NovelToon NovelToon
Cinta Itu Terlalu Dalam

Cinta Itu Terlalu Dalam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:865
Nilai: 5
Nama Author: rosnila

Kiara merupakan seorang gadis yang masih berusia 18 tahun, saat ini dia baru dinyatakan lulus SMA, Akan tetapi takdir malah membuat dia terjebak dalam ikatan pernikahan dengan pria asing bernama Arya. akankah pernikahan yang dijalaninya berakhir bahagia? ataukah akan sebaliknya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rosnila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pilihan Yang Sulit

Kiara sesaat terpaku ditempatnya dengan perasaan campur aduk. Dia benar-benar takut kalau tak akan mampu membantu Sari.

"Kiara, Mbak mohon!" ucap Sari masih dengan Isak tangis nya.

"Apa yang harus Kiara bantu Mbak?" tanya Kiara terbata.

"Kiara, Mbak minta tolong kamu untuk menjadi mempelai wanita." ucap Sari dengan suara parau.

"Mempelai wanita?" Kiara terlihat begitu kaget.

Dia bangun dari duduknya, tangan dan kakinya bergetar. Tak pernah terpikir oleh Kiara kalau bantuan yang harus dia berikan menjadi mempelai wanita.

"Mbak Sari bicara apa?" ucap Kiara.

Kali ini dia pun ikut meneteskan air mata. Sudut matanya terlihat basah. Ada titik bening yang sudah tak lagi mampu dicegah untuk membasahi pipinya.

"Kiara, jadilah mempelai wanita untuk adik Mbak."

"Tapi kenapa harus Kiara Mbak?" tanya Kiara bingung.

"Karena cuma Kiara yang Mbak kenal, dan Mbak juga bingung mau minta tolong ke siapa."

"Apalagi akadnya akan dilaksanakan besok."

"Pikiran Mbak buntu Kiara." Sari semakin terisak.

Kiara yang masih berdiri ditempatnya bisa merasakan kalau kesedihan Sari tidak dibuat-buat. Tapi ini bukan hal yang mudah untuk dirinya.

"Tapi Mbak, Kiara masih ingin melanjutkan kuliah." jawab Kiara jujur.

Dan tiba-tiba Sari berlutut dihadapan Kiara, yang membuat Kiara tercengang.

"Mbak Sari, jangan seperti ini bangun Mbak" Pinta Kiara.

"Enggak Kiara, Mbak enggak akan bangun kalau kamu tidak mau membantu Mbak." ucap nya.

"Kiara, saat ini Mama Mbak sedang berada dirumah sakit karena serangan jantung."

"Dan Mbak tidak tau apa yang akan terjadi setelah ini, jika pernikahan ini dibatalkan."

"Harga diri keluarga kami akan hancur Kia."

"Mbak juga tidak ingin kehilangan orang tua Mbak, kamu pasti paham rasanya kehilangan kan?" Sari terus bicara dengan posisi berlutut .

Sejenak suasana hening hanya Isak tangis Sari yang terdengar. Kiara bagai terombang-ambing ditengah pilihan yang tak mampu dia pilih.

"Kiara-" Kiara menggantung perkataannya.

"Ayo Mbak bangun!" pinta Kiara sambil membantu Sari untuk berdiri. Namun dia tetap kekeh ditempatnya.

"Mbak Sari, Kiara setuju." jawab nya saat itu.

Sari menengadah menatap ke arah Kiara yang masih berdiri tepat dihadapannya. Sari buru-buru bangun dan berdiri berhadapan dengan Kiara.

"Kamu benar setuju?" tanya Sari meyakinkan perkataan Kiara.

"Iya Mbak, Kiara tidak ingin orang lain merasakan kehilangan seperti Kiara." mencoba meyakinkan Sari, meskipun dirinya tak pernah yakin akan hal itu.

"Kiara, Mbak janji akan meminta adik Mbak untuk membantu kamu melanjutkan kuliah." bicara sambil memeluk tubuh Kiara.

"Kamu jangan takut, adik Mbak bukan lah orang jahat, ataupun kriminal."

"Tapi perempuan itu yang tidak bersyukur meninggalkannya begitu saja, bahkan saat pernikahan mereka akan digelar."

Kiara hanya diam, namun dalam hati dia berharap kalau pilihannya ini adalah yang paling tepat. setidaknya akan ada Harga diri dan nyawa yang terselamatkan.

Meskipun dia sendiri tidak tau, akan akah seluruh masa depannya dipertaruhkan dengan keputusan itu. Tapi apalagi yang harus dia pikirkan.

