Demi melunasi hutang kedua orang tuanya Jingga Anindya rela dinikahi oleh seorang duda yang bernama Raden Satria Wijaya. cucu dari Eyang Putri pemilik perkebunan teh. yang tak lain adalah majikan kedua orang tua Jingga.
____________________
"Kamu adalah istriku Jingga, jadi kamu harus melayaniku dan memenuhi semua kebutuhanku termasuk tidur denganku!" kata Satria dengan geram sambil menahan emosinya.
"Bukankah mas yang bilang kita tidur terpisah dan mas tidak ingin menyentuhku? kenapa sekarang minta dilayani?" Balas Jingga dengan santai.
____________________
Jingga adalah gadis Intovert dan tidak banyak bicara Ia suka menyendiri dikamar dan disibukan dengan belajar. Ia bercita-cita ingin bekerja dikota Jakarta. namun Ia harus mengubur cita-citanya tersebut.
Setelah menikah hidup Jingga berubah drastis. Ia harus menghadapi suaminya yang belum moveon dari mantan istrinya.
Akankah Satria dan Jingga akan jatuh cinta?
Ikuti kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Queenza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 - Kecewanya Jingga
pagi hari Jingga mengerjapkan matanya karena sinar matahari masuk ke celah jendela. Jingga mendengar suara gemercik air didalam kamar mandi yang tak lain adalah Satria sedang membersihkan dirinya.
Tiba-tiba ponsel Satria mendapatkan notif pesan. Jingga pun melihat dan menyentuh ponsel Satria lalu ia membaca pesan tersebut.
"Satria, tolong ke apartemenku aku habis jatuh dari kamar mandi kakiku sakit tidak bisa di gerakan" isi pesan tersebut yang bertulisan nama Viona dengan emot lambang love yang terbelah.
Jingga menaruh ponsel Satria kembali ia merasa marah dan kesal setelah membaca pesan tersebut jingga pun berbaring kembali.
"Apa hakku untuk marah dengan ini semua, aku sudah tahu Mas Satria masih mencintai Viona sedangkan aku hanya gadis pemuas nafsunya saja, harusnya aku tidak boleh marah dan ini adalah bagian dari resiko, aku ada disini hanya sebagai gadis pelunas hutang" batin Jingga dengan perasa'an yang campur aduk.
Satria keluar dari kamar mandi. Jingga berpura-pura tidur tiba-tiba ponsel Satria berdering Satria pun mengangkatnya. Lalu Jingga mendengarkan percakapan Satria.
"Baiklah nanti aku kesana kau telpon dokter dulu" kata Satria lalu mematikan sambungan telponnya.
Satria berjalan dan menghampiri Jingga yang ia pikir masih tertidur. Satria mengecup kening Jingga. Aroma maskulin Satria menguar di indra penciuman Jingga. Satria duduk disamping Jingga sambil menatap lekat wajah Jingga dengan tubuh yang masih polos hanya tertutup selimut.
Jingga pun membuka matanya. Ia melihat tubuh besar Satria yang hanya memakai handuk saja. "Hi are you wake up already?"
Jingga hanya mengangguk lalu duduk. Satria tersenyum tipis yang melihat wajah Cantik Jingga walaupun baru bangun tidur.
Satria pun hendak menciumnya namun Jingga menghindarinya. "Aku belum mandi" kata Jingga sambil membuang wajahnya.
Satria tersenyum miring lalu mengangkat tubuh Jingga dan di dudukan di pangkuannya. Jingga hanya diam dengan wajah yang tertutup rambut indahnya.
"Why?" tanya Satria.
Jingga hanya diam. Ia ingin sekali menegur Satria yang akan pergi ke apartement Viona namun ia tidak ada keberanian dan Ia tidak mau ambil pusing.
Satria pun mengerutkan kedua alisnya lalu meraih kedua tangan Jingga lalu di letakan dilehernya.
"Mas aku mau mandi" Kata Jingga yang hendak turun dari pangkuan Satria.
"Kamu kenapa semalam begitu liar sekarang apa malah balik ke setelan awal, apa semalam kamu kesurupan?" tanya Satria dengan heran.
"Mungkin" sahut Jingga dengan singkat.
"Sekali lagi kita bercinta" pinta Satria.
Jingga menggelengkan kepalanya lalu turun dari pangkuan Satria dan menuju kamar mandi.
Satria terdiam dengan pikirannya yang kebingungan. "Dia kenapa? Aku kira saljunya sudah hilang dan mulai mencair tapi apa sekarang malah ke setelan awal lagi. aku serasa jadi pecundang sekarang" gumam Satria lalu memakai bajunya sedangkan miliknya masih turn on.
Jingga sudah selesai mandi sedangkan Satria sedang duduk disofa menunggu Jingga. "pakailah ini, kemarin aku beli ini untukmu" kata Satria sambil memberikan paperbag yang berisikan dress dan satu set perhiasan.
"Thanks" ucap Jingga sambil meraih paperbag tersebut. Jingga memakai Dress yang diberikan Satria beserta perhiasannya.
Jingga sedikit memoles wajahnya dengan makeup. Satria menghampiri Jingga dan memeluknya dari belakang dengan dagunya ditopang di bahu Jingga. "Is beautiful right?" Ucap Satria sambil melihat kearah cermin.
Jingga hanya tersenyum tipis tanpa bicara apa pun. "Dasar buaya selangkangan, bisa saja dia hanya merayuku, habis ini pergi ke jalangnya" batin Jingga dengan kesal.
