berbicara pada Sekar.
“Ah, Livia, sayang. Terima kasih, kamu memang punya selera bagus. Aku akan pastikan pesananmu siap tepat waktu.”
Wanita bernama Livia itu mengangguk, lalu menatap Sekar sekali lagi kali ini dengan pandangan sinis yang jelas-jelas mengejek. Ia berjalan pergi dengan langkah percaya diri, meninggalkan aroma parfum yang kuat di udara.
Sekar menatap ke bawah, berusaha menyembunyikan rasa malu dan sakit hati yang menusuk. Tapi Susan hanya menghela napas pendek dan berkata dingin,
“Jangan diambil hati. Kau tahu dunia seperti ini. Orang hanya menilai dari apa yang mereka lihat.”
Sekar mencoba tersenyum, meski matanya sedikit berkaca. “Aku mengerti, Tante.”
Susan duduk di kursi beludru merah muda, menatap keponakannya seolah sedang menilai sesuatu. “Sekar, duduklah. Tante ingin bicara sesuatu yang penting.”
Sekar menuruti. Jantungnya mulai berdegup cepat, karena ia tahu pembicaraan “penting” itu hampir selalu berakhir dengan permintaan uang.
Susan menatapnya serius, lalu meletakkan cangkir tehnya di meja.
“Tante sedang butuh dana tambahan. Ada beberapa bahan impor yang harganya naik drastis. Aku tahu Bayu pasti bisa membantumu… atau lebih tepatnya, membantu Tante.”
Sekar terdiam. Tangannya meremas ujung tasnya erat-erat.
“Berapa banyak… Tante butuh?” tanyanya lirih.
“Tidak banyak,” jawab Susan santai, “sekitar seratus juta. Hanya untuk menutup biaya bahan dan sewa gudang sementara. Nanti tentu saja Tante akan menggantinya.”
Sekar menunduk. Jumlah itu tidak kecil. Ia bahkan belum pernah meminta uang sebesar itu pada Bayu, apalagi untuk alasan pribadi orang lain.
Susan memperhatikan wajah Sekar yang mulai pucat. “Kau tidak perlu terlihat seperti itu. Bayu pasti tidak akan keberatan, kan? Kau istrinya. Bukankah sudah seharusnya dia menafkahimu dan keluargamu?”
“Tapi, Tante…” suara Sekar mulai bergetar, “Mas Bayu baru saja sakit. Aku takut kalau aku minta uang sebesar itu, dia marah atau malah curiga.”
Susan menatapnya lama, lalu tersenyum dingin. “Sekar, dengar baik-baik. Jangan sampai kau membuat Tante kecewa lagi. Kau berutang budi padaku. Kalau bukan karena aku, kau tidak akan menikah dengan pria seperti Bayu.”
Sekar terdiam, hatinya terasa diremas. Kata-kata itu seperti belati yang perlahan menembus tenangnya. Ia ingin membela diri, tapi suaranya tak keluar.
“Aku hanya meminta sedikit bantuan,” lanjut Susan dengan nada manis yang palsu. “Kau tidak perlu beritahu Bayu kalau itu untuk Tante. Katakan saja kau butuh uang untuk membeli sesuatu, atau untuk amal. Pria seperti dia tidak akan peduli pada alasan kecil seperti itu.”
Sekar menunduk lebih dalam, merasakan dada sesak oleh ketakutan dan rasa bersalah yang bercampur menjadi satu.
Di luar ruangan, suara Livia kembali terdengar tertawa ringan bersama karyawan butik, seolah mempertegas jarak antara dunia Susan dan dunia Sekar.
Sekar menarik napas panjang, lalu berkata pelan,
“Baiklah, Tante. Aku akan coba… cari cara.”
Susan tersenyum puas, lalu meneguk tehnya dengan elegan.
“Bagus. Tante tahu kau anak baik. Jangan buat Tante menunggu lama.”
Sementara itu, di balik senyum getirnya, Sekar tahu langkah kecil yang ia setujui barusan akan menuntunnya pada sesuatu yang lebih besar dari sekadar permintaan uang. Sebuah pintu masa lalu akan segera terbuka…
dan Test DNA nya negatif 🥲🥲
kasihan Sekar jika hasilnya positif🥲🥲
itu knp Alira ketawa sendiri yaaa 🤣🤣🤣
ngomong sendiri jawab sendiri 🤣🤣🤣 Dahh stress si pelakor Alira krn Masaru kabur, krn gk bisa dapetin Bayu 🤣🤣🤣
Alira pikir Masaru akan membantu nya 😅😅
Alira di penjara bukan nya tobat tapi makin Stress 😅😅😅
penasaran dg lanjutannya...
Di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat Sayyy quuu🤗 🥰💪
mudah²an hasilnya negatif yaa, kasihan Sekar jika hasilnya positif, Sekar harus menerima nya 🥲🥲
btw itu Bayu kyak nya cemburu sama Arifal, krn Arifal blg ke Sekar, jika butuh sesuatu, Arifal selalu ada, 😁😁
Rama pun melihat isi chat Alira dg Bayu bahkan foto Masaru dengan Bayu.
Wahh ternyata Masaru pesaing bisnis Papa nya Bayu yaa
Akhirnya lokasi si Pelakor Alira di temukan kira² bener gk tuhh jgn² Alira nyamar lagi 😡😡
Alira licik banget sampai memalsukan indetitas segala biar bisa kabur 😡😡
Bener kata Arumi, kalau Alira bersembunyi, 😡😡
Sekar menunduk menatap Bayu yg lemah dong 🥲🥲
Bener tuh kata Sekar sebentar lagi akan tau kebenarannya 🥲🥲
Polisi, Rama bergerak cepat dong nyusul Alira ke Bali 😡😡
Tangkap saja Alira greget 😡😡
Rasain Alira Si Pelakor Stress di tangkap polisi 😡😡
Kira² Alira berani gk test DNA 😆😆
Alira dahh makin stress msh berani dia blg Bayi itu anak Bayu dan berani Tes DNA 😡😡
Alira dahh salah ketawa mulu dasarnya stress Pelakor stress 😡😡
Lanjutkan Sayyy penasaran...
