NovelToon NovelToon
ANA - Terlanjur Salah Pilih

ANA - Terlanjur Salah Pilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Poligami / Cinta Terlarang
Popularitas:567
Nilai: 5
Nama Author: Frans Lizzie

Ana yang baru masuk ke tempat kerja baru, terpikat dengan Aris, pemuda yang tampan, baik, rajin bekerja dan sopan. Sempat pacaran selama setahun sebelum mereka menikah.
Di tahun kedua pernikahan mereka, karakter Aris berubah dan semakin lama semakin buruk dan jahat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Frans Lizzie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 - Aris dipanggil ke Sales

Tak berapa lama kemudian…..

“YUDI…..”  Suara Duncan menggelar.

“COMING, Serrrr!”

Ana dan Ling Xie tertawa tanpa suara sampai kedua tubuh wanita muda itu lemas.

“Mas Yudi berani kali ya.”

Ling Xie terkekeh.”Dia itu sinting saja. Tapi kesintingan Yudi lah yang paling mampu menghadapi Pak Duncan yang perfeksionis.” 

Ana mengangguk-anggukkan kepalanya sambil membentuk huruf o di bibirnya tanda mengeluarkan suara.

Yudi keluar dari kantor Duncan dengan tergesa-gesa ke meja untuk mengambil beberapa desain lalu secepat kilat masuk kembali ke kantor Duncan.

Ana dan Ling Xie masih terus mengerjakan surat surat, ketika tiba printer yang sedang mencetak surat macet. Gumpalan kertas membelit motor printer. 

Ana sedang menjawab panggilan telepon, jadi Ling Xie berusaha memperbaiki dengan membongkar tinta printer.

Yudi keluar dan berjalan cepat menuju mejanya. Wajahnya tampak serius, dan segera menghadap komputernya untuk mulai mengerjakan tugas dari bos.

Ling Xie menyapa Yudi karena penasaran, "Yudi, dimarahin ya karena pakai fasilitas hotel buat nge-print foto?”

Yudi mengangkat bahunya, “Mungkin juga. Karena desainku jadi banyak yang dikomplain. Jadi banyak revisi.”

Ling Xie tersenyum geli. “Biasa itu si bos. Kalau ada yang bikin dia kesal, seperti itu…..” Belum sempat Ling Xie menyelesaikan kalimatnya…..

“Ling Xie!” 

Teriakan keras terdengar lagi. Walau jauh lebih lembut dibandingkan teriakan untuk Yudi sebelumnya.

Ling Xie langsung meletakkan sparepart printer yang ia pegang dan langsung melangkahkan kakinya ke kantor bos.

“Telpon engineering saja, Ana untuk minta agar diservis printer-nya,” pesan Ling Xie sesaat sebelum memasuki ruang bos Duncan.

Yudi menjulurkan lehernya dari balik monitor  besarnya. “Telpon operator wae mbak. Minta di sambung-ke hape-ne Aris. Ojo nelpon extension engineering, suwe mengko. Lagian durung tentu cah engineering sing teko ngerti service printer.”

Hati Ana terasa mendesir. Di dalam hatinya ia mengakui Mas Aris itu masuk dalam kriteria sebagai yang cowok ganteng dan keren. Tetapi karena karakter Ana yang cenderung konservatif dan agak gengsian membuatnya tidak berani menunjukkan rasa ketertarikannya.

“Aku nggak berani Mas minta tolong langsung ke Pak Aris. Dia kan udah manajer. Masa aku yang cuma sekretaris minta seorang manajer datang.”

“Ah, Aris kuwi wong-e gampang kok nek dimintai tulung. Opo meneh nek sampeyan sing minta tulung wessss….cepet-lah.”

Ana menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Wah, ora wani aku Mas. Aku nelpon engineering.”

“Aris wong-e apik kok.  Tenan, ora  ngapusi aku.”

“Ora akrab aku, Mas. Aku nelpon Engineering wae….” Ana mulai mendekatkan gagang telepon ke telinganya. Gerakannya tertahan melihat Yudi mengangkat tinggi tangan kanannya untuk mencegah.

Yudi menggunakan handphone pribadinya untuk menelpon.

“Halo, Ris. Mlebu opo?” Yudi terdiam sebentar untuk mendengarkan. “Iki lho printer e sekretaris sales rusak. Kowe iso tho servis? Mrene o cepet! Mesak-no bocah-e ki, ora iso nyambut gawe.  Dikasih tugas gawe invitation letter nggo appreciation day mendadak dan kudu rampung cepet. Mesak-no arek-e.” 

Yudi diam kembali mendengarkan lawan bicaranya berkata. “ Lha Ana-ne isin kuwi karo kowe…. Percaya karo aku, wis kowe mrene o.”

DEG! 

Ana kaget dengan kata-kata Yudi barusan. Wah, kenapa Yudi berkata seperti itu kepada Mas Aris.

Bikin malu saja. Wajar kan, jika seseorang ingin terlihat sempurna di depan crush-nya. Ini malah dibuka kedoknya. 

Sungguh sialan Mas Yudi itu.

Yudi memasukkan kembali handphonenya ke saku celana. “Wis beres tho Mbak.”

Beres apaan, sungut Ana dalam hati. Yang ada malah bikin dia makin salah tingkah.

Aris, laki-laki yang diam-diam dia masukan dalam angan-angan sejak pertemuan pertama di mess lebih dari sebulan lalu. 

Memang pertemuan Ana dan Aris hanya sekitar 10 kali saja setelahnya. Itu pun tidak pernah berdua saja. Dan hanya percakapan yang biasa saja di antara sesama teman kerja.

