NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kedua Pria Beristri

Menjadi Istri Kedua Pria Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Ibu Pengganti / Menikah Karena Anak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Aruna tahu hidupnya tidak lama lagi. Demi suami dan putri kecil mereka, ia memilih sesuatu yang paling menyakitkan... mencari wanita yang akan menggantikannya.

Alana hadir sebagai babysitter tanpa mengetahui rencana besar itu. Adrian salah paham dan menilai Lana sebagai perusak rumah tangga. Namun, pada akhirnya Aruna memaksa keduanya menikah sebelum ia pergi untuk selamanya.

Setelah Aruna tiada, Adrian larut dalam rasa bersalah dan menjauh dari istri keduanya. Lana tetap bertahan, menjalankan amanah Aruna meski hatinya terus terluka. Situasi semakin rumit saat Karina, adik Aruna berusaha merebut Adrian dan menyingkirkan Lana.

Akankah Adrian berani membuka hati untuk Alana, tanpa mengkhianati kenangan bersama Aruna? Atau justru semuanya berakhir dengan luka yang tak tersembuhkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter — 21.

Berbulan-bulan telah berlalu. Waktu berjalan begitu senyap, seolah ikut berkabung bersama kenangan. Tiga bulan sejak Aruna meninggal, tiga bulan pula sejak Alana resmi menjadi istri Adrian.

Namun dalam jangka waktu itu, tak ada satu pun yang benar-benar berubah. Karina menghilang dari peredaran. Katanya, dia sedang bekerja di luar negeri.

Dan di rumah itu, meski Adrian dan Alana kini tidur di kamar yang sama, namun masih ada jarak di antara mereka berdua.

Adrian tak pernah menyentuh Alana. Bukan karena tak ingin, tapi justru karena terlalu ingin.

Beberapa kali terutama di malam hari ketika putrinya sudah terlelap, ia nyaris kehilangan kendali. Hanya butuh satu lirikan pada wajah Alana di bawah cahaya lampu tidur, satu tarikan napas pelan yang terdengar terlalu menggoda, dan logikanya mulai goyah.

Namun setiap kali hasrat membakar, Adrian selalu mengerem dirinya. Ia tak mau membuat kesalahan, Alana bukan pelampiasan, melainkan wanita yang ingin ia hormati sepenuhnya. Ia menunggu, Alana membuka diri untuknya tanpa terpaksa.

Pagi itu ketika Alana sedang membereskan tempat tidur, suara Adrian terdengar dari balik cermin ketika sedang bersiap pergi bekerja.

“Al, nanti malam aku ada jamuan bisnis. Kamu ikut, ya. Acara ini harus bawa pasangan...”

Alana sontak menoleh.

“Saya, Mas? Tapi... saya kayaknya nggak pantas.”

Pandangan matanya turun menatap bajunya yang sederhana. Ia bahkan masih ragu menyentuh lemari pakaian Aruna, meski semuanya kini miliknya secara sah tapi ia tak ingin memakainya tanpa ijin Adrian. Sejak menikah, belum sekalipun Alana membeli pakaian bagus untuk dirinya sendiri dan hanya memakai pakaian lamanya.

Adrian menghentikan gerakannya saat sedang mengenakan jam tangan, ia menatap Alana cukup lama sebelum berkata pelan.

“Kamu kan sudah saya kasih kartu, belanjalah. Beli pakaian yang kamu suka, yang kamu anggap pantas untuk acara malam nanti. Gaun malam... mungkin.”

Lalu Adrian tersenyum samar. “Atau... kalau kamu bingung, kita cari di butik saja. Biasanya di sana modelnya lebih bagus.”

Alana menggigit bibir bawahnya, merasa gugup.

“Iya, Mas... tapi saya nanti cari di mall aja, ya. Kalau di butik, saya takut malu. Saya nggak ngerti fashion.”

Senyum Adrian melebar kecil, ia menutup jam tangannya. “Gimana kalau aku yang antar kamu ke butik Mama? Mau?”

