NovelToon NovelToon
GAZE

GAZE

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Duniahiburan / Matabatin
Popularitas:910
Nilai: 5
Nama Author: Vanilla_Matcha23

“Setiap mata menyimpan kisah…
tapi matanya menyimpan jeritan yang tak pernah terdengar.”

Yang Xia memiliki anugerah sekaligus kutukan, ia bisa melihat masa lalu seseorang hanya dengan menatap mata mereka.

Namun kemampuan itu tak pernah memberinya kebahagiaan, hanya luka, ketakutan, dan rahasia yang tak bisa ia bagi pada siapa pun.

Hingga suatu hari, ia bertemu Yu Liang, aktor terkenal yang dicintai jutaan penggemar.
Namun di balik senyum hangat dan sorot matanya yang menenangkan, Yang Xia melihat dunia kelam yang berdarah. Dunia penuh pengkhianatan, pelecehan, dan permainan kotor yang dijaga ketat oleh para elite.

Tapi semakin ia mencoba menyembuhkan masa lalu Yu Liang, semakin banyak rahasia gelap yang bangkit dan mengancam mereka berdua.

Karena ada hal-hal yang seharusnya tidak pernah terlihat, dan Yang Xia baru menyadari, mata bisa menyelamatkan, tapi juga membunuh.

Karena terkadang mata bukan hanya jendela jiwa... tapi penjara dari rahasia yang tak boleh diketahui siapapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilla_Matcha23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26 - AKU DISINI

“Kau seharusnya tidak di sini, Dokter Yang.” Dada Xia terasa sesak.

Ia berbalik cepat, menatap ke arah pintu. Namun pintu server kini terkunci otomatis. Dari balik kaca, lampu sensor berbunyi pelan. Ada seseorang di luar, bayangannya samar, berdiri diam menatap ke arahnya.

Xia tetap diam. Dan bersikap tenang.

“Siapa mereka?” gumamnya, tapi tatapannya tajam.

Bayangan itu menatapnya diam.

Lalu perlahan, lampu di seluruh ruangan kembali menyala satu per satu, menimbulkan kilatan biru yang menyilaukan.

Ketika ia menoleh lagi ke arah kaca, sosok itu sudah lenyap. Namun di layar tablet Xia, sebuah pesan baru muncul.

Incoming transmission – Source: Yu Liang

Bio-Link Detected.

Xia terpaku.

Bagaimana mungkin pasien yang sedang tertidur di ruang atas… bisa terhubung langsung ke sistem server rumah sakit ini?

Xia menatap layar tablet yang masih menampilkan tulisan “Bio-Link Detected.”

Matanya menyipit tajam. Napasnya berusaha ia kendalikan agar tidak terburu. Ia menekan tombol kecil di sisi earcom miliknya, alat komunikasi terenkripsi yang hanya digunakan oleh tim internalnya.

“Feng Xuan,” suaranya terdengar tenang, tapi datar.

“Aku butuh kau di sini. Sekarang.” Suara berderak kecil sebelum balasan datang dari seberang.

“Ada apa, Nona? Kau di ruang server?”

“Ya,” jawab Xia singkat. “Dan aku menemukan sesuatu. Seseorang menggunakan identitasku untuk mengakses data medis Yu Liang. Aku ingin semua log, kamera pengawas, dan koneksi jaringan diperiksa. Fokus di waktu 23:00 sampai 00:00.”

Feng Xuan terdiam sesaat di ujung sambungan, lalu menjawab cepat, “Baik. Tapi... sistem pengawasan lantai bawah, baru saja dimatikan oleh pusat.”

“Mati?” Xia menatap layar server yang kini perlahan kembali hidup. “Siapa yang beri perintah?”

“Tidak ada perintah resmi, Nona. Seolah semua sistem diambil alih dari luar jaringan rumah sakit. Kami sedang mencoba menelusurinya, tapi jejaknya... tidak lokal.”

Xia mengepalkan tangan. “Tidak lokal berarti dari luar negeri. Akses mana yang masih terbuka?”

“Hanya port administratif lama yang tersisa,” jawab Feng Xuan cepat. “Kami bisa menggunakannya, tapi itu berisiko, bisa membuat mereka tahu anda sedang melacak.”

“Lakukan diam-diam,” ujarnya pelan, tapi tegas. “Aku ingin tahu siapa yang berani bermain dengan data pasienku.”

“Baik. Akan segera saya mulai. Tapi, apakah kau baik-baik saja, Nona?”

Pertanyaan itu membuat Xia terdiam sejenak. Matanya menatap layar server yang kini menampilkan kode data biologis Yu Liang yang terus berkedip pelan, seolah... hidup.