Satria mengendus leher Jingga dan sedikit menyesapnya. Jingga hanya diam sambil memejamkan matanya. Tiba-tiba Ponsel Satria pun berdering kembali.
"Ck... Mengganggu saja" gumam Satria sambil melihat ponselnya.
"Aku pergi dulu mau ke kantor" ucap Satria lalu melenggang pergi.
Jingga hanya diam dan menatap dirinya di depan cermin. Jingga yang sudah mulai membuka hatinya kini Ia mendapatkan kekecewa'an yang sulit untuk di ungkapkan.
"Kenapa takdir begitu kejam kepadaku? Sa'at aku ingin dekat dengannya tapi dia seolah-olah hanya menyalurkan hasratnya saja, tapi tetap saja hatinya masih terpaut dengan perempuan lain, aku tidak mau memaksa dia untuk menyukaiku dan aku menjadi miliknya, yang aku inginkan cinta yang tulus bukan hanya sekedar tidur bersama, seharusnya aku tahu dengan ini semua dan aku tidak boleh berharap lebih kepada Mas Satria, memang dari awal juga aku memang gadis untuk melunasi hutang-hutang keluargaku yang berarti aku gadis yang sudah dibeli" gumam Jingga dengan segala pikiriannya.
***
Satria pergi ke apartement Viona untuk memastikan Viona baik-baik saja atau tidak. Satria masuk kedalam ia melihat Viona sedang duduk di sofa dengan kaki yang sudah di gips.
"Satria kamu kemana saja sedari tadi aku menunggumu" kata Viona dengan kesal.
"Apa dokter bilang?"
"Kaki ku terkilir dan bengkak ada tulang yang retak, aku habis dari rumah sakit di bantu sama pelayan."
"Ya sudah kalau sudah baikkan, nanti aku bawa Dennis kesini entah boleh apa tidak, soalnya ada Eyang Putri" kata Satria yang hendak pergi.
Viona pun menahan tangan Satria. "Temani aku please ini sakit sekali Satria"
"Kan ada pelayan! aku sibuk, pekerja'anku banyak" sahut Satria lalu melenggang pergi.
"Ahh... Sialan! Kenapa dia makin dingin saja, apa gara-gara gadis itu" Seru Viona sambil memukul bantal sofa.
***
Satria telah sampai di kantor. Ia sedang di tunggu sama Bayu. "Aku tidak mau mendengar berita buruk hari ini! Katakan ada apa?"
"Bos, orang yang menjebak Viona telah kabur anak buah kita gagal untuk menangkapnya" ucap Bayu dengan pelan.
Satria pun mengetatkan rahangnya. "Kau di suruh memburu satu orang saja tidak bisa Bayu, sudah berapa minggu kau kehilangan jejaknya hah" bentak Satria.
"Aku rasa salah satu anak buah kita ada yang di suap Bos sama orang yang ada dibelakang ini, ma'af bukan aku lancang seandainya memang benar Viona di jebak lalu Bos akan menikahinya kembali? Sedangkan Bos sudah menikah dengan Jingga."
Degh... Satria pun terdiam atas apa yang di katakan Bayu. "Jika itu benar maka Viona harus mendapatkan keadilan Bayu dan fitnah ini sungguh kejam, bukan hanya rumah tanggaku saja yang hancur tapi Dennis kehilangan sosok Mommy nya, tentu saja aku akan menikahinya kembali."
Bayu pun mengangguk. "Ma'af bos, kalau bos menikah kembali bos malah membuat masalah baru, bos telah menyakiti hati Jingga dan Eyang Putri"
"Itu bukan salahku karena pernikahanku dengan Jingga bukan keinginanku" sahut Satria dengan cepat.
"Bukan keinginan Bos, tapi bos terlihat sangat menikmati pernikahan dengan Jingga tuh lihat leher bos pada merah" celetuk Bayu sambil menunjuk ke arah leher Satria.
Satri mengerutkan kedua alisnya lalu ia pun bercermin dan benar saja ada 3 tanda merah di lehernya. Ia pun tersenyum tipis yang nyaris tidak terlihat karena semalam Jingga benar-benar liar diatas tubuhnya.
"Tidak usah ikut campur dalam rumah tanggaku!"
"Sorry bos bukannya ikut campur, lalu bagaimana kalau Viona tidak di jebak dan ini real asli perselingkuhannya apa yang bos akan lakukan?"
"Aku akan melenyapkannya! tanpa kecuali!" kata Satria sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Bos Viona adalah Mommy nya Dennis kalau di lenyapkan apa kata orang dan Dennis, apa ini tidak berlebihan?"
"Aku tidak peduli bagiku tidak ada ampun untuk seorang pengkhianat siapa pun itu! Mau lelaki atau perempuan, sekalipun Mommy nya Dennis!"
pak sat aku bahagia kamu lagi galau 🤭🤭
istri kecil mu akan sukses kamu akan semakin galau 🤣
akhirnya kang arya dan mb gea akan berlabuh juga nich kapal ahh gak sabar 😍😍😍
mb jingga semangat ya buat bang duda ini makin klepek klepek sama kamu 😍😍😍
bang duda sich salah sendiri bikin mb jingga marah besar kan 🤣
kesempatan ya arya di dalam kesempitan 😍😍😍
kesempatan bisa nikahin pujaan hati nya 😍😍😍
ayoo arya gasss💪💪
pak sat nikmatin dulu noh galau nya 🤣
aku puas pak sat kamu galau salah sendiri istri kecil nya di cuekin 🤭