Azzam Syauqi Atharis pria yang dulunya memilik sifat ceria dan jahil berubah menjadi sosok pria dingin setelah tragedi na'as yang terjadi di dalam keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joelisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Hujan terus rintik-rintik di luar kafe
tetes-tetes air membentur kaca,menciptakan simfoni alam yg menenangkan.Di dalam,aroma kopi yg baru di seduh bercampur dengan wangi kue-kue yg baru di panggang, menciptakan suasana hangat dan nyaman.
Letta duduk di sudut ruangan.Di hadapannya secangkir kopi mengepul uapnya,membawa aroma
kopi yg pekat. Ia menyesapnya perlahan,tepat di sampingnya terdapat kaca besar transparan sebagai dinding kafe tersebut yang langsung menghadap
ke jalan.
Matanya menerawang keluar,mengamati bulir-bulir air yg berjatuhan di jalanan yg mulai lenggang.mobil-mobil melaju pelan di jalanan,meninggalkan jejak air di aspal.
Para pejalan kaki bergegas mencari tempat berteduh,payung-payung warna warni bermekaran di antara derasnya hujan,seperti bunga-bunga yg tiba-tiba bermekaran di musim dingin.
Di sela jam istirahat untuk makan siang,langkah Bella bergegas menuju kafe sunshine yang tak jauh dari kantor tempat dia berkerja menemui Letta sahabatnya yang meminta bertemu karena mendesak.Sesampainya disana Bella langsung duduk di kursi seberang Letta.
"Hal urgent apa yang mau lo katakan sampai desak gue untuk ketemu?"
"Gue sekarat!"
Bella mendelik,kaget"Lo sakit parah?"
"Ish bukan sekarat mau mati,tapi emang sih menyangkut hidup dan mati juga."
Bella berdecak." Ih,kirain apa sampai gue lari-lari kesini tadi tahu nggak."
Letta terkekeh,dia menarik nafas dalam-dalam sebelum berbicara."gue di jodohin!"
"Dari kemarin-kemarin juga lo bilang di jodohin."
"Kali ini beneran,nggak bisa nolak kayak biasanya."
Letta tertunduk lesu dia hanya bisa pasrah." Gue berharap pria pilihan Oma tidak seperti mantan laknat itu.
Yang sabar.Gue yakin ada pria baik yang lebih dari si buaya rawa itu."
Letta tersenyum,menghela nafas pelan.setidaknya ia sedikit lega setelah berbagi cerita dengan Bella sahabatnya.
"Emang bestie forever gue!"Letta mencubit gemas pipi Bella.
"Gue mau balik,nggak bisa lama karena masih harus rolling juga nih."
Bella hari ini sudah resmi berkerja di rumah sakit yang sama dengan david kekasihnya itu.
Letta Mengangguk."Gue juga mau balik ke kantor paling nggak lo bawa ini buat ngemil."
Letta memberikan kentang goreng yang sudah dia pesan tak lupa minuman dingin rasa melon dalam cup besar.
"Thanks.Gue pergi,ya."
Letta menatap kepergian sahabatnya yang berjalan dengan sedikit berlari,di luar juga masih gerimis. Letta bangkit dari duduknya memutuskan untuk kembali ke kantor.
*
*
*
Letta baru pulang dari kantor,ia memutar setir mobilnya menuju pusat perbelanjaan ingin membeli beberapa bahan yang habis di apartemennya.
Jalanan terlihat rame karena sudah sore. Beberapa saat kemudian ia telah sampai. Perempuan cantik itu berjalan dengan percaya diri. Kedalam supermarket yang terlihat besar dan luas itu. Semua hal yang ia cari ada di situ jadi ia tidak perlu pindah-pindah tempat.
Letta mengambil troly,mendorongnya secara perlahan menyusuri lorong-lorong yang berisi rak makanan.
"Maaf mbak ini saya dulu yang memegangnya, kenapa anda yang mengambilnya---Lo! Kaget Letta melihat kearah seseorang.
"Letta? Kaget perempuan itu,namun ia menarik sudut bibirnya,lalu memeluk lengan seseorang yang sedari tadi ia peluk semakin erat.
