Kisah tragis harus dialami oleh wanita bernama Bilqis Adara Alkyara Putri, disaat usianya yang masih berusia 20 tahun ia harus menerima kenyataan pahit, hidupnya hancur akibat ulah kekasih dan Sandra Oktaviani, wanita yang sudah ia anggap sudah seperti saudara kandungnya sendiri.
Mengandung darah daging dari Lelaki bernama Rahendra Wijaya, tapi nasib malang menghampiri wanita itu sadar sang kekasih tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, dibenci bahkan tak dipedulikan keluarga akhirnya wanita itu memilih pergi meninggalkan kota dimana ia dilahirkan.
Memutuskan menetap dan memulai kehidupan baru di kota ( J ) siapa sangka ia dipertemukan dengan sesosok nenek yang sangat baik sudah menganggapnya seperti cucu kandungnya sendiri.
Tak hanya bertemu nenek, ia juga bertemu Elgar Kenanndra Putra, lelaki menyebalkan yang siapa sangka ia cucu kandung dari nenek tersebut.
Akankah cinta Adara akan berlabuh pada Elgar, ataukah malah bersatu kembali dengan Hendra?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 [ Memangnya apa yang terjadi? ]
Disebuah kamar mewah sesosok lelaki terbaring diatas ranjang dengan hanya menampakan dada kekar yang dimilikinya, disampingnya tak ada seorang pun lalu seember air melayangkan bebas hingga mengguyur tubuhnya sontak lelaki itupun gelagapan bangkit dari ranjang, sorot matanya kian tajam, tapi semakin tajam setelah lelaki itu melihat Fero- sang asisten dalang atas kejadian yang terjadi sekarang.
"Gila! Apa maksudmu menyiram ku?"seru Elgar yang wajahnya sudah basah kuyup.
"Untunglah Tuan cepat sadar, maaf! Maaf saya lancang mengguyur anda ...maaf!"
"Tapi ...apa yang terjadi denganku? Gimana pula ceritanya aku bisa telanjang dada seperti ini?"
"Sungguh Tuan tidak ingat apa-apa?" Elgar hanya menggelengkan kepalanya.
"Lihatlah."
Jari Fero tertunduk pada arah salah satu ruangan berpintu kaca, terlihat pula didalam sana ada seorang wanita yang sedang tertidur pulas dengan bersimpuh dilantai, namun dalam kondisi masih bersandar pada tiang-tiang tembok.
"Siapa dia?"
"Sungguh tuan tidak ingat apa-apa? Tuan juga tidak tau siapa wanita itu?"tanya Fero lagi.
"Tunggu! Bukankah itu ...?" Ucapannya yang tiba-tiba terhenti, Elgar terlihat bingung sesekali mengaruk kepalanya.
Lalu El segera memakai kaos pendek, mendekati ruangan itu dan dibuka pintu tersebut, disaat masih dalam posisi bersandar tubuh Adara oleng lantaran sesuatu yang ia buat sandaran telah ditarik paksa.
"Aw ...." Kepala Adara yang kejedot pintu hingga membuatnya sedikit merintih sakit.
"Ngapain kamu disini?"
Heran, Adara melayangkan tamparannya pada lelaki itu.
"Anda itu gila atau amnesia? Aku masih beruntung bisa menyelematkan diri tidak sampai ternodai laki-laki bajingan seperti anda! Beruntung pula ada ruangan ini yang bisa aku gunakan sebagai tempat bersembunyi dan sekarang bisa-bisanya anda marah?"
"Ini sebenarnya ada apa? Kenapa aku malah jadi bingung sendiri?"
"Sungguh tuan tidak mengingat apa-apa?"
"Sungguh aku tidak mengingat apapun, memangnya apa yang terjadi?"
"Tuan tadi malah bertingkah selayaknya orang yang lagi terkena obat, benar kata Adara ...beruntung ia memiliki akal sehat dan tidak bermaksud mengambil kesempatan dalam kesempitan bisa menjebak Tuan, ini sungguh aneh Tuan sungguh meminum obat perangs4ng itu?"
"Jelas ia minum dengan sengaja, ketika aku tiba disini ada juga wanita itu dan jelas kalian sudah memiliki rencana untuk berbuat sen0n0h kan?"tuduh Adara.
