NovelToon NovelToon
Rahasia Di Balik Kandungan

Rahasia Di Balik Kandungan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Leel K

Semua orang melihat Claire Hayes sebagai wanita yang mengandung anak mendiang Benjamin Silvan. Namun, di balik mata hijaunya yang menyimpan kesedihan, tersembunyi obsesi bertahun-tahun pada sang adik, Aaron. Pernikahan terpaksa ini adalah bagian dari rencana rumitnya. Tapi, rahasia terbesar Claire bukanlah cintanya yang terlarang, melainkan kebenaran tentang ayah dari bayi yang dikandungnya—sebuah bom waktu yang siap menghancurkan segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leel K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30. Dear Diary

Pagi itu, udara dingin masih menyelimuti, namun sinar matahari musim semi mulai menerobos jendela, menciptakan bayangan panjang di lantai kayu ruang keluarga. Aaron baru saja selesai sarapan. Ethan, yang berusia hampir dua bulan, sedang tidur siang di bassinetnya di sudut ruangan, di bawah pengawasan Susan yang sesekali meliriknya. Claire sedang sibuk di dapur terbuka, mungkin menyiapkan camilan atau berbincang pelan dengan Susan tentang kebutuhan Ethan.

Aaron bangkit dari meja makan, berniat mengambil tabletnya yang tertinggal di laci nakas samping ranjang di kamar utama. Ia melangkah menuju kamar mereka. Kamar itu rapi seperti biasa, namun ada sedikit tumpukan buku dan majalah di nakas Claire. Ketika Aaron meraih tabletnya, sebuah buku bersampul kulit tua, yang sebelumnya tertutup sebagian oleh tumpukan itu, sedikit bergeser dan menampakkan isinya. Itu adalah buku harian Claire.

Aaron sebenarnya tidak berniat membacanya. Ia menghargai privasi. Namun, entah kenapa, matanya terpaku pada sampul polos buku itu.

Sebuah desakan aneh muncul di benaknya, sebuah firasat samar yang tak bisa ia jelaskan. Ia mengangkat buku itu. Halamannya sedikit terbuka, memperlihatkan tulisan tangan Claire yang rapi namun agak tergesa-gesa. Sebuah tanggal terpampang jelas: 5 Mei

Alis Aaron sedikit terangkat. Itu adalah tanggal yang mendekati perkiraan awal pertemuan Claire dengan Benjamin. Rasa penasaran yang tak bisa ia jelaskan menggelitiknya. Ia duduk di tepi ranjang, meletakkan tabletnya, dan membuka halaman itu. Ia membaca sekilas, memindai kata-kata Claire.

“Hari ini aku bertemu Benjamin lagi. Dia sangat berbeda dengan Aaron. Sulit sekali mengendalikan diri untuk terus melihat wajahnya. Tapi setidaknya, rencanaku berjalan lancar. Benjamin sangat menyukaiku. Aku semakin dekat dengan Aaron. Aku tahu ini salah, tapi aku harus melakukannya.”

Jantung Aaron berdenyut kencang. Semakin dekat? Untuknya? Sebuah rasa tidak nyaman yang samar mulai menyusup. Ia membalik beberapa halaman, mencari entri lain yang mungkin menjelaskan. Ia menemukan entri lain dari dua tahun setelah pertemuan dengan Benjamin, tertanggal 29 April:

Malam ini... terjadi. Setelah sekian lama. Aaron... Aaron ada di tanganku. Aku melihatnya terhuyung di tepi jalan, mabuk berat, hampir pingsan. Dia terlihat sangat lelah, sangat rapuh. Aku tidak bisa membiarkannya sendirian. Aku membawanya ke hotel terdekat, hanya untuk memastikan dia aman. Tapi saat dia memelukku di atas tempat tidur, mencari kehangatan dalam mabuknya, aku tidak bisa menahan diri. Aku menciumnya, pelan, lalu lebih dalam. Aku tahu dia tidak sadar sepenuhnya. Aku tahu ini salah. Tapi aku menciumnya, dan dia merespons. Tangannya bergerak, dan pakaian kami... satu per satu. Malam itu terasa begitu panas, begitu nyata. Ini malam pertamaku, dan Aaron lah yang mengambilnya dariku. Aku tahu dia tidak akan mengingatnya. Tapi aku mengingat semuanya, setiap sentuhannya, setiap desahannya.

