Pemuda yang kurang beruntung dalam hidup, mendapatkan kesempatan untuk memulai kehidupan yang lebik baik dan penuh warna, tapi apa maksud nya menjadi gadis cantikk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GugunGalaxy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kencan
Ryan mengikuti Sisi masuk rumah, dan duduk di sofa yang masih hangat karna bekas sisi berbaring.
"Mana Bibi dan paman?"
"Mereka akan menginap di perusahaan" Sisi berbicara sambil membobol kresek.
"Jadi, Kamu sendirian di rumah?" Ada senyum Aneh di sudut mulut nya.
"Mm~Apa yang sedang kamu rencanakan dengan senyum Asam itu😒? Jangan pikirkan apapun. Aku sama Sina Di rumah"
"Ah- Ternyata sina juga di rumah" Ryan masih ingat dengan bocah yang selalu menatap nya dengan kesal. Tatapan itu berlanjut sampai pada detik ini, Ryan tidak tahu kesalahan apa yang dia buat sehingga menerima tatapan seperti itu.
Jika Ryan tahu kesalahan yang dia buat itu karna merebut kakaknya dari sina. Ryan mungkin akan terjun payung sambil berteriak
'Aku Seekor Sapi!!!'
"Jadi kemana kamu sore tadi?"
Ryan melihat Sisi yang sedang mengunyah Kue kesukaan nya. "Ada urusan di perusahaan"
"Oh~"
Sisi tidak berkata banyak, dia hanya mengunyah kue sambil main ponsel. Dia sengaja mengabaikan ian, ingin tahu apa yang akan dia lakukan jika terus di abaikan.
Ryan juga tahu bahwa sisi Sedang agak marah kepada nya, jadi Ryan menggeser posisi duduk nya menjadi lebih dekat. Miring kan posisi duduk dan tatap muka samping sisi tanpa berkedip.
Sisi yang kelemahan nya adalah di tatap oleh ian pun mulai merasa gelisah. Dia gak kuat, Sisi bergeser juga sampai sudut sofa. Ryan juga mengikuti sampai kedua bahu mereka bersentuhan. Ryan menyodok perut samping sisi dengan sengaja.
Selanjutnya tubuh sisi mengigil dan gemetar. Kelemahan kedua yang diketahui Ryan adalah perut samping nya yang sensitif.
"Ihk A jangan disana, Hahaha geli Haha, Aku menyerah tolong hentikan Hahahaヽ(≧∀≦)ノ"
"Hangh~.. A hentikan!(ू˃̣̣̣̣̣̣︿˂̣̣̣̣̣̣ ू)"
Ryan melihat sisi berbaring tak berdaya. Visual yang dihadirkan Sisi yang menyedihkan dan tidak berdaya itu membuat Ryan semakin ingin menindas nya.
Tidak!! Ryan segera sadar, Jika dia tidak segera sadar, Ryan mungkin akan melewati batas. Bukan hanya akan di hajar oleh lord agus, Ryan juga akan kehilangan kepercayaan oleh Sisi. Ini awal kehancuran untuk hubungan yang telah ia perjuangkan selama 3 tahun.
"Oke oke"
"Kenapa selalu perut? Geli tau"
Sisi bangun sambil membetulkan tali Tanktop nya yang melorot karena perlawanan dari gelitikan ian yang Meraba-raba. Kebanyakan orang yang di gelitik di bagian samping perut akan tertawa terbahak-bahak.
Ada Keheningan beberapa detik sebelum ian mencium Pipi sisi sambil mengendus.
Sisi tidak melawan karna ini memang kebiasaan ian kalau memang lagi kangen kepadanya. Tapi saat ian hendak turun ke bagian leher nya, Sisi segera mendorong wajah nya.
"Hei sudah mencium nya, Aku susah nih mau makan kue😕"
Ryan yang tertolak mencoba memasang wajah sedih untuk dikasihani. Tapi sisi hanya fokus pada kue nya.
Karna apa yang dilakukan nya tidak mempan, Ian menyerah, dan mengambil ponsel untuk mengobati kebosanan.
Setelah menghabiskan kue nya Sisi pergi ke lemari es untuk mengambil 2 minuman bersoda.
"A, Mau Soda?"
"Oh, Berikan Satu"
Sisi duduk kembali dan melihat ian yang selalu memegang bahu setiap 1 menit sekali. 'Apakah dia pegak?' Sisi tersenyum dalam hati.
"Kenapa bahu mu?"
