NovelToon NovelToon
Kekasih Don Juan

Kekasih Don Juan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Obsesi / Dendam Kesumat / Roman-Angst Mafia / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lintang Lia Taufik

Lionel Danny, adalah pria berpengaruh yang kejam. Karena dendam ia terpaksa menikahi putri musuhnya sendiri.

Namun, tepat setelah pernikahan selesai dilangsungkan, ia justru menghabisi seluruh keluarga istrinya, Maura.

Karena benci dan dendamnya akhirnya Maura sengaja mendekati pria kaya raya bernama Liam. Siapa sangka jika Liam benar-benar jatuh hati kepada Maura.

Mungkinkah Danny luluh hatinya dan berusaha merebut kembali miliknya?

Bagaimana jadinya jika ternyata Liam justru pria yang lebih kejam dari Danny?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lintang Lia Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29. Dingin Tapi Perhatian

Senja telah datang, pertanda hari hampir petang. Maura saat itu baru saja keluar dari kamar operasi.

Kondisinya sangat memilukan. Terbaring lemah tak berdaya sambil terus mengomel. Dokter bilang, itu efek bius.

Danny, masih berdiri Di samping ranjang, sementara jemarinya, tidak berhenti mengelus pipi rupa ayu di hadapannya itu.

Bulir bening merembes dari pelupuk matanya. Entah apa yang sebenarnya dirasakan Danny kala itu.

"Maafkan aku ya, Maura," lirihnya, setengah berbisik.

Lalu ia mendaratkan ciuman sembari mengusap puncak kepala itu berkali-kali.

Isakan tangisnya pecah, ia bahkan tidak peduli meski ada banyak anak buahnya menyaksikan kerapuhannya.

Menit setelahnya, seorang perempuan berpenampilan seperti petugas medis datang menghampiri.

"Pak, setelah istrinya sadar nanti, tolong beri dia minum teh hangat untuk memulihkan kesadaran dari obat bius. Dia begitu karena efek bius, Pak. Dan begitu bisa jalan, tidak pusing, sudah boleh pulang," cetus perawat itu.

Danny hanya mengangguk, seolah memberi hormat. Biasanya ia bahkan tak kenal rasa terimakasih. Siapa sangka pria seperti preman yang biasanya tak tahu diri kini bisa seperti ini.

"Julio," panggilnya pada sang sekretaris sekaligus yang merangkap sebagai asisten pribadinya.

Pria bertubuh tegap dan kekar yang memiliki dada mirip roti sobek itupun langsung berlari mendekat.

"Ya, Tuan. Saya akan pergi membeli teh hangat. Anda, cukup jaga Nyonya saja di sini. Dan katakanlah jika butuh teman," ungkap Julio.

Danny bahkan belum memberinya perintah. Mungkin hal itulah yang membuat pria itu selalu bertahan bertahun-tahun lamanya di sisi pria kejam ini.

"Terimakasih," ucap Danny.

Lalu fokusnya kembali tertuju kepada istrinya yang seperti sedang tertidur pulas.

***

Sepuluh menit berlalu, Maura membuka matanya perlahan, wajah yang pertama ia lihat samar ... laku berganti jelas adalah wajah Danny, suaminya.

Matanya mengerjap berulangkali, seolah tak percaya. Mata pria di hadapannya itu kini basah sekaligus sembab oleh bekas air mata.

Danny yang sadar dirinya ditatap, langsung memalingkan wajahnya, dan segera mengusap kasar wajahnya berulangkali.

"Kau sudah bangun?" tanyanya.

Maura mengangguk. Tubuhnya masih terasa kelelahan. Seperti baru pulang melakukan aktivitas yang melelahkan.

"Aku masih sedikit mengantuk, mataku berat, Danny," keluh Maura. Suaranya terdengar parau, khas suara berat orang baru bangun tidur.

Danny hanya sedikit tersenyum, lalu ia menoleh ke ambang pintu. Tangannya segera melambai saat tahu Julio berjalan tergesa-gesa ke arahnya.