Ana memang sedari dulu seperti itu. Selalu menyimpan perasaan suka terhadap seseorang hanya di dalam hati saja. Sama sekali tak berani megungkapkan isi hatinya terhadap seseorang jika Ana ada hati kepadanya.

Sebetulnya Ana sendiri juga sudah cukup kesal terhadap dirinya sendiri. Kepada orang yang dia sukai, dia malah bersikap kaku, mungkin karena grogi. 

Dia akan banyak diam dan mendengarkan, mencuri-curi pandangan secara sehalus mungkin agar tidak terdeteksi oleh siapapun. 

Bodoh? Tolol?

Ya, begitulah Ana. Makanya sedari dulu, siapa pun yang pernah ada di sudut hati Ana, pasti lewat. Lewat tanpa sempat ada cerita…..

Juga Mario-nya saat itu…

“Ana.” 

Hah??!!   Ana tersentak. Suara itu….

Tiba-tiba Aris sudah berdiri di samping meja Ana, tanpa sedikit pun Ana merasakan.

Yah, sedari tadi ia memang sedang panik namun ia tutup-tutupi.

Ana tersentak dari pikiran yang agak melantur ke masa sebelum ia ke Batam. Dengan mata sedikit terbelalak ia menatap laki-laki yang menarik hatinya.

Aris tersenyum lembut. “Wah maaf, aku mengejutkanmu ya. Kata Yudi, printer-mu rusak ya.”

“Iya, ini lihatlah.” 

Ana berusaha secepat mungkin untuk memusatkan perhatian pada kerjaannya. Ia berusaha mengeluarkan kertas kertas yang bergulung dan membelit di printer nya. 

“Susah payah kulepaskan kertas yang membelit, tetapi saat kucoba mulai nge print lagi pasti akan langsung stuck seperti ini,” jelas Ana yang untungnya, cukup lancar.

Aris mendekat dan berkata dengan halus, “Aku lihat ya…”

Aris mendekati sisi kanan tempat duduk Ana. Ia mulai membongkar printer tersebut dengan posisi agak membungkuk.   

Posisi mereka cukup dekat. Aroma tubuh Aris yang berbau matahari tercium samar  berbaur dengan bau parfum musk yang sexy.

Hati Ana berdegup kencang, sangat kencang. Untuk menyamarkan rasa insecure nya, Ana menyibukkan diri untuk memasukkan undangan sesuai  format yang ada agar nanti bisa segera di print.

Baru saja Ana menyelesaikan sampai nomor 75 ketika tiba-tiba makhluk tampan di sampingnya itu berkata, “Butuh berapa surat sih untuk …..” Kepala Aris semakin menunduk mendekat pada layar monitor….., dan tentu saja semakin mendekat ke wajah Ana.

Ana memutar lehernya ke kanan mengikuti suara lirih Aris. 

Dan…..DEG!

Kulit pipi Aris yang berpori-pori terpampang jelas dengan jarak sekitar 20 senti saja. Aroma musk nya jadi semakin jelas tercium.     

“Appreciation Gathering?” Dari samping Ana bisa suara pelan Aris.

CES…

Hati Ana serasa disiram air dingin. Mendadak menggigil secara tiba-tiba sehingga membuat lidahnya terasa beku bahkan untuk berbicara.

“SHHH….” 

Ana benar-benar sangat susah mengucapkan kata di dekat cowok ganteng ini. 

Ahhh!!! 

Ana sangat malu dengan kegagapannya. Dia berusaha keras agar bisa menjawab dengan jelas dan bermartabat. Biar kelihatan keren di depan cowok crush nya.

Aris menatap Ana dengan dahi mengerut dan wajah yang terlihat sedikit heran, kenapa respon Ana gagap dan terlihat susah berbicara.

“Ituu….” Ana mencoba mengeluarkan suara lagi.

“Ya..?” Alis Aris agak terangkat.

1
strawberry 27
di tunggu kelanjutannya kak , bikin penasaran
strawberry 27
di tunggu keseruan selanjutnya author
strawberry 27
Klo Aris tidak ada niat buruk ke Ana, dan niat nya tulus nganterin Ana liat² Batam, tidur di rumah Hendra pasti mau, ini Aris sudah pertama ke Tanjung Pinang ,Ana yg bayar i , SPT nya gue tau niat busuk Aris apalagi KLO bukan pingin melancarkan aksi nya di hotel sama Ana
strawberry 27: salah paham sy dgn author nya, maksud sy bukan pertama x Aris ke Tanjung Pinang tapi ,dari awal yg Aris minta duit 200 ribu buat bayar PP itu lho hehehe,,,
total 2 replies
strawberry 27
Wah Aris ada mau nya sama Ana tu, sudah ke Tanjung Pinang minta di bayar i , e Hendra baik banget nawari bermalam di rumah nya di tolak, hati² Ana , si Aris ada niat busuk ke Ana, Aris pasti pingin nginep di hotel berdua an sama Ana, dah gitu x aja Ana yg di suruh bayari hotel bukan itu aja, Aris punya niat buruk ke Ana , Ana hati². sama Aris buaya darat
strawberry 27: iya bikin penasaran aja si Aris mau ngapain ke Ana 🤭🤭
total 3 replies
strawberry 27
waduh si Aris kok pelit ,nggak bayari Ana yg 200 ribu buat ke TP😠
strawberry 27: Aris ternyata cuma pingin menaklukkan Ana doank, habis itu ya sudah
total 4 replies
Frans Lizzie
Terima kasih buat dukungannya.😍😍
strawberry 27
lanjut kak,,,nunggu in nich
strawberry 27
wah ,,Tiur perlu bingit blajar basa Jawa thor biar makin seru KLO ngobrol bareng 😄
strawberry 27
di tunggu kelanjutannya kak, seru nich. bikin penasaran
strawberry 27: sama² kak 🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!