Dia menarik napas dalam. “Aku baik-baik saja. Dan Xuan—”

“Ya?”

“Pastikan tidak ada siapa pun yang masuk ke ruang pasien Yu Liang tanpa izin langsung dariku. Sekalipun kepala direktur memerintahkan, tolak. Kau mengerti?”

“...Mengerti, Nona.” Sambungan terputus.

Xia menatap sekeliling ruangan yang kini mulai kembali sunyi.

Namun di layar server utama, satu tulisan baru perlahan muncul, seolah seseorang sedang mengetiknya langsung dari sisi lain jaringan.

“Jangan percayai siapa pun dari rumah sakit ini, Dokter.”

Xia menegakkan tubuhnya, jantungnya berdegup cepat, tapi matanya tetap dingin. Di antara kilatan lampu biru dan dengungan mesin, ia tahu satu hal pasti, semua ini bukan sekadar kebocoran data medis.

Ini adalah awal dari sesuatu yang jauh lebih berbahaya.

Ruang kontrol pusat rumah sakit Hanazawa diterangi cahaya layar yang berderet di sepanjang dinding. Angka-angka, peta jaringan, dan kode data berkelip cepat di monitor.

Feng Xuan berdiri di tengahnya, dengan headset terpasang di telinganya, sementara jari-jarinya menari di atas keyboard seperti mesin.

“Filter semua sinyal masuk dari port administratif lama,” perintahnya cepat. “Lacak IP-nya, jangan gunakan jalur rumah sakit. Gunakan protokol milik Yang Group.”

Salah satu staf keamanan menoleh gugup. “Tapi Tuan Feng, itu berarti kita melibatkan—”

“Lakukan saja,” potong Feng Xuan dingin. “Ini bukan urusan medis lagi.”

Tangan kirinya menekan tombol komunikasi darurat di sisi konsol. Suara statis singkat terdengar sebelum sebuah suara berat menjawab.

“Sektor Keamanan Internal Yang Group, lapor.”

“Ini Feng Xuan. Aktifkan Protokol Silver V. Nona besar sedang dalam bahaya. Ulangi Nona besar Xia Yang berada di rumah sakit Hanazawa, lantai bawah. Kami mendeteksi penyusupan data tingkat tinggi dan pergerakan tidak dikenal di sekitar ruang server.”

Suara di ujung lain berubah serius seketika.

“Protokol Silver V dikonfirmasi. Tim bayangan bergerak dalam sepuluh menit. Lokasi perimeter?”

“Fokus di koridor bawah, akses server utama, dan ruang pasien nomor 07 di lantai dua belas. Prioritas satu: lindungi Nona besar tanpa menarik perhatian publik.”

“Diterima. Tim Delta dan Unit H-3 bergerak. Perintah lebih lanjut menunggu konfirmasi Anda.”

Feng Xuan menutup sambungan dan mengalihkan pandangan ke layar utama. Sinyal yang mereka lacak masih berdenyut samar, garis merah yang berawal dari server lantai bawah… lalu berakhir tepat di ruang pasien Yu Liang.

Ia menatap grafik itu dengan rahang mengeras. “Jadi benar,” gumamnya. “Sumbernya dari tubuh pasien itu.”

Namun sebelum ia sempat menguraikan data lebih jauh, layar di hadapannya berkedip cepat. Satu demi satu terminal mati, hingga hanya satu layar tersisa, menampilkan pesan yang sama dengan yang dilihat Xia sebelumnya:

“Project Helianthe – Sequence Initiated.”

Para staf menoleh panik.

“Pak Feng! Sistem otomatis rumah sakit aktif sendiri, akses diblok dari semua terminal!”

Feng Xuan mengerang pelan. “Sial.”

Ia meraih comlink di sakunya, suaranya berat tapi terkontrol.

“Unit Delta, percepat. Gunakan jalur bawah tanah. Jangan biarkan siapa pun menyentuh Nona besar. Ulangi! Nona besar harus diamankan sekarang juga.”

“Dimengerti.”

Ia menatap layar yang kini menampilkan data biologis Yu Liang yang terus berdenyut seolah bernyawa.

Tatapannya mengeras. “Apa sebenarnya kau, Yu Liang…”

Xia berdiri di tengah ruang server yang gelap, hanya diterangi kilatan lampu merah dari sistem keamanan yang mulai aktif. Suara alarm menggema, menusuk telinga.

Ia menatap layar monitor di depannya, sinyal biologis Yu Liang melonjak drastis, grafiknya menembus batas normal. Seolah tubuh pria itu merasakan ancaman yang sama dengannya.

