NovelToon NovelToon
TEMANKU ADALAH SUAMIKU

TEMANKU ADALAH SUAMIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kholifah NH2

Seorang laki-laki yang berhasil mendapatkan pujaan hatinya dengan kelicikan yang dia lakukan

Di baca aja ya, silahkaaan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kholifah NH2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gaun Malam

Pagi itu, Airin membawa Henry berkeliling. Tidak jauh, namun Airin ingin membuat Henry menjadi lebih baik daripada hanya berdiam diri di rumah. Henry pun bahagia, ia tidak merasa jenuh. Airin membuatnya merasakan suasana baru yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Jika biasanya pagi hari seperti ini ia pergi ke kantor. Namun pagi ini, Henry bisa menikmati pagi nya dengan tenang, menghirup udara segar dengan sebaik-baiknya.

Ya, selalu ada sisi baik di setiap kejadian. Henry menjadi lebih bersyukur bisa menghirup udara pagi yang sangat melegakan pernafasannya.

"Papa udah capek? Kita pulang, ya?."

"Justru Papa khawatir sama kamu..."

"Papa ini berat. Tapi kamu sanggup dorong kursi roda Papa kemana pun."

"Hehe, nggak berat kok, Pa..."

"Sekarang kita pulang, ya. Papa harus sarapan terus minum obat."

"Terima kasih ya, Nak. Papa bersyukur di beri puteri sebaik kamu."

"Nggak usah bilang terima kasih, Pa...hehe..."

"Udah kewajiban Airin."

Mereka melanjutkan perjalanan pulang kerumah. Kedatangan mereka sudah di nanti oleh Adrian yang langsung memeluk Henry. Adrian tersenyum haru, akhirnya sang Papa bisa kembali kerumah.

"Papa baik-baik aja, kan?."

"Ya, jauh lebih baik setelah jalan-jalan pagi sama Airin." Henry tersenyum, tangannya mengusap tangan Airin penuh sayang

"Badan Papa jadi lebih enak, lebih segar."

"Kalo gitu, setiap pagi, sebelum Airin berangkat kuliah, kita jalan-jalan dulu ya, Pa."

"Jangan setiap hari. Nanti kamu capek."

"Enggak, Pa. Nggak capek..."

"Ya udah, sekarang Papa sarapan dulu."

Airin kembali mendorong kursi roda Henry kearah meja makan. Adrian yang masih berdiri di posisinya, tersenyum bahagia melihat pemandangan yang begitu hangat di depan matanya.

"Adrian? Sini." Airin memanggil, meminta suaminya itu untuk bergabung, tentu Adrian mematuhinya.

"Airin boleh suapin Papa, nggak?." Airin meminta izin sebelum melanjutkan kegiatannya. Hal itu membuat Henry merenung, ia tatap tangan kanannya yang masih dibalut kain penyangga. Tentu sulit baginya untuk menyuap makanan.

"Iya...boleh, Nak."

Mendengar persetujuan Henry, membuat Airin tersenyum. Ia segera menyiapkan makanan yang sudah Mbak Ana sajikan diatas meja.

Saat hendak melakukan suapan pertama, tangan Airin dihempas kencang oleh seseorang, Inez, wanita itu membuat sendok yang dipegang Airin terpental sampai jatuh. Makanannya pun berserakan diatas meja,

"MAMA?!." Adrian dan Henry kompak berteriak,

"Ya Tuhan, Mama kenapa lagi." Adrian bergumam, ia menggeleng-gelengkan kepalanya,

"Apa-apaan, sih, Ma? Kenapa ngelakuin itu?." Tanya Henry

Inez mengabaikan Henry, kini telunjuknya mengarah tepat diwajah Airin, "Kamu! Berhenti cari muka di depan suami dan anak saya!."

"Ma? Mama kenapa, sih?." Lagi-lagi pertanyaan Henry tidak berbalas, Inez sibuk mencela Airin,

"Pagi ini, kamu bawa suami saya pergi jalan-jalan. Kamu tau kan, suami saya baru keluar dari rumah sakit..."

"Apa kamu nggak bisa, biarin suami saya istira-"

"Mama!." Henry tidak tahan lagi, ia mencoba mengatur nafas untuk mengontrol emosinya, "Mama marahin Airin cuma karena itu?."

