NovelToon NovelToon
Menantu Pilihan Untuk Sang CEO Duda

Menantu Pilihan Untuk Sang CEO Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Romantis / Diam-Diam Cinta / Duda / Romansa
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: ijah hodijah

“Fiona, maaf, tapi pembayaran ujian semester ini belum masuk. Tanpa itu, kamu tidak bisa mengikuti ujian minggu depan.”


“Tapi Pak… saya… saya sedang menunggu kiriman uang dari ayah saya. Pasti akan segera sampai.”


“Maaf, aturan sudah jelas. Tidak ada toleransi. Kalau belum dibayar, ya tidak bisa ikut ujian. Saya tidak bisa membuat pengecualian.”


‐‐‐---------


Fiona Aldya Vasha, biasa dipanggil Fio, mahasiswa biasa yang sedang berjuang menabung untuk kuliahnya, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah karena satu kecelakaan—dan satu perjodohan yang tak diinginkan.

Terdesak untuk membayar kuliah, Fio terpaksa menerima tawaran menikah dengan CEO duda yang dingin. Hatinya tak boleh berharap… tapi apakah hati sang CEO juga akan tetap beku?

"Jangan berharap cinta dari saya."


"Maaf, Tuan Duda. Saya tidak mau mengharapkan cinta dari kamu. Masih ada Zhang Ling He yang bersemayam di hati saya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijah hodijah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Fio langsung membelalakkan mata, nyaris tersedak napasnya sendiri.

Fio: “A-apa? Jodohin? Saya? Dengan… Tuan Darrel?”

“Iya. Saya serius, Nak. Darrel itu… memang terlihat dingin dan tertutup, tapi hatinya baik. Dan saya… Saya benar-benar merasa bersalah sama kamu. Kalau kamu bersedia, pernikahan ini bisa membantu kehidupanmu juga. Saya ingin kamu punya masa depan yang lebih baik.”

Fio menghela napas, berusaha tenang.

“Bu Rania… saya sangat berterima kasih atas semua kebaikan Ibu. Tapi… saya belum pernah terpikir untuk menikah, apalagi dengan seseorang yang tidak saya kenal. Saya masih kuliah, Bu… saya masih ingin berjuang untuk itu.”

Nada suaranya sopan tapi tegas.

Bu Rania tersenyum kecil—tidak tersinggung, justru semakin menghormati keteguhan gadis ini.

 “Saya mengerti. Tidak apa-apa, Fio. Saya tidak memaksa. Tapi… tolong pikirkan dulu, ya? Tidak harus menjawab sekarang.”

Fio menunduk pelan.

 “Baik, Bu. Saya akan pikirkan… tapi saya tidak janji.”

Sesampainya di kontrakan Fio

Mobil berhenti di depan kontrakan sederhana yang temboknya mulai kusam. Fio turun perlahan, dibantu oleh Bu Rania.

 “Kalau kamu butuh apa pun… jangan sungkan hubungi saya, ya. Saya sungguh ingin membantu, Fio.”

Fio tersenyum tipis, matanya berkaca-kaca.

 “Terima kasih banyak, Bu. Saya benar-benar tidak tahu harus berterima kasih bagaimana lagi.”

 “Cukup dengan kamu jaga diri baik-baik. Dan… pikirkan tawaran saya. Tidak harus sekarang, tapi jangan ditutup rapat-rapat juga, ya?”

Fio hanya mengangguk pelan.

Bu Rania menepuk pundak gadis itu dengan lembut, lalu berpamitan naik ke mobil kembali.

Fio berdiri di depan kontrakannya, menatap punggung mobil Bu Rania yang perlahan menjauh. Dalam hatinya, ia tahu hidupnya sedang berada di persimpangan besar… tapi jawaban dari semua ini belum bisa ia temukan saat ini juga.

