NovelToon NovelToon
Jurus Terakhir Tuanku

Jurus Terakhir Tuanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah sejarah
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: HARJUANTO

JURUS TERAKHIR TUANKU/ TUANGKU

​Ribuan tahun lamanya, daratan Xianwu mengenal satu hukum: kekuasaan dipegang oleh pemilik teknik bela diri pamungkas.
​Tuanku —seorang pewaris klan kuno yang tersisa—telah hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Ia tidak memiliki bakat kultivasi, tubuhnya lemah, dan nyaris menjadi sampah di mata dunia persilatan.

​Namun, saat desakan musuh mencapai puncaknya, sebuah gulungan usang terbuka di hadapannya. Gulungan itu hanya berisi satu teknik, satu gerakan mematikan yang diwariskan dari para pendahulu: "Jurus Terakhir Tuanku".

​Jurus ini bukan tentang kekuatan, melainkan tentang pengorbanan, rahasia alam semesta, dan harga yang harus dibayar untuk menjadi yang terkuat.

​Mampukah Tuanku, dengan satu jurus misterius itu, mengubah takdirnya, membalaskan dendam klannya, dan berdiri sebagai Tuanku yang baru di bawah langit Xianwu?

​Ikuti kisah tentang warisan terlarang, kehormatan yang direbut kembali, dan satu jurus yang mampu menghancurkan seluruh dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPILOG 02 JALUR PERTAMA KE BARAT DAN KESOMBONGAN ENERGI MURNI

NOVEL: JURUS TERAKHIR TUANKU

EPILOG 02 : JALUR PERTAMA KE BARAT DAN KESOMBONGAN ENERGI MURNI

​1. Gerbang Dunia Tanpa Jiwa

​Portal yang menghubungkan Danau Kristal (Roh Timur) ke Benua Teknologi Barat berputar, memuntahkan Tuanku, Fatimah, dan Jin ke atas landasan peluncuran yang dingin dan steril. Transisi itu keras—bukan secara fisik, melainkan secara eksistensial.

​Tuanku terhuyung. Ia tidak merasakan tekanan Qi, melainkan kekosongan resonansi. Tubuhnya, yang telah beradaptasi untuk menarik dan menyeimbangkan Qi dari alam, kini terputus dari sumber kehidupan itu. Udara dipenuhi dengan getaran ultrasonik, bukan suara alam; aroma ozon yang tajam, bukan wangi bunga spiritual.

​"Ini... ini adalah penjara yang terbuat dari Kemurnian yang berbeda," bisik Fatimah, matanya menyipit terhadap cahaya neon yang terang dan keras. "Mereka menolak Qi, bukan dengan sihir, melainkan dengan frekuensi. Mereka telah menciptakan perisai buatan terhadap jiwa."

​Jin, si kucing oranye, bereaksi paling parah. Biasanya, Qi Yang-nya yang riang akan meresap dan menenangkan lingkungan. Di sini, Qi-nya terasa tertahan, seperti nyala api yang diletakkan di ruang hampa. Jin mengeong protes, suaranya terdengar sumbang di tengah deru mesin yang tak berujung.

​Tuanku mengambil Tongkat Lin Kai-nya. Ia mencoba menarik Qi dari tongkat itu, Qi yang seharusnya menjadi jangkar sisa-sisa Qi Yin Mutlaknya. Tidak ada respons.

​"Mereka telah mencapai apa yang Qian Yu coba lakukan secara kosmis," kata Tuanku, mendengus. "Menciptakan Kemurnian yang mutlak. Qian Yu ingin Kemurnian Spiritual. Mereka ingin Kemurnian Teknologi. Kedua-duanya sama-sama tirani."

​Tiba-tiba, drone keamanan kecil berbentuk bola perak muncul, memindai mereka dengan cahaya merah.

​"Identitas tidak terdaftar. Segera hentikan gerakan Anda," suara robotik yang dingin itu menghantam mereka.

​2. Kegagalan Qi dan Keutamaan Fisika

​Tuanku, secara naluriah, mengangkat tangan, mencoba melepaskan sedikit Qi spiritual untuk menangkis. Namun, Qi itu segera terdispersi dan dihalangi oleh medan energi yang tidak terlihat.

​Drone itu menembakkan pancaran cahaya biru. Tuanku berhasil menghindar, tetapi pancaran itu menghantam plat baja di belakangnya, meninggalkan bekas hangus yang bersih.

​"Gagal," kata Tuanku. "Qi Yin Mutlak, Qi Spiritual, bahkan Qi Yang Jin... semua ditekan oleh medan frekuensi teknologi mereka."