"Sedikit pegal"
Ryan yang sudah lama tidak menyetir mobil merasa bahu nya agak kaku.
"Sini Aku pijitin" Sisi menyuruh ian duduk di lantai bawah sofa
Setelah lama tidak bertemu satu sama lain, Meraka tidak melakukan skinship yang berani, karena di rumah ini Sisi tidak sendirian, Siapa yang tahu apa yang akan dilakukan Ryan jika Sisi sendirian di rumah.
Ryan duduk di bawah sofa, dan menerima pijitan sisi yang terkesan lembut dan tidak banyak tenaga.
"Mm, Apakah kamu yakin ini adalah sebuah pijitan? Ini terasa menggelitik."
"Kamu tidak sadar diri bahwa kamu memiliki bahu lebar dan tebal. Lalu lihat tanganku yang kecil ini"
Sisi yang di ejek, Merasa sedikit kesal. Ryan selalu suka memancing emosi, Dia akan terus menggoda sampai Sisi kesal. Sudah bagus di pijitin, dia malah protes. Lihat dulu tangan seperti apa yang mijit.
"Kak, Ngobrol sama siapa?" Sebuah suara datang dari belakang. Itu sina yang sedang berjalan menuruni tangga.
"Oh Dek, Ini sama ian. Jika kamu lapar, Ada Opor ayam yang kakak masak di wajan. Kalau dingin tinggal panasin"
Sina biasanya turun jika dia merasa lapar. Dan kebetulan juga dari 3 tahun terakhir, Sisi belajar masak dari ibunya. Jika ibu tidak ada di rumah, tugas masak biasanya di serahkan kepada bibi upi atau Sisi.
"Oh"
Setelah sina mendengar nama ian, Wajah nya langsung gelap. Sina berjalan ke dapur tanpa banyak kata.
"Apakah aku pernah mencuri sesuatu darinya? Kenapa aku rasa, Sina punya dendam terhadap ku?"
Ryan melihat tatapan permusuhan dari mata sina ketika melihat nya.
"Mungkin kamu datang tidak bawa hadiah untuknya" Sisi tertawa sambil mainin kuping nya.
"Itu gak mungkin. Ini seperti tatapan dendam yang sangat dalam"
Sisi sebenarnya tahu mengapa sina melihat ian seperti itu. Tapi dia tidak memberi tahu ian, karna itu memang fakta bahwa ian telah merebut kakak nya darinya.
"Ngomong-ngomong, Bagaimana kuliah disana? Pasti banyak gadis cantik kan?"
Ryan yang ditanyai pertanyaan krusial dari sisi segera mengangkat bulu kuduk nya.
"Siswa wanita begitu banyak, Tapi aku tidak tahu yang cantik dan yang enggaknya."
"Mulut Buaya"
Setelah mengobrol sebentar. Ryan mulai merasakan perut nya keroncongan. Dia belum makan dari Pagi dan pas kuliah juga dia hanya meminum secangkir kopi. Suara perutnya yang kroncongan juga terdengar oleh Sisi yang sedang duduk di samping nya.
"Aa lapar? Mau aku buatkan makanan?"
"Bagaimana kalau keluar mencari makan?" Ryan merasa tidak enak. Menyuruh nya untuk memasak.
"Benarkah, Sebentar aku siap-siap dulu"
Ryan melihat Sisi yang berbinar pergi ke kamar nya untuk berpakaian.
"Kalau soal jalan-jalan, Kamu memang yang terdepan" Ryan tersenyum.
Tidak lama kemudian Sisi turun dengan Celana Training sederhana dan Sweater warna krem kesukaannya.
"Dek!! Kakak akan keluar sebentar yah, jangan kemana-mana"
"Iya!! Jangan pulang terlalu malam, atau aku aduin ke mamah"
Sina yang sedang makan di dapur menyahut dengan santai.
Sisi dan Ryan keluar rumah, dan langsung berangkat untuk mencari sebuah lestoran.
"Apakah susah?"
Ryan melihat sisi kesusahan ketika akan memasang sabuk keselamatan.
"Ini sedikit terhalang dengan boba aku hehe"
Setelah berusaha keras, Akhirnya sabuk berhasil terpasang meski Boba itu sedikit tercekik karna ikatan tali dari sabuk kursi mobil.
Ryan melihat boba yang tertindas sampai berubah bentuk itu, menelan ludah dengan penuh kesabaran dan kesadaran diri.
'Bagaimana jika aku membenamkan muka di sana? Aku yakin perasaan itu akan sangat luar biasa.'