" Lo belanja sendirian? Hana,nama perempuan itu. Perempuan yang berhasil merebut kekasihnya.
" Tentu, gue kan cewek mandiri yang bisa sendiri. Nggak suka merepotkan apalagi memanfaatkan."sinis Letta
"Lo nyindir gue?" Delik Hana, menatap tidak suka kearah Letta.
"Nggak! Tapi kalo lo ngerasa. Ya, jangan salahin gue." Letta hendak mendorong trolynya,malas sekali dia melihat dua orang yang ada di hadapannya itu.
"Ck! Lo tau, kami akan menikah besok. Datanglah__"ucap Hana sedikit meninggikan suaranya, niat hati ingin memanasi Letta.
"Oh,ya! Selamat ya. Kalian sangat cocok." ucap Letta tersenyum sinis.
"Tentu saja kami sangat cocok. Penglihatan Lo sangat bagus. Datanglah besok hmm atau Lo nggak berani datang karena masih mengharapkan Bima."
"Ck! Gue berharap sama siapa? Bima! Pria ini?! Apa gue terlihat seperti orang yang akan memungut sampah yang sudah gue buang. Apalagi seperti dia, tidak ada yang bisa di harapkan dari pria mokondo seperti dia."
"Maksud lo apa? Ta!" Bima akhirnya mengeluarkan suaranya setelah diam semenjak pertemuan mereka tadi.
" Bukan apa-apa, untuk undangan terimakasih. Gue bakalan datang. Kalian tunggu aja kado dari gue." Letta tersenyum smirk saat melihat Hana mengepalkan tangannya.
" Sayang ayo pulang, aku udah selesai belanjanya."ucap Hana sambil menarik tangan Bima mengajaknya pergi.
Cemburu? Tidak. Letta tentu saja tidak merasa cemburu,ia malah merasa jijik melihat pasangan itu. Dua orang yang berusaha dia hindari beberapa hari ini.
*
*
*
Azzam melepas jas kerjanya dan meletakkannya di atas sofa,ia duduk dengan lesu sambil melonggarkan tali dasi yang seakan mencekik. Seharian ini,ia duduk dan fokus dalam pekerjaannya lehernya terasa kaku. Dia benar-benar lelah dan butuh refresing.
Azzam belum pulang dia masih berada di kantor,tepatnya di kamar pribadi yang terdapat di dalam ruang kerjanya itu. Azzam memang kerap kali istirahat atau bahkan menginap di kantor jika terlalu banyak pekerjaan yang membuatnya malas untuk pulang.
"Dimana?" Azzam mengirim pesan pada Leo.
"Club." balas Leo.
Azzam tidak membalas lagi,dia langsung menyambar kunci mobilnya dan keluar dari ruangan itu.
Sesampainya di club milik Leo,Azzam mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Leo. Lagu EDM menggema memenuhi ruangan, dentuman bass berdentam seakan menghantam langsung ke dada.
Terlihat Leo yang sedang duduk di depan meja bar dengan segelas minuman beralkohol di tangannya. Melihat keberadaan Leo,Azzam langsung menghampirinya. Menyambar gelas yang berada di tangan Leo dan langsung meminumnya hingga habis tak bersisa.
"Kumat nih anak." ejek Leo
Azzam menjatuhkan diri di salah satu kursi tinggi. Ia melepaskan jam tangan Gucci nya dan meletakkannya di meja,lalu menyandarkan tubuh ke sandaran kursi."Tequila. Yang paling keras." pesannya pada bartender yang berjaga.
Bartender itu mengerjab,sedikit terkejut dengan permintaannya,tetapi kemudian mengangguk. Dalam hitungan detik,segelas tequila bening di letakkan di hadapannya.
Azzam meraih gelas itu,menatap cairan di dalamnya sejenak sebelum meneguknya dalam sekali teguk.
Panas membakar tenggorokannya,tapi anehnya itu membuatnya merasa lega.
"Lagi," katanya mendorong gelas kosong ke bartender.
