NovelToon NovelToon
Becoming An Assassin Type In Another World

Becoming An Assassin Type In Another World

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Spiritual / Reinkarnasi / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: KHAI SENPAI

Bercerita tentang seorang pekerja kantoran bernama Akagami Rio. Ia selalu pulang larut karena ingin menyelesaikan semua pekerjaannya hingga tuntas. Namun, takdir berkata lain. Ia meninggal dunia karena kelelahan, dan direinkarnasi ke dunia lain sebagai Assassin terkuat dalam sejarah.

Mari baca novelku, meskipun aku hanya menulis dengan imajinasi yang masih sederhana ~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KHAI SENPAI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Latihan Assassin dan misi pertama

Tujuh tahun telah berlalu.

Di halaman rumah yang sunyi dan dikelilingi hutan kecil, seorang anak laki-laki tampak sedang berlatih keras. Tubuhnya basah oleh keringat, tak mengenakan baju. Rambutnya hitam dengan semburat merah di sisi, berkibar pelan tertiup angin. Dia adalah Akagami Rio, kini berusia 12 tahun.

Latihan hariannya yang telah diwariskan oleh sang ayah sejak usia lima tahun baru saja selesai.

Lari 5 kilometer. Selesai.

Push-up 50 kali. Selesai.

Sit-up 50 kali. Selesai.

Dan terakhir, menahan dan melepaskan tekanan aura dari skill miliknya:

Eyes of Light.

Aura tajam dan terang menyelimuti tubuhnya beberapa detik sebelum menghilang perlahan.

“Haaah…” Rio menghembuskan napas panjang.

"Akhirnya... udah selesai..." ucapnya pelan, duduk di tanah sambil menyeka keringat di wajahnya.

Tiba-tiba, langkah kaki terdengar dari belakang.

Ayahnya muncul, berdiri dengan tangan disilangkan dan tatapan tenang menatap Rio yang masih berkeringat.

"Rio, apa kau sudah selesai latihannya?" tanya ayahnya dengan suara tegas namun tenang.

Rio pun menoleh dan menatap ayahnya sambil menyeka keringat dari dahinya.

"Iya, Ayah... aku udah selesai latihan nih," jawabnya sambil tersenyum kecil.

Ayahnya mendekat beberapa langkah, memandangi tubuh anaknya yang sudah mulai terbentuk dari hasil latihan bertahun-tahun.

"Bagus..." ucapnya singkat, lalu menambahkan,

"Sekarang... pakai bajumu dulu."

Ia berbalik perlahan, kemudian menoleh sedikit ke arah Rio.

"Setelah kamu istirahat sebentar, ikut Ayah ke hutan. Ada sesuatu yang ingin Ayah tunjukkan padamu."

Rio pun menatap ayahnya serius, seolah mulai merasakan bahwa latihan kali ini akan berbeda.

"Baik, Ayah," jawabnya mantap.

Setelah sampai di dalam hutan bersama ayahnya, Akagami Zero, suasana terasa sejuk. Cahaya matahari menembus celah dedaunan, menciptakan corak terang di antara bayangan pohon yang menjulang tinggi. Meski hari masih siang, udara tidak terlalu panas, cukup nyaman untuk latihan.

Mereka melompat dan memanjat pohon tinggi menggunakan teknik khas assassin. Tubuh mereka bergerak ringan dan cepat, nyaris tak terdengar, seperti bayangan yang menyatu dengan alam.

Tiba-tiba, saat keduanya berada di atas dahan yang cukup besar, ayahnya menghentikan langkah.

“Berhenti,” ucap Akagami Zero dengan suara pelan tapi tegas.

Rio pun langsung berhenti, berdiri seimbang di atas dahan sambil menoleh ke belakang.

“Ada apa, Ayah?” tanya Rio, sedikit keheranan.

Ayahnya menatap lurus ke depan, lalu menoleh sedikit ke arah Rio.

“Apa kau bisa melihat ke depan dengan menggunakan skill-mu?” tanyanya.

Rio terdiam sejenak, lalu mengangguk yakin.

“Bisa… tapi kenapa?”

“Coba kamu aktifkan sekarang,” ucap ayahnya singkat.

“Baik!” jawab Rio.

Rio menutup matanya sejenak, menarik napas, lalu membuka matanya dengan tatapan tajam. Aura ringan mulai terpancar dari tubuhnya.

“Eyes of Light!” teriaknya dalam hati.

Cahaya samar menyelimuti pupil matanya. Pandangannya berubah, segala gerakan di depannya melambat. Angin yang menggerakkan dedaunan, burung-burung yang terbang melintasi langit… semua terlihat dalam kecepatan yang berbeda.