Tetap semangat yaa Author kesayangan kuuu 🤗🥰
duhhh Alira ternyata kabur ke luar negeri pakai indetitas palsu dasar Alira pelakor Stress😡😡😡
mudah²an ponsel nya Bayu ada bukti kuat tentang Alira kasihan Bayu dan Sekar 🥲🥲
pengen jambak tuh Alira Stress 😡😡😡🤣🤣🤣
dasar Alira Stress pengen tak jambak 😡😡
Ada rekaman CCTV yg di hapus Ehmm pst org dalam pesuruh
si stress Alira yg hapus tuh 😡😡
Alhamdulillah Bayu sudah sadar 🥲🥲
Untungnya efek racunnya lambat 🥲🥲
Kasihan Bayu, meskipun Bayu sudah sadar, Kondisi Bayu msh lemah dan blm kuat buat Bicara 🥲🥲
Duhhh Alira Pelakor Stress kmn tuh.. ,😡😡
Bener banget Alira gk pergi sendiri 😠😡😡.
Duhh siapa yaa yg hps CCTV itu org dalam tuh suruhan Alira 😡😡
Penasaran dg lanjutkan nyaaa
Di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuu
Tetap semangat terus ya Sayyy 🤗🥰💪
bener banget pasti ada seseorang yang bantuin Alira si Pelakor stress itu 😡😡😡
duhh Arifal ksh tau CCTV ke Rama...
ayo Rama ksh bom Alira biar meledak 🤣🤣🤣
Sekar di salahin krn Bayu masuk ICU 🥲🥲
Bayu sebut nama Sekar dong🥲🥲
alhamdulillah Bayu mulai membaik🥲🥲
entah rencana apalagi di buat Pelakor Alira dan Masaru 😡😡
greget bacanya😡😡
penasaran lanjutannya bikin emosi episode ini😡😡
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuu
tetap semangat ya Sayyy 💪🥰🤗
akhirnya Rama, Sekar, Arifal tau klo Bayu di Racun dan menduga itu perbuatan Alira 🥲🥲
arifal berusaha tenangin Sekar dong... 🥲🥲
dasar Alira Pelakor Stress bisa nya dia ketawa krn Bayu sekarat di RS 😡😡😡
Masaru gk jauh beda stress nya😡😡😡
skrg Masaru dan Alira mau menghancurkan Rama pula dasar stress 😡😡
penasaran sama lanjut nya pengen Sekar palu Alira biar sadar 🤣🤣🤣
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuu
tetap semangat ya Sayyy 🥰🤗💪
semoga Bayu baik² saja 🥲🥲
Batu sebenarnya tidak mengkhianati Sekar, tapi Bayu di jebak Alira 🥲🥲
bagus lah Sekar bertahan buat Bayu 🥲🥲
jangan biarkan pelakor menang Sekar, klo bisa jambak si Alira 🤣🤣🤣
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuu....
tetap semangat Sayyy quuu 💪💪🥰🥰🤗🤗
duhhh ngapain sih si pelakor Stress Alira chat kirim pesan ke Bayu 😡😡😡
Sekar pun baca pesan ny dong 🥲🥲
akhirnya Bayu jujur tentang Alira ke Sekar dan Bayu pun minta maaf ke Sekar 🥲🥲
Sekar pun blg ke Bayu klo Alira pernah datang menemui nya🥲🥲
Bayu pun blg semua yg di blg Alira bohong kecuali nikah siri, emng si Alira pembohong 😡😡
kasihan Sekar merasa di bohongi sama Bayu 🥲🥲
Sekar mau Bayu jgn bohong lagi dan gk ada kebohongan lagi 🥲🥲
penasaran lanjut nya pengen rasanya Sekar jambak rambut Alira Stress si Pelakor 😄😄😄
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus Sayyy quuu 🥰💪🤗
duhhh Sekar msh mengingat kata kata Alira dong🥲🥲
jgn di ingat Sekar, Bayu itu milik mu bukan milik Alira🥲🥲.
duhh Mama Arumi telpon dong nanya Sekar kapan hamil? di sentuh Bayu pun tidak gmn mau hamil? seandainya Mmah Arumi tau yg sebenarnya 🥲🥲
mmah Arumi blg Bayu bukan org jahat 🥲🥲 ya bnr Bayu gk jahat dia hanya di jebak Alira si pelakor stress 😡😡
penasaran dg lanjutannya..
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy quuu 🤗🤗🥰🥰💪💪
untung ada pak Joni yg bantu Bayu pulang 🥲🥲
duhh ternyata Bayu dahh tau Sekar kerja di toko 🥲🥲
pak Joni yg ksh tau Sekar kerja di toko 🥲🥲
duhhh meskipun hati nya merasa sakit, Sekar msh perhatian dg Bayu 🥲🥲
dokter periksa Bayu dongggg 🥲🥲.
knp tuhh Bayu gk mau di opname 🥲🥲
meskipun Bayu lagi sakit, dia msh perhatian dong sama Sekar, sampai minta Sekar pulang lebih awal🥲🥲
waduhhh kira² Bayu bakal cerita ke Sekar gk yaa tentang Alira si Pelakor stress itu??
penasaran....
di tunggu updatenya ya Author Kesayangan quuu tetap semangat terus Sayyy 🤗🤗🥰🥰💪💪