***

Darrel baru saja pulang ke rumah besar mereka selepas menghadiri rapat investor. Jasnya belum sempat ia lepas saat Bu Rania memanggil dari ruang keluarga dengan nada lembut tapi serius.

“Darrel, mama ingin bicara sebentar.”

Darrel mendekat, lalu duduk di sofa berseberangan dengan ibunya. “Ada apa, Ma? Kelihatannya penting.”

Bu Rania menatap putranya dengan ekspresi penuh pertimbangan, seolah memilih kata-kata dengan hati-hati.

“Darrel… Mama sudah lama memikirkannya. Kamu sudah lama hidup sendiri. Mama tahu kamu sibuk dengan perusahaan, tapi sampai kapan kamu mau seperti ini?”

Darrel menghela napas berat. “Ma… kita sudah bahas ini berkali-kali. Aku baik-baik saja. Aku nggak perlu—”

“Mama mau kamu menikah lagi,” potong Bu Rania tegas. “Dan mama sudah punya calon yang mama pikir cocok untukmu.”

Darrel langsung menegang. “Apa?”

“Menikahlah sama Fio. Gadis itu sopan, pekerja keras, dan… mama rasa, dia bisa membawa warna baru dalam hidupmu. mama ingin menjodohkan kamu dengannya.”

Suasana ruangan langsung terasa berat. Darrel menatap ibunya tak percaya.

“Ma… Mama serius?”

“Tentu saja. Mama tidak main-main.”

Darrel berdiri, kedua tangannya mengepal di sisi tubuh. “Ma, aku tetap tidak mau!” katanya tajam.

Bu Rania juga ikut berdiri, matanya menatap tajam tapi tetap mengandung kasih seorang ibu. “Darrel! Tolong dengar dulu. Mama hanya ingin yang terbaik untukmu. Kamu sudah terlalu lama menutup hati. Fio itu gadis baik. Mama lihat sendiri—”

“Tapi Ma, aku bahkan baru kenal dia! Kenapa mama tiba-tiba menjodohkan aku? Ini hidupku, bukan mama yang jalanin!”

“Darrel, mama ibumu. Mama tahu kamu kesepian!” suara Bu Rania meninggi, lalu melembut perlahan. “Mama cuma ingin melihat kamu bahagia, Nak.”

Darrel menggeleng kuat. “Kebahagiaan aku tidak bisa mama atur. Dan perjodohan bukan jawabannya. Aku tidak siap menikah lagi, apalagi dengan orang yang baru kutemui.”

“Darrel…” Bu Rania mencoba menahan, tapi Darrel sudah mengambil jasnya dan melangkah ke arah tangga.

“Maaf, Ma. Aku menghargai niat mama, tapi aku tidak akan menjalani perjodohan itu. Tolong jangan paksa aku.”

Suara langkah kakinya bergema naik ke lantai atas, meninggalkan Bu Rania yang terdiam dengan dada sesak. Tatapannya kosong sesaat, lalu perlahan berubah jadi ekspresi penuh tekad.

 “Kalau kamu tidak mau terbuka, Nak… Mama yang akan carikan jalannya,” gumamnya lirih.

***

Keesokan harinya, Bu Rania kembali memanggil Darrel untuk membicarakan tentang perjodohannya dengan Fio.

Bu Rania duduk di sofa ruang keluarga, menatap Darrel yang bersandar di kursi dengan ekspresi dingin dan mata tajam yang menyiratkan kelelahan batin. Sejenak suasana hening, hanya suara detik jam dinding yang terdengar. Darrel tahu apa yang akan dibicarakan oleh sang mama.

“Ma… Mama tahu kan kenapa Mama Riska meminta Dania untuk bercerai dari aku?” suara Darrel akhirnya terdengar pelan tapi berat, seperti menyimpan luka lama yang belum pulih.