Alana langsung menatapnya, matanya membulat ragu.

“Ke butik milik Ibunya Mas Adrian? Tapi... apa nggak apa-apa, Mas? Bukannya Ibu masih belum—”

“Tidak, Mama nggak pernah bilang apa pun tentang kamu lagi. Jadi, jangan takut. Sekalian aja, habis antar Alima ke sekolah... aku antar kamu ke sana.”

Alana mengangguk pelan. “Baik, Mas.”

Sekitar satu jam kemudian, setelah mengantar Alima ke sekolah mobil hitam Adrian berhenti di depan butik besar dengan papan nama elegan bertuliskan "D’Rosaline Couture".

Tempat itu, dipenuhi warna pastel dan deretan gaun mahal yang menggantung anggun di balik kaca.

Begitu Adrian melangkah masuk, manajer butik yang mengenalinya langsung menyapa.

“Wah, Pak Adrian! Sudah lama sekali tidak berkunjung. Ada yang bisa kami bantu hari ini?”

Adrian menoleh ke arah Alana, lalu memperkenalkannya tanpa ragu.

“Ini istri saya, Alana. Tolong bantu pilihkan beberapa gaun untuk jamuan malam nanti. Apa pun yang dia suka, siapkan.”

Manajer butik itu tampak terkejut sejenak, tapi segera tersenyum ramah.

“Oh, tentu saja. Nyonya... silakan duduk dulu, saya akan siapkan beberapa pilihan terbaik.”

Alana masih berdiri kaku di samping Adrian, matanya berkeliling menatap interior butik dengan rasa canggung. Ia sempat mengira akan diremehkan, mengingat gosip buruk tentangnya yang beredar dan anggapan bahwa ibu Adrian tak menyukainya.

Namun sambutan ramah itu membuat hatinya sedikit tenang.

“Silakan, Nyonya.” Ucap manajer itu lembut. “Sepertinya, Anda akan cocok untuk beberapa koleksi terbaru kami. Saya yakin... Pak Adrian akan terpesona saat melihatnya.”

Adrian hanya melirik sekilas, senyumnya menahan sesuatu yang samar.

Setelah beberapa kali mencoba gaun, akhirnya Alana memilih satu yang paling sederhana di antara deretan pakaian mahal. Gaun berwarna champagne lembut dengan potongan leher yang manis dan kain jatuh hingga mata kaki. Tidak berlebihan, tapi cukup anggun untuk mendampingi Adrian malam itu.

Ketika Alana keluar dari ruang ganti, manajer butik bahkan sempat terdiam sesaat.

“Cantik sekali, Nyonya. Gaun ini seperti memang dibuat untuk Anda.”

Adrian menoleh, dan untuk sepersekian detik waktu terasa berhenti baginya.

Ia tidak berkata apa pun, hanya menatap. Alana terlihat gugup di bawah sorot mata suaminya, tangannya meremas ujung gaunnya sendiri.

“Kalau kurang pantas... saya bisa ganti, Mas,” ucapnya ragu.

Adrian menggeleng perlahan. “Tidak, itu sudah sempurna. Kamu sangat cantik...“

Nada suaranya tenang, tapi ada sesuatu kekaguman. Wajah Alana merona, baru pertama kali dia dipuji cantik oleh Adrian.

Malam tiba lebih cepat dari biasanya, langit Jakarta berkilau dengan lampu gedung dan suara mobil yang tak henti. Adrian mengenakan setelan jas hitam yang membingkai tubuhnya dengan sempurna, sementara Alana duduk di sampingnya dalam mobil, sesekali menatap keluar jendela dengan gugup.

Sementara Alima, sudah dititipkan di rumah ibunya.

“Kenapa kamu tegang begitu?” tanya Adrian tanpa menoleh.

“Takut salah, Mas. Saya belum pernah datang ke pesta orang-orang seperti ini. Takut cara saya duduk salah, bicara salah...”