Setelah itu, ia menacapkan sedotan di paper cup.

"Sesap sampai tandas. Jangan cemas, aku memegangi gelasnya, ini tidak panas, sudah hangat!" perintah Danny.

Tetapi ada rasa yang berbeda. Kali ini ia berbicara dengan nada yang amat rendah. Tidak ada emosi yang meletub seperti yang biasa ia tunjukkan.

Maura reflek menyesap teh di paper cup. Bahkan mungkin hanya dalam hitungan menit isinya sudah kosong.

Lalu Maura kembali membuka matanya, perlahan ia mulai duduk. Danny tanpa memberikan aba-aba langsung sigap memberikan paper cup pada Julio, lalu ia segera membantu Maura yang sedang berusaha duduk.

"Apa yang kamu rasakan? Pusing, mual?" tanya Danny.

"Masih sedikit pusing," sahut Maura.

"Apakah seluruh tubuhmu masih kelas?" tanya Danny.

Sorot matanya menatap tanpa kedip.

Maura menggeleng, "Aku mau ganti baju."

Danny langsung menoleh, ternyata seorang maid datang di sana. Mungkin Julio yang memintanya.

"Aku akan menggendongmu, kali ini jangan protes." Danny langsung mengangkat tubuh mungil itu menuju kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Maura masih mematung. Membuat kening Danny berkerut.

"Ada apa lagi?" tanya Danny sambil memeriksa isi tas yang baru saja diberikan oleh maid dari rumahnya.

"Bisakah kau keluar? Aku tidak mengenakan pakaian dalam. Hanya pakaian bekas operasi ini yang tersisa." Maura mengatakan itu dengan kepala sedikit tertunduk.

"Bukankah aku suamimu? Lagi pula kau begini karena anakku. Jadi diam lah. Aku akan membantumu melepaskan pakaian kotor ini."

Akhirnya Maura patuh.

"Aku seperti mau pipis, bisakah kali ini keluar?" Maura menatap seperti memohon. Terlihat teduh dan sedih.

Kali ini giliran Danny yang patuh, "Aku berdiri di depan pintu. Ketika selesai, berteriaklah. Aku akan segera datang membantu."

Mungkin sekitar sepuluh menit berlalu, tetapi tidak ada tanda-tanda Maura memanggilnya. Sehingga Danny panik.

"Maura, kau baik-baik saja?" Danny mulai mengetuk pintu dan memastikan.

Raut wajahnya terlihat cemas.

"Ya, aku baru selesai," sahut Maura.

Mendengar itu, Danny langsung berjalan cepat dan menerbitkan pintu.

"Kenapa lama?" Pandangan Danny terfokus pada mata istrinya yang banjir air mata, lalu ia segera mengusap dengan buku jemarinya.

"Kamu baik-baik saja?" tanyanya, lagi. Danny berusaha memastikan kondisi Maura.

"Ya, sedikit lebih baik," jawab Maura sekenanya.

Wajah lelahnya, membuatnya malas berbicara.

"Lalu kenapa kamu menangis?" tanya Danny mencecar.

"Air matanya keluar sendiri saat aku pipis. Darahnya keluar sangat banyak, mungkin itu sisa operasi. Aku tidak merasakan sakit, mungkin efek biusnya belum sepenuhnya hilang, tapi entah kenapa air mataku mengalir begitu saja."

Danny langsung memeluknya erat. Ia bahkan lupa kalau istrinya masih dalam kondisi polos.

"Itu artinya, sebenarnya sangat sakit. Sabar ya, kamu akan segera pulih," cetus Danny.

Pria itu masih sibuk membantu memakaikan baju untuk istrinya. Tetapi di luar sana sudah sangat riuh oleh suara Julio.

"Tuan, Danny. Saya permisi pergi. Sebentar lagi sopir Anda datang menjemput. Persiapkan Nyonya lebih dulu!" teriak Julio dari ambang pintu.

Ia seperti orang yang sedang dikejar setan. Raut cemasnya memang tidak bisa disembunyikan.

