NovelToon NovelToon
HUJAN DI REL KERETA

HUJAN DI REL KERETA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Romantis
Popularitas:870
Nilai: 5
Nama Author: Toekidjo

Hujan..
Semua pasti pernah mengalaminya..

Ada banyak cerita dibalik hujan, ada cerita bahagia dan tidak sedikit juga yang menggambarkan hujan sebagai cerita sedih..


Hujan..
Yang pasti adalah sesuatu yang menyebalkan..


Tapi arti sesungguhnya dari hujan adalah anugerah TUHAN


HUJAN DI REL KERETA ini adalah sebagian kecil cerita dari yang terjadi dibalik hujan..


Hujan yang awalnya membawa bahagia…
Tapi hujan juga yang merenggut kebahagiaan itu..

Akankah hujan mengembalikan kebahagiaan yang pernah direnggutnya?


Sebuah kisah sederhana, berlatar belakang di sebuah desa terpencil, dengan kehidupan pedesaan pada umumnya.


Semoga bisa menambah pengalaman membaca dan menemani waktu teman-teman semua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Toekidjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rini

Pada jam pulang kerja Fatia sedang berdiri didepan gerbang, mendapati adiknya Abud sudah menunggunya disana.

“Abud kamu pulang duluan aja ya, kakak mau ada urusan nanti bareng teman” ucap Fatia

“Ok kak, kalau gitu aku pulang sekarang” jawab Abud

Tidak berapa lama Eris muncul dengan sepeda motornya dari arah dalam gerbang.

“Kamu udah siap” tanya Eris 

“Iya” jawab Fatia kemudian naik keatas motor

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang mengawasi mereka, berdiri didepan pintu gedung utama dengan tatapan dan raut benci, kedua tanganya mengepal, seolah tidak mampu menahan rasa bencinya.

“Dukun mana yang dia gunakan, baru kerja disini sudah bisa begitu dekat dengan Eris” ucap Rini dalam hati seakan tidak percaya bisa dikalahkan dengan mudahnya oleh staff baru tersebut.

Sedangkan dia selama tiga tahun sudah mencoba segala cara untuk mendekati Eris, tapi tidak mendapat hasil apapun.

Sementara Eris memacu motornya dengan perlahan meninggalkan area stasiun.

“Apa kita akan langsung pulang” tanya Fatia sambil mendekap tubuh Eris dengan eratnya

“Kamu mau kemana, sebentar lagi malam” jawab Eris 

“Apakah disini ada cafe atau tempat nongkrong” Fatia bertanya

“Tidak ada, paling ada tempat buat ngeteh poci.” Jawab Eris 

“Tidak apa-apa yang penting bisa berdua bersamamu, dimanapun tempatnya pasti menyenangkan” ucap Fatia manja

“Hemmm, tapi tempatnya agak jauh sekitar satu jam perjalanan dan jalananya agak naik” ucap Eris menjelaskan

“Ayo kesana, sekarang baru jam empat sampai sana jam lima, siapa tahu kita masih bisa melihat sunset” ucap Fatia bersemangat

“Belum tentu, daerah sana seringnya berkabut tapi kadang tidak berkabut juga” jawab Eris

“Kita coba dulu aja, kalau gak dapet sunset juga gak apa-apa. Aku sudah pernah mendapatkan sunset terindah yang tidak akan pernah terlupakan” ucap Fatia 

“Pasti sama cowok kamu?” Jawab Eris dengan nada cemburu

“Iya” jawab Fatia, seolah tidak merasa bersalah sedikitpun

“Cowok itu sungguh beruntung” ucap Eris dengan mencoba tetap tenang walaupun dihatinya terasa teriris

“Bisa dibilang seperti itu, karena selama hidupku dia satu-satunya yang bisa melakukanya” jawab Fatia dengan semakin mengencangkan pelukanya sehingga membuat Eris sesak tidak bisa bernafas

“Jangan kencang-kencang meluknya, aku tidak bisa bernafas” ucap Eris dengan nada agak berbeda

Fatia yang sedari tadi sudah menyadari sikap Eris yang terlihat cemburu seakan sengaja membuat Eris bertambah cemburu, karena dengan begitu Fatia merasa bahwa Eris benar-benar mencintainya.