"Aku tidak segampang itu mengambil kesucian dari seorang wanita, biarpun aku memutuskan jadi selingkuhannya aku bukanlah lelaki sebajingan itu yang tidak memiliki akal sehat!"
"Terus kita harus percaya? Di apartemen hanya ada kalian, jika bukan kamu terus siapa yang mencampurkan obat per4ngs4ng itu? Sangat tidak mungkin Sandra memiliki kegilaan sampai menginginkan tubuhnya dinikmati lelaki lain yang bukan Suaminya."
"Menurutku niat tuan untuk kembali pada wanita itu tuan harus berfikir kedua kalinya, dia bukanlah wanita baik-baik dan mungkin benar kata Adara, kekasih tuan itu menginginkan sesuatu lebih dari dalam diri tuan."
"Aku tidak paham kenapa otak kamu memiliki pikiran buruk jika Sandra memiliki hati sejahat itu? Kamu tidak mengenalnya melebihi aku mengenalnya dan aku sangat yakin dia tidak akan seburuk itu!"tegurnya pada sang Asisten.
"Pertemuan yang sangat-sangat aku sesali adalah ketika aku harus bertemu dengan Sandra dan menjalin hubungan persahabatan dengannya, ya ketika masih SMA aku akui dia sangat cantik bahkan sangatlah baik hati, tapi sayangnya kebaikannya itulah yang ia jadikan alat utama untuk menyerang mangsanya sampai dapat.
Bahkan ia tak segan-segan mengunakan cara nekat untuk mendapatkan apa yang ia mau, termasuk merebut semua yang aku miliki termasuk kekasihku. Namun, sayangnya di luaran sana masih banyak lelaki b0doh yang terjerat akan tipuannya dan aku katakan andalah salah satunya orang yang b0doh karena mempercayainya ...paham Tuan Elgar Kenanndra Putra?"
"Kamu pikir aku bakal percaya dengan tipuan anda? Aku sudah mengenal Sandra sudah sejak lama, aku akui aku sangat terobsesi untuk memilikinya, ketika kita putus aku bahkan tak bisa melupakannya hingga sampai detik ini, ketika ada kesempatan apa mungkin aku bakal membuang kesempatan berharga ini?"
"Ceo, tapi b0doh! Bukankah itu sebutan yang pantas untuk anda?"
"Kamu berani?"
"Sudahlah aku malas!"
Tak memperdulikan Elgar lagi, Adara kini keluar dari ruangan apartemen tanpa perduli pada lelaki tersebut.
"Bahkan bertemu dengannya barulah sehari mana mungkin aku bakal percaya pada orang asing seperti dia?"
"Sudah kita akhiri pembahasan ini, tujuanku kemari sebenarnya aku juga berniat menyerahkan beberapa identitas yang aku temui menyangkut soal Adara,"ujar Fero.
"Secepat itu?" Asisten hanya memberikan anggukan.
Diulurkan sebuah berkas Elgar lalu mengambil dan meneliti setiap inci isi dari berkas-berkas itu.
"Ini tuan identitas yang berhasil saya temukan soal Nona Adara, nona ternyata bukanlah anak dari golongan kalangan bawah, dia memiliki keluarga bahkan kekuasaannya sama setara dengan yang dimiliki oleh tuan.
Selain Nona ada saudara laki-lakinya, tapi yang membuat saya heran ada pula Nona Sandra ikut masuk dalam keluarga itu?
Yang membuat saya semakin terheran-heran Adara memiliki bekingan keluarga kaya raya akan sangat mustahil jika Nona ada niatan mengincar kekayaan keluarga tuan, dan nasibnya yang sama menjadi gelandangan bahkan tak memiliki tempat tinggal saya rasa sesuatu telah terjadi pada keluarga itu! Nisa dibilang keluarga itu telah terpecah belah!"
"Tapi sebenarnya niat Tuan mencari tau soal ini ada hubungannya sama Nona Adara ataukah nona Sandra?"tanya Fero.
"Untuk soal itu janganlah dipikirkan, kamu boleh pergi."
"Baik tuan."
Fero melangkahkan kaki pergi dari ruangan ini, sedangkan Elgar ia masih sibuk dan fokus pada berkas yang sudah ada digenggaman tangannya.
BERSAMBUNG.
lanjut thor