Bu Rania menarik napas panjang. “Mama paham, Darrel… Mama tahu ini bukan hal mudah untuk kamu. Tapi semua itu, Nak, kembalikan pada takdir Allah. Kadang kita tidak pernah bisa menduga jalan hidup kita.”

Darrel mendengus lirih, menunduk menatap jemarinya sendiri. “Lalu hasil lab itu, Ma? Apa itu juga takdir?”

“Mama tahu kamu kecewa… Tapi kalau kita benar-benar menginginkan sesuatu, tugas kita bukan menyalahkan takdir, tapi pasrah dan ikhlas. Perjuangkan dengan cara yang benar, bukan malah mengganti dengan yang lain,” ujar Bu Rania lembut.

“Ikhlaskan semuanya, Darrel. Pernikahan kalian baru dua tahun… itu wajar belum ada hasil. Mama sama Papa juga tidak langsung punya kamu, tahu? Tapi kami jalanin dengan hati yang ringan, bukan tekanan. Hormon itu juga bisa dipengaruhi suasana, Nak.”

Darrel terdiam lama. Rahangnya mengeras, matanya menatap jauh ke arah jendela. Luka tentang perceraiannya masih segar, dan topik ini membakar sesuatu dalam dadanya yang ia kira sudah padam.

“Ma… aku tidak mau dijodohkan,” akhirnya Darrel berkata tegas. “Aku belum siap. Aku tidak mau mengulang semua itu dengan orang yang bahkan aku tidak kenal. Apalagi cuma karena rasa bersalah Mama.”

Bu Rania menatap anaknya dalam-dalam. Ia tahu Darrel keras kepala, tapi di balik sikap dinginnya itu tersimpan hati yang remuk.

“Darrel… Mama tidak memaksa kamu jatuh cinta sekarang. Tapi jangan tutup pintu hati kamu sepenuhnya. Kamu butuh seseorang yang bisa kamu percaya lagi. Mama cuma… ingin kamu bahagia.”

Darrel berdiri, menatap ibunya tajam namun dengan mata yang meredup.

“Bahagia tidak bisa Mama atur, Ma,” ujarnya dingin, lalu melangkah pergi ke kamarnya, meninggalkan Bu Rania sendiri di ruang keluarga.

Bu Rania hanya bisa menarik napas panjang, matanya berkaca-kaca. Ia tahu perjuangan ini belum selesai.

Di lain tempat.

Fio baru saja selesai mandi sore ini. Ia mengenakan kaus oversized warna krem dan celana kain longgar, rambutnya masih sedikit basah terurai. Baru saja ia menyisir rambut, terdengar ketukan cepat di pintu kontrakan.

Tok! Tok! Tok!

“Fiooo!! Bukaaa!!” suara Linda sudah terdengar dari luar, khas dan riuh seperti biasa.

Fio berjalan ke pintu sambil mengelap rambutnya, dan begitu pintu terbuka—

“Fiooo… lo gak papa kan, beb? Gue khawatir banget tahu!”

Linda langsung memeluk Fio erat-erat sampai hampir membuat Fio kehilangan keseimbangan. Bagaimana tidak, sahabatnya ini menghilang sekitar lima harian.

“Linda, Linda… gue masih hidup kok,” Fio tertawa kecil, menepuk pelan punggung sahabatnya.“Terima kasih ya lo udah khawatir sama gue.” sambungnya.

“Orang tuh serius, Fio!” Linda langsung mengeplak lengan Fio dengan kesal tapi sayang.

Fio malah menyeringai. “Kata siapa gue badut. Masa… masa depannya Zhang Ling He dikira badut.”

“Ish Fio!! Anak ini ya—” Linda mendengus sebal, lalu melirik dua sosok yang baru masuk dari belakang. “Farhan, lihat nih adik lo!”