Leo sudah terbiasa melihat Azzam yang seperti itu,sudah jelas pasti sedang banyak pikiran yang membuatnya mengalihkan pada minuman. Kalau pun nanti bakalan mabok dia tak akan ambil pusing karena sudah pasti akan ada orang yang bakal menjemput Azzam.
Leo memotret Azzam lalu mengirimkannya pada seseorang,dan benar saja pesannya itu langsung di balas.
"Awasi Tuan. Saya akan segera kesana."
"Oke!" balas Leo.
Tidak butuh waktu lama orang yang di hubungi oleh Leo sudah tiba di hadapannya. Dan melangkah sedikit mendekat pada Azzam.
"Tuan. Anda sudah minum terlalu banyak."ucapnya dengan penuh hati-hati, dia tidak ingin Tuannya itu tersinggung apalagi di saat seperti ini, bisa-bisa dirinya di penggal saat itu juga.
Beberapa wanita mencoba mendekati Azzam, tapi segera di halau oleh Daniel orang kepercayaan Azzam itu. Ia tidak akan membiarkan siapa pun sembarang menyentuh Tuannya karena akan berakibat fatal nantinya.
*
*
*
Leo dan Daniel membawa Azzam ke Apartemen,karena tidak mungkin membawanya pulang ke manssion dengan keadaan mabuk seperti ini bisa-bisa langsung di pasung sama Oma Riana kalau tahu Azzam pulang dalam keadaan seperti ini.
" Sebenarnya ada apa sih? Nih anak nggak bakalan minum sebanyak ini kalo lagi nggak ada masalah?!"
"Ada masalah dengan cabang perusahaan di china, tadi siang tiba-tiba saja ada yang mencoba meretas data perusahaan. Untungnya Tuan bertindak cepat jadi semuanya bisa di atasi."ungkap Daniel.
"Sudah tahu siapa pelakunya?" tanya Leo penasaran.
" Arthur dari MHD-co. Sepertinya ingin balas dendam pada Tuan karena Tuan mendapatkan tender yang di bali minggu lalu."
"Ingin main curang ternyata. Berani buat masalah dengan Athariz berarti dia sudah siap berhadapan dengan Wilson."
"Tenang aja Zam,lo nggak sendiri ada Wilson di belakang lo yang siap jadi garda terdepan kalo ada yang berani coba ganggu lo."batin Leo.
"Sedikit sentilan kayaknya bakalan buat mereka ketar-ketir."ucap Leo dengan seringaian liciknya.
Daniel yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepalanya sudah pasti akan terjadi sesuatu yang gila jika sudah di tangan Tuan muda Wilson itu. Sedikit sentilan yang dia katakan bisa berupa kehancuran sebuah perusahaan.
*
*
*
Letta yang awalnya ingin belanja kebutuhan tiba-tiba saja moodnya hilang setelah bertemu mantan dan selingkuhannya. Ia pun tidak jadi pulang ke apartemen melainkan pulang ke manssion stanley.
Dan disinilah dia sekarang sedang bersiap untuk menghadiri pesta pernikahan sang mantan. Letta akan tampil memukau dia akan membuat pria itu menyesal karena sudah mengkhianatinya.
" Mau kemana lo? Pagi- pagi udah dandan heboh kayak gini?!" tanya Gio yang tidak biasanya melihat sang adik tampil modis seperti saat ini.
Letta menatap abangnya yang terlihat masih mengenakan pakaian olahraga sepertinya baru saja habis pulang dari joging.
Tiba- tiba saja sebuah ide gila muncul di kepalanya,ia menatap jam yang bergantung di dinding ruang tamu itu. Masih ada waktu pikirnya.
" Bang gue butuh bantuan lo!"ucapnya
Letta meminta abangnya segera mandi dan berganti pakaian sedangkan dirinya menunggu di ruang tamu.
Gio sempat menolak namun saat melihat wajah memelas sang adik ia menjadi tidak tega,jadilah dia memutuskan mengikuti kemauan sang adik toh ahri ini dia tidak akan ke kantor juga pikirnya.
Tidak butuh waktu lama Gio udah keluar dari kamrnya dengan tampilan yang terlihat berbeda,bahkan Letta baru menyadari kalau dia memiliki abang yang sangat tampan.