"Bukan cuma itu, bahkan semalam, dia temani Papa kan di kamar? Papa kira Mama nggak tau?."

"Ma, Airin cuma bantuin Papa ke kamar, bantuin Papa minum obat..."

"Lagi pula, Airin ngelakuin itu karena Mama nggak ada. Mama kemana? Mama sibuk arisan..."

"Mama kan tau, Papa kesulitan makan dan minum obat..."

"Sekarang, apa Mama nggak malu sama Airin?..."

"Airin bisa mengurus Papa jauh lebih baik dari pada Mama."

Mendengar ucapan Henry, Inez semakin murka, ia menghempaskan salah satu gelas diatas meja, tatapan matanya semakin tajam, ia mengikis jaraknya dengan Airin, "Pergi!..."

"Pergi dari hadapan saya!..."

"Dan, jangan dekati suami saya lagi. Apalagi sampai berani mencari muka."

Mendengar amarah Inez, Airin bergegas pergi meninggalkan ruang makan. Di susul Adrian yang menghempaskan kursinya sebelum pergi. Putera mereka tentu merasa kesal.

Di dalam kamar, Adrian langsung memeluk Airin yang sedang menangis. Tangisannya semakin menjadi di pelukan Adrian. Tangisannya terdengar lirih, sangat menyayat hati. Sungguh, Adrian tidak bisa melihat istrinya seperti ini. Adrian ikut merasakan kesedihannya.

"Sayang...jangan nangis..."

"Omongan Mama jangan di masukin ke hati."

"Aku salah apa sih, Adrian?..."

"Kenapa Mama kamu benci sama aku?."

"Jujur, gue juga nggak ngerti. Kelakuan Mama kayak anak kecil..."

"Udah ya, jangan nangis lagi." Adrian menangkup wajah Airin, kedua ibu jarinya menghapus air mata dipipi istrinya itu,

Beberapa jam telah berlalu, seperti biasa, setelah menyelesaikan mata kuliahnya, Airin dan Vina duduk di kantin untuk sekedar melepas penat dan mendinginkan pikiran setelah melewati pembelajaran.

Namun hari itu, Airin terlihat tidak bersemangat setelah Inez memarahinya saat dirumah tadi. Semua itu telah mempengaruhinya.

Dan untuk pertama kalinya, Airin merasa tidak tertarik mendengarkan cerita Vina meski sahabatnya itu sudah menggebu-gebu. Vina menatap Airin sampai memiringkan kepalanya. Ia merasa heran melihat sikap Airin hari ini.

"Rin? Are you okay?."

"Hm."

"Sebentar, ya. Aku beli minum dulu."

"Iyaaa."

Vina pergi meninggalkannya. Airin pun membuka ponselnya dan mencoba mengirim pesan singkat kepada Adrian,

"Adrian?."

"Ya, Sayang? Lo dimana?."

"Kantin, sama Vina."

"Yaaah, males gue."

"Adriaaan?."

"Iya, istriku? Lagi pengen apa? Nanti gue beliin."

"Enggak, bukan itu."

"Terus apa? Ngomong aja."

"Aku pengen."

"Iya, pengen apa?."

"Pengen di cium kamu."

"GUE OTW SEKARANG."

"Eh, Adrian! Jangan, aku cuma bercanda."

"Adriaaan??!!!!."

"Heeyyy baleesssss!!!."

"Ih! Adrian!!!!."

Airin menepuk jidatnya, ia mulai panik. Sungguh suaminya itu akan datang menghampiri? Pesan singkatnya sudah tidak berbalas, entah suaminya itu bersungguh-sungguh menemuinya atau tidak. Yang jelas, ia harus menghindarinya sekarang juga.

"Vin? Ke depan yuk, nyari taksi." Airin bangun dari duduknya, tangannya langsung menggandeng Vina meninggalkan kantin,

"Eh, mau kemana tiba-tiba gini?."

"Aku mau beli sesuatu, temenin ya."

"Iya, tapi mau beli apa?."

"Udah, jalan dulu, ayo."

"Iya sabar, aku bales chat Mama dulu, nggak bisa sambil jalan."

