NovelToon NovelToon
Mas CEO I Love You

Mas CEO I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Persahabatan / Romansa
Popularitas:35k
Nilai: 5
Nama Author: triani

Aluna, 23 tahun, adalah mahasiswi semester akhir desain komunikasi visual yang magang di perusahaan branding ternama di Jakarta. Di sana, ia bertemu Revan Aditya, CEO muda yang dikenal dingin, perfeksionis, dan anti drama. Aluna yang ceria dan penuh ide segar justru menarik perhatian Revan dengan caranya sendiri. Tapi hubungan mereka diuji oleh perbedaan status, masa lalu Revan yang belum selesai, dan fakta bahwa Aluna adalah bagian dari trauma masa lalu Revan membuatnya semakin rumit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30. Harus agresif

Tifani berlari tergesa memasuki kafe yang biasa ia datangi bersama sahabatnya, bukan tanpa sebab ia berlari karena kali ini ada panggilan mendesak dari sang sahabat.

"Lun ...., Lo nggak pa pa? Lo kena kdrt ya?" tanyanya dengan brutal begitu menghampiri sebuah meja yang di sana sudah duduk sahabatnya menunggu entah sejak berapa menit atau jam lalu. Bahkan nafas Tifani tanpa tidak beraturan karena terlalu mengkhawatirkan sahabatnya itu.

"Duduk!" perintah Aluna sebari menunjuk kursi kosong di depannya, "Gue sudah pesenin minuman buat Lo."

Tifani tanpa menunggu lama pun segera duduk, sejak tadi pagi sahabatnya itu terus menghubunginya dan mengajaknya bertemu untuk membicarakan hal yang begitu mendesak_ katanya. Tentu ini bukan hal yang biasa.

Tifani meneguk jus jambu kesukaannya hingga hampir habis karena terlalu haus, ia kembali meletakkan gelasnya kemudian memperhatikan wajah masam sahabatnya itu,

"Wajah Lo nggak lebam ..., kayaknya tangan Lo juga aman?" tanyanya sembari memastikan tidak ada luka di tubuh sahabatnya itu.

"Ckkkkk ....," Aluna berdecak, "Pak Revan nggak sekejam itu kali," ucapnya kemudian.

Tifani mengerutkan keningnya, "Lalu? Hal urgen apa yang bisa bikin seorang Aluna uring-uringan sejak pagi?"

Aluna tidak langsung menjawab pertanyaan sahabatnya itu, ia menggigit bibir bawahnya bingung harus mulai dari mana berceritanya, "Gue pantes nggak yang cerita sama Lo?"

"hgggghhhh," Tifani menghela nafas kesal, "Ya udah deh gue pergi." ancamnya kemudian sambil berdiri dari duduknya tapi dengan cepat Aluna menahan agar Tifani tidak bergerak dari tempatnya tepat seperti yang di dipikiran Tifani. Tifani tersenyum samar kemudian kembali duduk, "Cerita sekarang, atau gue pergi aja!" ancamnya kemudian.

"Baik ..., baik ..., gue bakal cerita. Tapi janji Lo kasih saran ya ....," ucap Aluna menyerah dan Tifani menganggukkan dengan begitu yakin.

Aluna pun mulai menceritakan kejadian semalam antara dirinya dengan Revan dan Tifani mendengarkan dengan begitu serius.

"Jadi ..., sekarang gue harus gimana?" tanya Aluna setelah menyelesaikan ceritanya.

Tifani mengerutkan keningnya pura-pura berfikir, "Lo kayaknya udah mulai jatuh cinta deh sama pak Revan."

"Serius?" tanya Aluna masih tidak percaya, tapi iya sih ..., apa mungkin gue emang udah mulai jatuh cinta? "Trus gimana dong?" tanyanya kemudian.

Tifani melipat kedua tangannya di depan dada, menatap serius pada Aluna, "Hanya ada satu cara. Lo harus lebih agresif."

"Agresif? Maksudnya?" tanya Aluna tidak begitu faham.

