NovelToon NovelToon
Cintaku Mentok Di Ketua Team Basket

Cintaku Mentok Di Ketua Team Basket

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Idola sekolah
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Astri Reisya Utami

Cinta pertama, semua orang pasti pernah merasakan, itulah yang di rasakan Briana gadis cantik yang baru saja menginjakkan kakinya di sekolah menengah atas atau SMA.
Briana dia mengagumi kakak kelasnya yang merupakan ketua team basket, hanya saja sampai si pria lulus sekolah Briana tidak pernah mengungkapkan perasannya dia hanya menyimpan rasa suka itu di hatinya.
Hari-hari di sekolah Briana lewati dengan santai walau permasalahan mulai muncul namun dia tidak pernah ambil pusing.
Tiga tahun sudah dia sekolah disana dan saat masuk universitas Briana di pertemukan lagi dengan sang pujaan hati.
Apakah Briana mengambil kesempatan ini untuk mendekati sang pujaan hati?....
Yu baca kisahnya.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tantangan dari Dea.

Ujian pun tiba dan suasana di sekolah sangat tenang karena kelas bawah di liburkan. Saat ujian absen yang di pakai absen kelas satu dan aku satu kelas dengan Yudistira. Sikap Yudistira pada ku biasa saja dan aku pun begitu hanya saja kami tidak banyak bicara karena Yudistira tidak mau ada ke salah pahaman nantinya karena saat ini dia sedang dekat dengan seseorang. Jam istirahat pun tiba dan aku berjalan ke kantin sendiri karena April dan Zahara sudah menungguku di kantin.

"Ayo bareng! " ajak Dwi sambil merangkul pundak ku dan aku langsung melepaskannya.

"Dih pelit amat, " ujar Dwi.

"Gue gak mau ada ke salah pahaman antara aku dan April, " ucap ku dan Dwi dia hanya menu bukan giginya.

"Gue kagum sama lo bisa menahan diri untuk tidak bersikap berlebih padahal dulu kita sering bercanda tapi sejak gue pacaran dengan April lo langsung jaga jarak, " ucap Dwi sambil terus berjalan di samping ku.

"Gue menghargai perasaan April karena gue gak mau jika harus berselisih dengan dia, " balas ku.

Kami pun sampai dan aku langsung mendekati bangku yang di isi oleh April dan Zahara namun tibanya di sana entah kenapa aku melihat raut wajah April langsung berbeda. Aku pun melirik Dwi yang di belakang ku dan Dwi hanya mengangkat bahu tidak tahu. Aku pun duduk lalu memakan makanan yang sudah di pesan kan mereka. Namun saat makan aku merasa suasana nya sedikit berbeda. April pun dia pergi lebih dulu dan aku melirik Zahara dan Zahara dia hanya menepuk pundak ku. Apa yang aku takutkan akhirnya terjadi lagi. Selesai makan aku langsung masuk kelas dan melanjutkan ujian karena jam istirahat telah usai.

Jam pulang tiba dan aku berjalan ke luar sekolah sendiri lalu duduk di sebuah halte bus. Aku menatap jalanan sambil terus berpikir bagaimana caranya agar hubungan kedua teman ku baik-baik saja tanpa harus ada ke salah pahaman seperti ini. Sebuah motor berhenti di depan ku membuat lamunanku pergi entah kemana.

"Naik! " ucap pengendara motor itu dan aku tau siapa dia.

Aku pun naik dan langsung memeluknya dan tanpa terasa air mata ku jatuh begitu saja. Bang Brian menyadarinya jika aku menangis dan dia langsung berhenti di pinggir jalan.

"Ada apa? " tanya nya dan aku pun langsung turun lalu duduk di bangku yang ada di trotoar.

Yang jemput ku bang Brian karena kebetulan dia baru pulang dari kantornya.

"Kamu cerita sama abang biar pikiran kamu bisa tenang, " ucap nya.

"April salah Paham sama aku, " jawab ku.

"Salah paham gimana? " tanya bang Brian.

"Tadi saat istirahat aku berjalan berdua dengan Dwi dan sebelumnya Dwi rangkul aku dan aku yakin ada seseorang yang melihat kami dan memotretnya lalu di kirim ke April, " jawab ku.