"Aduh...cepat, Vin."

"Wait."

Akhirnya Airin mengalah, mau tidak mau ia harus menunggu Vina yang sedang fokus pada ponselnya. Sesekali Airin mengintip, memastikan Vina melakukannya dengan cepat. Namun apa yang terjadi, datang seseorang yang merangkul pinggang Airin secara tiba-tiba.

Tidak perlu menoleh, Airin mengenal jelas siapa sosok itu. Parfum yang sangat ia kenal, yang setiap hari ia hirup aromanya. Adrian, suaminya, dengan berani merangkulnya di hadapan Vina yang belum menyadari kedatangannya.

Dan disaat yang tepat, Airin berhasil menurunkan tangan Adrian saat Vina menoleh dan menatap Adrian yang sedang melempar senyum terbaiknya.

"Adrian? Kamu disini? Sejak kapan?."

"Dari tadi."

"Dari tadi? Aku nggak tau?."

"Ya, lo fokus sama handphone..."

"Kalo sahabat lo ini di culik, lo juga nggak nyadar pasti." Ucap Adrian sambil melirik Airin,

"Hahaha, aku lagi bales chat..."

"Ayo, Rin? Jadi, nggak?."

"Telat, Vin. Orangnya udah disini..."

"Sekarang gimana caranya aku kabur?." Batin Airin dengan wajah memelas,

"Mau kemana?." Adrian bertanya pada Airin,

"Mau kabur- Eh!." Airin menyadari ucapannya dengan cepat, membuat Adrian terkekeh sambil mengangguk paham,

"Kabur? Maksudnya apa, Rin?." Vina bertanya dengan wajah polos, ia tidak mengerti dengan situasi yang terjadi disana,

"Maksudnya, ayo nyari taksi."

"Mau kemana?." Adrian bertanya sekali lagi pada Airin,

"Beli dress! Iya beli dress." Airin menjawab asal, entah apa yang harus ia jawab mengingat ini hanya alasan untuk menghindari Adrian.

"Beli dress, Rin?." Tanya Vina

"Iya, tadi kita lihat-lihat katalog, kan? Katanya mau kembaran dress sama aku?."

"Oh, iya! Itu dress nya lucu, aku naksir banget, ayo beli..."

"Aku warna pink, kamu warna putih, ya."

"Iya, oke."

Airin membawa Vina pergi tanpa permisi, meninggalkan Adrian yang tiba-tiba menghadang langkah mereka,

"Gue ikut."

"Eh, kamu mau ikut?." pertanyaan Vina dibalas anggukan Adrian,

"Gue juga mau beli, buat istri gue." Adrian menjawab sambil menatap Airin, membuat istrinya itu terperangah,

"Cieee, mau ngasih kejutan, ya?..."

"Hm, menurut aku, kamu beli gaun tidur aja, yang sexy sexy gitu, lho."

"Boleh juga ide, lo..."

"Ya udah, tunggu disini, gue ambil mobil dulu."

"Okey."

Selepas kepergian Adrian yang akan mengambil mobilnya, perasaan Airin mendadak tidak karuan. Entah suaminya itu bersungguh-sungguh ingin membeli gaun malam atau hanya bergurau? Sengaja membuat tersipu malu? Ia tidak bisa membayangkan jika hal itu terjadi, harusnya ia memakai gaun tidur di depan suaminya? Sangat memalukan.

Tiba di sebuah pusat perbelanjaan, mereka bertiga langsung menghampiri sebuah toko baju dengan merk terkenal. Di dalam sana mereka berpencar. Airin dan Vina mencari dress yang tertera di katalog, sementara Adrian mencari pilihannya sendiri.

"Rin? Bagus banget, kan?." Ucap Vina sambil meraih dress pilihan mereka,

"Ada warna biru juga?..."

"Duh, aku bingung, warna apa, ya?."

Vina sibuk memilih-milih. Sedangkan Airin, jangan tanya, gadis itu sedang gelisah. Suaminya menghilang entah kemana. Perlahan Airin menjauhi Vina, ia harus mencari keberadaan Adrian. Airin pun mengitari toko tersebut.

