“Gue ngerasa gila jauh dari lo.”
Kaisar, lelaki muda tampan, mapan dan bergairah. Kai lelaki bebas yang biasa meniduri setiap wanita yang ia temui di dalam Black Devil, klub malam kesukaannya.
Di usia yang hampir menginjak 35 tahun, Kai di paksa oleh sang Ibu untuk bertunangan dengan seorang gadis cantik anak dari salah satu pengusaha Department Store terbesar di Indonesia.
Airin, model sekaligus artis papan atas yang namanya kini sedang menjadi sorotan di kalangan publik. Namanya semakin melejit semenjak berita pertunangannya dengan Kai diumumkan. Namun siapa sangka, adik Airin yang bernama Krystal, mampu mencuri perhatian seorang Kaisar.
Bagaimana rasanya memiliki skandal dengan adik dari tunanganmu?
Don't tell anyone, or you'll feel a burst of passion!
©copyright by Anna, 20 Januari 2019
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bahaya
"Gue udah bawa dia sesuai permintaan lo." Raisa memutar-mutar gelas berisi wine yang ada di tangannya. "Inget ya, Bob. Gue gak mau lihat itu anak deket-deket Rekha lagi."
Bobby menghembuskan asap rokoknya ke udara, sesekali ia melirik Krystal yang sedang duduk sendirian di meja bar. Bayangan-bayangan liar tentang Krystal berputar di kepalanya.
"Gampang, yang penting lo bantuin gue dulu buat nidurin dia malem ini."
Raisa mendengkus, meletakan gelasnya ke atas meja. "Kasih obat tidur sih, Bob. Dia itu terlalu polos, gampanglah nidurin dia."
"Masalahnya, Sa, itu anak susah buat di deketin cowok." Bobby mendengkus, beralih menatap Raisa dengan kesal.
"Nih.." Raisa mengeluarkan satu butir kapsul dan meletakannya ke atas meja, tepat di depan wajah Bobby. "Masukin ke minumannya, gue jamin dia bakalan nurut mau lo bawa kemana aja."
Bobby awalnya menatap kapsul itu dengan dahi mengkerut, namun tak lama setelah ia mengambil itu bibirnya tertarik lebar membentuk sebuah seringai.
"Lo emang cewek terbrengsek, Sa." Ujarnya senang sembari menyimpan kapsul tersebut ke dalam jaket. "Gue pastiin lo dapet Rekha." Tambahnya lagi dan berlalu dari hadapan Raisa.
Sementara itu, Raisa tersenyum miring, menatap tubuh Krystal yang mulai didekati oleh Bobby. Ia menenggak minumannya hingga habis, lalu membanting gelas yang beberapa detik lalu terisi wine ke atas meja sampai bunyi dentingan keras terdengar. Raisa kembali tetawa sarkas.
"Hancur lo malem ini, bitch!"
***
Krystal hanya mampu menatap seluruh sudut ruangan itu dengan mata mengerjap polos. Musik yang memekakan telinga menjadikannya sulit untuk mendengar suara orang-orang yang berada di sana, dan juga suasan temaran yang minim pencahayaan membuat kepala Krystal pusing.
Gadis itu merasa gugup dan sedikit takut, karena sejak ia menginjakan kaki di dalam klub malam ini, banyak laki-laki yang memandang tubuhnya dengan penuh nafsu. Bagaimana tidak, dengan balutan gaun minim dan terbuka, semua orang yang ada di sana dapat melihat lengan dan paha Krystal dengan jelas.
"Haii Krys..."
Gadis itu tersentak, ia mendadak semakin takut saat pundaknya di peluk oleh seseorang dari samping. Krystal menoleh dan mendapati Bobby duduk di sebelahnya.
"Gimana? Suka gak dateng ke sini?" Bobby mengelus lengan Krystal, membuat gadis itu merasa tidak nyaman.
"Bob.." Krystal berusaha melepaskan lengan Bobby yang melingkar di sepanjang punggungnya. "Jangan gini." Pintanya pelan.
"Oh.. sorry." Bobby menarik tangannya menjauh lalu menatap Krystal dari samping dengan satu tangan sebagai penyanggah di atas meja. "Kado buat gue mana?"
