NovelToon NovelToon
KEKASIHKU BERUSIA DUA RATUS TAHUN

KEKASIHKU BERUSIA DUA RATUS TAHUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / Kekasih misterius / Pendamping Sakti / Romansa Fantasi / Fantasi Wanita
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: GazBiya

Rania Vale selalu percaya cinta bisa menembus perbedaan. Sampai suaminya sendiri menjadikannya bahan hinaan keluarga.
Setelah menikah satu tahun dan belum memiliki anak, tiba-tiba ia dianggap cacat.
Tak layak, dan tak pantas.
Suaminya Garren berselingkuh secara terang-terangan menghancurkan batas terakhir dalam dirinya.
Suatu malam, setelah dipermalukan di depan banyak orang, Rania melarikan diri ke hutan— berdiri di tepi jurang, memohon agar hidup berhenti menyakitinya.
Tetapi langit punya rencana lain.
Sebuah kilat membelah bumi, membuka celah berisi cincin giok emas yang hilang dari dunia para Archeon lima abad lalu. Saat Rania menyentuhnya, cincin itu memilihnya—mengikatkan nasibnya pada makhluk cahaya bernama Arven Han, putra mahkota dari dunia lain.
Arven datang untuk menjaga keseimbangan bumi dan mengambil artefak itu. Namun yang tak pernah ia duga: ia justru terikat pada perempuan manusia yang paling rapuh…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GazBiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tenangkan hatinya

“Apa ini?” tanyanya.

“Pantas saja nyonya…tidak ingin disentuh Anda, Tuan.” Pria itu menarik napas, memilih kata-katanya—Garren menatap tajam, dengan wajah bengis yang memanas.

“Dokumen cerai ini… sudah terbit tiga bulan lalu.”

DEG!

Jantung Garren seperti dilempar keluar dari d4danya. Wajahnya memanas, merah padam.

Napasnya pecah-pecah, seolah paru-parunya menolak bekerja.

“Tidak mungkin…” suaranya pecah. “Aku tidak pernah menceraikannya.”

Tangannya bergetar saat merebut kertas-kertas itu dan membaca isinya.

Nama penggugat: Rania.

Namun tidak ada permintaan harta, tidak ada gono-gini, tidak ada angka apa pun.

Kosong.

Justru karena kosong, Garren tahu ini bukan ulah Rania. Pikiran Garren langsung mengarah pada satu orang—Ibunya.

Siapa lagi yang hidupnya berputar pada uang?

Ia meraih jasnya, siap keluar.

“Tunggu, Tuan!” Pria itu berseru cepat. “Masih ada lagi.”

Garren menoleh tajam, wajah sangarnya penuh luka yang ia tahan keras agar tidak tumpah menjadi tangis.

“Apa lagi?” suaranya nyaris hilang.

“Menurut informasi yang valid…”Pria itu menelan ludah, suaranya berat.

“Nyonya Rania memang mengundurkan diri. Namun sebelum itu… dokumen pemecatan sudah dimeetingkan. Mungkin kabar itu sampai ke telinga beliau, dan… yah, kita tahu sendiri bagaimana beliau.” Ia menunduk, sorot matanya ikut berduka.

“Beliau memilih mundur… demi harga dirinya.”

Garren mematung.

Pria itu menambahkan dengan suara lebih pelan, seolah takut kata-katanya makin melukai, “Mungkin itu sebabnya beliau… melompat ke sungai Velmorra, Tuan.”

DEG!

Garren buru-buru melonggarkan dasinya, dadanya naik turun cepat seperti seseorang yang kehabisan udara.

Napasnya sesak. Matanya memerah, berkaca-kaca.

Suaranya pecah—bahkan tak sanggup ia kerasakan lagi mana amarah dan mana penyesalan.

“Aku hanya… koma sebentar.”

Tangannya menggenggam udara, seperti ingin meraih sesuatu yang sudah lama hilang. “Dan mereka memperlakukan istri sahku… sekejam itu?” ucapnya getir, pahit— seolah ada luka yang dibelah paksa di dalam dadanya.

Garren melangkah lagi, namun lantai seakan bergoyang di bawah kakinya. Setiap tarikan napas terasa menyayat. Hatinya seperti berdarah, membayangkan Rania yang berjuang sendirian, disudutkan, dipermalukan—sementara ia malah salah paham… dan menyalahkannya.

