Fishya merupakan istri seorang wakil CEO, berusaha menghentikan temannya Erlina yang mencoba bunuh diri.
Erlina memegang pisau di rumah sakit, hendak mengiris nadinya."Fishya! Kamu tidak mengerti perasaanku. Suamiku meninggal karena over dosis narkotika. Lalu bisnisnya hancur. Sedangkan kamu bisa hidup bahagia, dengan suami menjadi wakil CEO. Jika bisa aku ingin hidup sepertimu!" Teriaknya.
"Erlina sabar dulu. Kehidupanku tidak sebaik yang kamu duga." Fishya mendekat, mencoba menghentikan.
Tapi.
Srak!
Erlina menusuk tubuh Fishya, kemudian baru membunuh dirinya sendiri. Sepasang sahabat yang mati di saat yang sama.
***
Tapi keajaiban tiba-tiba terjadi, mereka kembali ke masa SMU.
Erlina yang mengetahui masa depan, dengan percaya diri merebut kekasih Fishya. Menyakini dirinya akan dapat hidup senang sebagai istri wakil CEO.
Sedangkan Fishya yang juga mengetahui masa depan hanya tersenyum."Baik, kita bertukar pasangan. Aku akan memungut samapahmu." Batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasil
Untuk pengumuman kali ini, benar-benar ditunggu-tunggu. Ingin mengetahui siapa yang akan kalah taruhan.
Kasak-kusuk terdengar, beberapa siswa bahkan sudah siap membawa handycam. Mengira kali ini akan ada dua orang yang terikat, merangkak dan menggonggong seperti anj*ng berkeliling sekolah.
"Aku tidak menyangka si cantik Fishya akan menjadi anj*ng."
"Erlina cukup tega pada sahabatnya sendiri. Tapi mau bagaimana lagi, Fishya yang tidak tahu diri. Kamu sudah dengar? Ayah Fishya dipecat karena barang di gudang perusahaan milik orang tua Erlina kurang."
"Sudah pasti korupsi kan?"
"Karena itu, jangan terlalu berfikiran baik tentang anak koruptor."
"Memang serasi nol besar (Virgo) dengan anak pencuri."
Berbagai hujatan terdengar, sang guru masih melangkah mengambil dobel tip untuk menempel pengumuman.
Sedangkan Andika dan Erlina baru saja tiba, menunggu bagaimana hancurnya Fishya dan Virgo.
Tapi.
"Astaga! Kamu menyetir seperti orang gila!" Teriak Fishya merasa nyawanya hampir tercabut.
"Kamu yang bilang kita harus sampai tepat waktu. Dasar kuntilanak!" Virgo mengernyitkan keningnya kesal.
"Eh! Genderuwo!" Kalimat Fishya terhenti, kala semua orang menatap aneh pada mereka. Bukankah mereka sepasang kekasih yang romantis seperti Romeo dan Juminten? Tapi kenapa malah bertengkar seperti kucing dan rubah. Maaf, kucing dan anj*ng.
Tingkahnya yang kesal berubah, segera bergelayut manja pada Virgo."Sayang, maaf aku sempat marah. Kecepatan mengendarai mobilmu membuat hatiku berdebar-debar."
Virgo mengangkat sebelah alisnya, melirik ke arah Fishya. Kapan lagi mendapatkan kesempatan dalam kesempitan."Tidak apa-apa, karena kamu adalah belahan jiwaku. Tidak mungkin aku marah padamu." Ucapnya memeluk Fishya.
Sedangkan Fishya menghela napas. Disini ada Erlina, apa ini teknik si kurus untuk membuat Erlina cemburu? Memang dasar Genderuwo cungkring menyebalkan.
"Aku punya kalung dan rantai untuk kalian. Mau pakai sekarang atau nanti?" Tanya Erlina penuh senyuman, mengingat peringkat Fishya sebelum waktu terulang hanya peringkat 65. Sedangkan Virgo tetap menjadi penutup, berada di peringkat terakhir.
