NovelToon NovelToon
Langit Memerah Di Pajang

Langit Memerah Di Pajang

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin / Dendam Kesumat
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Zakaria Faizz

Pergolakan bathin , antara dendam dan kebenaran seorang anak manusia di masa itu.

Dengan segala kelemahan nya yg membuat diri nya terasa begitu di rendahkan oleh orang sekelilingnya.

Bahkan tanpa kemampuan apa pun , ia amat begitu menderita.

Hingga pada waktu nya , diri nya menemukan keberuntungan yg tidak terhingga,.

Apa yg selanjut nya terjadi ,,..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#7 Pendadaran di Pajang

Setelah kepergian dari Danurwedha, Rangga Wibisana pun kedatangan seorang perwira Pajang yg melaporkan sesuatu membuat pemimpin kelompok calon prajurit Pajang ini pun kaget mendengar nya.

" Benarkah yg telah kau katakan itu adi panji ?" tanya nya dengan sangat heran sekali.

" Benar kakang , hal tersebut aku lihat sendiri , bukan hanya omong kosong belaka " sahut orang yg bernama panji sabrangan.

Terlihat kepala dari Rangga Wibisana manggut-manggut, ia beberapa kali menghela nafas nya lalu kemudian berkata,

" Ini tidak bisa di biarkan, apa pun itu , tindak kecurangan tidak dapat di beri tempat disini, di keprajuritan Pajang ini " sebut nya sambil kemudian memerintahkan salah seorang prajurit bawahan nya guna memanggil Danurwedha.

Sedangkan pada saat yg bersamaan , remaja asal kademangan Prambanan ini tengah merebahkan tubuh nya setelah satu malaman berusaha menangkap seekor binatang buas dan hasil nya cukup lumayan ia pun telah mendapatkan nya , seekor macan belang yg cukup besar.

Ah!, bagaimana keadaan dari kakang Adya Bayu dan juga teman-teman yg lain , berkata Danurwedha di dalam hati nya sambil ia bertelekan kedua belah telapak tangan nya yg mengganjal kepala nya.

Belum pun sempat ia berpikir lebih jauh lagi, seorang prajurit langsung masuk ke dalam perkemahan itu dengan suara lantang berkata,

" Hehh !, kau di perintahkan untuk datang menghadap Ki Rangga Wibisana di barak nya !" seru prajurit tersebut.

" Ada apa?" tanya Danurwedha kaget.

" Ah,..aku tidak tahu , segera lah menghadap nya , cepat !" seru prajurit itu sekali lagi dengan suara hampir berteriak.

Dan tanpa menunggu jawaban , ia pun langsung berlalu dari situ.

Kemudian , Danurwedha pun buru-buru menyusul nya, ada banyak pertanyaan yg menggelayut di benak nya , langkah nya pun tampak tergesa-gesa sekali.

Begitu tiba di tempat Rangga Wibisana, Danurwedha pun langsung bertanya,

" Ada apa Ki Rangga memanggil ku ,apakah aku memiliki sebuah kesalahan ?" tanya nya sambil menunduk kan kepalanya.

Anak muda yg berasal dari Prambanan ini memang mulai meraba akan sesuatu hal yg tidak mengenak kan hati nya itu dan benar saja.

Rangga Wibisana pun langsung bangkit dari tempat duduk nya seraya,

" Praaak!"

Ia pun langsung melayangkan sebuah tamparan yg sangat keras ke wajah Danurwedha hingga membuat anak muda dari Prambanan ini terjatuh.

Danurwedha memang merasakan sakit akibat tamparan keras tersebut yg berasal dari Rangga Wibisana itu, akan tetapi ia tidak bergeming , perlahan ia pun bangkit sambil tetap menunduk kan kepala nya.

" Kau masih bisa bertanya mengenai kesalahan mu itu bocah, coba!, sebutkan dengan jujur apa yg telah kau perbuat dengan binatang itu ?" tanya Rangga Wibisana dengan sangat marah nya.

Wajah perwira Pajang ini sampai memerah menandakan bahwa ia kini tengah sedang murka.