"Ayo! Jadi berangkat,kan?" ajak Gio
Letta mengangguk. Ia langsung menggandeng tangan abangnya dan mereka pun berangkat menuju tempat pesta dengan menaiki mobil porsche milik sang abang.
Sepanjang perjalanan Letta sudah mengutarakan apa yang ingin ia lakukan di pesta pernikahan Bima.Gio yang tidak ingin melihat adik kesayangannya itu bersedih jadi mengikuti saja kemauannya.
Mobil yang di kemudikan Gio tiba di depan hotel bintang lima tempat pesta akan di langsungkan.
Gio yang peka itu turun dari mobil lalu berjalan santai memutar kedepan mobil dan membukakan pintu mobil untuk sang adik. Dan mereka pun menjadi pusat perhatian dari tamu-tamu undangan yang baru saja datang.
Siapa yang tidak kenal dengan Sergio Stanley putra kedua dari Sean Anderson Stanley salah satu pengusaha ternama di kota itu.
Letta turun dari mobil di bantu oleh Gio. Mereka terlihat seperti pasangan kekasih yang sangat serasi,tanpa ada yang tahu kalau mereka sebenarnya adalah adik kakak. Karna wajah putri bungsu keluarga Stanley selama ini tidak pernah di publikasikan.
Letta menggandeng tangan Gio memasuki ballroom hotel. Tatapan para tamu undangan lansung tertuju pada mereka, wajar saja mereka tampak terkejut melihat Letta datang tidak sendiri melainkan bersama seorang pria yang cukup terkenal di kalangan pengusaha.
Beberapa orang yang mengenal Letta sebagai karyawan biasa di Athariz grub, tampak berbisik-bisik membicarakannya.
"pantes saja Letta terlihat biasa saja padahal baru putus dari Bima,ternyata sudah mendapat pengganti yang lebih tajir."ucap salah satu tamu undangan yang satu kantor dengan Letta.
Ya,kisah cinta Letta dan Bima itu bukan suatu hal yang tabu semua teman kantor Letta juga sudah tahu kalau Letta dan Bima itu sebelumnya memiliki hubungan. Mereka semua menyayangkan Hana yang mendapatkan Bima yang hanyalah karyawan biasa sedangkan Letta malah mendapatkan pengganti yang jauh lebih tajir.
Hana yang melihat itu tampak mengepalkan kedua tangannya di atas pelaminan, Ia tidak menyangka kalau Letta seberuntung itu, Hana memang sangat tidak menyukai Letta sejak dia di pindah tugaskan ke kantor pusat, wajah cantik Letta yang terlihat alami di tambah lagi dengan kepintarannya yang tak pernah membuat kesalahan membuat banyak orang yang mengaguminya. Bahkan Prestasi Letta selalu di bangga-banggakan oleh atasan mereka. Dan itu membuat Hana sangat membenci Letta karena sejak kedatangannya membuat pusat perhatian tertuju padanya.
Oleh karena itu Hana mencoba merayu Bima ,tapi bukannya membuat Letta bersedih dirinya malah kalah telak, Letta malah mendapatkan yang lebih tajir.
"Sialan! Kenapa sih lo selalu lebih unggul dari gue?!
gue nggak terima di permalukan seperti ini,gue bakal balas lo Letta. Tunggu saja." batinnya
"Letta!"
Panggilan seseorang membuatnya menoleh,mendapati Bella bersama David berdiri tidak jauh dari mereka.
"Lo datang kesini juga?"tanya Letta
"Iya,gantiin bokap yang kebetulan tidak bisa hadir."jawab Bella.
Bella mendekat pada Letta dan sedikit berbisik." bisa-bisaan lo datang kesini ngajak abang lo."
Bella menatap kearah Gio sambil sedikit tersenyum, tapi pria itu hanya menanggapi dengan wajah datarnya. Gio sudah tidak asing dengan Bella sahabat satu-satunya sang adik sejak SMP yang sama sengklek nya dengan adiknya itu.
Sedangkan David sejak tadi hanya diam memperhatikan kekasihnya itu.