NovelToon NovelToon
First Love

First Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Bulbin

Beberapa orang terkesan kejam, hanya karena tak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kata-kata mengalir begitu saja tanpa mengenal perasaan, entah akan menjadi melati yang mewangi atau belati yang membuat luka abadi.

Akibat dari lidah yang tak bertulang itulah, kehidupan seorang gadis berubah. Setidaknya hanya di sekolah, di luar rumah, karena di hatinya, dia masih memiliki sosok untuk 'pulang' dan berkeluh kesah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bulbin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29. Wedang jahe

Perang dingin antara Aksara dan Sandy terus berlangsung. Masing-masing tetap fokus pada tujuan utama mereka, yaitu Nayna.

Aksara mulai memberi perhatian kecil dan bersikap sedikit terbuka dengan gadis itu. Sesekali dirinya juga mengulang maaf atas kesalahan masa lalunya.

"Nay, asal kamu tahu. Aku sendiri juga nggak setuju akan apa yang terjadi, tapi aku bingung, Nay. Aku memang sayang kamu, tapi di satu sisi, aku hidup dalam tekanan keluarga. Aku nggak mau kamu ikut terseret dan jadi masalah baru," tutur Aksara di suatu kesempatan. Berkat bantuan Vita, akhirnya dia dan Nayna dapat bertemu empat mata di luar sekolah.

Nayna hanya diam, dia tahu apa yang terjadi dengan Aksara. Terlebih sikap ayahnya yang mengekang dan terus menuntut Aksara untuk selalu jadi yang terbaik.

Lama keheningan hinggap di antara mereka, tak ada yang membuka suara lebih dulu. Keduanya sibuk dengan benang tanya dalam benak dan tentunya batin mereka.

Hingga tak sengaja, mata Aksara menangkap seseorang yang dia kenali, membuka pintu mobil lalu berlari kecil ke sisi lainnya.

Kenapa harus ke sini juga? Dasar cewek nggak kompeten!

Aksara merogoh saku dan mengeluarkan ponsel dari sana. Diam-diam dia mengarahkan kamera, menangkap interaksi dua manusia yang dia kenal di seberang jalan, hingga masuk ke sebuah restaurant. Dia kembali menyimpan benda pipih itu ke dalam saku, lalu terkejut saat mendapati Nayna menatapnya tajam.

"Bukannya itu Ayahmu dan ... Vita?"

Gadis itu mengerutkan kening, mencoba berpikir positif meski terasa sulit.

Tak ada jawaban. Aksara menahan gejolak di dada yang terasa ingin diluapkan saat itu juga. Namun dia sadar, tak mungkin dirinya berlaku melewati batas di tempat umum, terlebih di hadapan Nayna yang kini ada di sampingnya.

Sementara itu, di dalam kamar kost yang tenang. Sandy merebahkan tubuh lelahnya setelah membantu pemilik kost membenahi gudang. Pemuda itu melipat kedua lengan di bawah kepala, tidur menatap langit-langit kamar yang terang oleh cahaya lampu. Matanya terpejam karena silau, dan tak lama berselang, dia justru tertidur dengan posisi awal, tanpa perubahan sedikit pun hingga dia terbangun.

Dia terkesiap, menatap sekeliling dengan wajah bingung, lalu menepuk dahi saat ingat sesuatu. Dirinya belum shalat isya'.

Selesai shalat, terdengar suara yang membuat Sandy tertawa sendiri, dan meraih kunci motor lalu keluar kamar.

"Mau ke mana, San? Buru-buru amat," tanya Mas Parjo, pemilik kamar sebelah.

"Nyari makan, Mas. Perutku udah dangdutan nih." Sandy memegang perutnya yang rata sembari tertawa. Dia berlalu pergi, membelah jalanan kota yang tetap ramai di malam hari.

Sandy berhenti di sebuah angkringan langganannya. Memesan wedang jahe dan makan dua bungkus nasi kucing dengan sate telur puyuh. Beberapa orang yang mengenalnya, menyapa dan bertanya sekedar basa basi saja. Sambil menikmati hidangan, matanya menyapu sekitar dan berhenti kala menatap dua insan yang sangat dia kenal.

Kampret! Dia nyolong start? Nggak bisa dibiarin!

Tangannya terkepal kuat, memperlihatkan otot yang menegang.

