Peradaban modern dengan peradaban kuno seperti berdampingan satu sama lain. April memakai kalung berbentuk kubus yang sudah dipakainya sejak masih bayi. April sering terjebak di dalam roh lubang hitam kubus yang tak dikenal asal-usulnya. Gejolak-gejolak yang dialami April saat umurnya masih sangat muda, membuatnya kehilangan arah. Jalan apa yang akan April ambil saat dirinya diambang dilema panjang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keypi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab XXVII : 10 Tahun berlalu
Di sebuah gang kota terjadi kekacauan ulah dari para preman yang suka melakukan kudeta secara paksa. Sosok gadis berambut panjang diikat satu bergerak ke arah para preman dan melayangkan beberapa pukulan kencang pada wajah mereka. Teknik bela diri yang sangat bagus itu benar-benar membuat beberapa kawanan preman jatuh tersungkur dan kesakitan.
“Hei!”
Preman itu menodongkan pistol ke arah gadis berambut panjang diikat satu itu. Tatapan gadis itu benar-benar sangat tajam. Preman itu gemetar dan merasakan aura yang sangat kuat.
“Kau tid–”
Belum menyelesaikan kata, gadis itu langsung memukul ke wajah preman itu dan preman itu terpental jauh.
“UKH!”
Gadis itu mendekati ke arah preman itu terjatuh dan kesakitan. Wajah preman itu babak belur.
“A-a-a-a,”
Preman itu sangat ketakutan, berbicara saja tidak bisa. Gadis itu menatap tajam ke arah preman itu. Rasanya seperti mencekik leher preman itu tapi gadis itu hanya menatap ke arahnya saja. Preman itu menyerahkan surat-surat tanah yang mereka ambil paksa dari para warga kota. Sangat pasrah. Gadis itu menatap ke arah surat-surat tanah dan mengambil dari tangan preman itu.
“T-t-tolong, a-a-ampuni!”
Preman itu memohon. Gadis itu memberikan kode dengan dua jari dan pasukannya tiba. Membawa preman-preman itu ke ruang introgasi dan penjara. Gadis itu berjalan ke luar. Sinar matahari menerangi wajahnya. Gaya pakaiannya sangat menunjukkan jati dirinya yang tegas, kuat dan adil. Atasan pakaiannya jaket kulit hitam dengan perpaduan rok merah pendek, aksesoris kalung kubus kecil berwarna biru dengan putih, dua sarung tangan hitam di kedua tangannya, aksesoris ikat rambut warna merah yang mengikat rambut panjangnya yang indah dan knee high boots warna hitam sebagai alas kakinya.
“Kami telah memasukkan mereka ke dalam mobil, langkah selanjutnya apa yang akan kami lakukan, April?”
Gadis itu rupanya April yang berada di masa remaja. Tak terasa waktu telah berlalu, April tumbuh menjadi gadis muda yang kuat, berani dan membantu banyak orang yang tidak bersalah.
“Soal surat-surat tanah biar aku yang mengurusinya dan mengembalikkan hak-hak mereka. Bawa mereka para preman ke ruang introgasi dan penjara.”
“Baik!”
Angin menghembuskan helaian rambutnya. Melangkahkan kakinya dan menemui para warga yang tidak bersalah. April melihat para warga itu sedang menunggu dan wajah mereka benar-benar sedih. April menghampiri mereka.
“Nona!”
“Saya April, ingin mengembalikkan surat-surat tanah kalian yang berada di gang ini dan saya berjanji tidak akan ada yang mengambil surat-surat ataupun hak kalian secara paksa. Mohon ibu dan bapak untuk menerima surat-surat tanah milik kalian!”
April membukukkan setengah tubuhnya.
“Nak, kami sangat berterimakasih kepadamu dan para tim dari Agen Angkasa telah membantu kami,”
“Betul banget, kami sangat berterimakasih dan kalo tidak ada kalian, mana mungkin kami akan hidup.”
“Betul, betul”
April tersenyum dan ikut senang.
“Baiklah, ini surat-surat tanah milik kalian,”
April menyerahkan surat-surat tanah itu kepada para pemilik surat. Mereka mengambil surat-surat tanah sesuai nama mereka.
“Akhirnya!”
“Nak, mampir sebentar ke kafe milik saya, pilih sesukamu dan saya yang mentraktirmu,”
April terkejut.
“Ah, pak, terimakasih banyak, mungkin lain kali saja, saya harus kembali ke Agen Angkasa dan ada urusan penting lainnya yang harus saya urus,”
“Kalau kamu lewat sini, jangan lupa mampir ke tempat kami, kami sangat senang dan siap melayani Nona.”
April tersenyum dan merasa tersanjung.
“Saya sangat menghargai niat baik kalian, kalau begitu saya kembali dahulu. Permisi.”
April meninggalkan mereka.
“Gadis itu, semoga selalu dilindungi dan mendapatkan pasangan yang baik padanya.”