“Maaf” jawab Fatia 

“Kenapa kamu berpisah dari cowok itu” tanya Eris

“Enggak, enggak pisah kok. Aku gak pernah ingin berpisah selamanya seumur hidupku” jawab Fatia seolah sambil menahan tawa

“Sampai sekarang?” Eris bertanya dengan nada agak tinggi, kayaknya ini batas Eris bisa menahan rasa teriris dihatinya

“Iya” jawab Fatia datar

Bagai disambar petir, Eris yang sedari tadi menahan rasa perih dihatinya seakan tak mampu lagi membendungnya. Dadanya terasa sesak, panas, nafasnya terasa berat tapi dia mencoba tetap tegar. 

Dengan mencoba segala kemampuan nya Eris mencoba tetap tenang, berharap semua yang terjadi pasti ada alasannya.

“Trus aku ini kamu anggap apa” tanya Eris memberanikan diri dan berusaha siap untuk jawaban dari Fatia

“Kamu, ya.. kamu”  jawab Fatia

“Maksudnya?” Tanya Eris 

“Kamu orangnya sayang, kamu satu-satunya yang bisa membuat hatiku mencintaimu, kamu satu-satunya yang aku inginkan untuk bisa menemaniku seumur hidupku” jawab Fatia

“Aishhh, hampir meledak dadaku ini karena cemburu, ternyata orang itu aku sendiri” jawab Eris dengan penuh rasa lega.

“Bisa banget, kamu bohongnya” ucap Eris

“Aku gak bohong, aku gak akan pernah bohong. Biar waktu yang akan membuktikannya”  ucap Fatia meyakinkan

“Iya deh percaya” jawab Eris 

“Ngomong-ngomong tadi kamu belum jelasin kenapa bisa tahu banget tentang tempat ngeteh poci itu, kamu pasti sering kesana sama cewek lain ya” ucap Fatia sedikit kesal, mungkin karena cemburu juga

Mendapat pertanyaan seperti itu Eris hanya tersenyum, kemudian menjawab

“Perlu tuan putri tau, dari kecil sampai umurku yang sekarang hampir dua puluh enam tahun. Belum pernah sekalipun mengenal cewek, apalagi jalan-jalan” ucap Eris dengan nada merayu

“Gombal, itu Rini siapa?” tanya Fatia

“Yah,.. dia lagi, capek aku ngadepin dia selama tiga tahun ini. Entah sudah berapa kali aku tolak tapi gak ada kapok-kapoknya dia” jawab Eris

“Masak sih” ucap Fatia sembari mempererat pelukannya

“Terserah kalau gak percaya” jawab Eris 

“Percaya deh, trus bisa tau banget tempat ngeteh dari mana, kan tempatnya jauh satu jam perjalanan” tanya Fatia

“ Emmm, itu karena waktu sekolah aku ada temen daerah situ dan sering main kesana bahkan nginap, nanti kalau masih ada waktu kita bisa mampir ke rumahnya” jawab Eris

“Temen cowok apa cewek” Fatia lagi bertanya

“Tuan putri yang cantik, aku ini sekolahnya di STM isinya tuh cowok semua gak ada cewek satupun, gimana bisa punya temen cewek” jawab Eris 

“Emang ada sekolah begitu?” Tanya Fatia

“Banyak, semua STM pasti seperti itu, kalaupun ada ceweknya pasti cuman satu atau dua. Udah gitu pasti tomboy atau gak cantik sama sekali” Eris menjelaskan

Sepanjang perjalan obrolan mereka seakan tak ada habisnya. Jalanan yang semakin menanjak seakan tidak dirasakan oleh kedua insan yang sedang dimabuk cinta tersebut.

