NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Menikah

Tiba-tiba Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Hardianti

Zira Azizah tidak pernah mempunyai keinginan sedikit pun untuk menikah diusianya yang masih muda namun apa daya sang ayah tiba-tiba meminta nya untuk menikah padahal ijazah sekolah SMA pun belum ia terima .


Ikuti kelanjutan nya dan jangan lupa mohon dukungan nya 🙏🙏🙏.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Hardianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 ~ om-om

 Seorang laki-laki dengan paras wajah yang hampir sempurna yang mempunyai perawakan gagah mengucapkan ijab Qabul dengan lantang dan dengan sekali tarikan nafas.

Disusul dengan semua orang yang menjadi saksi mengucapkan kata SAH dan itu artinya dua insan yang awalnya bukan siapa-siapa kini sudah menjadi sepasang suami istri .

Zira meneteskan air matanya ia harus terima kini dirinya sudah sah menjadi seorang istri dari laki-laki yang bernama Gaffi Abdullah .

Gaffi Abdullah adalah seorang laki-laki dewasa yang hampir seumuran dengan bang Zidan bermuka dingin namun ketika berkata terdengar suaranya yang lembut dan juga berwibawa .

Rangkain acara demi acara telah dilalui sesuai dengan apa yang sudah direncanakan , sepanjang acara Zira tidak banyak mengobrol bahkan ia lebih banyak menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan muka juteknya.

Acara diadakan dirumah Ayah Syahdan dengan hanya mengundang para tetangga dan kerabat dekat saja , acara diselanggarakan sengaja tidak terlalu meriah karena nanti akan diadakan kembali acara yang mengundang lebih banyak tamu dan akan diadakan disebuah hotel ternama .

Tepat pukul 4 sore para tamu sudah tidak ada yang datang lagi dan kebanyakan para tamu yang hadir pun sudah meninggalkan tempat acara .

" Dek mau istirahat duluan ? , Biar Abang antar ke kamar karena Abang masih harus menemani teman-teman Abang disana " , Tanya Gaffi seraya menunjuk ke kerumunan teman-teman nya yang didalamnya juga ada bang Zidan .

" Heem " , Zira hanya menjawab dengan berdehem .

" Ya udah ayo Abang antar dulu ke kamar kamu " , ajak Gaffi lembut seraya menatap Zira yang sedari tadi hanya menunjukan muka juteknya .

" Ga usah makasih " , jawab Zira cepat dan ia langsung memanggil Zulfa yang kebetulan berada tidak jauh dari sana .

Gaffi hanya tersenyum melihat kelakuan Zira , tapi ia harus memakluminya karena Zira masih kanak-kanak itulah resikonya jika menikah dengan bocil .

Gaffi membuka jasnya dan ia langsung bergabung ke meja teman-teman nya .

" Cieelah pak dosen akhirnya nikah juga " , goda teman-teman nya.

" Alhamdulillah , akhirnya setelah penantian lumayan lama ya bro " , timpal bang Zidan seraya menepuk pundak Gaffi .

" Iya Alhamdulillah bang " , jawab Gaffi seraya menampilkan barisan giginya yang putih dan bersih .

" Kenapa sih mesti manggil bang abang memangnya gue abang-abang tukang baso ? " , kesal bang Zidan.

Sementara yang lain hanya terkekeh ikut menertawakan .

" Eh kan sekarang lu udah jadi kakak iparnya Gaffi , Zi " , timpal salah satu dari mereka .

" Nah iya betul itu bang " , balas semua membenarkan seraya ikut meledek .

" Alaah kalau lagi ngumpul ya kita semua sama aja lah ga ada abang-abang tukang baso disini " , jawab Zidan sedikit kesal sementara yang lain hanya terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

#

Sementara didalam kamar Zira sudah berganti pakaian dan juga sudah membuka kerudung dan hiasannya yang lumayan membuat kepala sedikit pusing , Zira membuka semua itu dibantu oleh Zulfa dan sepupunya .

Zira langsung membersihkan diri dikamar mandi karena tubuhnya sudah lengket oleh keringat .

Tak lama setelah menyelesaikan ritual nya dikamar mandi dan sudah berganti pakaian Zira merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur .

Meregangkan tubuhnya yang pegal karena harus berdiri menerima tamu .

" Eh bentar bentar jadi bang Gaffi adalah temennya bang Zidan ? " , monolog Zira mengingat perkataan suaminya tadi .

" Kok bang Zidan gak pernah cerita ? " , tanya Zira lagi .

