Verrint adalah seorang gadis SMA yang bertemu kembali dengan cinta pertamanya melalui reuni bernama Izan. Tetapi Verrint tidak bisa bersama karena pria yang dia sukai telah mempunyai pacar. Verrint tiba-tiba menjadi teman baik dari pacar Izan. Agar menghindari kecurigaan, Verrint pura-pura pacaran dengan sahabatanya Dewo.
Akhirnya paca Izan tau jika Verrint dan Izan saling mencintai. Pacar Izan kecelakaan lalu meninggal. Izan menghilang, Dewo dan Verrint akhirnya resmi pacaran. Tiba-tiba Izan kembali dan mengutarakan isi hatinya pada Verrint.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa Fadlilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Siang ini Verrint dan Dewo duduk di bangku taman belakang sekolahnya. Mereka berdua tampak asik mengobrol di taman itu. Gelak tawa pun keluar dari mulut mereka berdua. Banyolan-banyolan garing selalu terlontar dari mulut Dewo. Dewo memang sosok orang yang humoris dan baik hati. Dewo selalu bisa membuat Verrint tertawa dalam keadaan apapun. Mungkin Dewo orang yang di kirim Tuhan untuk selalu melindungi Verrint dan menghiburnya. Sepertinya hanya dengan Dewolah Verrint bisa bahagia. Dan Verrint harus bisa melupakan cinta pertamanya.
Verrint tidak boleh terus berjalan dalam bayang-bayang Izan. Dia harus bisa melangkah tanpa bayang-banyang Izan. Peristiwa kemarin itu harus bisa menjadi peristiwa yang bisa dikenang sekaligus peristiwa terakhir yang ada hubungannya dengan Izan. Tapi apa mungkin Verrint bisa dengan cepat melupakan Izan. Sudah bertahun-tahun Verrint menyimpan perasaannya untuk Izan. Hatinya telah bertahun-tahun hanya dipenuhi oleh nama Izan. Belum ada orang yang bisa menghapus nama itu dari hati Verrint, walau itu Dewo sekalipun.
Sekarang mungkin Dewo bisa mengabaikan perasaan Verrint yang hanya terisi oleh Izan. Tapi bagaimana dengan hari-hari berikutnya, apa dia bisa menerima semua itu. Mungkin Verrint belum menyadari hal itu, kalau dia bisa melukai hati Dewo suatu saat nanti jika Verrint tidak bisa melupakan Izan.
“Hahaha…” suara gelak tawa Dewo dan Verrint.
“Wo,” ucap Verrint menghentikan tawa itu.
Dewo pun menoleh ke arah Verrint. “Kenapa?” tanya Dewo.
“Soal perasaan kamu,”
“Emm… gak pa-pa kok Rint kalo kamu belum mau jawab sekarang, aku juga gak akan maksa.”
“Aku mau belajar sayang sama kamu Wo.” Ucap Verrint mengagetkan Dewo.
“Hah… yang bener kamu?” tanya Dewo tak percaya.
Verrint menjawab dengan anggukan kepala.
“Kamu serius mau belajar sayang sama aku?” tanya Dewo lagi.
“Iya Wo. Kita jalanin sambil aku belajar sayang sama kamu.” Jawab Verrint. “Tapi maaf Wo, kalo aku baru bisa belajar sayang sama kamu.” Sambungnya.
“Gak pa-pa kok Rint, aku ngerti. Dengan kamu mau belajar sayang sama aku aja, aku udah seneng. Aku yakin kamu bisa sayang sama aku, kayak aku sayang sama kamu.” Ucap Dewo bijak.
“Makasih yah Wo, kamu udah tulus sayang sama aku.”
Dewo pun tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Dewo pun kemudian memegang tangan Verrint yang lembut itu dan kemudian dia mencium tangan Verrint dengan penuh kasih sayang juga kehangatan.
Akhirnya hari ini tiba juga, hari dimana Verrint bisa lepas dari bayang-bayang cinta pertamanya. Dengan adanya Dewo disamping Verrint, maka bayang-bayang Izan yang selama ini membayangi Verrint dengan perlahan akan hilang dari pundaknya. Mungkin tidak semudah itu bagi Verrint untuk melupakan Izan, tapi setidaknya Verrint dapat mengisi hari-harinya dengan kebahagiaan lain.
Dewo adalah satu-satunya teman laki-laki Verrint yang dapat merubah suasana hati Verrint dari sedih menjadi senang kembali. Sejak dulu Dewo memang telah menjadi malaikat bagi Verrint. Semua masalah yang dihadapi Verrint bisa terselesaikan apabila didampingi oleh Dewo. Tapi entah kenapa, walaupun setiap saat Dewo berada disamping Verrint, Verrint belum bisa mencintai Dewo. Dan kali ini Verrint akan berusaha untuk mencintai Dewo dengan sekuat tenaganya.
