bahagia ketika mendapatkan Uang banyak, pura-pura polos dan menyamar menjadi manusia biasa, tinggal di jalan yang sangat sepi di bawah kaki gunung.
namun siapa sangka di balik semua itu ternyata semuanya hanyalah Acting semata yang sedang di lakukannya karena dia merasa gabut, sebab berdiri sendiri di puncak kekuatan tanpa adanya musuh yang bisa menandinginya. semua yang dia lakukan hanyalah Acting.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Duniaku Hancur
Waktu berjalan dengan sangat cepat, tidak terasa pagi hari telah tiba begitu saja. Hawa segar yang ada di pegunungan putri tidur yang ada di sana membuat hawa segar terasa sangat nikmat.
Arjuna duduk santai di kursinya, di drpan Arjuna terdapat kantung sampah yang berukuran sangat besar. Isinya apalagi kalau bukan barang barang rongsokan peninggalan kakek Arjuna.
"Mari kita lihat ada apa saja di dalam sini..." ucap Arjuna dia sendiri baru menemukan kantung sampah ini di dalam gudangnya.
Kemudian Arjuna mengambil benda pertama dari kantung sampah itu, "eh, apa ini?" Tanya arjuna dengan bingung ketika melihat sebuah kotak kayu namun masih terkunci.
Kemudian Arjuna membukanya secara perlahan, sebenarnya kotak itu bukanlah kotak biasa, melainkan kotak yang haya bisa di bukan pada weton tertentu dan mantra tertentu. Namun sekali lagi, karena yang membukanya adalah Tuan Arjuna, maka akan tetap bisa terbuka!
"Hmm, Kujang ternyata.." ucap Arjuna sambil menyentuh senjata tikam khas tatar pasundan.
Arjuna memasukan kujang itu ke dalam kotaknya dan menaruh kotak itu ke samping, kemudian dia mengambil barang lagi di dalam kantung sampah itu.
"Topeng?" Tanya Arjuna dengan heran ketika dia melihat sebuah topeng yang terlihat sangat kuno.
"Apa kakekku benar benar menyukai barang antik, sehingga mengambil banyak sekali barang antik dari berbagai pihak?" Tanya Arjuna dalam batinnya.
Arjuna mengangkat bahunya dengan ekspresi cuek, kemudian dia mengambil lagi barang barang acak dari dalam kantung sampah itu.
"Hmm, apalagi ini? Belati hitam?"
"Gadah? Pantas saja terasa sangat berat ternyata ada gadah di dalam sini."
"Ini apalagi? Apa seharusnya ini adalah mata tombak?"
Ketika Arjuna sedang asik melihat lihat barang koleksi yang di miliki oleh kakeknya, tiba tiba datang dua orang secara bersamaan mereka berdua adalah pak bambang dan pak sumarsono.
Arjuna kemudian mempersilahkan mereka berdua untuk duduk, mereka berdua terua mengobrol santai hingga akhirnya Arjuna berucap, "ngomong ngomong aku sebenarnya ingin mengunjungi seseorang..." ucap Arjuna.
Sumarsono bertanya, "siapa itu pak?"
Arjuna menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya secara perlahan, "jadi begini ceritanya..." Arjuna kemudian menceritakan kejadian semalam.
Ketika mendengar hal ini sumarsono dan bambang hanya bisa menganggukan kepalanya secara perlahan, siapa sangka tadi malam ada kejadian yang cukup menggemparkan.
"Aku ingin mengunjungi pria itu, apakah kalian ingin ikut?" Tanya Arjuna.
Sumarsono dan bambang hanya bisa saling pandang kemudian mereka berdua menganggukan kepalanya, "mari kita menengok orang itu pak, barang kali dia membutuhkan tempat untuk bercerita."
Arjuna menganggukan kepalanya, "baik! Mari kita ke sana. Aku yang tahu di mana orang itu berada, biar aku yang memimpin jalan..."
Bambang dan sumarsono hanya menganggukan bisa menganggukan kepala mereka.
