Jadilah milik ku maka akan ku singkirkan apapun yang membuatmu ragu. aku juga bisa membawa mu keluar dari semua masalah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MalyaIgus17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Dinner
Sesuai Janjinya Galih benar-benar datang kembali pada sore harinya. Beruntung Cinta juga sudah selesai dengan jam kerjanya yang membuat dia bisa segera pulang setelah menerima pesan dari kekasihnya.
Pintu studio terbuka dan Galih langsung beranjak dari rebahan santainya.
"Bener sudah di sini rupanya .." Cinta masuk tanpa rasa canggung lagi. situasi ini sudah terlalu biasa menurutnya.
"langsung bersih-bersih sayang, kita makan malam diluar ...!" Perintah Galih setelah kembali merebahkan badannya.
"makan di luar ..?"
"emmm..." kembali memejamkan matanya untuk sejenak mengistirahatkan tubuhnya.
"sekarang banget ...?"
Galih bangun dari rebahannya " mau sekarang banget emang ...?"
Cinta menggeleng cepat " mandi dulu bang...!"
"iya udah sana mandi dulu, lagian mau keluar masa enggak mandi dulu sih ...!" kembali merebahkan badannya dengan nyaman sedang Cinta masuk kamar mandi dengan cepat.
Setelah beberapa saat Cinta terkejut disaat sudah sampai pada tempat yang di tuju. Melihat pakaiannya Cinta benar-benar merasa kecil.
Baju kaos putih oversize dipadukan dengan boyfriend jeans warna denim yang membungkus badan semampai nya. Bahkan Cinta hanya menggunakan sandal tali untuk melengkapi penampilannya.
"Abang, kenapa enggak bilang kalau makan di tempat kaya gini sih...?" memainkan ujung sandalnya karena merasa malu. Semua orang seolah melihatnya dan mencoba menilai penampilan nya. Pandangan orang-orang membuatnya tidak nyaman.
Galih melihat sekeliling restoran mewah dengan tampilan modern itu. Kaca-kaca besar memenuhi dinding restoran.
tempat ini memang tidak cocok untuk pakaian Cinta yang santai tapi sekali lagi Galih tidak perduli.
Dia nyaman dan itu cukup. Tapi melihat wanitanya yang benar-benar tidak nyaman sekarang membuatnya bertanya-tanya kembali.
"reservasi atas nama tuan Galih, benar?"
"emmm..." jawab Galih kembali melihat Cinta. Galih menarik tangan Cinta dan menggenggamnya erat.
"Kenapa?, mau pindah tempat...?" bicara pelan dengan melihat mata bening Cinta yang terlihat tidak nyaman.
"Silahkan tuan..." potong waiters yang akan menunjukkan kursi yang di pesan Galih.
"Disini aja bang, udah terlanjur juga kan..." mengeratkan genggamannya pada tangan Galih.
Tidak sampai masuk ruangan VIP yang Galih reservasi, Galih menghentikan langkah Cinta dengan menahan tangannya.
"Kita makan di tempat lain aja...!" tersenyum dan menarik tangan Cinta keluar dari restoran mewah itu.
Di dalam mobil "Mau makan masakan Sunda..?" tawar Galih dengan sesekali melihat pinggiran jalan berharap menemukan tempat makan terdekat yang lebih nyaman.
"Boleh bang.." akhirnya Galih melajukan mobilnya pada rumah makan yang biasa dia datangi.
Rumah makan sederhana dengan tampilan klasik itu cukup menyita fokus Cinta. Cinta terpana dengan tempat ini yang tidak terlalu luas tapi tidak bisa dia sebut sempit juga.
Masuk kedalam Cinta tidak bisa lagi menyebut kalau ini rumah makan sederhana. Ini tempat mahal yang berdalih sederhana.
"Silahkan tuan, ah saya senang sekali anda mau mampir ke tempat sederhana kami..." Suara pemilik rumah makan menyadarkan Cinta dari rasa kagumnya.
"Silahkan tuan, kami akan siapkan menu nya...!" meninggalkan Galih dan Cinta yang sudah masuk ruangan khusus yang memang tersedia hanya beberapa saja di rumah makan itu.
Ruangannya seperti gazebo yang terhalang tirai transparan sebagai pembatasnya, dan siapapun tetap bisa melihat keseluruhan rumah makan tanpa harus menyibak tirai itu.
Bahkan lantai yang digunakan hampir semua kaca bening tebal dengan beberapa bantalan yang memang disediakan sebagai tempat duduk. Semua kursi tempat makan disediakan lesehan dengan meja panjang karena kebanyakan yang makan disini pasti membawa keluarga nya.
Cinta tersenyum melihat aneka ikan hias hilir mudik di bawah mereka.
"lucu banget...!" tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Galih memperhatikan setiap perubahan raut wajah kekasihnya.