Rio pun memperhatikan sekelilingnya dengan serius.

Rio memperhatikan dengan tajam menggunakan Eyes of Light. Di balik semak belukar yang lebat, dia melihat sesuatu… seseorang… bergerak cepat. Namun dalam pandangannya yang diperlambat, sosok itu tampak meluncur perlahan ke arah mereka.

Wajah Rio menegang.

“Ayah… aku melihat seseorang bergerak ke arah kita!” ucapnya dengan nada serius.

Mendengar itu, Ayahnya, Akagami Zero, langsung memasang ekspresi dingin. Tatapannya berubah tajam, aura assassin-nya seolah keluar begitu saja tanpa dipaksa.

“Sekarang… kamu bunuh dia,” kata ayahnya tegas.

Rio terdiam sejenak, kebingungan muncul dari matanya.

“Eh… tapi kenapa, Ayah?” tanya Rio, sambil perlahan menonaktifkan Eyes of Light.

Namun sebelum ayahnya sempat menjawab...

BRAGHH!!

Sebuah tumbukan keras datang dari sisi gelap semak. Slime bayangan yang menghitam seperti kabut pekat meledak ke arah Rio, menghantamnya keras dan melemparkannya dari dahan pohon!

“RIO!!” teriak Akagami Zero, ekspresinya berubah panik untuk pertama kalinya.

Tubuh Rio terhempas jatuh menembus dedaunan, dan suara dahan patah terdengar bertubi-tubi di bawahnya.

Ayahnya langsung melompat turun, aura membunuhnya kini menggelegar memenuhi udara hutan.

Ayahnya, Akagami Zero, langsung mengeluarkan aura Assassin miliknya. Udara di sekelilingnya bergetar hebat, dedaunan di pohon mulai gugur satu demi satu, seolah tunduk pada tekanan kekuatannya.

"BERANI SEKALI KAU!!" teriak Zero, suaranya menggelegar seperti petir di hutan yang sunyi.

Sosok penjahat bayangan itu perlahan melangkah ke depan, lalu mendongak dan menatap Zero dengan senyum sinis.

"Oalah… ternyata kau Zero… sang Assassin legendaris." Ucapnya dengan suara bergaung penuh ejekan.

"Kau memang kuat… tapi kenapa anakmu… terlihat lemah sekali?" lanjutnya, menertawakan dengan angkuh.

Namun sebelum dia sempat menyelesaikan tawa sinisnya...

"Kau kira... tumbukan seperti itu bisa mengalahkanku!?"

Suara itu datang dari belakangnya.

Penjahat itu langsung memutar tubuhnya cepat.

BRAK!

Dari balik bayang-bayang pepohonan, Rio muncul tiba-tiba, berdiri tegap dengan tatapan tajam. Dia menggunakan gerakan dasar Assassin yang dia pelajari selama tujuh tahun dari ayahnya, muncul tanpa jejak dan tanpa suara.

Tubuhnya penuh luka dan debu, namun matanya menyala dengan tekad yang tak tergoyahkan. Sebuah aura aneh mengalir dari tubuhnya, bukan sekadar aura biasa, namun seperti kombinasi antara cahaya dan kegelapan.

Penjahat itu terdiam sejenak, lalu mundur satu langkah secara refleks. Mulutnya terbuka, terkejut.

"Tidak mungkin… kenapa dia masih bisa bergerak…?" gumamnya dalam hati, mulai merasa tekanan dari sesuatu yang lebih besar.

Angin di sekitar mereka mendadak sunyi.

Aura Rio dan Zero mulai saling menyatu, seolah murid dan guru, anak dan ayah, siap menghadapi ancaman bersama.

Penjahat itu panik. Wajahnya pucat, tubuhnya mulai gemetar.

"A-Aku harus… lari!!" katanya sambil mundur dan langsung berbalik arah, berusaha kabur ke dalam hutan yang lebat.

Namun, suara tajam memotong udara dari belakangnya.

"Kau kira... kau bisa melarikan diri!?" suara Rio terdengar dingin dan penuh tekanan.

Rio langsung mengaktifkan Eyes of Light, dan dalam sekejap, tubuhnya menghilang dari pandangan normal, bergerak secepat bayangan. Dengan kombinasi skill Assassin dan aura cepat, ia muncul tepat di belakang musuh dan mulai menebas dengan gerakan presisi.

ZRAK! ZRAK! BOOM!!