"Apakah urusan bosmu lebih penting dari urusanmu di luar sana, Julio?" Danny bertanya dengan suara setengah berteriak.

"Tidak, Tuan. Ini juga urusan penting, Anda."

Kening Danny seketika berkerut. Menit setelahnya ia sudah keluar dari kamar mandi dan berdiri tepat di hadapan Julio.

"Ada apa?" tanya Danny penasaran.

"Dari cctv, petugas keamanan rumah Anda menemukan Paman Luo beberapa kali melintas di dekat pagar. Saya harus pulang memeriksanya, Tuan," terang Julio.

Danny berpikir sesaat setelahnya membola. Seolah ia sangat terkejut mendengar kabar itu.

"Perketat penjagaan dua kali lipat. Dan jika kamu dan orangtua visa menangkap lelaki tua bangka itu ... jangan bunuh dia. Tangkap dia hidup-hidup. Ada banyak hal yang harus dia jawab. Rupanya... pria ini tidak perlu kucari dengan susah payah. Dia malah datang sendiri." Danny tersenyum miring.

"Bagaimana jika niatnya membalas dendam atas Liam?" tanya Julio kemudian.

"Maka aku orang pertama yang akan menghabisinya. Pria licik itu harus mendapatkan hukuman yang setimpal. Ia sudah mencuci otakku hingga membuatku membunuh Tuan Antoni."

BUGH!

Tiba-tiba ketimbang Danny dan Julio sedang asyik membahas paman Luo. Terdengar seseorang terjatuh dari dalam kamar mandi.

Suaranya sangat keras. Membuat perhitungan Danny terpecah seketika.

"Maura!" serunya dengan ekspresi tegang.

1
Nina_Melo
kok aku sedih ya baca part ini
iqbal nasution
keren
Lintang Lia Taufik: Terimakasih ya. 😊🙏
total 1 replies
Nina_Melo
next
Nina_Melo
Sebenarnya, adiknya mati apa masih hidup?
Nina_Melo: Iya kak. semangat ya
Lintang Lia Taufik: Ditunggu di part selanjutnya. Terimakasih sudah mampir membaca Kak.
total 2 replies
Nina_Melo
next dong
Nina_Melo
Mantap, lanjut....
Nina_Melo
mana lanjutannya Kak?
Samantha
Hohoho, makin seru
Dini Anggraini
Semoga bunda author lekas sembuh ya saya sudah baca novelnya bunda yang judulnya obsesi sang presdir tapi endingnya menyedihkan ya bun karena marshanya bunuh diri gak kuat sama cobaan hidupnya.🙏🙏🙏🥰🥰🥰
Dini Anggraini: sama2 bunda🥰🥰🥰
Lintang Lia Taufik: Wah terimakasih. Jika berkenan, Silahkan baca Bunga Desa Terdampar di Kota. Novel sedih menyayat hati, Nobel tersebut adalah karya pertama saya. Terimakasih banyak Kak, atas supportnya yang luar biasa
total 2 replies
ASHLAN DINENDRA
semngat kak suka ceritanya
update lebih bnyk lgi sehari 2-3 bab hehe...
Lintang Lia Taufik: Siap Kak, ditunggu ya. Semoga bisa Boom Bab. Aku padamu lah ya. 🥰❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
Dini Anggraini
Bunda author sampai sejauh ini lo babnya kenapa gak di jelaskan apa yang di lakukan keluarganya Maura kepada keluarga dani sampai dany membunuh semua keluarganya Maura kecuali adiknya yang masih koma sampai sekarang ataukah dany salah alamat sebenarnya bukan keluarga Maura yang membunuh keluarganya?
Lintang Lia Taufik: Sama-sama. Selamat membaca dan semoga suka.
Dini Anggraini: Terima kasih banyak bunda 🥰🥰🥰🥰
total 5 replies
Samantha
Seru
Samantha
Baru pembukaan langsung suka
Teddy
Keren
Teddy
seru
Nina_Melo
Menegangkan
Nina_Melo
seru
Nina_Melo
Selalu suka karyamu
Nina_Melo
Suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!