Jennaira adalah putri kandung dari keluarga bangsawan Bakari. Ia terlahir dari rahim istri kedua Aston Bakari yang bernama Jenny. Ibu kandung Jennaira tersebut adalah cinta pertama Aston. Jenny terlahir dari trah rakyat jelata, bukan berdarah bangsawan.
Kebahagiaan Aston hancur setelah kematian Jenny secara mendadak.
Suatu malam, Jennaira (21 tahun) sedang berjalan kaki menuju ke sebuah klub malam terbaru di kotanya. Ia punya pekerjaan gelap yakni mencuri dompet-dompet orang kaya.
Jennaira terkejut melihat sebuah sedan mewah mengalami kecelakaan tunggal di depan kedua matanya. Ia berlari ke TKP untuk menolong.
Akan tetapi, Jennaira begitu terkejut melihat wajah seorang wanita muda yang ditolongnya itu ternyata mirip sekali dengan wajahnya.
"Kenapa wajahnya mirip sekali dengan wajahku? Apa aku punya saudara kembar?" batin Jenna.
Bagaimana bisa Jennaira, putri kandung dari putra mahkota Keluarga Bakari bisa tinggal berjauhan dari keluarga aslinya yang kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 - Memandikan Ares
"Yang pertama, buat buka bajunya Kak Ares. Yang kedua, kalau yang punya baju masih membandel seperti noda-noda di iklan televisi itu, siap-siap deh." Jawab Jenna yang tampak masih menggantung di ujung kalimatnya.
"Siap-siap apa, Nona?" tanya Lusi.
"Siap-siap kamu bantuin aku buat buka terop acara suna_tan yang kedua kali untuk putra mahkota keluarga Bakari yang kol0kan ini. Perubahan wujud dan ukuran dari terong jumbo jadi anak kecambah. Hehe..." kelakar Jenna seraya terkekeh sendiri.
Sontak Lusi ikut terkikik geli mendengar ucapan Jenna yang begitu tengil tersebut. Sedangkan Ares secara spontan menutupi terong masa depannya dengan kedua tangannya yang dalam kondisi terikat dasi.
"Kau sudah gila, Sovia! Memangnya kamu itu mantri su_nat atau dokter!" umpat Ares.
"Makanya jangan bawel, apalagi ngeyel atau kebanyakan ngomel! Biar terong masa depanmu aman dari penebangan liar!"
Jenna sengaja menggunakan pendekatan unik pada sang kakak. Tak mau Ares terus mengintimidasi atau menginjak harga dirinya.
Ia juga tak bisa bersikap manis seperti gadis yang lemah-lembut atau menye-menye hanya untuk mengemis diakui hingga mendapat kasih sayang seutuhnya dari keluarganya. Alhasil Jenna menempuh cara yang tak meninggalkan karakter dirinya.
☘️☘️
Setelah kedatangan Lusi yang membawa gunting besar, mereka berdua pun segera melakukan ekse_kusi. Jenna sengaja tak melepaskan ikatan pada tangan Ares. Ia khawatir sang kakak masih saja berontak atau berbuat ulah.
Dengan terpaksa kaos yang dipakai oleh Ares dirobek menggunakan gunting oleh Jenna hingga terbuka. Lusi membantu Jenna dengan membuka celana pendek yang dikenakan Ares hingga menyisakan celana dalam saja warna hitam.
Sebenarnya, Lusi terbiasa membantu Ares jika sang majikan hendak mandi. Semuanya dilakukan secara profesional. Lusi tentunya wanita normal. Tak dapat dipungkiri melihat tubuh Ares yang gagah dan tampan dalam kondisi setengah polos, membuat desir tak biasa hinggap padanya.
Jangan tanya Jenna, tentu ia membantu Lusi untuk memandikan Ares tanpa ada perasaan cinta lawan jenis karena pria di depannya ini adalah saudaranya. Hanya sebatas rasa sayang seorang adik pada kakaknya yang tengah sakit.
Dengan telaten Jenna menggosok punggung serta bagian lipatan pada tubuh pada Ares untuk menghilangkan daki yang menempel, bergantian dengan Lusi.
Ares kini sudah tampak lebih tenang dari sebelumnya dan tidak berontak atau mengomel lagi. Pria itu terus menunduk dalam diam di atas kursi khususnya tepat di bawah shower kamar mandi.
"Biarkan Lusi yang membersihkannya," ujar Ares tiba-tiba. Sontak membuat tangan Jenna yang saat ini sedang menggosok kakinya tepatnya di bagian paha pun terhenti.
"Biar aku saja. Lagi pula ini mendekati area vi_tal. Takut sesuatu yang tidur malah bangun. Kalau aku kan saudaramu bukan kekasihmu atau orang lain," ucap Jenna seketika membuat semburat merah yang timbul di wajah Ares maupun Lusi.
Ares menghela nafas beratnya. Sungguh di lubuk hati terdalam, ia malu karena dimandikan dua orang wanita begini. Akan tetapi, egonya masih setinggi Gunung Himalaya. Otomatis mulutnya terkunci rapat dan tak mengakui hal itu.
Sehari-hari Ares terbiasa mandi sendiri. Namun untuk memindahkan tubuhnya dari kursi rodanya ke kursi khusus di kamar mandi, Lusi yang membantunya.
"Kamu pasti sudah terbiasa melihat barang pribadi mantan-mantanmu," cibir Ares sengaja mengejek Jenna.
Ia masih belum mempercayai jika adik perempuannya itu berubah menjadi manusia yang baik dan tidak gila harta.
"Kalau iya, memangnya kenapa?" tantang Jenna.
"Dasar murahan!" desis Ares.
"Melihat belum tentu mencicipi atau memakannya kan?" balas Jenna.
"Mana mungkin!" seru Ares yang tak percaya ucapan Jenna. Sebab, hampir setiap malam Sovia palsu pergi du_gem dan pulang pagi.
"Tiap hari Lusi melihatmu setengah polos begini kalau mau mandi. Kalian juga sering berdua di dalam kamar. Kenapa kalian berdua enggak melakukan hal itu?" tanya Jenna dengan nada sedikit memojokkan Ares. "Apalagi terongmu pasti kategori besar turunan keluarga Bakari. Di luar sana pasti banyak wanita menyukai ukurannya," imbuhnya.
"Karena aku masih waras jadi enggak mau merusak wanita!" ketus Ares menjawabnya.
"Sama. Aku tidak melakukan hal yang kau tuduhkan itu karena tak mau merusak diriku sendiri," sahut Jenna. "Masa suamiku nanti aku kasih ampas doang karena segelnya sudah dibuka orang lain. BIG NO !!" tegasnya.
Jenna berbicara panjang lebar pada Ares agar sang kakak tidak menjudge dirinya adalah wanita murahan. Walaupun kelakukan Sovia palsu sebelumnya doyan du_gem dan bergonta-ganti pacar seperti ganti celana dalam.
"Sekarang aku tanya ke Kak Ares. Menurutmu, apa setiap orang yang pergi ke klub malam dan anak-anak jalanan yang kerja sebagai pengamen atau pengemis itu orang-orang yang tak bermoral?" tanya Jenna. "Lalu orang yang pergi ke kantor dengan pakaian rapi dan elegan, apa menjamin orang itu bermoral baik?"
Bersambung...
🍁🍁🍁
kelakuan busuk keluarga sunggu menyakitkan pasti kecewa banget kalau terbongkar siap siap lah jena tuk menopang dedy mu.......