Saat ini yang dia butuhkan adalah keluarga, orang-orang yang mau menampung hidupnya yang sebatang kara. Apalagi setelah kepergian tantenya yang tidak ada kabar.

"Dimana orang tua Mbak Sari?" tanya Kiara tiba-tiba.

"Mereka ada dijakarta juga, kita bisa berangkat kesana kalau kamu setuju."

Kiara hanya mengangguk, dan berjalan masuk ke kamarnya meninggalkan Sari diruang tamu.

Sesampai dikamar dia terduduk diatas tempat tidur, dengan air mata yang tak lagi mampu dia bendung. ternyata sedikit ini hidupnya setelah ditingal bundanya.

Kiara menangis, namun hanya air mata yang terus membasahi pipinya. Tak ada Isak tangis disana. Tenggorokannya sekarang tercekat.

Tak berpa lama terdengar ketukan di pintu kamar yang Kiara tempati. Dia menghapus air matanya dan bergegas membuka pintu.

"Kamu sudah siap?" Tanya Sari.

Kiara kembali hanya mengangguk. dengan mata yang sembab karena habis menangis.

"Mbak tau, ini pilihan sulit untuk kamu Kiara."

"Tapi Mbak janji, tidak akan pernah melupakan pengorbanan kamu hari ini."

Kiara hanya tersenyum, senyum getir untuk menutupi luka yang baru saja tergores dihatinya.

"Kamu bawa dua baju aja." pinta Sari.

"Iya Mbak, kalau begitu Kiara ambil tas dulu."

"Mbak tunggu di mobil." Sari pun berlalu meninggalkanku Kiara yang masih terpaku dipintu kamar.

Namun Kiara pun bergegas, dia tak ingin Sari terlalu lama menunggu dirinya. Berjalan dengan langkah gontai, sama seperti saat dia pertama masuk kerumah itu.

Dan mobil milik Sari sudah terdengar dihidupkan mesinnya. Kiara berjalan dan masuk kedalam mobil.

Tak ada yang bicara keduanya diam membisu, hanya deru kendaraan yang terdengar. Kiara pun membuang pandangan kearah jendela.

Dia tak ingin Sari melihat, Tutik bening yang saat ini sudah berada di ujung matanya . Kiara tau dia berhutang budi dengan Sari, dan semoga pengorbanan nya kali ini bisa membayar kebaikan sari terhadap dirinya.

Dalam keheningan terdengar dering handphone milik Sari, yang segera diangkat oleh nya.

Kiara tidak tau persis apa yang dibicarakan, yang jelas dia dengar kata semuanya akan baik-baik saja.

Mobil terus melaju, hampir satu jam perjalanan mereka. Akhirnya mobil milik Sari memasuki sebuah parkiran hotel.

Kiara masih diam, namun tentunya dengan perasaan menduga-duga. Apa pernikahan itu akan dilaksanakan dihotel, ataukah mereka akan bertemu siapa disana.

"Ayo kita turun!" ajak Sari.

"Kiara, malam ini kamu menginap disini dulu. Nanti Mbak juga akan temani kamu."

"Besok pagi acara resepsi akan dilaksanakan di aula hotel ini."

Kiara kembali hanya untuk mengangguk tanpa pertanyaan. Dia sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi besok.

Tapi yang jelas paling ditakutkan olehnya saat itu, bagaimana jika lelaki yang menjadi calon suaminya itu tak ingin menerima nya. bagaimana dia akan hidup dengan orang yang tidak mencintai dirinya.

"Mbak pergi dulu kerumah sakit untuk melihat kondisi Mama."

"Kamu jangan kemana-mana, kalau butuh sesuatu telpon saja Mbak."

"Iya Mbak." jawab Kiara singkat.

Sari pun mengantar Kiara kedalam sebuah kamar hotel, untuk beristirahat. Dia harau bertemu dengan adik dan juga papanya untuk membicarakan semuanya.

Kiara, Yanga ditinggal sendiri dikamar hotel hanya mondar-mandir saja. Ada makanan yang baru saja di antar oleh petugas hotel, namun dia seakan tak berselera.

Pikirannya menerawang entah kemana, dan tentunya bertanya-tanya didalam hati kenapa sampai perempuan yang akan menjadi mempelai wanita pergi.

Sedangkan mereka sudah mempersiapkan pernikahan ini, bahkan besok pagi akan melaksanakan akad, apa kesalahan ada pada laki-laki tersebut, atau benar apa yang Mbak Sari katakan kalau adiknya tidak bersalah.

Perasaan campur aduk, terus menghantui pikiran Kiara. Akankah semua rencana Sari menjadikan dirinya pengantin pengganti adalah penyelesaian terbaik, ataukah sebaliknya?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!