**

Rania keluar dari kamar mandi dengan handuk kimono mewah, langkahnya ringan, elegan—seolah tempat itu memang miliknya.

“Teleponnya di mana?” tanyanya pada Lidia Uu.

Pelayan bisu itu menunjuk meja dengan sopan. Arven hanya diam, menatap… dan menahan diri.

Melihat tubuh mungil berbalut handuk itu—hidungnya hampir berdarah. Dalam hati ia bergumam, kalau nanti kita menikah… akan beginikah rasanya?

Rania menekan angka di telepon meja.

“Halo, petugas perbaikan? Bisa tolong ke unit saya di lantai tujuh puluh empat? Ada kerusakan listrik…”

Arven dan Lidia langsung saling pandang. Benar-benar seperti dua kriminal yang ketahuan sedang menyusun konspirasi.

Setelah menutup telepon, Rania menghela napas lega. “Bagus. Mereka segera datang untuk memperbaiki listrik di unitku.”

Arven tidak tampak lega sama sekali. Lidia Uu pun menatapnya penuh kode. Keduanya seperti berdiskusi tanpa suara, kalau listriknya diperbaiki… tamat sudah rencana kita.

Rania mengernyit, “Apa yang kalian lakukan?”

Nada suaranya tajam, tapi ada sesuatu yang menyengat di matanya—cemburu kecil yang tak mau ia akui.

Arven bersikap santai.

“Tidak ada,” sahutnya sambil menyeruput udara.

Rania duduk di sofa seberang, menyilangkan kaki. Ia sudah tahu Arven pasti ada maunya.

“Katakan. Apa yang kau mau?”

Arven menoleh cepat, menatap wajah judes yang jelas hanya topeng itu. Ia bisa mendengar detak jantung Rania berdetak sedikit lebih cepat.

“Kencanlah denganku…” Arven bersandar, pura-pura tenang. “…selama satu tahun.”

Lidia Uu yang sedang membersihkan sudut ruangan langsung tersenyum lebar—tanpa suara, tapi sangat jelas mendukung.

“Apa kau gila!” Rania langsung meledak.

“Aku cuma ikut mandi, dan kau minta kencan satu tahun? Kau pikir apa yang keluar dari keran kamar mandimu itu air susu?” omelnya panjang.

Arven mengerutkan kening, lalu menoleh pada Lidia Uu—mencari petunjuk, seperti anak sekolah yang dimarahi kemudian melirik guru privatnya.

Rania melihat itu, makin panas. “Bisakah pelayanmu itu pergi? Aku tidak nyaman bicara kalau ada orang lain!”

Arven menghela napas panjang, “Lidia Uu… kau dengar itu? Pergilah dulu.”

Pelayan bisu itu membungkuk sopan, lalu pergi.

Begitu pintu tertutup, Rania melipat kedua tangan. “Satu hari, oke. Tapi satu tahun? NO!”

Arven merosot sedikit di sofa, pasrah.

“Baiklah…” sahutnya kalah.

Tapi matanya lagi-lagi melirik ke arah pintu tempat Lidia menghilang.

Rania memutar bola mata, kesal tanpa sebab yang ia sendiri tak mau akui. “Kalau kau suka pada pelayanmu itu, kenapa tidak kau pacari saja?” ketusnya pedas, lalu melangkah menghentak menuju balkon. “Dari tadi main mata terus. Menyebalkan!” dumelnya.

Di pojok ruangan, Lidia Uu yang rupanya belum jauh—hanya pura-pura sibuk merapikan meja makan yang sudah sangat rapi—bergumam dalam hati,

Tuan, sepertinya Nona Rania mulai menyukai anda. Ikuti saja… dan tenangkan hatinya.

*

Terima kasih sudah membaca novel ini, temukan kejutan lain di bab selanjtnya. Setiap komentar, like, bintang dan Vote dari kamu, adalah sesuatu yang sangat berharga bagi author. Memberi semangat untuk terus menulis, memberi cahaya agar cerita ini sampai ke hati lebih banyak orang.

Jangan lupa Follow ya! Dan baca juga novel author yang lain. Terimakasih & salam hangat.