***
Malam ini Verrint merasa suasana hatinya sedang bimbang. Verrint berusaha keras untuk melupakan kejadian bersama Izan tadi malam. Perasaan Verrint sungguh bahagia malam itu. Tapi kini Verrint merasa bimbang. Di satu sisi Verrint harus melupakan Izan, tapi disisi lain Verrint merasakan kebahagiaannya pada saat dia bersama Izan malam itu. Verrint ingin sekali menghilangkan perasaannya pada Izan, tapi entah kenapa perasaan itu sulit untuk dihilangkan.
Sudah hampir tiga tahun Verrint menyimpan perasaannya untuk Izan, dan kini dia harus menghapus perasaan yang sudah sekian lama Verrint simpan. Rasanya berat Verrint melakukan itu. Tidak akan semudah itu Verrint menghapus rasa sayang dan cintanya untuk Izan setelah tersimpan rapih dalam hatinya selama hampir tiga tahun.
Jika Verrint benar-benar harus menghapus semua perasaannya untuk Izan, berarti sia-sialah pengorbanan hati Verrint selama ini. Verrint telah setia menunggu Izan selama ini, dan kini harus melupakannya begitu saja. Perasaan Verrint pasti akan terluka, karena pengorbanannya tidak membuahkan apapun.
Tapi, mungkin semua ini adalah jalan yang terbaik untuk Verrint. Setidaknya perasaan Verrint akan terobati dengan kasih sayang dari Dewo. Izan mungkin memang bukan yang terbaik untuk Verrint, dan Verrint harus rela melepaskan Izan.
Verrint kembali termenung di balkon rumahnya sambil memandang bintang-bintang yang berhamburan diangkasa. Verrint berpikir, apakah keputusannya menerima Dewo adalah keputusan yang benar? Dan apakah dengan melupakan Izan Verrint bisa mencintai Dewo? Semua pertanyaan itu berterbangan di dalam kepala Verrint. Apa mungkin dengan Verrint belajar menyayangi Dewo, Verrint dapat melupakan Izan? Bukankah cinta pertama itu sulit untuk dilupakan. Tapi berbekal keteguhan hati, Verrint akan berusaha untuk melakukan semua yang telah dia putuskan dan berusaha untuk tidak menyesalinya.
“Ting nong…” suara bel rumah Verrint terdengar dan membuyarkan lamunan Verrint.
“Siapa tuh malem-malem namu?” Tanya Verrint pada dirinya sendiri. Verrint pun bergegas menuruni anak tangga untuk melihat siapa orang yang datang. Sesampainya di depan pintu Verrint langsung membuka pintu rumahnya itu. “Mia?” ucap Verrint kaget. “Ada apa Mi, tumben malem-malem kesini?” sambung Verrint.
“Gue kesini buat ngebongkar kebusukan lo.” Ucap Mia tanpa basa-basi.
“Maksud kamu apa?”
“Elo gak usah belaga bego deh. Semalem elo ngapain sama cowok gue?” ucap Mia dengan nada cukup tinggi.
“Semalem?” ucap Verrint keget. Dia bingung, bagaimana Mia bisa mengetahui kejadian malam itu.
“Kenapa, kaget gue tau kelakuan lo?” ucap Mia. “Gue gak nyangka yah elo kayak gitu. Gue udah percaya sama elo. Tapi apa, elo nipu gue.” Sambungnya sambil melempar beberapa lembar photo ke wajah Verrint.
Verrint kaget setengah mati melihat photo-photo itu. Verrint bingung, bagaimana ada photo dia dan Izan waktu malam itu. “Kamu dapet dari mana photo ini Mi?” Tanya Verrint gemetar.
“Elo gak perlu tau, yang jelas gue tau kebusukan lo.” Ucap Mia sambil pergi dari rumah Verrint.
“Mi tunggu Mi, aku bisa jelasin!” teriak Verrint sambil berusaha mengejar Mia.
“GUE GAK PERLU PENJELASAN LO.” Bentak Mia.
“Tapi Mi, denger aku dulu!” ucap Verrint berusaha mencegah Mia pergi.
Mia tidak menggubris ucapan Verrint, Mia terus berlari ke tengah jalan raya. Dan tanpa di sangka ada sebuah mobil yang melaju kencang yang sedang mengarah ke arah Mia berada.
“MI… AWAS MI…” teriak Verrint. “MIA….” Teriak Verrint.
“AAAAGGRRHHH…” teriak Mia.
Verrint berlari kearah Mia yang sudah tergeletak penuh darah dan tak berdaya. Teriakan Verrint tadi ternyata tidak bisa menyelamatkan Mia dari hantaman mobil yang melaju kencang tadi.
“TOLONG……” teriak Verrint meminta tolong pada orang sekitar.