NovelToon NovelToon
MENGEJAR CINTA CEO TUA

MENGEJAR CINTA CEO TUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Beda Usia / Pelakor jahat
Popularitas:46.3k
Nilai: 5
Nama Author: akos

Kania, gadis yang hidupnya berubah seketika di hari pernikahannya.
Ayah dan ibu tirinya secara tiba-tiba membatalkan pernikahan yang telah lama direncanakan, menggantikan posisi Kania dengan adik tiri yang licik. Namun, penderitaan belum berhenti di situ. Herman, ayah kandungnya, terhasut oleh Leni—adik Elizabet, ibu tirinya—dan dengan tega mengusir Kania dari rumah.

Terlunta di jalanan, dihujani cobaan yang tak berkesudahan, Kania bertemu dengan seorang pria tua kaya raya yang dingin dan penuh luka karena pengkhianatan wanita di masa lalu.

Meski disakiti dan diperlakukan kejam, Kania tak menyerah. Dengan segala upaya, ia berjuang untuk mendapatkan hati pria itu—meski harus menanggung luka dan sakit hati berkali-kali.

Akankah Kania berhasil menembus dinding hati pria dingin itu? Atau akankah penderitaannya bertambah dalam?

Ikuti kisah penuh emosi, duka, dan romansa yang menguras air mata—hanya di Novel Toon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30. TERATAI GRUB.

Tuan Bram meletakkan dokumen tebal di atas meja, lalu bergeser duduk di sudut meja samping Kania.

“Apa ini yang kita butuhkan?” tanyanya singkat.

Kania mengangkat sedikit kepalanya, matanya tertuju pada dokumen di atas meja yang bertuliskan TERATAI grup. Bibirnya sempat terbuka, ingin bertanya, namun rasa takut membuatnya memilih diam.

Tuan Bram tidak berkata apa-apa. Ia hanya menoleh sekilas dan memberi kode pada Sekretaris Bams. Mengerti isyarat itu, sekertaris Bams pria berperawakan tinggi dengan wajah tampan yang hampir menyaingi tuannya melangkah maju dua langkah ke depan.

Sekretaris Bams mulai menjelaskan dengan suara tenang namun jelas.

Bahwa dokumen itu adalah dokumen milik perusahaan TERATAI grup yang tak lain adalah anak cabang perusahaan MARLIN grup. Perusahaan itu sudah lama terbengkalai dan sudah tidak beroperasi sebagaimana mestinya. Namun, masih ada peluang untuk membangkitkannya kembali.

Sekertaris Bams menoleh sebentar pada Kania, lalu melanjutkan.

Perusahaan itu bisa beroperasi lagi jika ada seseorang yang mampu mengangkat performanya, sekaligus membangun kembali nama besar yang pernah dimilikinya. Tentu saja, semua itu tetap membutuhkan persetujuan dari direktur utama, Tuan Bram.

"Terus hubungannya dengan saya apa?” balas Kania polos, matanya menatap Sekretaris Bams bergantian dengan Tuan Bram.

Tuan Bram hanya menggeleng pelan, bibirnya terangkat tipis seolah tidak percaya dengan kepolosan Kania.

"Itu artinya anak cabang perusahaan itu akan tuan percayakan pada Anda"

Seolah matanya ingin copot dan jantungnya lepas dari tempatnya, Kania melompat kegirangan. Ia benar-benar tidak percaya, penolakannya semalam justru membuahkan hasil yang begitu menggembirakan. Senyum lebar merekah di wajahnya, tangannya sampai gemetar menahan rasa bahagia yang tiba-tiba datang tanpa ia duga.

Kania buru-buru memeluk tubuh tuan Bram, tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih pada pria itu. Wajahnya berseri, senyum lebar tak bisa ia sembunyikan.

“Terima kasih, tuan… terima kasih banyak…” ucapnya berulang-ulang, hampir seperti anak kecil yang mendapatkan hadiah besar.

“Jaga sikapmu,” ancam Tuan Bram dengan suara dingin. Namun, anehnya, ia sama sekali tidak berusaha melepaskan tangan Kania.

Sekertaris Bams memberi hormat lalu segera keluar setelah melihat kondisi yang sudah tidak kondusif.

"Apa yang kamu lakukan? Apa kamu tidak malu, Bams melihatmu seperti ini?" gertak Tuan Bram, kali ini disertai dengan dorongan kecil pada tubuh Kania.

"Biarkan seperti ini sebagai ucapan terima kasihku."

Suara Kania lirih, hampir tenggelam di antara derasnya perasaan yang ia tahan sendiri. Matanya bergetar, menatap sosok di hadapannya yang selama ini ia kenal begitu dingin namun diam-diam memberi hangat yang tak pernah ia temukan di tempat lain.

Ia menarik napas panjang, seolah mengumpulkan keberanian untuk melanjutkan kalimat yang sudah membuat dadanya sesak.

"Cepat atau lambat kita pasti akan berpisah. Setidaknya aku pernah merasakan memelukmu."