Doa dan harapan dari salah satu warga yang mendapatkan surat tanahnya lagi.
\*\*\*
Di dalam ruang introgasi dan penjara, April duduk dan menanyakan kepada salah satu dari preman itu.
“Katakan!”
April sambil makan potongan buah semangka, mengintrogasi preman itu. Preman itu tertegun.
“K-k-kami h-hanya menjalankan tugas dari–”
Preman itu terhenti. April menatap tajam ke arahnya.
“Lanjutkan.”
Preman itu benar-benar ketakutan, kalau dirinya memberitahu, maka nyawanya, akan hilang, kalau dirinya tidak memberitahu, maka nyawanya akan hilang juga. April merasa ada yang aneh pada preman itu. April berdiri. Mengambil pistol dan mengarahkan ke wajahnya. Preman itu menatap dengan ketakutan.
“Jika kau tidak mengatakan apapun, hukumanmu akan sangat menyakitkan dan kematianmu tidak akan dengan mudah, jika kau mengatakan sejujurnya, maka akan diberikan keringanan. Terserah padamu ingin yang mana.”
Tatapan tajam ke arah preman itu membuat sekujur tubuhnya gemetar ketakutan.
“B-b-baiklah, s-s-saya akan mengatakan disini. T-tapi hukumannya diberikan keringanan, kan?”
April menodongkan pistolnya ke dahi preman itu.
“Selama kau tidak mempermainkan, maka akan diringankan, paham?”
Nafas preman itu benar-benar tidak normal dan membuatnya akan terus terang pada April.
“S-saya disuruh melakukan ini oleh sekelompok orang yang saya sendiri tidak tahu tapi seingat saya berjumlah tiga orang, berbadan besar dan memberikan kami segepok karung uang, lalu menyuruh kami melakukan kudeta surat tanah di gang itu.”
April hening dan berpikir.
'Tiga orang, berbadan besar?’
“Kau yakin tidak kenal dan tahu sedikitpun tentang tiga orang ini?”
“S-saya bersumpah, tidak tahu apalagi kenal mereka sama sekali,”
“Tapi saya ingat ketiga orang itu memakai sebuah lencana di pinggang mereka, kalau tidak salah itu dari–”
BAM!
Ledakan kecil yang membuat nyawa preman itu mati. April menghindar dengan cepat dan sangat terkejut.
“April!”
Para tim menghampiri April.
“Kau tidak apa-apa?”
“April, kau baik-baik saja?”
April benar-benar tidak menyangka bahwa ketiga orang itu memasang bom kecil kepada preman itu untuk tidak membuka suara.
“Evakuasi jasadnya, saya akan ke Agen Angkasa.”
“Baik!”
April meninggalkan ruang introgasi dan penjara itu.
'Sepertinya, kasus ini ada hubungannya dengan ketiga orang yang telah membunuh ayahku, kali ini akan aku kejar dan cari tahu kebenarannya.'
Amarahnya tak terbendung. Dibalik ketenangannya, ada dendam yang menghantuinya.
\*\*\*
“Katakan, saya harus melakukan apa?”
“Sepertinya kau sudah memutuskan, selamat bergabung, San!”
Biru tersenyum.
“Ck!”
“Karena kau telah menerima ajakan ini, datanglah ke Istana kegelapan di malam hari menghindari kecurigaan yang terjadi di Agen Angkasa.”
“Ya. Saya mengerti.”
Biru menghilang sekejap.
“Saya tidak akan pernah mengampuni siapapun yang ada di Agen Angkasa. Saya akan membantai kalian semua!”
Aura kemarahan dan dendam yang sangat mendarah daging membuat San menjadi pribadi yang sangat anti-perempuan dan menutup dirinya.
San berjalan di aula Agen Angkasa dan tidak sengaja berpas-pasan dengan April yang berjalan cepat. April tidak menoleh sama sekali. San merasakan reaksi saat berpas-pasan dengan April.
'Aura ini!'
San menoleh ke arah April berjalan dan melihatnya. San terdiam. Biru memantau San dari jauh. Biru tersenyum jahat. San pergi ke ruang kelasnya. Pikirannya masih memikirkan kejadian tadi. San menggelengkan kepalanya dan fokus berlatih sebelum kelasnya mulai.
April berjalan menuju kantor pribadi Kasim dan mengetuk pintu kantornya.
'Tok, tok, tok'
“Permisi, pak Kasim, saya April, saya ingin melaporkan sesuatu pada pak Kasim.'
Kasim membuka pintunya dan menunggu kedatangan April. April melangkahkan kaki masuk ke dalamnya dan pintu kantor tertutup.
“Katakanlah.”
Tatapan serius dan aura dendam di diri April. Kasim merasakannnya dan menatap balik April dengan tatapan serius ke arahnya.
TO BE CONTINUED...
*Catatan :
Sudah memasuki time skip pertama di masa remaja. Jika kalian penasaran cerita selanjutnya, dukung terus kisah April dan lainnya!