Adrian menahan senyum. “Kamu cuma perlu jadi dirimu sendiri. Jangan khawatir, aku akan selalu bersamamu.”

Namun kalimat itu, alih-alih menenangkan justru membuat dada Alana berdebar aneh.

Mobil berhenti di depan hotel bintang lima dengan lampu kristal yang menggantung megah di pintu masuk. Para tamu datang dengan mobil mewah, para wanita bergaun panjang dan pria dengan jas elegan.

“Tunggu, pakai ini.“ Adrian membuka sebuah kotak yang ternyata berisi kalung mahal.

“Mas, ini?“

"Untuk kamu, sini saya bantu pakai.“ Adrian langsung mengambil kalung itu dan mendekat maju untuk memakaikannya di leher Alana.

Hembusan nafas keduanya begitu terasa, Adrian mencoba menahan gejolak saat ia menghirup aroma wangi tubuh Alana dari jarak sedekat itu.

"Selesai." Adrian dengan cepat menjauhkan tubuhnya, ia takut khilaf.

“Ini indah, makasih Mas." Alana menatap kalung itu dengan mata berkaca-kaca penuh haru.

Adrian turun lebih dulu, lalu mengulurkan tangan pada Alana.

“Pegang tanganku.”

Alana menurut, meski jemarinya terasa dingin.

Begitu mereka masuk ke aula besar, suara musik lembut mengalun. Aroma wine, tawa, dan percakapan bisnis memenuhi udara. Adrian menyapa beberapa rekan bisnis, memperkenalkan Alana dengan sopan. Ia menjaganya di sisi, tapi tak selalu bisa mengawasi karena tamu yang datang silih berganti.

Alana mencoba tersenyum setiap kali disapa, tapi di dalam hatinya, rasa minder terus menyeruak. Ia merasa seperti orang asing di dunia yang bukan miliknya, tempat semua wanita tampak percaya diri. Para wanita itu mengenakan perhiasan berkilau, dan berbicara dengan bahasa yang begitu tinggi.

Sesekali, Alana melirik Adrian yang tengah berbicara dengan dua pria di dekat bar. Pria itu terlihat begitu tenang, begitu... tak terjangkau olehnya.

Alana menunduk, menyesap air mineralnya pelan-pelan. Ia ingin cepat pulang.

Namun tiba-tiba, sebuah suara berat terdengar dari belakang.

“Alana?”

Tubuhnya seketika menegang. Ia membalik perlahan, dan darah di wajahnya seolah surut seketika.

Seorang pria paruh baya berdiri di sana, berjas mahal dengan senyum yang tidak pernah Alana lupakan. Tatapan mata pria itu, membuat kulit Alana merinding.

“Tidak salah, kan? Ini kamu... gadis yang bekerja di panti dulu itu?” katanya sambil terkekeh kecil.

Alana melangkah mundur setapak. “T-Tuan Rama...?” suaranya nyaris tak keluar.

Pria itu mengangguk puas. “Ah, kamu masih ingat rupanya. Sudah lama sekali, ya. Aku kira kamu sudah... hilang.” Ia menatap dari ujung kepala hingga kaki Alana dengan pandangan yang membuat jantungnya berdegup ketakutan.

“Dan sekarang, kamu jadi istri Adrian? Dunia ini memang kecil.”

Alana menunduk, tangannya gemetar. Kenangan kelam berkelebat. Masa dimana ia bekerja di panti asuhan, ketika pria itu datang sebagai donatur besar, memberi bantuan... lalu menawarinya “hidup yang lebih baik.”

Tapi maksud sebenarnya begitu busuk. Pria itu memaksa Alana menjadi istri keduanya dengan iming-iming harta dan perlindungan. Saat Alana menolak, pria itu mengancam akan menutup panti dan memfitnahnya.

Demi kelangsungan panti asuhan, Alana memilih mengundurkan diri dan pergi lalu mencari pekerjaan lain. Tak disangka, kini dia malah bertemu dengan pria brengsek itu lagi.