"Hei, Bujang. Bayar dulu. Yang kemaren aja kurang tiga ribu, ini mau minggat lagi?"

Langkah Sandy terhenti, saat Pak Wiryo menahan lengannya dengan wajah masam. Pemuda itu merogoh kantong jaketnya dan mengeluarkan selembar uang berwarna hijau. "Kembaliannya buat nabung, Pak. Besok-besok ke sini tinggal makan," ujar Sandy yang tertawa sembari berlalu pergi. Sementara pemilik angkringan, tersenyum kecut karena ekspektasinya lenyap seketika.

Sandy menyalakan motor, melaju mendekat ke titik di mana dua orang tengah duduk berdampingan.

"Helo epribadeh, lagi ngapain di sini? Oh kencan? Ckckck, Nay, Nay. Kencan kok diem-diem bae. Nggak ada cilok atau apa kek buat cemilan, pelit amat jadi cowok. Ikut aku yuk, Nay. Ke angkringan situ tuh, murah tapi bikin kenyang, dari pada makan angin bikin tenggorokan kering, bibir pecah-pecah. Mana minuman juga nggak ada lagi, duh. Irit apa pelit, Bro?"

Bukan jawaban yang didapat, Aksara justru menendang pant4t Sandy dengan kaki kanannya.

"Nay, kita pindah aja. Di sini ada setan gentayangan."

Aksara menarik tangan Nayna, namun dengan sigap, Sandy mendekati gadis itu dan meraih satu tangan yang lain.

"Ikut aku aja, Nay. Kamu nggak kangen wedang jahe? Dulu kita sering banget minum itu di rumah Mbahku," ucap Sandy dengan kedipan mata yang membuat Nayna teringat masa lalunya. Dia dan Yoga dijatah satu gelas wedang jahe oleh Mbah Sayem yang sudah seperti neneknya sendiri.

"Aksara, maaf ya. Aku ikut Sandy, udah lama juga nggak minum wedang jahe." Nayna melepaskan cekalan tangan Aksara dengan lembut. Menatap Sandy dan mengangguk. Mereka berlalu menuju sepeda motor. Senyum penuh semangat tergambar jelas di wajah Sandy, yang kini melaju kembali ke arah angkringan.

"Pak, wedang jahe dua ya."

Sandy cepat meletakkan jari telunjuk di depan bibir, saat pak Wiryo menatapnya dan siap membuka suara.

Mereka menikmati hidangan sambil mengobrol, dan tentu dengan kenangan yang membuat keduanya semakin dekat dan akrab. Sesekali, Sandy juga melempar candaan yang membuat Nayna tertawa, larut dalam suasana hangat yang kini kembali datang.

"Pak, wedang jahe satu."

Suara itu membuat Nayna dan Sandy menoleh. Tanpa basa-basi, Aksara duduk di tikar, tepat di samping Nayna.

"Eh, lo ngapain kocak! Orang kaya nggak biasa minum ginian, ntar salah, batuk, dimarahin Mamih Papih." Sandy beringsut dan meminta Nayna untuk bergeser, sedangkan dengan santainya, dia mendaratkan tubuh di antara Nayna dan Aksara. Sambil tersenyum senang, dia menoleh ke samping kanan, tepat menghadap Aksara.

"Kata pak Ustadz, cowok cewek tuh nggak boleh berduaan, apalagi di tempat sepi. Karena yang ketiga udah jelas setan."

"Lo setannya," ucap Aksara datar sembari menyeruput minuman yang baru datang.

"Kampret!!"

Sandy melempar serbet kotak-kotak ke wajah Aksara, membuat cowok itu terkejut dan terbatuk.

Nayna hanya diam, percuma memisahkan dua manusia dengan kepala yang sama-sama batu. Gadis itu menikmati menu di hadapannya tanpa mengindahkan Tom and Jerry yang masih bersitegang di sampingnya.

Ponsel Nayna bergetar, menampilkan nama sang ayah di layarnya. Dengan satu gerakan, Nayna sudah berbincang. Sandy dan Aksara yang sejak tadi ribut, kini saling membungkam, saat Nayna menyebut kata 'Ayah'.

"Pak Raden, jangan berisik!"

"Lo yang berisik dari tadi," balas Aksara yang menggigit tangan Sandy di depan mulutnya.