“Tidak mungkin…” bisik Xia pelan.

Jari-jarinya bergerak cepat di atas keyboard, mencoba memulihkan koneksi yang tiba-tiba terputus. Tapi sebelum sempat, suara langkah berat terdengar dari lorong, langkah para bayangan yang mulai mendekat.

Di tempat lain, Guang Yi yang sedang berada di gedung Yang Group menatap layar komunikasinya dengan wajah pucat. Ia baru saja menerima laporan: Nona besar mereka, Yang Xia. Ada di Hanazawa Hospitals, sendirian.

“Apa?!” suaranya meninggi, membanting dokumen ke meja. “Nona menyamar?!”

Tanpa menunggu penjelasan, ia langsung menghubungi Feng Xuan dengan nada marah.

“Xuan! Nona besar ada di dalam zona merah Hanazawa! Siapa yang memberi izin?!”

Suara di seberang hanya terdengar menahan panik. “Nona, Xia sendiri yang melakukan nya. Guang Yi. Dan sekarang alarm rumah sakit aktif.”

Guang Yi mengepalkan tangan, wajahnya menegang.

“Aktifkan keamanan internal. Kirim tim Echo Division ke Hanazawa sekarang juga. Bersihkan semua jejak akses Nona besar dari sistem mereka, aku tidak mau ada satu bit pun yang tersisa. Siapa pun yang tahu dia menemukan data itu, hapus. Dari sistem, dari catatan, bahkan dari memori mereka kalau perlu.”

Ia menarik napas berat, nadanya berubah tajam namun sarat kecemasan.

“Lindungi Nona besar. Jangan sampai mereka tahu… bahwa dokter Yang bukan siapa-siapa selain Yang Xia, pewaris Yang Group.”

Sementara alarm masih meraung di lantai bawah, di ruang perawatan khusus lantai enam, Yu Liang menggeliat pelan di ranjangnya. Sensor vital di sekeliling tempat tidur mulai berkedip cepat, memancarkan warna merah dan kuning bertubi-tubi.

“Tanda vital pasien meningkat! Tekanan darah naik drastis!” teriak salah satu perawat panik sambil menatap layar monitor.

Namun Yu Liang tidak tampak kesakitan. Matanya perlahan terbuka, menatap kosong ke arah langit-langit, napasnya tersengal namun teratur. Seperti seseorang yang sedang berusaha melawan sesuatu yang tak terlihat.

Tangannya yang lemah tiba-tiba menggenggam sprei erat, urat di lehernya menegang. “Dia… dalam bahaya…” suaranya parau, nyaris tak terdengar.

Perawat tertegun. “Tuan Yu? Siapa—”

Namun sebelum sempat bertanya, salah satu monitor menampilkan fluktuasi aneh pada gelombang otak Yu Liang. Polanya tak lagi menyerupai aktivitas manusia normal, lebih mirip resonansi elektromagnetik, seolah otaknya mencoba menangkap sinyal dari luar.

Dalam hitungan detik, alat pendeteksi biologisnya menampilkan kode peringatan: “SYNC DETECTED.”

“Sinkronisasi?” salah satu teknisi medis terkejut.

“Tapi dengan siapa?”

Yu Liang memejamkan mata, keringat dingin menetes dari pelipisnya. Dalam keheningan antara bunyi alarm dan denyut mesin, dia melihat sekilas, bayangan seseorang berjas putih, dikepung cahaya merah.

Sosok itu… Xia.

“Kau… jangan takut,” bisiknya, nyaris tanpa suara.

“Aku di sini…”

1
Om Ganteng
Lanjut thorrr💪
Om Ganteng
Yang Xia
Om Ganteng
Chen Wei
Om Ganteng
Yang Xia/Determined/
Om Ganteng
Yu Liang/Sob/
Om Ganteng
Thor... apa ini Yu Menglong?
Zerine Leryy
Thor, Yu Liang... seperti Yu Menglong/Sob//Sob/
Zerine Leryy
Guang Yi keren...
Zerine Leryy
Bagus, lanjutkan Thor... Semoga ceritanya bagus sampai akhir/Good//Ok/
Zerine Leryy
Yang Xia dibalik Yang Grup, Guang Yi dan Feng Xuan 👍 perpaduan keragaman yang keren
Zerine Leryy
Ceritanya bagus, Sangat jarang ada Ceo wanita yang tangguh seperti Yang Xia.
☘☘☘yudingtis2me🍂🍋
Jelek nggak banget!
Yue Sid
Aduh, cliffhanger-nya bikin saya gak tahan nunggu, ayo lanjutkan thor!
Gladys
Asik banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!