Tusukan bertubi-tubi menghantam bagian tubuh penjahat itu, menghasilkan ledakan cahaya kecil di tiap serangan, hingga tubuh musuh terpental dan jatuh ke tanah sambil berteriak kesakitan.

"GAAAHHHH!!"

Debu berterbangan. Burung-burung di pepohonan berhamburan karena suara ledakan kecil dan aura pertarungan yang intens.

Saat kabut debu mereda, tubuh penjahat itu sudah tidak bergerak, pingsan atau mungkin sudah tak sadar karena luka berat.

Rio berdiri dengan napas terengah-engah, tubuhnya masih bergetar karena kelelahan, namun sorot matanya tetap tajam. Dia berhasil. Arahan dari ayahnya berhasil ia selesaikan.

Beberapa detik kemudian, ayahnya, Akagami Zero, muncul di sampingnya menggunakan teknik teleportasi Assassin miliknya.

Zero menatap kondisi penjahat yang terkapar, lalu menoleh ke putranya.

"Bagus sekali gerakannya… Kau memang putraku." katanya sambil tersenyum tipis dengan mata penuh bangga.

Namun, tiba-tiba...

"Ugh..."

Rio langsung tumbang dan pingsan di tempat, tubuhnya tidak kuat lagi menahan kelelahan ekstrem.

Zero menangkapnya dengan cepat, lalu menggendong Rio di pelukannya.

"Waduh… ternyata staminanya masih lemah…" gumam Zero sambil tersenyum kecil dan menggelengkan kepala.

"Tapi kerja bagus, Rio. Kau benar-benar berkembang..."

Ia pun melangkah perlahan keluar dari hutan, membawa anaknya pulang dengan aura kebanggaan.

1
Fiqar Bilam
Kok mundur Raja iblisnya?🗿
AZZAM KAMIL ROBBANI
next Thor
JustError
semangat
AZZAM KAMIL ROBBANI
next Thor
Fiqar Bilam
lanjut Thor, tapi jangan paksa diri kalo lagi sakit takut typo atau cerita gk nyambung
Reyhan
ditunggu next cepter nya
KHAI SENPAI
maafkan Aku kalo kurang bagus, soalnya Imajinasi aku tidak sebagus penulis yang lain 🙏🏻
azkar044
mana nih nextnya
Fiqar Bilam: lagi hiatus bg
total 1 replies
Nstar
gg punya 4 krya, semuanya bkalan dilanjutin tuh??
KHAI SENPAI: yang udah di end karya gagal, karya pertama ku soalnya...paksa ku buat end terus
total 1 replies
iimnnwkyy
nexttt
AZZAM KAMIL ROBBANI
ditunggu updaten terbarunya Thor👍
Reyhan
anomali satu ini agak lain giliran MC udah turu baru login 🗿
Hafiz
btw skill Eyes of light dapet dari siapa bg, atau gw terlupa baca../Frown/
KHAI SENPAI: kan udah ada di prolog bg sebelum di reinkarnasi 🙏🏻
total 1 replies
Hafiz
giliran mc udah pingsan malah muncul Maou nya
AZZAM KAMIL ROBBANI
nama raja iblisnya siapa nih jadi penasaran
AZZAM KAMIL ROBBANI: biasa itu mah😂
Fiqar Bilam: giliran Mc udah pingsan malah muncul sosok anomali
total 2 replies
AZZAM KAMIL ROBBANI
Thor kapan up lagi?
AZZAM KAMIL ROBBANI: lah sama saya juga lagi bikin ini pertarungan sengitnya😁
KHAI SENPAI: lagi buat, soalnya bakal ada pertarungan epik
total 2 replies
Fiqar Bilam
Rio lawan Nero yang bakal menang siapa ya?/Hammer//Gosh/
Fiqar Bilam: biar dapat tunangan sama Putri raja
Fiqar Bilam: moga aja Rio menang turnamen itu
total 2 replies
Filan
Oke Thor. Semangat menulis, ya.
Maaf kalau ada komentar yang kurang sreg.
Filan
payah apanya? bukankah tubuhnya dulu lebih payah dari sekarang?
Filan
latihan melelahkan kalau dibarengi motivasi yang kuat akan terasa perjuangannya.
Misal kalau dia adalah orang yang dulunya OP dan ingin membangkitkan kembali kekuatannya untuk balas dendam. itu bisa dimengerti dibanding dia yang dulunya hanya kerja kantoran aja udah repot dan banyak mengeluh.

Dia pasti motivasinya bisa hidup lebih santai menikmati dibanding sebelumnya yang terlalu sibuk bekerja.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!