Krystal mengerjap salah tingkah, ia menggigit bibir malu karena telah lupa membawa kado untuk Bobby. Tadi sepanjang perjalanan menuju Black Devil, Krystal terlalu senang sampai lupa jika ia akan datang ke pesta ulang tahun Bobby.
"Mm.. Bobby, kadonya nyusul aja ya?"
"Yah.." Bobby menegakkan tubuhnya, ia mengatakan itu sambil menatap Krystal dengan wajah yang dibuat-buat sedih. Namun di dalam hatinya, cowok itu sedang menyeringai. "Gue sedih banget loh."
Wajah Krystal menyendu penuh salah, "Maaf ya, Bobby. Kadonya aku kasih besok pas di kampus aja, mau gak?"
"Ah.. gak seru dong, kan ulang tahun gue sekarang." Balas Bobby masih dengan wajah yang dibuat-buat.
Mungkin Krystal tidak menyadari jika raut sedih yang tadi tercetak di wajah Bobby, perlahan berubah menjadi seringai licik.
"Gini deh," Bobby menggeser gelas berisi wine ke depan Krystal. "Lo minum ini buat gue, dan gue anggap itu sebagai kado ulang tahun dari lo, gimana?"
Krystal terdiam, menimang-nimang permintaan Bobby barusan. Matanya menatap gelas itu dengan ragu, sesekali ia melirik Bobby yang sedang menatap ke arahnya dengan wajah sedih. Mendadak perasaan Krystal menjadi tidak enak. Haruskah dia meminum itu agar Bobby tidak merasa sedih.
"Bobby, yang lain aja ya mintanya, jangan minum ini." Krystal menolak itu sambil menggeser gelasnya. Bobby yang merasa menjadi tidak sabaran, mulai memaksa Krystal untuk meminum wine itu.
"Yah.. gue sedih banget loh, Krys. Masa di hari ulang tahun gue lo nolak permintaan gue." Tangannya terangkat untuk kembali melingkar di sepanjang punggung Krystal. "Cuma minum ini aja kok." Lalu Bobby mengangkat gelas itu dan memaksa Krystal lagi untuk meminumnya.
"Aku gak mau minum itu."
"Gak apa-apa ini enak."
"Bob.." Krystal kembali mendorong gelas itu menjauh, tapi tangan Bobby menahannya hingga Krystal semakin merasa ketakutan. "Gak mau."
"Sedikit aja, Krys." Paksa Bobby.
Krystal sudah merasa kesulitan menolak itu, Bobby terus memaksanya walaupun ia berulang kali mengatakan tidak ingin. Lalu, dengan helaan nafas pendek, Krystal terpaksa mengambil gelas tersebut, dan hendak meminumnya.
Ketika tangannya terangkat untuk mendekatkan minuman itu dan bibirnya mulai menyentuh ujung gelas, Krystal tiba-tiba merasakan tarikan kasar dari pundaknya, ia tersentak bersamaan dengan tubuh Bobby yang terpelanting ke atas lantai.
Suasana klub mendadak menjadi ramai, suara gelas yang jatuh serta teriakan histeris beberapa pengunjung memenuhi setiap sudut ruangan.
Krystal benar-benar terkejut, kedua matanya melebar sempurna, dan tubuhnya bergetar takut. Pandangannya jatuh pada punggung laki-laki yang sekarang sedang memukuli wajah Bobby. Krystal merasa jantungnya bergetar, ia tidak mungkin salah mengenali orang itu.
Lalu, dipukulan terakhir cowok itu, ia berbalik menatap Krystal dengan sorot mata tajam. Detik itu juga Krystal sudah tidak bisa lagi menahan keterkejutannya. Tubuhnya terasa lemas, dan kedua tangannya terangkat untuk menutupi bibirnya yang terbuka lebar.
"Kak Kai?"
***
berikan cinta kalian pada penulis dengan menekan vote, like, dan memberikan komentar ❤❤❤
februari 2025 😁
gk pernah bosen baca cerita krystal sama kai 🥰 luph byk" ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