"Ya kamu jelasin dong, dia teman kamu dan seharusnya dia tau hubungan kamu dengan Dwi seperti apa, " ucap bang Brian.

"Aku gak yakin jika April akan ngerti, aku capek bang dengan keadaan seperti ini, " balas ku dan air mata itu keluar kembali.

Bang Brian langsung memeluk ku dan aku pun menangis di pelukan nya.

"Sekarang kamu fokus untuk ujian dan untuk kedepannya coba kamu pikirkan dulu dengan baik-baik setelah itu baru kasih tau abang keputusan kamu, " ucap bang Brian menenangkan ku.

"Kalau udah selesai kita pulang, " lanjutnya dan aku langsung pasang cemberut karena kesal.

"Mau hujan jadi nangis nya di lanjut di rumah aja, " ucapnya dan aku pun langsung memakai helm lagi.

Tibanya di rumah aku langsung masuk kamar dan merebahkan tubuh ku karena aku ingin tidur. Namun aku lupa sudah tidur berapa lama karena saat bangun aku kaget melihat di luar sudah gelap. Tidak hanya itu aku langsung kaget saat tiba-tiba pintu kamar ku di buka secara paksa.

"Kalian ngapain dobrak pintu kamar ku? " tanya ku saat mama, papa, bang Brian dan kak Zahra masuk.

"Kami pikir kamu kenapa-kenapa karena dari tadi kami panggil kamu gak jawab, " ucap mama.

"Keluar semuanya, " teriak ku karena kesal dan semua orang langsung keluar dan aku masuk ke kamar mandi karena belum mandi.

Besoknya saat masuk sekolah aku memutuskan untuk tidak ke kantin dan menemui April atau pun Zahara karena aku terlalu malas untuk menjelaskan semuanya toh seharusnya mereka tau dan mengerti jika aku suka Dwi atau pun Rio aku gak akan mungkin menjadi jembatan buat mereka. Jam pulang pun tiba dan aku melihat April pulang bareng Dwi dan mereka baik-baik saja namun April tidak ada niatan untuk bicara dengan ku. Aku pun hanya bisa tersenyum karena akhirnya semua orang pada menjauh dari ku.

"Briana, " panggil seseorang dan aku pun langsung berbalik untuk melihat siapa yang memanggil ku.

"Dea, " gumam ku kaget.

"Ada yang mau gue bicarakan, " ucapnya.

"Apa? " tanya ku dengan dingin.

"Gue dapat undangan dan lo juga dapat, " jawabnya sambil menyerahkan sebuah amplop dan aku pun membuatnya.

"Gue pengen lo ikut dalam seleksi itu dan gue pengen nantang lo, jika lo bisa dapat nilai lebih besar dari gue, gue bakal lakukan apa saja yang lo mau, tapi jika lo kalah gue pengen lo jauh dari pandangan gue dan keluarga gue, " ucapnya membuat aku kaget.

"Itu doang?, ngapain harus nantang gue?, gue bisa pergi tampa lo minta kok, " balas ku.

"Ini sekolah bagus dan hanya orang-orang terpilih dan berprestasi yang bisa ikut tes ini, " jawab nya.

"Lo mau nyaranin gue buat masuk universitas itu atau hanya nantang gue? " tanya ku karena aku merasa aneh dengan ini semua.

"Terserah lo mau berpikir apa yang pasti gue cuman pengen tau kemampuan lo sehebat apa, " balasnya lalu pergi.

Aku pun melanjutkan langkah ku dan langsung naik taksi karena hari ini aku tidak di jemput. Tibanya di rumah seperti biasa aku langsung masuk kamar. Aku duduk di meja belajar lalu mengambil amplop yang di berikan Dea dan aku membacanya dengan teliti dan ternyata ini benar benar surat undangan untuk mengikuti tes masuk universitas ternama dan mahal. Jika aku lolos aku dan nilai ku bisa mencapai target aku bisa kuliah gratis selama nya sampai lulus. Aku pun mengambil ponsel dan langsung mengirim pesan pada Dea jika aku setuju dengan yang tangannya.

Ujian pun selesai dan aku masih sibuk belajar karena tes masuk universitas itu akan di lakukan minggu depan jadi aku lebih memilih untuk belajar.

1
Astrireynadiaz
👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!