“Kenapa wajahmu pucat begitu?” Pria itu berbisik rendah, dekat sekali di telinga Alana. “Kamu tahu, aku masih ingat betapa kerasnya kamu menangis waktu itu saat menolakku.”

Alana mundur, tapi sebelum ia sempat menjauh lebih jauh, suara Adrian tiba-tiba terdengar dari arah belakang.

“Alana?”

Pria bernama Rama itu menoleh, seolah tak terjadi apa-apa. “Ah, Tuan Adrian! Dunia ini memang sempit sekali, aku baru saja bicara dengan istrimu. Tidak kusangka dia ternyata orang yang kukenal.”

Adrian menatap Alana yang wajahnya sudah pucat pasi, lalu kembali menatap pria itu. “Kalian saling kenal?”

Senyum pria itu melengkung tajam. “Sedikit, dulu aku sempat membantu sebuah panti asuhan kecil. Rupanya, istrimu pernah bekerja di sana.”

Alana menunduk, berusaha menutupi ketakutannya. Namun Adrian sempat melihat tangan Alana yang gemetar halus di sisi gaunnya. Ia tahu, ada sesuatu yang salah.

Dengan tenang tapi tegas, Adrian meraih tangan Alana. “Maaf, Tuan Rama. Kami harus bergabung dengan tamu lain.”

Pria itu hanya tersenyum licin. “Tentu. Tapi Tuan Adrian... nanti aku ingin bicara sedikit soal proyek lama kita.”

Adrian hanya mengangguk tipis, lalu menggiring Alana pergi. Begitu mereka berdua cukup jauh dari keramaian, ia berhenti dan menatap wajah Alana yang hampir kehilangan warna.

“Siapa dia sebenarnya, Al?” suaranya pelan, tapi tegas. “Kamu benar-benar kenal dia?”

Alana menelan ludah, matanya bergetar menahan air mata. “Dia... dia orang yang pernah mencoba menghancurkan hidup saya, Mas.”

Adrian terdiam, seketika senyum tenangnya benar-benar lenyap.

1
Ariany Sudjana
bagus Adrian harus tegas, pelakor harus dibinasakan
Tiara Bella
mantap Adrian belain Alana bngt.....pelakor hempaskan aja
Yuliana Tunru
ya ampun ada z wanita2 yg tak tsu malu dgn alasan masa kecil tp terselubung niat jd pelakor cantikndan kaya tp tak.punya malu..💪💪 adrian basmi pelakor
Dian Rahmawati
suka sikap adrian
Dian Rahmawati
mantap adrian
Rohmi Yatun
cerita yang luar biasa 🌹🌹🌹🌹👍
Dian Rahmawati
rasain Rama
Yuliana Tunru
rupa x rama malah krrja sama dgn perusshasn adrian di cabut ..rasain laki2 jahst gitu
Tiara Bella
mw ngapain lg tuh tuan Rama....sukurin udh dibales perbuatan dia sm Adrian....
Yuliana Tunru
akhir x adrian buka puasa dg yg manis2
Dian Rahmawati
cie cie udh unboxing ya
Dian Rahmawati
wah adrian bertindak
Tiara Bella
Alhamdulillah udh JD suami istri yg utuh....
Tiara Bella
wow Adrian langsung bertindak ......
Jengendah Aja Dech
❤️
Dian Rahmawati
siap2 Rama dihancurkan oleh adrian
Tiara Bella
mana lg gerogi dtng kepesta orng kaya malah ada Rama yg dl maksa nikah sm dia....tenang ada Adrian Alana
Tiara Bella
kapok gk tuh skrng udh dilarang deketin keluarganya bahkan dipecat ....
Tiara Bella
Karina blm kapok udh ditegor sm Adrian jg tunggu aja Adrian bertindak....
Tiara Bella
ketinggalan aku sampe 5 bab Thor 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!