Tetapi tidak perlu waktu lama, langkah kakinya terhenti saat melihat Adrian berdiri di hadapan beberapa manekin yang mengenakan bermacam-macam model gaun malam. Airin langsung bersembunyi, detak jantungnya mendadak cepat. Suaminya ini bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

Airin mencoba mengintip, terlihat satu orang pegawai toko membantu Adrian mencari gaun pilihannya. Laki-laki itu tampak serius mencari gaun yang sesuai dengan seleranya.

Merasa tidak sanggup lagi, Airin segera kembali menghampiri Vina. Ia perhatikan Vina yang masih sibuk memilih-milih,

"Rin, kamu yang warna putih, kan?."

"Yang mana aja, deh. Sini." Airin mengambil dress tersebut dari tangan Vina. Rasanya ia ingin pulang sekarang juga, ia tidak bisa lagi menghadapi situasi saat itu.

"Lho, kok nggak semangat gitu?."

"Hehe, semangat kok. Ayo."

Keduanya beranjak menuju kasir. Saat mereka hendak membayar, tangan Adrian menahannya. Ia mengeluarkan sebuah kartu untuk membayar semua belanjaan mereka.

"Adrian? Aku bayar sendiri aja." Ucap Vina

"Nggak apa-apa, sekalian."

Airin dan Vina menunggu. Sedetik kemudian, mereka kompak terkejut saat melihat pegawai toko membawa beberapa potong gaun malam dengan berbagai warna dan model. Adrian membeli semuanya.

Vina tertawa seketika, "Adrian? Kamu mau buka toko apa gimana?."

"Buat istri, Vin. Biar bisa ganti-ganti setiap hari."

"Waaaw."

Mendengar ucapan Adrian, Airin melayangkan tatapan tajam kearahnya. Namun laki-laki itu terlihat santai, ia bahkan tidak menghilangkan senyumannya, terlihat sangat bahagia.

Bosan menunggu di dalam toko, Airin memilih pergi tanpa memberitahu Adrian dan Vina. Ia akan pergi ke toilet untuk buang air kecil dan mencuci tangannya. Tidak lupa, ia juga harus menontrol diri agar terlihat lebih tenang seperti sebelumnya.

Entah lah, pikiran Airin sudah melayang jauh. Sepertinya ia harus pasrah jika Adrian memintanya untuk memakai gaun malam itu. Hal yang lebih pasti akan terjadi setelahnya.

...•••••••...

Bersambung yaaakkk

Cungg siapa yang kepo sama kelanjutannya?? Kira-kira Airin pake gaun tidur yang mana ya? dan apa yang terjadi setelah itu????

Jangan lupa tinggalkan jejak, klik love, suka dan komentaarr sebanyak-banyaknya biar aku semangat update

Terima kasih ❣️❣️💅💅💅

1
icegirl
deg degan ya
icegirl
ada apa nihhhh jgn2 vina dah tau status Airin dgn Adrian?
fli
kok ga lanjut toorr??
icegirl
udah jelek, stres pulaa ahaha adrian klo ngomong 🤣🤣
icegirl
Adrian mulutnya pedessss nyelekit🥵🥵
icegirl
Jujur gw ngakak kenceng bagian chatan Airin sama Adrian 🤣🤣 kocak bgt dah🤣🤣
icegirl
pgn ehem ehem y Adrian wkwkw
icegirl
🤣
icegirl
🥴🥴🤮🤮🤮
icegirl
😏😏😏😏 bibit pelakor usir aja
icegirl
kasih tau rinnn laki mu adriaaaannnnn hhahhahaa
Raefli Dirgantara
menarik
fli
Tommy mulai nyari mslah lg
fli
aku jg kecewa lohh toorrr
fli
iya tau adria, tau kok Airin cantik
fli
rangkaian kata2 nya bagus thoorr bikin kebawa suasana, ikut geli,🤣🤣🤣😭
fli
belah duren kah????
fli
😱😱 adrian muali nakaallll
fli
👧 maafin aku y
🧑 gak
👧aku cium y
🧑 ok
sumpah ini mereka knpa siihh 😭😭 mood bgt bacanya
fli
aladin kali naik karpet terbang wkkw ada2 aja toorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!