Air matanya jatuh begitu saja, membasahi pipinya tanpa bisa ia cegah. Pelukan yang tadi ia rasakan masih melekat di tubuhnya, hangatnya masih nyata, tapi yang paling menyakitkan adalah kesadaran bahwa kehangatan itu mungkin tak akan pernah jadi miliknya.

Kania berlari kecil, keluar dari dalam ruangan dengan napas tersengal. Jemarinya mencengkeram erat dokumen berlabel tebal “TERATAI GRUB”, seolah di dalamnya tersimpan seluruh alasan ia masih bertahan sampai hari ini. Langkahnya terdengar tergesa, namun matanya menyala dengan api yang tak pernah padam sejak hari kelam itu.

Dendam lebih kuat dari luka, lebih tajam dari air mata telah menutup segala ruang di hati Kania. Rasa sakit, kehilangan, dan penghinaan yang pernah ia telan kini berganti menjadi kekuatan yang tak bisa lagi dihentikan.

Ucapan Kania seperti mengiris hati tuan Bram. Pria itu diam terpaku, jantungnya seakan berhenti berdetak sesaat. Kata-kata Kania membangkitkan rasa takut yang selama ini ia sembunyikan takut kehilangan, takut ditinggalkan, takut menyadari bahwa perasaan yang ia coba abaikan ternyata sudah terlalu dalam mengikatnya.

“Haaa… tidak mungkin! Ini hanya perasaanku saja, dan akan hilang seiring berjalannya waktu.”

Tuan Bram mengusap kasar rambutnya, mencoba menepis gejolak yang bergelora dalam dada. Setelah berhasil menetralkan perasaannya, ia kembali duduk di kursi kerja. Namun, konsentrasinya tak lagi utuh ucapan Kania terus terngiang, menghantui pikirannya

Kania melangkah menuju ruang pemasaran, tempat di mana ia resmi ditempatkan. Sebelum masuk, ia berhenti sejenak, menghapus sisa air mata yang masih menempel di pipinya. Setelah merasa cukup Tenang, barulah ia membuka pintu, masuk dengan senyum tipis yang dipaksakan, lalu berjalan langsung menuju meja kerjanya.

Melihat Kania baru saja masuk, Mawar segera bangkit dari kursinya dan menghampirinya. Wajahnya terlihat cemas, seolah bisa membaca bahwa sesuatu telah terjadi pada Kania.

“Kania, apa yang terjadi?”

Kania tetap saja diam, tak merespon sedikit pun.

Mawar menundukkan wajahnya sedikit, mencoba menangkap sorot mata Kania yang kini berusaha menghindar. Namun, justru dari situlah ia melihatnya dengan jelas, kedua mata itu memerah. Merah yang bukan sekadar lelah, melainkan merah yang lahir dari air mata yang dipaksa berhenti.

“Kamu… habis nangis ya?” suara Mawar semakin lirih, seakan tak ingin melukai lebih jauh, tapi cukup untuk menusuk Kania yang sedang berusaha tegar.

Kania terdiam. Tenggorokannya kering, bibirnya bergetar namun tak ada satu kata pun yang keluar. Sesaat ia hanya memejamkan mata, menunduk, menahan sisa isak yang hampir pecah kembali. Jemarinya saling meremas di atas pangkuan, seolah itu satu-satunya cara agar dirinya bisa tegar

Mawar memperhatikan dengan tatapan iba. Ia tahu betul Kania bukan tipe gadis cengeng, kalau sampai menangis, pasti ada sesuatu yang sangat besar, sesuatu yang ia simpan rapat-rapat dalam hatinya.

“Kenapa kamu selalu nyimpan sendiri, Kan ada aku yang akan selalu ada mendengarkan suka dukamu” bisik Mawar, Ia mengulurkan tangan, menggenggam tangan Kania dengan hangat.

Dan pada genggaman itu, perlahan air mata yang ditahan Kania kembali jatuh, membasahi pipi tanpa bisa ia cegah.

Mawar menghapus air mata itu. Lalu memeluk Kania dan menepuk-nepuk pundaknya memberi semangat agar tetap tegar.

“Kalau tidak mau cerita sekarang, tidak apa,” ucap Mawar dengan lembut, mencoba memberi ruang. Ia tahu Kania sedang rapuh, dan memaksanya bicara hanya akan melukai lebih dalam. Namun pandangannya tiba-tiba terhenti pada sebuah buku tebal berwarna gelap yang sengaja Kania letakkan di atas meja.

“Apa itu?” tanya Mawar, alisnya sedikit berkerut.

“Dokumen TERATAI grup,” jawab Kania singkat, datar, seolah kata itu saja sudah cukup menjelaskan banyak hal.

Mawar sontak terperanjat. Matanya melebar, napasnya seakan tertahan di tenggorokan. Dengan cepat, ia meraih dokumen itu, jemarinya bergetar saat membuka lembar demi lembar. Setiap halaman yang ia baca seperti mengembalikan potongan kenangan yang sudah lama ia kubur.

