Alfath Khalid Abraham Al-Ghiffari .
anak sulung dari pengusaha sukses dan pemilik pesantren besar yaitu Azzura dan Gus Ilham,
Al yang tampan dengan sikap humble namun kritis menjadi pusat perhatian para gadis di kampusnya,tak jarang para gadis saling berlomba untuk mendapatkan hatinya.
Namun apa jadinya jika ia bertemu dengan sorang gadis yang begitu misterius bernama Alisya Humaira,apakah Al akan menghindarinya ? atau mendekatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Curahan Hati Alisya
Sejak kedatangan keluarga Al kemarin,Alisya jadi banyak diam dan melamun.Pandangannya sering melihat kosong ke arah jendela.
Harusnya dirinya merasa senang karena hari ini dirinya di perbolehkan pulang oleh dokter.Sempat Alisya protes karena merasa di tahan oleh pihak rumah sakit padahal dari kemarin kondisinya memang sudah lebih baik.
Bahkan anehnya seorang suster sempat kembali meminta sample darah dan rambut dengan alasan untuk memastikan dirinya benar-benar tidak terkena virus berbahaya.Tidak ambil pusing,Alisya hanya menuruti suster dan tidak banyak bertanya lagi.
Entah kenapa hati kecilnya merasa tak enak dengan sikapnya kemarin pada Al dan Keluarganya.Dan siapa sangka setiap kali ada yang membukakan pintu,Alisya selalu berharap jika itu adalah Al namun sayang hingga siang ini Al belum juga mengunjunginya.Alisya yakin jika Al pasti marah dan kecewa kepadanya dan itu membuat Alisya merasakan penyesalan dalam hati kecilnya.
Bayang-bayang perlakuan kelurga Al terlebih umma nya seakan terus berputar di kepalanya.Usapan lembut serta rangkulan hangat dari Zura seakan masih terasa oleh Alisya.
Salahkan Alisya jika merindukannya lagi?
Salahkah Alisya jika dirinya menginginkan keluarga seperti keluarga Al?
Alisya juga bingung dengan hatinya,kenapa sekarang Alisya berharap Al kembali padahal dirinya sendiri yang meminta waktu untuk sendiri.
Pintu kembali terbuka,Alisya memutar kepalanya dengan cepat.Namun dirinya harus kembali merasakan kecewa karena ternyata bukan laki-laki itu yang datang.
Mbok Mi tersenyum geli saat melihat raut wajah kecewa dari nona mudanya."Non lagi nungguin Den Al ya "
Alisya bersemu merah,segitu terlihat kah dirinya sedang menunggu Al."Gak kok mbok "
Mbok Mi terkekeh,ia sangat mengenal nona muda nya.Ia bisa tau jika nona muda nya sedang memikirkan Al.Sejak kepergian Al,nona muda nya jadi lebih banyak melamun.
"Non masih mikirin den Al ya". Mbok Mi mengupas buah jeruk dan memberikannya pada Alisya "Mbok Mi baru lihat non sering melamun,mbok Mi yakin non masih memikirkan den Al dan keluarganya "
Alisya menatap wajah mbok Mi,benar apa yang di katakan mbok Mi.Memang sejak Al pergi dirinya jadi sering melamun."Mbok,apa tindakan ku kemarin salah?"
"Mbok tidak bisa menilai tindakan non sepenuhnya salah.Menurut Mbok non berhak untuk memikirkannya dulu karena bagaimanapun sebuah pernikahan bukanlah hal main-main dan juga pernikahan adalah ibadah terpanjang jadi kita tidak bisa sembarangan "
Mbok Mi mengusap pelan tangan Alisya yang berada di pahanya."Hanya saja menurut mbok,non dan den Al sebaiknya bicara baik-baik dulu,ngobrol berdua dulu biar sama-sama enak.Sampaikan saja apa yang membuat non berat,mbok yakin den Al akan mengerti "
"Aku hanya takut mbok,aku takut bagaimana kalau ka Al dan keluarganya tau tentang mama.Bagaimana kalau mereka tau kalau aku lahir tanpa seorang ayah.Statusku tidak jelas mbok,aku gak tau siapa ayahku"
"Apakah nantinya aku bisa nikah tanpa se orang wali?"
Kembali air mata Alisya mengalir tanpa bisa di cegah.Rasa sakitnya kembali menghampiri hati nya,bagaimana sakitnya saat dirinya tidak pernah mengetahui sosok sang ayah.Bagaimana sakitnya dirinya tumbuh tanpa sosok seorang figur ayah bahkan dirinya tumbuh tanpa figur seorang ibu pula.
"Bagaimana kalau ka Al dan keluarganya tau kalau aku punya mama tapi seolah tak punya,dan bagaimana kalau ka Al dan keluarganya tau kalau aku sering dapat siksaan dari mama.Apa aku harus jujur? Aku bingung harus jawab apa jika seandainya suatu hari nanti ka Al menanyakan luka-luka yang ada di tubuhku,aku tidak mungkin bisa berbohong ka mbok Dan jika pun harus jujur aku tidak mau ka Al dan keluarganya jadi membenci mama "
Mbok Mi mengusap-usap lengan Alisya yang mulai terisak,ia bisa merasakan pilu dan bimbangnya Alisya.
"Apa non punya perasaan sama den Al? Maaf jika mbok lancang"
"Aku tidak tau mbok,hanya saja aku merasa nyaman dan aman jika dekat dengan ka Al.Aku merasa terlindungi "
"Kalau menurut mbok,jujurlah ada den Al.Bicarakan semuanya,mbok yakin den Al dan keluarganya orang yang bijak"
"Apa mbok yakin?"
Mbok Mi mengangguk,bukan tanpa alasan.Sebelum Alisya sadar,mbok Mi sudah berbicara dengan Zura tentang keadaan Alisya yang sebenarnya.Zura pun sudah mengetahui tentang penderitaan yang Alisya terima dari mamanya,jadi mustahil jika Zura tidak bisa menerimanya karena terbukti Zura malah semakin gencar untuk meminta anaknya menikahi Alisya.
"Baik lah mbok,aku akan coba bicarakan ini sama Ka Al.Semoga ka Al bisa mengerti "
"Nah gitu dong non,non harus banyak senyum.Non jangan sedih lagi ya,non punya mbok InsyaAllah mbok akan selalu ada untuk non."
Alisya memeluk mbok Mi,ia bersyukur mempunyai mbok Mi yang begitu baik dan menyayanginya "Makasih ya mbok,selalu sa buat aku.Aku sayang banget sama mbok "
Tanpa keduanya tahu,seseorang sejak tadi diam di depan pintu dan mendengar semuanya.Ia hendak masuk ke ruangan Alisya namun seketika menghentikannya saat mendengar isak tangis Alisya.
Hatinya ikut sakit mendengar curahan hati Alisya yang terasa pilu.Dirinya yakin jika luka Alisya sudah teramat dalam,ia semakin yakin dengan langkahnya.
Tinggal selangkah lagi,ia yakin bisa membuat hidup Alisya terbebas dari jeratan siksaan mamanya
...****************...
aja