" Kalau begitu aku nikah sama om om dong Astaghfirullah " , monolog Zira lagi seraya beristighfar .

Namun apalah daya nasi sudah menjadi bubur , semua sudah terlanjur dan Zira berharap cuman ia satu-satunya yang menjadi istri Gaffi , Zira takut kalau ia dimadu jika menikah dengan om om .

". Tok tok tok , Dek boleh Abang masuk ? " , Suara ketukan pintu mengagetkan Zira dan menyadarkan Zira dari lamunannya .

Zira terperanjat kaget dan ia langsung berdiri dan mencari hijab ala rumahannya .

" Bentar " , Zira sedikit berteriak .

Setelah memakai hijab ala rumahannya yang senada dengan bajunya , Zira mendekati pintu dan membukanya .

" Ada apa ? " , tanya Zira yang masih jutek .

Gaffi mengerutkan dahinya , aneh rasanya dengan pertanyaan Zira namun lagi-lagi Gaffi harus memakluminya .

" Abang mau ganti pakaian " , jawab Gaffi jujur .

" Loh kenapa harus dikamar Zira ? kan masih ada kamar tamu yang kosong " , tanya Zira kesal .

" Lah kita kan udah menikah dek " , timpal Gaffi mengingatkan .

" Iya terusss ? " , tanya Zira sewot .

Gaffi mengusap dadanya , ia harus benar-benar ekstra sabar menghadapi Zira.

" Iya selayaknya suami istri kita memang harus tinggal sekamar bukan ? " , jawab Gaffi seraya menggoda Zira dengan mengedipkan sebelah matanya .

" Blush " , kedua pipi Zira langsung memerah .

" Dasar om-om mesum " , balas Zira sewot seraya ia langsung keluar dari kamar.

Gaffi sedikit kaget mendengar dirinya dipanggil om-om oleh Zira .

" Ingat jangan pernah pakai barang-barang aku ! " , Zira mengingatkan sebelum benar-benar meninggalkan kamar .

" Hmmm sabar-sabar " , monolog Gaffi seraya menutup pintu kamar.

Gaffi memperhatikan sekeliling kamar Zira , terlihat sangat rapi , bersih dan juga wangi .

Gaffi tersenyum dan ia langsung menuju ke kamar mandi untuk segera membersihkan diri.

Setelah beres membersihkan diri , Gaffi kebingungan ia tidak tahu harus memakai handuk yanag mana .

Gaffi melihat handuk yang ada didalam kamar mandi semua berwarna merah muda , tak ada pilihan lain untuk mengeringkan tubuhnya , Gaffi mengambil salah satu handuk yang berukuran cukup besar agar bisa menutupi sebagian tubuhnya .

Gaffi keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang menutupi sebagian perutnya sampai sebatas lutut .

Lagi-lagi Gaffi kebingungan ia ternyata lupa membawa pakaian ganti .

Gaffi langsung mengambil ponselnya dan menelpon asistennya untuk mengantarkan baju ganti .

Seraya menunggu baju ganti , Gaffi duduk di sofa yang ada didalam kamar seraya memainkan ponselnya , mengecek beberapa email yang masuk .

" Tok tok tok " , tak lama ada suara ketukan pintu .

" Masuk " , jawab Gaffi dari dalam kamar.

Pintu kamar terbuka dan menampilkan Zira yang membawa baju bang Zidan .

" Aaaaaaaa " , teriak Zira yang langsung membalikan badan .

Gaffi terperanjat kaget ia mengira yang mengetuk pintu adalah asistennya , Gaffi langsung berdiri dan menarik Zira untuk masuk kamar karena takut terdengar orang lain .

" Suuut kenapa harus teriak-teriak sih ? " , tanya Gafii sedikit kesal .

" Kenapa ga pakai baju ? " tanya Zira kesal seraya masih memejamkan kedua matanya.

" Ya mau gimana lagi Abang lupa ga bawa baju ganti " , jawab Gaffi jujur .

" Nih pakai baju bang Zidan " , Zira menyodorkan baju bang Zidan yang sedari tadi ia pegang .

" Oke makasih ya dek " , Gaffi tersenyum dan langsung mengambil baju Zidan .

" Kamu mau tetap disini dek ? , mau liatain Abang pakai baju ? " , Goda Gaffi yang melihat Zira masih berdiri dengan memejamkan kedua matanya .

" Iiih apaan sih ? , dasar om-om mesum " , kesal Zira dan langsung meninggalkan kamar .

" Memangnya gue kelihatan kaya om-om apa ? " , monolog Gaffi seraya menggelengkan kepalanya .

~

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!