"Di toples kaca ada pakannya, kamu bisa buka katup itu dan memberi pakannya melalui itu..." menunjuk katup yang dekat dengan kaki meja.
Sesuai instruksi Cinta mengambil pakan yang disediakan dalam toples kaca yang cantik mengambil sedikit dengan alat takar yang disediakan di dalam toples Cinta menaburkan nya setelah katup terbuka.
"uwahhhh, lucu banget bang.." melihat aneka ikan hias itu saling merebut pakan.
"Cinta baru tau kalau ada rumah makan seperti ini..." mengedarkan pandangan nya takjub.
"Silahkan tuan...!" mulai menata aneka makanan khas Sunda yang memang tersedia di rumah makan itu.
Ikan bakar, olahan kangkung, ayam goreng, sambal dengan 3 jenis yang berbeda dan tidak lupa lalapan dengan aneka sayur segar yang terlihat baru saja di petik.
Dan yang makin membuat Cinta takjub karena ada petenya juga, tidak hanya di rebus tapi Pete nya di bakar juga.
"aduh enak banget kayanya...!" mengatupkan tangannya tidak sabar untuk mencoba.
"makan buah nya dulu...!" mendorong buah potong yang juga disediakan pemilik rumah makan.
"Silahkan nona, terimakasih karena sudah mampir ke tempat kami..."
"iya terimakasih juga pak. Aku suka tempatnya, bagus..." sebuah respon yang sangat positif. " Kalau bawa anak kecil pasti seru banget deh, bisa lihat pemandangan air dan aneka ikan hias..." Cinta bahkan melihat hamparan air dalam kolam seraya merenung soal bagaimana keseruan keluarga kecil kalau mampir ke tempat ini.
"Terimakasih nona, atas pujiannya. Mudah-mudahan bisa disegerakan membawa calon tuan putri dan calon tuan muda nya.."
"Hehehe.." Cinta tersenyum canggung, merasa malu atas ucapannya yang terlihat ngebet itu. Padahal tidak ya semuanya, Cinta hanya berandai-andai saja.
Galih mengambil ikan bakar yang paling besar dengan bumbu kecapnya yang menyelimuti seluruh ikannya.
Mengambil bagian yang tidak ada tulangnya Galih memberikan pada Cinta dan meletakkannya di atas piringnya.
"Coba dulu ...!"
Memberikan Cinta bagian terbaiknya. Cinta tidak bisa tidak tersenyum, dia merasa istimewa diperlakukan sebaik ini.
Keduanya menikmati makan malamnya dengan nikmat. Semuanya terasa cocok di lidah mereka. Bahkan Cinta tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Galih setelah makannya selesai.
" Kenapa liatin Abang kaya gitu ..?"
Tersenyum menutup mulutnya " Abang baik banget, Cinta sampai bingung harus bersikap seperti apa setelah ini..."
Galih mengerutkan dahinya menyendok puding mangga yang disajikan terakhir sebagai menu penutup setelah sisa makanan sebelumnya di bawa pergi.
"coba deh..!" menyodorkan sendok yang penuh puding mangga.
Cinta menggeleng " Udah kenyang Abang..." bicara pelan seraya memundurkan kepalanya.
"Coba dulu, nah..!" tetap memaksa dan tidak menurunkan sendoknya.
Mencebik kan bibirnya Cinta menurut mendekatkan bibirnya dan melahap puding mangganya.
"enak enggak?"
mengangguk " enak, tapi Cinta udah kenyang bang...." mengedarkan pandangannya pada ikan yang masih asik berenang. Padahal ini sudah malam.
"Kok bisa sih masang lampu kaya gitu...?" menunjuk lampu yang terlihat berada dalam kolam. Memastikan semua pengunjung tetap bisa melihat keindahan kolam dengan aneka ikan hias nya.
"Bang katanya kalau malam ikan puasa, kok ini di kasih pakan tetap lahap aja sih...?" kembali memberikan pakan ikan. semua ikan tampak berebut.
" puasa apaan, orang tiap detik minum terus...!"
Cinta dengan cepat melihat Galih, terkejut mendengar jawabannya.
Mengerutkan keningnya dan saling tatap, lalu keduanya tertawa lepas memikirkan ucapan Galih tadi ada benar nya juga.
"Hahahhaha. Cinta enggak kepikiran kesana bang..."
Keduanya menikmati momen yang memang jarang terjadi. Dan bisa di katakan ibu pertama kalinya mereka bisa meluangkan waktu untuk makan malam di luar.
Galih menyukai nya dan besar kemungkinan dia akan mulai men schedule kegiatan ini sebagai kegiatan rutin mereka. entah itu satu minggu sekali atau sebulan sekali, sebisanya mereka dan tentunya sebisanya Cinta.
"Lain kali kita cari tempat yang lebih seru...!" ucapnya mendatangkan senyum Cinta yang seolah menanti saat itu tiba.
☘️
☘️
☘️