Kami melakukannya, beberapa kali. Itu malam yang panjang, aku sangat kesulitan untuk bangun dari tempat tidur keesokan paginya. Tapi aku harus melakukannya, karna Aaron tidak akan suka ini.

Napas Aaron tercekat. Aaron. Malam itu. Otaknya berputar cepat, mencoba mencerna apa yang baru saja ia baca. Sebuah ingatan samar, yang selalu ia tepis sebagai mimpi atau efek mabuk, kini muncul dengan kejutan yang mengerikan. Ini bukan kesalahan. Ini adalah kebenaran yang telanjang dan brutal.

Rasa dingin yang menusuk tulang menjalar di tubuh Aaron. Itu bukan salju di luar, tapi pengkhianatan yang baru saja ia rasakan. Tangan Aaron bergetar. Ia membalik halaman lebih jauh, mencari lebih banyak bukti, lebih banyak petunjuk tentang kelanjutan malam terkutuk itu.

Ethan. Putraku. Darah daging Aaron. Dia bukan milik Benjamin, dia milikku dan Aaron. Ethan adalah hadiah dari Aaron, malam itu. Dan aku harus memastikan Aaron percaya dia putra kakaknya. Karena jika Aaron tahu kebenarannya, dia akan membenciku, dia akan membenci Ethan. Ini satu-satunya cara untuk memilikinya seutuhnya. Aaron harus mencintai Ethan sebagai miliknya. Dan dia sudah mulai melakukannya. Aku bisa melihatnya.

Dunia Aaron seketika runtuh. Bukan kiasan. Penthouse mewah, kehangatan yang baru saja ia rasakan, semua itu seperti fatamorgana yang menghilang. Wajah Ethan yang begitu mirip dengannya, kata-kata Charles dan Eva yang memuji kemiripan itu... semua itu kini bukan lagi kebetulan yang nyaman, melainkan bukti nyata dari kebohongan yang keji, sebuah manipulasi yang dingin dan diperhitungkan.

Kemarahan membara dalam diri Aaron, lebih panas dari api perapian mana pun. Ia merasa dikhianati. Bukan hanya oleh Claire, tetapi juga oleh memori Benjamin yang ia berusaha ia hormati, dan paling parah, oleh perasaannya sendiri yang tulus kepada Ethan dan Claire.

Ia telah jatuh dalam perangkap yang dibuat oleh wanita ini. Setiap sentuhan lembut, setiap tawa manis Claire, setiap bisikan "anak kita" di malam hari, semua itu kini terasa seperti pisau yang menusuk.

Tangan Aaron meremas buku harian itu hingga sampul kulitnya berkerut. Matanya menggelap, rahangnya mengeras. Ia menatap pintu kamar yang tertutup, seolah bisa melihat Claire di baliknya, tersenyum puas dengan rencananya yang berhasil.

Ia bangkit, buku harian itu masih tergenggam erat di tangannya. Aaron berjalan ke jendela, menatap pemandangan kota Boston yang samar di balik salju yang masih menempel di gedung-gedung. Pikirannya kalut, kacau. Bertahun-tahun ia mengendalikan segalanya, melindungi dirinya dari emosi, namun kini, seorang wanita telah menghancurkan semua pertahanannya dengan satu kebohongan yang begitu besar.

Suara tawa Claire yang renyah samar-samar terdengar dari dapur. Sebuah tawa yang dulu Aaron anggap menenangkan, kini terdengar seperti ejekan yang menusuk telinga. Wajah Aaron mengeras, dipenuhi kemarahan dan luka yang mendalam. Ia tidak tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya, tapi satu hal yang ia tahu pasti: tidak ada lagi yang akan sama. Sama sekali tidak.

1
Novie Achadini
agK sakit jiwa nih claire
Novie Achadini
claire lemah caper. udh bagus dinikahi aeron banyak bgt nuntut.
Leel K: Aduh, keselnya sampai sini 😌
total 1 replies
Ezy Aje
lanjur
Aura Cantika
Kepalang suka deh!
Leel K: Aaah... makasih 🤗
total 1 replies
Coke Bunny🎀
Cerita yang bikin baper, deh!
ナディン(nadin)
Nggak bisa move on.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!