"Auw..."

Teriakan itu tertahan. Sandy memukul wajah Aksara dengan wajah memerah. Namun keduanya tersenyum dan mengangguk saat Nayna menoleh ke mereka.

"Maaf, aku pulang duluan ya. Ayah udah nunggu di rumah." Nayna bangkit berdiri, sementara kedua laki-laki itu saling menawarkan diri untuk mengantar.

"Nggak usah, nanti aku bisa gotrek kok. Makasih ya. Oh, ini buat bayarnya."

Nayna berdiri, mengeluarkan selembar uang dari dalam tas lalu menyerahkan pada dua wajah yang masih bengong menatapnya.

"Ah, nggak usah, Nay. Kaya sama siapa aja. Tadi Aksara bilang mau bayarin kok, tenang aja. Kamu hati-hati ya, salam buat calon mertua," ucap Sandy sembari beringsut bangun. Satu tangannya menahan wajah Aksara yang juga siap bangkit dengan mulut gatal ingin protes.

Setelah Nayna pergi, Sandy cepat-cepat menghabiskan isi gelasnya yang masih sisa sedikit, lalu berlari ke arah pak Wiryo.

"Pak, semua dibayar temenku. Dia lagi ulang tahun, sekalian ucapin selamat ya, Pak. Makasih. Bye Aksara, SELAMAT ULANG TAHUN, BAHAGIA SELALU!"

Sandy berlari ke arah motornya dan melesat pergi.

"Semuanya jadi seratus ribu, Mas." Pak Wiryo selesai menghitung, Aksara mengeryitkan kening.

"Kok banyak banget, Pak?"

Dengan tersenyum, lelaki tua itu menjawab dengan ibu jari mengarah ke jalanan.

"Itu tadi, gorengannya sudah dibagi-bagi sama nasi kucing juga, Mas."

Aksara menarik napas dalam, lalu mengeluarkan dompetnya.

"Ini, Pak. Makasih ya."

Aksara melangkah menuju sepeda motornya, namun baru saja helm terpasang di kepala. Tiba-tiba dia dikejutkan oleh pemilik angkringan yang berdiri di dekatnya dengan tangan terulur.

"Apa lagi, Pak?"

"Selamat ulang tahun ya, Mas. Semoga Tuhan selalu menjaga dan memberkahi jalanmu."

Ucapan tulus di momen yang tidak tepat.

***

1
Septi Utami
pengumuman kepada pak Rahmat : keperluan wanita itu banyak, salah satunya berfoto di setiap titik yang dikira bagus dalam satu tempat, jadi pakaian banyak bisa buat ganti pas ngambil beberapa foto🤣
Bulanbintang: Potosyut berkedok liburan🤣
total 1 replies
TokoFebri
Nayna sampe bicaraa gitu berarti saking astaghfirullah nya tuh orang.
Adifa
padma nama Kesayangan 🤩
Adifa
bukan Sahroni 😂
Iqueena
Etssss, ada tiga nihh🤣
Iqueena
Lah si Vita pengincar om2 ternyata
Iqueena
hahah, sabar dulu toh bu🤣
Iqueena
Oh ternyata memang temenan si om Rahmat ini sama bapaknya Aksara
CumaHalu
rasanya pengen ngejitak pala nih orang, enteng bener kalo ngomong.
Septi Utami
maksudnya menganggap seperti buah hati sendiri? jadi Nayna bukan anak kandung pak Rahmat dan bu Siti?
TokoFebri
loss Bu Siti..
TokoFebri
aku faham denganmu Bu Siti.. hihihi
TokoFebri
anjer.. velakor kecil..
Iqueena
Hahaha, aku suka Sandy yg begini, jangan sok cool ya Sandy wkk. 🥰
Bulanbintang: Aneh ya? 🤣
total 1 replies
Iqueena
Lah? urusan lu. Jangan mau om, udah kelewatan ni orang dua
CumaHalu
ambil sendiri dong pak😬
CumaHalu
ditanya baik-baik itu jawabnya baik dong, malah nyolot/Smug/
CumaHalu
Aku timnya Mercon, yang dingin keterlaluan dinginnya😄
CumaHalu
bisa AE ngelesnya San san🤣
CumaHalu
sudah kuduga pasti Sandy😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!