Sehingga mereka tidak menyadari satu jam lebih waktu sudah mereka lalui.

Hingga mereka tiba di sebuah tempat tanah lapang yang sedikit rata, ada satu mobil, dan beberapa motor terparkir disana.

Eris mengarahkan motornya disamping motor lain yang sudah terparkir. 

“Kita sudah sampai, tapi sepertinya kita salah perhitungan” ucap Eris

Karena setibanya ditempat itu hari sudah mulai gelap, bahkan sinar matahari sudah benar-benar hilang dari langit.

“Iya, Sepertinya tadi kita berangkat kemungkinan sudah jam lima lebih” jawan Fatia sambil tersenyum

“Ayo, kita cari tempat yang masih kosong” ucap Eris

Kemudian berjalan kearah bangunan utama yang berbentuk rumah sederhana, dan disamping-sampingnya berjejer beberapa bangunan yang lebih kecil.

Terlihat seperti gazebo-gazebo yang berjejer rapi disepanjang lereng bukit, ada sekitar delapan sampai sepuluh gazebo. 

“Itu sepertinya kosong” ucap Eris sambil menunjuk kesalah satu gazebo yang letaknya paling ujung.

“iya, ayo kesana” jawab Fatia

Setelah Eris dan Fatia duduk didalam gazebo, seorang bapak-bapak datang dan menyapa

“Selamat malam nak, mau pesan apa?” Tanya bapak tersebut

“Fatia kamu lapar belum” tanya Eris

“Lumayan,” jawab Fatia

“Ya sudah kita pesan makan saja ya” ucap Eris

“Untuk makananya ada apa saja pak?” Tanya Eris 

“Tidak banyak nak, hanya ada sate sama bakso” jawab bapak tersebut

“Makan nasi aja deh” jawab Fatia

“Berarti kita pesen sate aja ya” Eris bertanya

Fatia hanya mengangguk tanda setuju

“Pesen satenya dua porsi pak, nasi putihnya juga dua, terus teh pocinya dua juga ya pak” ucap Eris 

“Baik nak” jawab bapak tersebut kemudian berjalan kearah bangunan utama

Fatia menatap sekeliling, walau hari sudah mulai gelap tapi belum sepenuhnya gulita. Samar-samar masih terlihat lereng bukit dan pohon-pohon.

“Kenapa takut lagi, sedikit-sedikit takut, kan ada aku” ucap Eris setelah melihat ekspresi Fatia yang seperti menahan takut

“Emmm.. sedikit aja kok” jawab Fatia

Waktu terus berjalan, obrolan demi obrolan terkadang gelak tawa mengiringi kebersamaan mereka.

“Ini pesanannya nak” kata bapak-bapak penjaga warung tersebut, sembari meletakan pesanan kemudian berlalu pergi

Eris dan Fatia menyantap makanan yang sudah dipesan dengan lahap, sesekali saling menyuapi.

Suasana remang-remang dari lampu gazebo yang kemungkinan hanya lima watt membuat petang itu terlihat begitu romantis.

INTERMEZZO : jika waktu bisa diputar, rasanya Author ingin kembali ke masa indah seperti itu.

Masa dimana kehidupan belum memaksa kita dalam berbagai kerumitan hidup, pikiran penuh dengan kebutuhan, dan terjebak dalam aktivitas yang monoton

Buat temen-temen yang masih muda, ciptakan lah momen positif sebanyak-banyaknya selagi bisa, sehingga saat tua nanti ada ruang dimana kalian akan tersenyum saat mengingatnya.

Percayalah, ketika dewasa nanti waktu tidak akan memberi kesempatan lagi buat kalian untuk melakukannya.

Gejolaknya berbeda, gairahnya tidak lagi sama, pikiran kalian akan dipenuhi problematik.

1
Astarestya
/Sob/
Astarestya
/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!