setelah mengetahui suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri,karna suatu kutukan Kanaya terpaksa harus berada didalam tubuh suaminya yang telah menghianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab34
Dirga meraih kotak makan yang baru saja diletakkan oleh Kanaya.
Perlahan ia membuka kotak bekalnya,bau makanan yang menggugah selera tercium hingga perutnya bergemuruh.
Dengan cepat Dirga memakannya,baru satu sendok ia terhenti.
" Apa dia sendiri yang membuat makanan ini,atau dia menyuruh Kanaya yang memasaknya untukku,rasanya enak sekali" batinya.
Glekkkk
Suara pintu terbuka terlihat jeri berjalan kearah Dirga, netranya menangkap sosok Aurel yang tengah duduk dengan santai nya disoffa,lalu pandangannya beralih pada Dirga yang terlihat asyik memakan makanannya.
" Tuan Dirga bawa bekal?"
" Tidak"
" Ini saya dikasih oleh pak Reihan"
Dahi jeri mengrenyit.
" Sebagai ungkapan terima kasih katanya"
" Pak Reihan ini kayak perempuan saja, berterimakasih dengan cara memberikan makanan"
Dirga berhenti,sendok ditanganya mengantung diudara,ia menatap jeri dengan tatapan sulit diartikan.
Lalu beberapa menit kemudian ia melanjutkan memakan makanannya kembali.
Setiap gigitanya menimbulkan perasaan aneh, dadanya berkecamuk antara rasa penasaran dan kegelisahan yang sulit ia artikanya sendiri.
Ia menatap Aurel yang duduk disofa, dengan bajunya yang terbuka hingga memperlihatkan belahan dadanya,roknya yang pendek hingga memperlihatkan paha mulusnya.
Tapi tetap saja keindahan tubuh Aurel tidak bisa membangkitkan kenalurianya sebagai laki laki.
" Oh tuhan apakah aku benar benar tidak menyukai perempuan lagi"batinya
Ia menghempaskan tubuhnya kesadaran kursi,ia menutup matanya membiarkan fikiranya melayang kebeberapa menit yang lalu,saat Kanaya melihat aurel duduk dipangkuannya.
Saat itu juga Ia merasakan kepedihan saat melihat sorot mata laki laki itu.
Dirga tiba tiba saja membuka matanya menatap jeri dengan tatapan begitu lekat hingga membuat jeri tidak mengerti arti dari tatapan itu.
Lalu ia menoleh kearah Aurel.
" Aurel"
Aurel menoleh kearah Dirga dan tersenyum manis,ia lalu bangkit dan berjalan kearah Dirga masih dengan senyum yang tidak luntur dari dirinya.
" Apa kamu nemangilku"
Dengan gerakan lembut Aurel mengalungkan tanganya pada leher Dirga, bibirnya hampir menyentuh kulitnya membiarkan kesan intim yang dalam.
Jeri merasa tidak nyaman dengan apa yang dilihatnya.
" Saya permisi dulu tuan"
" Jeri tetaplah disini"
Dirga melepaskan tangan Aurel dari lehernya.
" Hentikan" ucapnya dengan tegas.
Aurel mengurucutkan bibir mendengar penolakan dari Dirga, padahal saat kanaya yang mereka anggap Reihan datang ia meminta Aurel untuk segera duduk dipangkuannya.
Aurel sendiri tidak mengerti maksud dari Dirga,tapi tentu ia tidak akan menolaknya selain untuk membalaskan dendam nya.ia juga seperti mendapat peluang untuk mendekati CEO yang lebih segalanya dibandingkan Reihan.
Dengan gerakan elegan Dirga melempar kartu debitnya diatas meja.
" Ambilah dan gunakan sesukamu dan pergilah,kau bisa datang lagi kesini saat aku memangilmu"
Aurel mengambil kartu itu dengan mulut yang terbuka sangking ia tidak menyangka apa yang kini telah diberikan Dirga kepadanya.
" Baiklah aku akan pergi"
Setelah Aurel menghilang dari balik pintu.
" Kenapa tuan Dirga,begitu baik pada Aurel,bukankah Anda tahu sendiri kalau Aurel itu selingkuhan dari Reihan"
" Ada banyak hal bayang tidak kamu mengerti jeri"
" Duduklah aku ingin membicarakan sesuatu dengan mu"
Jeri duduk dan kini mereka saling berhadapan satu sama lain.
Dirga meremas jari jarinya,baginya ini aib tapi ia tidak bisa terus tersiksa dengan perasaannya sendiri.
Dia harus mencari tempat ,untuk bisa berkeluh kesah untuk menceritakan semua kegelisahan yang membuat dirinya menjadi kacau.
Dan ia berfikir mungkin jerilah orang yang tepat,bukankah selama ini asistennya itu selalu ada untuknya,dan satu hal yang paling penting jeri pasti bisa menjaga rahasia.
mudah mudahan si Dirga kena jebak Aurel biar mampus dan Kanaya malah jijik ke dia