Bersambung

1
Dar Pin
adu duh tuan duda marah deh asli Thor hiburan banget bacanya 😄
Ilfa Yarni
aduh tuan duda kulkas knp sih orang lg belajar kelompok malah di suruh pulang katanya ga cemburu trus knp marah2 ga jelas dasar bilang aja cemburu pake gengsi sgala aduh duh duh tuan duda
Dar Pin
bacanya ngakak terus deh lucu lucu gemes 🙏💪
Ilfa Yarni
jiaah darrel blingsatan ga karuan cemburu ya fio jln sama laki2 lain sampe ga fokus ngantor dan marah2 ga jelas wah seperti kemakan omongan sendiri nih ngomong ke fio jgn mengharap cinta dariku eee ternyata km yg mengharapkan cinta fio mang enak kena panah asmara
Ilfa Yarni
wah perkembangan darrel cepat ya udah ada aja tuh getar2 cinta fi hatinya buat fio buktinya dia merasa ga suka fio deket2 laki2 lain
Ilfa Yarni
hahahaha trus aja ngocehfio biar tuan duda kulkas kesel tp lama2 suka
Ilfa Yarni
hahahaha kata2nya fio ada gerakan yg mencurigakan di sudut bibirmu dikirain td dimana ga taunya di sudut bibir kata2nya itu loh yg bikin ketawa fio bukan cerewet tuan duda tp, bar bar kan asyik duniamu jd berwarna ga dingin dan kaku lg
Ilfa Yarni
aku klo baca celotehan fio ini ketawa sendiri ada aja yg keluar dr mulutnya itu fio sangat cocok sama tuan duda yg dingin dgn judul pria kutub dan gadis bar bar
Ijah Khadijah: Semoga terhibur kakak🥰
total 1 replies
Ilfa Yarni
aduh bener2 kasian fio klo kyk gini cepat darrel hapus berita2 itu sebelum fio membacanya to tmnnya udah kasih tau aduh gmn ini
Ilfa Yarni
fio km trus terang aja sama sahabat2mu biar mereka ga salah paham km sudah menikah dgn duda kulkas
Ilfa Yarni
tuan duda es batu lama2 akan mencari jgn tingkah dan sifat fio yg ceria dan bar bar malah nanti dia bakal bikin aku deh eh eh eh temen2nya fio kepo nih fio turun dr mobil mewah temenya pasti syok klo tau fio udah nikah sama tuan duda
Ilfa Yarni
hahahaha aku suka karakter fio SD aja jawabannya yg bikin aku ketawa lama2tuan duda jatuh hati jg sama fio tunggu aja
Ilfa Yarni
walinya diwakilkan saja krna ayahnya fio ga mau tau dgn anknya fio krn dia punya istri baru ank kandung ditelantarkan dan ga diacuhkan lg
Ilfa Yarni
mereka sama2 memendam rasa tp mereka blom menyadarinya aplg dikulkas 12 pintu itu alias darrel blom sadar dia hatinya udah kecantol fio krn luka lama dia menyangkal apa yg dia rasakan
Ilfa Yarni
dasar ayah tak bertanggung jwb mentang2 ada istri baru ank kandung dilupakan semoga kdpnnya hidup pak tua sengsara
Ilfa Yarni
dicoba ya fio jgn nolak siapa tau darrel memang jodoh km
Ilfa Yarni
hahahaha cewek seperti fio yg ceria cocok sama darrel sipria kulkas 12 pintu agar hidupnya mencair dan berwarna segitu aja sudut bibirnya udah mulai terangkat lama2 jg bucin aku yakin banget deh
Ilfa Yarni
bu rajia lg gencar2nya mendekatkan fio dgn darrel semoga sukses ya bu
Ijah Khadijah: Aamiin🤲🥰
total 1 replies
Ilfa Yarni
darrel msh ga mau km sama fio yg polos dan lucu itu rugi km
Ilfa Yarni
kasian skali nasib fio ga dianggap Sa ayahnyabegitulah klo orangtua punya istri kedua pasti prioritasnya istri keduanya itu yg pandai cari muka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!