Bagai di sambar petir , Danurwedha yg mendengar ucapan dari salah seorang yg bertugas mengemban misi untuk menyeleksi calon prajurit Pajang ini pun segera sadar akan apa yg telah di perbuat nya, namun satu hal yg aneh menurut nya , bahwa ia merasa pada saat itu tidak merasakan kehadiran seorang pun di tempat itu, akan tetapi nampak nya Rangga Wibisana telah mengetahui kejadian yg sebenar nya.

Baiklah !, sebaik nya aku memang harus berkata jujur karena tidak ada guna nya lagi, lagi pula diri ku pun tentu tidak akan di terima sebagai seorang prajurit di Pajang ini, membathin Danurwedha di dalam hati nya.

Ia pun menerangkan apa yg telah terjadi di tempat itu hingga akhir nya mendapatkan bangkai macan belang yg cukup besar itu tanpa ada yg harus di tutupi nya lagi

" Bagus !, kau telah berkata jujur dan aku sangat senang mendengar nya, dan apakah kau tahu apa selanjut nya yg harus kau lakukan ?"

Rangga Wibisana kemudian menanggapi perkataan dari Danurwedha ini , ia pun kembali mengingatkan akan aturan yg harus di jalankan oleh seorang calon prajurit di dalam tata keprajuritan Pajang ini.

" Aku tahu Ki Rangga !" sahut Danurwedha.

" Lakukan lah , tinggalkan lah tempat ini, meskipun aku tahu diri mu memang memiliki bakat yg sangat baik guna menjadi seorang prajurit di Pajang ini, namun sangat di sayangkan sekali, Pajang tidak akan dapat menerima mu bila berlaku curang dan tidak jujur !" seru Rangga Wibisana sambil menatap ke arah Danurwedha.

" Baik lah Ki Rangga " sahut Danurwedha nyaris tidak terdengar sama sekali, ia memang berkata sangat pelan sekali sebab merasa sudah tidàk akan dapat di maafkan lagi.

Dan cita-cita nya untuk menjadi seorang prajurit nampak nya harus kandas di tengah jalan , walaupun ia telah melalui tahapan awal.dengan sangat baik sekali , akan tetapi pada tahap kedua ini, ia pun harus terhenti.

Danurwedha pun membalik kan tubuh nya guna meninggalkan tempat tersebut, hati nya hancur berkeping-keping karena gagal untuk menjadi seorang Prajurit di Pajang ini.

Dengan langkah gontai ia pun melangkah pergi dari situ.

Rangga Wibisana hanya menatap nya dengan pandangan yg sulit untuk di artikan , pada satu sisi ia memang sangat mengagumi bakat anak muda itu namun di sisi lain , ia memang tidak dapat menolerir yg nama nya kecurangan sehingga ia pun tidak bisa berbuat apa pun juga.

Sangat di sayangkan sekali , anak muda yg berbakat seperti nya itu harus kandas pada tahap kedua pendadaran ini , berkata di dalam hati nya Rangga Wibisana.

Ia pun masuk ke dalam barak nya itu, dan di sana menyambut Panji Sabrangan yg langsung mengajak nya untuk mengobrol.

" Apa yg telah kakang Rangga lakukan itu adalah benar ada nya, tidak selayak nya seorang calon tamtama prajurit Pajang ini berbuat curang, apa yg akan di lakukan nya kelak bila telah terpilih menjadi seorang prajurit , tentu ia akan berlaku hal yg sama seperti saat ini " ujar Panji Sabrangan sambil tersenyum.

Memang perwira ini lah yg telah melaporkan apa yg telah terjadi dengan Danurwedha mengenai keberhasilan membawa seekor macan belang besar itu guna bisa menjadi bukti lolos pada tahap kedua ini.

Sehingga Rangga Wibisana pun menjadi terhibur dengan perkataan teman nya ini.

Ia pun tidak terlalu memikirkan lagi keadaan anak muda asal Prambanan itu, saat ini ia memang ingin berkonsentrasi pada calon prajurit yg berada di dalam kelompok nya itu.

Sedangkan Danurwedha pun telah mengemasi barang-barang nya dari dalam kemahnya ini, salah seorang teman satu kemah nya itu pun menjadi sangat heran melihat apa yg di lakukan nya hingga bertanya.