"Honey...kamu tidak boleh seperti ini. Nanti saja setelah hasil pengumumannya keluar." Ucap Andika penuh senyuman.
Sedangkan Virgo mendekat penuh percaya diri."Aku tidak akan kalah. Kamu yang akan menjadi pecundang kali ini."
"Nol besar? Selain uang apa yang kamu punya? Prestasi? Tidak ada sama sekali..." Cibir Andika penuh senyuman.
"Tim basketmu, hanya menjadi runner-up. Biasanya peringkat pertama. Apa kamu kelelahan karena clubbing setiap malam?" Pertanyaan dari Virgo tepat sasaran. Tapi memang benar, saat menjadi kekasihnya, Erlina kerap membawanya ke club' malam. Tapi sayangnya Virgo malah duduk di pojok ruangan sembari top up game.
Andika tertawa kecil bagaikan menghina dengan cara elegan."Memang apa prestasimu?"
"Pacarku mewakili sekolah dalam cabang beladiri Wushu. Untuk pertama kalinya sekolah lolos babak penyisihan. Walaupun gagal di babak selanjutnya. Tapi masih lebih baik dibandingkan dengan kecebong sepertimu." Fishya menatap sengit, terlihat begitu manis, bagaikan cup cake sekali gigitan.
Membuat Andika menoleh ke arah lain. Menghela napas berkali-kali, ada Erlina disini. Mengapa Fishya dapat membuat ekspresi semanis ini.
Namun, rasa kesal kembali kala Virgo terang-terangan berkata."Imutnya! Pacarku memang cantik dan imut..." ucapnya memeluk Fishya.
"Fishya! Ayahmu susah mencuri di gudang perusahaan. Ayahku masih dermawan karena tidak melaporkannya pada kepolisian." Erlina tersenyum, sengaja mengatakan ini terang-terangan di depan semua orang.
Kasak-kusuk terdengar, membicarakan segalanya.
"Benarkan? Fishya itu cuma tampangnya saja yang polos. Tapi dari ayahnya saja sudah mental pencuri."
"Jangan-jangan jam Erlina juga Fishya yang mencuri."
"Sebaiknya jangan bergaul dengan wanita virus sepertinya."
Beberapa orang memojokkan. Membuat Virgo menggenggam tangannya mendukung."Kamu tidak apa-apa kan? Aku akan selalu mendukung dan membelamu."
Pertanyaan yang membuatnya tertegun. Hanya pertanyaan sederhana dan canggung. Tapi selama bertahun-tahun keluarganya, Erlina, bahkan Andika, tidak pernah mengucapkan kata-kata yang begitu hangat.
Baik saat ini walaupun sebelum waktu terulang. Keluarga yang menganggap hubungannya dengan Erlina dan Andika baik-baik saja. Erlina yang menganggapnya seperti budak. Dan Andika? Wanita otoriter, tapi selalu memanfaatkannya. Menganggap hatinya sekeras baja.
Virgo terlalu baik, pasangan ideal. Sayang sekali hatinya telah dimiliki tuan putri.
"Bukankah ayahmu yang sengaja membuat ayahku dipecat?" Ucap Fishya tertunduk, air matanya mengalir mengundang rasa simpati. Terlebih wajahnya seperti kelinci putih tidak bersalah.
"Apa maksudmu!" Bentak Erlina.
"Ayahku meminta bukti rekaman CCTV. Dia bersedia dipenjarakan jika terbukti tidak bersalah. Tapi kalian malah mengatakan CCTV rusak. Kemudian bersikeras memecat tanpa memberikan pesangon. Padahal banyak pekerja yang bersedia bersaksi jika ayahku jujur... ayahku yang malang..." Lagi-lagi jerit tangis terdengar, suaranya bergetar.
Siapa yang tidak akan percaya dengan drama siluman rubah putih ini. Benar-benar menyebalkan, Erlina menggetarkan giginya.