​Fatimah mencoba menggunakan Jimat Formasi Ruang. Jimat itu bergetar, tetapi tidak mampu membuka formasi. "Sistem mereka terlalu padat! Jaringan energi mereka mengganggu semua formasi spiritual yang rumit!"

​"Mereka tidak menyerang kekuatan kita, Fatimah. Mereka menyerang metode kita," simpul Tuanku. "Di Xianwu dan Roh Timur, hukum alam adalah Qi. Di sini, hukum alam adalah fisika dan energi buatan."

​Mereka terpaksa lari, bersembunyi di balik tumpukan kotak logam. Tuanku, yang selama ini mengandalkan Qi superiornya, kini harus mengandalkan naluri manusia murni dan kecepatan kaki. Sebuah ironi besar bagi Guru Keseimbangan.

​Saat bersembunyi, Tuanku melihat sebuah layar publik holografik yang menampilkan motto peradaban itu: “Energi Murni Adalah Tata Tertib. Kekacauan Spiritual Adalah Nol.”

​"Mereka takut pada apa yang tidak dapat mereka ukur," bisik Tuanku. "Qian Yu takut pada kehancuran Yin. Mereka takut pada ketidakpastian spiritual."

​Mereka membutuhkan sekutu—seseorang yang memahami sistem ini dari dalam, tetapi memiliki keraguan terhadap Kemurnian Teknologi.

​3. Teknisi Zeta: Pembangkang di Tengah Tirani

​Mereka berhasil menyelinap ke lorong servis yang gelap, tempat generator raksasa berdengung, menghasilkan energi yang mematikan. Di sana, mereka menemukan Teknisi Zeta, seorang pria muda yang sibuk memperbaiki panel kontrol yang hangus.

​"Perbaikan Reaktor Omega Gagal. Interferensi Bio-Energi Terdeteksi," gumam Zeta, mengutak-atik kabel optik.

​Tuanku melangkah maju. "Kami adalah Interferensi Bio-Energi. Kami mencari Jantung Kristal."

​Zeta terkejut, menoleh dengan cepat. Ia tidak terlihat takut, hanya lelah dan tertekan. Ia segera menarik mereka ke balik generator yang berdengung keras.

​"Kalian gila? Jantung Kristal adalah inti dari Tirani Teknologi! Itu adalah tabu! Kalian pasti Penyimpang Spiritual dari luar?" bisik Zeta, matanya memindai lorong.

​Tuanku menjelaskan misi mereka—Keseimbangan Kosmis, Qian Yu, dan kebutuhan akan tiga kunci.

​Zeta mendengarkan. Matanya yang lelah mulai bersinar dengan minat yang ragu-ragu. "Tiga kunci... Spiritual, Yin, dan Teknologi. Itu adalah fantasi! Di sini, Kemurnian Teknologi adalah satu-satunya kebenaran. Dan kebenaran itu dikendalikan oleh Dewan Energi."

​Zeta menjelaskan tentang Dewan Energi—para penganut Kemurnian yang menggunakan Jantung Kristal untuk menekan semua energi lain, terutama Qi Spiritual, yang mereka anggap sebagai "kekacauan primitif".

​"Mereka percaya Jantung Kristal adalah manifestasi Kesempurnaan. Itu adalah Sumber Energi Murni yang tidak memiliki kelemahan," kata Zeta, mengepalkan tinjunya. "Mereka menindas jutaan orang, membatasi hak untuk menggunakan energi kecuali yang dikendalikan oleh Dewan."

​"Itu adalah arogansi yang sama dengan Raja Kultivasi," kata Fatimah, merasa prihatin. "Ambisi yang diselubungi Kemurnian."

​4. Kelemahan Sejati dan Hukum Fisika Waktu

​"Jika Jantung Kristal adalah Kesempurnaan, di mana letak kelemahannya?" tanya Tuanku, tatapannya tajam. Ia tahu bahwa setiap sistem, tidak peduli seberapa murni, harus memiliki titik kerentanan—titik di mana Yin dan Yang bertemu.

​Zeta terdiam lama, sebelum akhirnya berbicara dengan suara yang sangat rendah.

​"Jantung Kristal adalah Kesempurnaan... selama ia berfungsi. Namun, sistem ini didorong hingga batasnya. Mereka menarik energi dari dimensi paralel untuk memberi daya pada seluruh benua."

​"Dimensi paralel?"

​"Ya. Setiap unit waktu standar, yang kami sebut Siklus Alpha, Jantung Kristal harus melakukan 'pembersihan resonansi'. Energi lama dilepaskan, dan energi baru ditarik dari dimensi itu. Ini adalah prosedur wajib untuk menghindari ledakan."