1
☆𝕾𝑶𝑳𝑬𝑫𝑨𝑫☆ᵒⁿᵍⁱˢ𝒩𝒶𝒟𝑒⚫
sampai segitunya kamu sierra,kamu wanita serakah dan berani mendahkan dirimu sendiri yang menginginkan posisi rania,melenyapkan seseorang dengan begitu mudahnya seperti menablek lalat
aaah dasar kuntilanak
☆𝕾𝑶𝑳𝑬𝑫𝑨𝑫☆ᵒⁿᵍⁱˢ𝒩𝒶𝒟𝑒⚫
kelakuanmu garr,sempat-sempatnya makan direstoran mevah,mbok yoo wis ikhlasno rania pergi dari kehidupanmu
toh kamu yaa masih ngladeni si jalànģ itu
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
kayak mamang Kiky dong 🤭
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
matamu baru terbuka sekarang, Garren... sekarang udah tahu klo istrimu didzolimi selama kamu koma.,Cari tahu juga tuh tentang cingkuhanmu itu dia otak yg bikin Rania kecelakaan,jgn mau dirayu terus 🙄
☆𝕾𝑶𝑳𝑬𝑫𝑨𝑫☆ᵒⁿᵍⁱˢ𝒩𝒶𝒟𝑒⚫
aaaah sampai disini aku suka jalan ceritanya/Applaud//Applaud/kamu emang keren thor👍 bikin senyum2 sendiri bacanya🤣🤣🤣
♏®️𝕯µɱσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐: heeh undangan khusus
total 6 replies
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
ternyata archeon juga merasakan normal ya,jantung berdetak kencang klo lagi jatuh cintrong🤣🤣
☆𝕾𝑶𝑳𝑬𝑫𝑨𝑫☆ᵒⁿᵍⁱˢ𝒩𝒶𝒟𝑒⚫
hahaha aku kok kekel sih ini,pdhl bau aroma therapy ran,,menyegarkan🤣🤣🤣
☆𝕾𝑶𝑳𝑬𝑫𝑨𝑫☆ᵒⁿᵍⁱˢ𝒩𝒶𝒟𝑒⚫
astagaaa baru bisa nengok ini novel,,udah numpuk aja,,maaf yaa thor lagi sibuk rl hehe
🏫⃟Sᵐᵖ🍌 ᷢ ͩtikoes gott༄⃞⃟⚡
jelaslah sangat berbahaya, mereka itu penguasa bumi 😦🥴😆🤤🏃🏃
🏫⃟Sᵐᵖ🍌 ᷢ ͩtikoes gott༄⃞⃟⚡
fiks Arven mulai terjerumus 🤤😆
🏫⃟Sᵐᵖ🍌 ᷢ ͩtikoes gott༄⃞⃟⚡
musuh bebuyutan berakhir saling mengagumi 😆
🏫⃟Sᵐᵖ🍌 ᷢ ͩtikoes gott༄⃞⃟⚡
gpp sekali" dh, nyicil cosplay jd nyonya rumah 🤤🏃🏃
🏫⃟Sᵐᵖ🍌 ᷢ ͩtikoes gott༄⃞⃟⚡
jd ngebayangin perut ditemploki batu bata😦😆
🏫⃟Sᵐᵖ🍌 ᷢ ͩtikoes gott༄⃞⃟⚡
harap bersabar Kaelis, anggap sj kau sdg kasih pelajaran biologi pd anak paud🤤😆🏃🏃
🏫⃟Sᵐᵖ🍌 ᷢ ͩtikoes gott༄⃞⃟⚡
masih dlm hati sj Arven sdh tau apa yg ada di pikiran Rania🤤
🏫⃟Sᵐᵖ🍌 ᷢ ͩtikoes gott༄⃞⃟⚡
bisa ae ngelesnya Kaelis😆
🏫⃟Sᵐᵖ🍌 ᷢ ͩtikoes gott༄⃞⃟⚡
Rania masih sj sekata"😆🏃🏃
🏫⃟Sᵐᵖ🍌 ᷢ ͩtikoes gott༄⃞⃟⚡
semua orang punya kepentingan masing-masing 🤤🥴
🏫⃟Sᵐᵖ🍌 ᷢ ͩtikoes gott༄⃞⃟⚡
buah jatuh tak jauh dari pohonnya. sama" busukk🥴
🏫⃟Sᵐᵖ🍌 ᷢ ͩtikoes gott༄⃞⃟⚡
heleh Sierra blm kena karma sj tuhh🥴
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!