"Tidak ada rekaman CCTV, itu artinya tidak ada bukti jika ayahmu tidak bersalah." Erlina bersikeras.
"Tidak ada rekaman CCTV, itu artinya tidak ada bukti jika ayahku bersalah. Lagipula keterangan beberapa saksi, bisa menjadi bukti, kalau ayahku tidak mencuri. Pada kenyataannya uang pesangon ayahku tidak dibayarkan. Padahal uang lemburnya saja sering dipotong. Kan anj*ng ..." Gumam Fishya, bergelayut manja di lengan Virgo. Bagaikan wanita manja yang benar-benar sedih dengan situasi yang terjadi.
Pendapat publik begitu penting dalam menggiring opini. Beberapa orang yang pada awalnya mencemooh, pada akhirnya terdiam.
"Bisa jadi itu alasan agar bisa memecat tanpa memberikan uang pesangon."
"Bos seperti ayah Erlina memang bagusnya dimiskinkan."
"Benar-benar anj*ng."
Beberapa orang berucap membuat Erlina tidak tahu harus bagaimana. Mengepalkan tangannya memendam kekesalan.
"Kamu---" Geram Erlina, mengangkat tangannya, hendak menampar.
"Sayang aku mau dipukul." Ucap Fishya manja.
"Tenang ya sayang...sini! Bersembunyi dalam pelukanku." Virgo kembali mencari kesempatan dalam kesempitan.
Andika pada akhirnya menghela napas."Erlina, jangan diperpanjang lagi. Makhluk rendahan ini hanya akan berakhir menjadi anj*ng peliharaan."
"Benar! Memalukan...pria miskin dan anak pencuri." Cibir Erlina penuh senyuman menghina.
"Lihat saja, sudah pasti aku yang ada di peringkat pertama." Gumam Virgo yakin, dirinya akan membuat siluman rubah putih ini semakin menempel padanya.
Kala itulah seorang guru menerobos kerumunan. Menempelkan hasil ujian menggunakan double tip. Semua siswa berkerumun, benar-benar ingin mengetahui hasil ujian.
Virgo benar-benar antusias. Tentu saja dirinya ingin membanggakan siluman rubah kecil. Menerobos kerumunan, meninggalkan Fishya seorang diri.
Erlina dan Andika masih berada di koridor, tidak ikut berkerumun. Percaya diri dengan hasil yang mereka dapatkan.
"Fishya...mau pakai kalung dan rantai anj*Ng ini sekarang?" Tanya Erlina, mengingat sebelum waktu terulang Fishya berada di peringkat 65. Sedangkan dirinya berada di peringkat 10 besar. Gadis yang mendekati Fishya membawa kalung anj*ng.
Virgo yang berada menatap hasil gemetar tidak percaya. Menelan ludah, ada kekecewaan dalam dirinya, menatap hasil yang tidak sesuai ekspektasi.
Sementara Fishya tersenyum."Pecundang..." gumamnya, meraih kalung anj*ng yang ada di tangan Erlina.
deritanya tiada ada akhirnya 🤣🤣🤣
aku suka dengan keributan ini
tapi suka banget kan
siapa yg bakalan jadi baik
bukan minuman yg mahal oi
memory nya
penyebab nya udah ga ada..udah pindah ke toko sebelah 🤣🤣
udah lama drama nya tapi....kesan nya masih dalem y ?
bukan karena liat setan
tapi sekretaris nya lebih kyk setan kelakuan nya🤣🤣
baru kali ini lembur di paksa Ama sekretaris 🤣🤣🤣
kesetiaan ya?
wah ga boleh lama lama tu bang🤣🤣
tapi kalau digigit beneran ntar takut
jgn mulai mulai dah
macan dibangunin 🤣🤣
bukan matrealistis tapi realistis ya Thor🤣🤣
definisi kalah telak debat sama anak nya
padahal masalah nya Ama dia ya
udah tukang selingkuh,nyuri rahasia perusahaan
ngebunuh ortu nya lagi
kasih kaca ngapa ke dia