Hatinya berdegup kencang. Ia mengenali dengan sangat jelas nama, tanda tangan, dan catatan-catatan kecil yang tertulis di sana. Tidak salah lagi. ini adalah dokumen perusahaan tempat pertama kali ia melangkahkan kaki sebagai karyawan, tempat ia belajar arti dunia kerja, sekaligus tempat yang menyisakan banyak luka.

“Dari .....Dari mana kamu bisa dapat ini, Kania?” suara Mawar bergetar, matanya menatap Kania dengan campuran heran dan cemas. Ada ketakutan samar dalam dirinya, seolah ia tahu dokumen itu tidak akan muncul tanpa alasan besar di baliknya.

Kania menarik napas dalam. Ia tahu, apa pun jawabannya nanti pasti akan menimbulkan curiga. Namun ia juga tidak bisa berbohong kepada Mawar, sahabat yang terlalu jeli membaca setiap gerak-geriknya.

“Dokumen itu…Tuan Bram yang memberikannya padaku.”

Benar saja, Mawar langsung membelalakkan mata. Kedua alisnya bertaut, mulutnya sedikit terbuka sebelum akhirnya pertanyaan demi pertanyaan meluncur deras tanpa bisa ia tahan.

“Apa? Tuan Bram?” Mawar mendekat, matanya menatap tajam seakan mencoba menembus dinding hati Kania.

“Kenapa tuan Bram semudah itu ngasih dokumen sepenting ini sama kamu? Ada hubungan apa sebenarnya kamu sama Beliau?”

Kania menghela napas panjang, ia tidak habis pikir kenapa Mawar terus mencercanya seakan-akan ia sedang duduk di kursi interogasi.

“Kau lupa kalau aku ini kepala pemasaran sekaligus atasanmu. Jadi wajar saja kalau beliau mempercayakan dokumen penting ini padaku. Ayo cari makan, aku sudah lapar.”

Kania segera mengambil dokumen dari tangan Mawar, memasukkannya ke dalam laci, lalu menutupnya rapat. Tanpa memberi kesempatan pada Mawar untuk bertanya lagi, ia langsung menarik tangan sahabatnya itu dan membawanya keluar ruangan, sebelum Mawar sempat mengorek lebih jauh soal hubungannya dengan Tuan Bram.

1
Mira🌷
lanjutt kak
Nuraini Hasanah
greget bgt sih sm Bram... bisa y nintas Kania tapi sm Albert ga tegas... payah
Ahn Mo Ne
terus aja berfikir seperti itu Bram sampai akhirnya Kania pergi dan di tampung Dirga baru menyesal
Ahn Mo Ne
akhirnya bilang juga soal perjanjian itu
apa perlu Kania pergi jauh dulu baru menyadari perasaan nya, kan selalu seperti itu penyesalan selalu datang terlambat aseekk..
Yuwi
bram itu lelaki yang bukan hanya dirinya saja yang keras tapi hatinya juga. butuh kelembutan dan kesabaran buat bikin dia menerima istrinya, kalau malah dilawan gitu dia malah merasa terluka dan jadi kaya gitu. mungkin bisa membuat dia sadar tapi beresiko, dan inilah resikonya
Tuk Marul
up yg bnyk
Ahn Mo Ne
tumben kemarin cuma update 1 doang biasanya sehari 2 boleh dong hari ini 3
Ahn Mo Ne
aku cuma penasaran apa yang akan di lakukan Bram setelah Kania pulang?
tapi aku juga penasaran sama kanaya yng mirip Kania apakah mereka kakak adek?
Mira🌷
nextt
Harwanti Jambi
tuan bram' km terlalu arogan dn egois hanya perasaan mu yg km perdulikan tampa mau tau perasaan seseorang yg benar" tulus
Ahn Mo Ne
yess.. ini yng aku tunggu-tunggu jadi penasaran setelah ini perasaan si Bram kaya gimana.?
Grace Putri
tolong kania dan cowok baru dihadirkan wkwkwkwk
Ahn Mo Ne: kayaknya sudah ada si duda anak 1 yng bakal ngejar Kania
total 1 replies
Ahn Mo Ne
aku cuma pengen si Bram liat Kania sama duda anak 1 itu
Mira🌷
nextt kakkk
Ahn Mo Ne
Yess..
akhirnya ada second lead aku harap si Bram liat interaksi Dirga sama Kania
Grace Putri
kata aku bram memang mesti diksh saingan wkwkw
Ma Em
Lawan Kania kamu jgn kalah dari si benalu Tamara jgn mau mengalah kamu berani agar si Tamara tdk berani lagi menghina kamu Kania , tunjukan pesonamu pada si Tamara biar Tamara sendiri yg minder berhadapan dgn kamu Kania.
Mira🌷
nextt
Tuk Marul
up yg bnyk
Ahn Mo Ne
waktu nya Kania cuma tinggal 1 bulan lagi
jangan sampe nanti Tuan Bram menyesal klo Kania pergi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!