Cinta itu datang membawa sejuta keindahan, dan seribu kebahagiaan.
Namun sayang, kebahagiaan itu tak bertahan lama.
Cinta itu pula yang menorehkan luka.
Sebuah kisah gadis mudah berumur 23 tahun yang mencinta pria matang seumur ibunya.
Tania pikir, kisah cintanya akan semulus kisah cinta orang tuanya. Namun Tania salah, Cinta itu malah membuatnya terpuruk.
Dunia Tania hancur saat Julian yang tak lain adalah lelaki yang dicintainya tiba-tiba mengenalkan calon istri kehadapannya.
Hubungan yang sudah di bangun dua tahun tersebut itu pun harus berakhir.
Tanpa Tania tau, ada alasan kenapa Julian meninggalkannya dan memilih wanita lain.
Pria asal Spanyol itu menyimpan alasan tersendiri kenapa dia harus meninggalkan Tania.
Satu tahun berlalu, mereka di pertemukan kembali. Akan kah Tania tau apa yang di sembunyikan oleh Julian?
Mengandung bawang, mecin dan seperti tayangan ikan terbang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Fabian berjalan terpogoh-pogoh kearah ruang tamu. Maid yang bekerja di rumah itu memberitau Fabian ada seseorang yang ingin bertemu Fabian.
Mata Fabian terbelalak saat mendengar bahwa menantu pemilik Galdo corp yang ingin menemuinya. Bukan rahasia umum, Galdo corp salah satu perusahaan terbesar di Spanyol. Semua perusahaan lain berlomba-lomba untuk mengjak kerja sama dengan perusahaan Galdo Corp, termasuk perusahaan Fabian. Namun, perusahaan Fabian belum berhasil untuk menjalin kerja sama dengan Galdo corp.
Dan saat mendengar menantu pemilik Galdo corp ingin menemuinya, Fabian merasa antusias dan dengan segera berjalan kearah ruang tamu.
"Selamat malam, Tuan!" sapa Fabian pada Aska yang sedang duduk dengan gagah dan penuh karisma. Dibalik semua kekonyolannya. Aska tetaplah Aska yang tak pernah kehilangan karisma dan wibawanya walapun usianya tak lagi muda.
Aska pun bangkit dari duduknya dan mengulurukan tangannya untuk bersalaman dengan Fabian.
"Selamat malam, Tuan. Apa saya mengganggu waktu anda?" tanya Aska.
"Tidak, Tuan. Silahkan duduk!" dan kini mereka pun duduk berhadap-hadapan.
"Perkenalkan, nama Saya Raditia. Anda pasti sudah tau saya siapa."
Fabian pun mengangguk.
"Saya datang kemari bukan sebagai menantu pemilik Galdo Corp. Saya kemari datang sebagai seorang kakek yang merasa tak terima karena putri anda berusaha melukai cucu saya."
"Ma-maksud anda?" tanya Fabian terbata-bata.
Aska mengeluarkan ponsel dari sakunya, lalu dia menelpon seseorang dan menyuruhnya masuk. Tak lama orang suruhan Aska masuk dengan membawa laptop.
"Silahkan anda lihat sendiri apa yang telah putri anda lakukan pada cucu saya!" titah Aska. Dia pun membalikan laptopnya kearah Julian.
Lutut Fabian melemah melihat tayangan didepannya. Dan tayanganga itu memperlihatkan Tania sedang duduk dengan terikat dan posisi Clara sedang menjambak rambut Tania.
Mata Fabian semakin terbelalak saat melihat ada mayat di lantai. Fabian makin terkejut saat mengenali mayat tersebut. Fabian tau mayat tersebu adalah mayat Felisia. Sebab, Clara sering datang bersama Felisa ke mansionnya.
Melihat Fabian yang masih diam mematung, Aska pun bangkit dari duduknya.
"Maafkan saya, Tuan. Saya akan menghukum putri anda dengan cara saya sendiri." Aska pun berlalu meninggalkan Fabian disusul anak buahnya.
"Anda sudah selesai, Nona?" tanya Ahsam.
Tania pun menangguk, "Ka Ahsam, bawa ini semua untuk menjadi barang bukti!" titah Tania sambil membawa box kecil yang berisi botol racun.
Ahsam pun mengambil box yang di maksud Tania. Sebelum keluar dari ruangan tersebut. Tania menghela napas sejenak saat melihat mayat Felisia. Tania pun berjongkok, dia pun mengangkat tanganya dan mendoakan mayat Felisia.
Keesokan harinya
Clara terlalu berbangga diri karena mengagap telah berhasil menyingkirkan Tania. Dia menatap diri di cermin sambil tersenyum penuh kemenangan.
Tak lupa dia memoles wajahnya karena akan menghadiri pesta ulang tahun pernikahan kedua orang tuanya.
Clara dengan percaya diri masuk kegedung tempat acara dilangsungkan. Semua tamu sudah berkumpul. Acara pun sudah berlangsung.
Clara yang merupakan putri tunggal dari pemilik acara pun sudah menyapa para tamu. Kini dia sedang duduk dimini bar. Matanya mencari-cari sosok Julian. Namun, matanya terbelalak saat melihat Tania sedang menyeringai padanya.
Clara mengucek matanya saat melihat Tania. Dan ketika dia kembali melihat ketempat Tania berdiri, Tania sudah tak ada ditempat.
"Apa aku berhalusinasi," gumam Clara. Dia pun menampar-nampar pipinya. Karena masih shock dengan apa yang dilihatnya Clara pun memutuskan untuk pergi kekamar mandi.
Begitu Clara bercermin, Matanya kembali terbelalak saat Tania berada di belakangnya.
Dengan cepat, Clara berbalik. "Kau!" ucap Clara saat Tania tak memudarkan senyumnya.
Tania dengan cepat menarik satu tangan Clara kemudian Tania menyudutkan Clara ke din-ding.
"Ia. Ini aku! Apa kau terkejut, Nona?"
"Ba-bagaimana bisa ...." Clara berucap terbata-bata.
"Kau salah memilih lawan, Nona. Kau tau betapa kejamnya keluarga kami."
Clara mencoba mendorong Tania. Namun, Tania dengan cepat menahan tangan Clara dan memutarnya kebelakang.
"Sudah kubilang, jangan main-main denganku."
"Lepas!" Clara meronta-ronta namun tenaga Tania masih lebih besar dari pada tenaganya.
"Saatnya kejutan untukmu, Nona," ucap Tania..
Tak lama terdengar suara ribut-ribut dari luar. Tania pun melepaskan cekalan tangannya pada tangan Clara.
"Lihatlah keluar! kau akan terkejut dengan kejutanku," ucap Tania.
Maafya pendek, aku lagi kontrol kandungan dan ini ngetik sambil nunggu dokternya.