" Apakah kau akan meninggalkan tempat ini, bukan kah kau telah mendapatkan seekor macan besar sebagai bukti bahwa kau telah lolos dari tahap kedua ini ?" tanya teman nya itu dengan nada heran.

Sebab sebelum nya ia pun sudah mendengar akan keberhasilan Danurwedha ,teman nya ini menangkap seekor macan, tetapi kini ia melihat teman nya ini akan pergi.

" Ah!, maafkan lah aku, sekarang aku harus pergi, aku gagal untuk menjadi seorang prajurit di pajang ini, selamat berjuang, mudah-mudahan kau akan dapat lolos pada tahap kedua ini, selamat tinggal " jawab Danurwedha dengan suara bergetar.

Jelas sekali ia berusaha menahan perasaan nya , yg memang berat untuk meninggalkan perkemahan tersebut karena berharap dapat menjadi seorang prajurit

Namun harapan tinggal lah harapan saja, ia kini harus kembali pulang setelah diri nya di ketahui mendapatkan seekor binatang buas tanpa melalukan sesuatu alias rezeki nomplok saja , dan ini menurut aturan nya dianggap sebagai sebuah pelanggaran yg sangat besar dan sulit untui di maafkan.

Jadi lah ia kini akan kembali ke Prambanan saja tanpa berharap lagi untuk menjadi seorang prajurit.

Ah!, aku memang tidak di takdirkan untuk menjadi seorang prajurit , berkata ia di dalam hati nya.

Danurwedha keluar dari dalam kemah nya ini dengan membawa buntelan kecil yg terdapat beberapa potong pakaian nya, ia pun kemudian meninggalkan tempat tersebut dengan langkah gontai sekali.

Beberapa kali ia berpapasan dengan para peserta pendadaran calon Prajurit Pajang yg masih berjuang guna dapat di terima untuk menjadi seorang prajurit.

Tetapi Danurwedha tidak lagi terlalu memikirkan nya, dengan perlahan sekali ia berusaha menjauhi hutan perburuan yg di pergunakan sebagai tempat pelatihan sekaligus pendadaran bagi calon prajurit Pajang ini.

Hari pada saat itu memang mulai merangkak naik, dengan sangat lesu sekali, Danurwedha berjalan terus menuju ke arah selatan.

Ia memang berniat untuk langsung pulang saja ke Prambanan saja , tanpa harus ke kotaraja Pajang terlebih dahulu.

Mata nya nanar memandang ke kejauhan, ada perasaan yg bersalah di dalam hati nya karena telah gagal kali ini dari sebuah kesalahan yg sangat kecil menurut nya.

Hehh!, andai saja malam itu aku berusaha menangkap macan tersebut dengan tangan ku sendiri tentu diri ku masih berada di sana , kata nya menyesali.

Namun nasi telah menjadi bubur , kini ia pun duduk dengan tanpa gairah lagi di bawah sebuah batang pohon yg berdaun rindang.

1
Aang Aang anwari
seru nih....
pasti jadi prajurit mataram
Sekar Taji
bagus, tapi sayang jarang update.
walaupun autornya banyak karya yg lain minimal jangan terlalu lamalah updatenye.
selebihnya saya ucapkan semangat berkarya.
angin kelana
lanjjjut hidup...
angin kelana
semangaaat jng berputus asa,
angin kelana
awal yg mudah di pahami,lanjuuuutt..
Amit
lanjutkan Thor
Cilel Cilel
lanjut thor
Windy Veriyanti
Danurwedha pasti lolos lah menghadapi binantang buas
Amit
lnjukn Thor mulai seru
Amit
lanjutkn thor
Amit
lnjutkn thor
Cilel Cilel
lanju thor
Camad Pener
kalo hanya hewan buas danurweda udah di coba dengan melawan dan mengalahkan harimau besar waktu hewan masuk desanya
Zahira Zahira ahda safarina
seru,...!
Cilel Cilel
luar biasa
Cilel Cilel
lanjut
Agus Leo
Lanjutt...
Agus Leo
Lanjut......
Agus Leo
Lanjut mantap saya suka banget baca novel seperti ini😄👍👍
Camad Pener
tp kayaknya Wahyu keprabon akan pergi dari pajang menuju alas mentaok atau mataram
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!