Akhirnya Arjuna memimpin rombongan ini menuju ke salah satu runah dinas sosial Lowokwaru tempat di mana dinas sosial itu berada. Arjuna langsung masuk ke dalam sambil memperkenalkan diri.
"Oh, jadi kalian orang orang yang menyelamatkan pak samsul?" Tanya pengurus dinas sosial itu.
Arjuna dan yang lainnya hanya bisa menganggukan kepalanya secara perlahan, kemudian pengurus itu menunjuk ke sebuah arah, "pak samsul ada di sana, kalian bisa menemuinya.." ucap petugas itu sambil mengarah ke arah ruangan isolasi.
Ya ruangan isolasi. Pada saat ini pria depresi itu butuh tempat untuk menyendiri, lebih tepatnya tempat untuk dia tidak bisa bunuh diri. Oleh karena itu pak samsul di masukan ke dalam ruangan isolasi.
Pintu terbuka dan semuanya memasuki ruangan ini. Di sana terlihat pak samsul yang sedang duduk di lantai dan bersender di tembok. Ekspresinya kosong dan tampak melamun.
Baik Arjuna dan yang lainnya segera mendekati pak samsul ini, "halo pak, perkenalkan saya adalah Arjuna, dan ini adalah teman teman saya. Apakah anda baik baik saja?" Tanya Arjuna.
Namun sayang sekali tatapan pak samsul masih kosong dan tidak menjawab pertanyaan Arjuna, dari ini saja Arjuna tahu bahwa di dalam benak pak samsul ada beban berat yang sedang berkecamuk. Arjuna juga yakin bahwa depresi yang di alami pak samsul ini kalau tidak segera di atasi akan menjadi ke gilaan.
Arjuna benar benar kasihan dengan pam samsul ini, "halo pak, apakah anda mendengarku?" Tanya Arjuna dengan tenang.
Pak samsul terlihat menarik nafas panjang dia menutup matanya secara perlahan mengakhiri lamunan tidak berguna ini.
"Dhunnya sengkok la ancor..." ucap Pak samsul.
Mendengar ucapan pak samsul ini Arjuna langsung berucap, "anapah pak?" Arjuna penasaran apa yang membuat dunia pak samsul hancur.
Siapa sangka pak samsul langsung menjawab. "Tang bini angkhianati sengkok cong..." ucap pak samsul yang kemudian mengarahkan pandangannya ke arah Arjuna.
"Hah?!" Arjuna kaget saat ini, dia sama sekali tidak menyangka yang membuat dunia pak samsul hancur ternyata adalah urusan rumah tangga.
Selain ada Arjuna yang tercengang, ada juga bambang yang ikut tercengang.
Bambang bingung sebenarnya mereka ini sedang membicarakan apa?
Melihat pak bambang yang bingung sumarsono langsung berucap, "pak bambang apakah anda bingung? Tanya pak sumarsono.
Bambang menganggukan kepalanya.
"Coba kamu sekarang ucapkan bee bedena bede' bedhe!" Ucap Sumarsono.
Bambang menaikan satu alisnya dengan ekspresi bingung, "bede bede? Apa maksudnya bede bede?" Tanya bambang.
"Sstt!!" Tiba tiba Arjuna langsung menyela, "ini sedang suasana genting, jangan bede bede sekarang!" Ucap Arjuna.
Seketika itu juga bambang dan sumarsono langsung menutup mulut mereka menggunakan kedua tangan mereka.
Mulai sekarang pakai bahasa indonesia aja ya, jangan pakai bahasa madura, biar pak bambang paham dan kalian juga paham, hehe.
"bagaimana pak? Kalau anda ingin bercerita, maka berceritalah barangkali ini bisa mengurangi beban di hati anda..." ucap kacong, eh Arjuna.
Siapa sangka pada saat ini pak samsul mulai meneteskan air matanya, "apakah salah jika aku terlahir miskin, cong? Hingga istriku memilih pria lain dan meninggalkanku?" Tanya samsul.