​"Dan pada saat pembersihan resonansi itu?" tanya Tuanku, naluri Keseimbangan-nya berdenyut.

​"Terjadi jeda. Titik Lompat Alpha," bisik Zeta. "Seluruh Dinding Energi yang melindungi Kristal dan menekan Qi Spiritual akan mati. Hanya sepersekian detik. Mungkin 0.003 detik, tidak lebih. Itu adalah satu-satunya saat di mana energi eksternal, bahkan yang primitif seperti 'Qi' Anda, bisa mencapai Jantung Kristal."

​Tuanku tersenyum tipis. Ini adalah kelemahan yang dia cari—bukan kelemahan emosional atau spiritual, tetapi kelemahan waktu dan fisika.

​"Titik Lompat Alpha," ulang Tuanku. "Jeda 0.003 detik di tengah tirani. Itu adalah medan pertempuran kita. Kita tidak melawan teknologi; kita melawan waktu."

​5. Persiapan Filosofis: Keseimbangan di Tengah Kecepatan

​Tuanku menyadari tantangannya. Ia harus menyalurkan Air Mata Naga dan Pedang Abadi (sebagai saluran sisa Qi Yin Mutlak) ke Jantung Kristal tepat pada jeda 0.003 detik itu. Jika terlambat, mereka akan terpanggang oleh pancaran energi saat Dinding Energi menyala kembali. Jika terlalu cepat, Dinding Energi akan menekan Qi mereka.

​"Zeta, kami membutuhkanmu untuk menghitung Titik Lompat Alpha. Kami membutuhkan waktu yang tepat, hingga mikrodetik," kata Tuanku. "Aku akan menggunakan filosofi Keseimbangan untuk menahan waktu, dan kamu akan menggunakan teknologi untuk mengukur waktu."

​"Aku akan membantu," kata Zeta, matanya kini bersinar dengan harapan revolusi. "Aku adalah Teknisi Zeta. Aku akan memberi Anda waktu yang Anda butuhkan."

​Fatimah menatap Tuanku dengan penuh kepercayaan. "Tuanku, kau harus mencapai Keseimbangan Absolut. Tubuhmu harus bergerak dengan kecepatan Yang, tetapi pikiranmu harus tetap tenang dalam Yin, siap menghadapi jeda."

​Tuanku mengangguk. Ia memejamkan mata. Ia merasakan denyut jantungnya, mencoba menyelaraskannya dengan dengungan generator raksasa. Ia harus menjadi mesin hidup yang bergerak dengan presisi yang sama dengan teknologi, sambil mempertahankan jiwanya.

​Jin mengeong lembut dari saku jubah Tuanku, sentuhan Qi Yang-nya yang konstan menjadi pengingat: secepat apa pun dunia bergerak, Keseimbangan yang tenang akan selalu menjadi kunci.

​Misi untuk mendapatkan Jantung Kristal telah berubah menjadi duel antara Filosofi Keseimbangan melawan Hukum Fisika Waktu.

1
Berkah Langit
Dunia fantasi terasa matang. Penyebutan klan, pilar, jurus, kutukan — semuanya memberi gambaran dunia silat-fantasi yang luas.
Berkah Langit
Pacing pembukaan pas. Tidak terburu-buru, namun tidak bertele-tele; cukup untuk membangun dunia dan karakter.
Salsabila Aini
Konflik tersirat sejak awal. Bahkan sebelum aksi, pembaca sudah tahu bahwa sesuatu yang berat dan kelam sedang menunggu tokoh utama.
Salsabila Aini
Narasi kaya dan puitis. Kalimat seperti “langit tak pernah sebiru syair-syair lama” membuat pembuka terasa indah sekaligus muram.
arex²
Kesan tragedi terasa kental. Reruntuhan Pilar Kemuliaan dan batu nisan tak terhitung jumlahnya memberi kesan sejarah besar yang sudah hancur.
arex²
Setting Lembah Siluman terasa epik. Banyak detail kecil yang membuat tempat ini tampak kuno, misterius, dan berbahaya.
arex²
Tokoh Pangeran Sultan Sati diperkenalkan dengan kuat. Membawa “beban nama besar yang telah lama mati” membuat pembaca penasaran dengan masa lalunya.
arex²
Pembuka yang sangat atmosferik! Deskripsi langit kelabu dan lembah penuh debu langsung membuat suasana kelam terasa hidup.
Syah Raman
ssmangat
Syah Raman
waalaikum salam warohmatullahi wabarokatuh
Berkah Langit
🙂
Berkah Langit
ikut penasaran dengan lin kaì
◇HARJUANTO◇: lanjut baca kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!