"Lo nggak mau kan pak Revan di ambil wanita di luaran sana, Lo tahu sendiri kan gimana pesona suami kontrak Lo itu, jangan sampai ada yang ngerebut posisi Lo, Lo harus lebih berani."

Berani ..., apa itu artinya gue harus maju duluan? Tapi dia terlalu kaku ..., tapi jika ingat kata-katanya semalam, apa itu artinya pak Revan juga suka sama gue?

"Udah jangan kebanyakan mikir, keburu di comot orang ntar." ucap Tifani lagi seolah bisa membaca pikiran Aluna.

***

Aluna mondar-mandir di depan pintu masuk, kali ini ia sengaja menunggu seseorang untuk pulang bersama dan orang itu adalah Revan. Sejak siang tadi Revan keluar dari kantor untuk meeting, biasanya sebelum pulang Revan akan kembali ke kantor dan pulang larut. Aluna sengaja menunggunya agar Revan tidak pulang larut malam ini.

Sesuai tebakan Aluna, mobil pria itu akhirnya memasuki pelataran gedung bertingkat itu, senyum sumringah langsung terukir di bibir Aluna.

Pria dengan stelan jas yang selalu rapi dan tampak sempurna itu keluar dari dalam mobil setelah sekretarisnya membukakan pintu, sesaat tanpa pria itu menghentikan gerak tubuhnya saat mendapat Aluna melambaikan tangan ke arahnya.

"Pulanglah lebih dulu," perintahnya pada Bastian kemudian berjalan ke arah Aluna bahkan tanpa menoleh pada Bastian hingga langkahnya berhenti tepat di depan Aluna, "Kenapa masih di sini?" tanyanya dingin.

"Menunggu pak Revan." ucap Aluna singkat dengan senyum seperti biasanya.

"Apa ada masalah?" tanya Revan lagi masih dengan ekspresi datarnya.

Aluna dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Tidak, tapi aku lapar."

"Baiklah, ikut denganku." ucap Revan kemudian berbalik. Tapi saat menyadari Aluna bahkan bergeming di tempatnya membuat Revan kembali berbalik, "Kenapa masih di situ?"

Aluna tersenyum dan mengulurkan tangannya, Revan terdiam sejenak, tapi kemudian meraih tangan Aluna dan menggandengnya, membawanya ke dalam mobil. Ia sengaja meminta Bastian untuk pergi lebih dulu dan membawa mobil hanya berdua dengan Aluna.

"Mau makan apa?" tanya Revan setelah mereka berada di dalam mobil.

"Apa boleh memilih?" tanya Aluna ragu.

Revan tidak memberi jawaban dengan kata-kata, ia hanya menatap Aluna dan Aluna langsung faham dengan arti tatapan itu,

"Aku ingin makan sate kambing yang ada di pinggir jalan depan kampusku." ucapnya meskipun sebenarnya tidak yakin jika Revan akan setuju.

Tapi lagi-lagi seperti biasanya, Revan tidak memberi jawaban, ia hanya melakukan mobilnya dan berhenti di tempat yang di maksud Aluna,

"Kamu yakin mau makan di sini?" tanya Revan lagi memastikan sebelum mereka turun.

Aluna menganggukkan kepalanya, "Tapi kalau pak Revan keberatan, kita bisa cari tempat lain."

"Kita makan di sini." ucap Revan kemudian membuka pintu mobil dan turun.

Aluna tersenyum senang, sate depan kampus merupakan sate favoritnya karena memang selain rasanya yang enak harganya juga terjangkau untuk kantong para mahasiswa. Aluna segera membawa Revan menuju ke sebuah tikar yang di atasnya ada meja kecil yang di sediakan untuk para pelanggan.

"Ehhhh ada mbak Aluna, lama loh nggak ke sini. Mau makan apa nih?" tiba-tiba seseorang menyapa, sepertinya sudah sangat hafal dengan Aluna.

"Iya mang, seperti biasanya ya mang, nggak usah pakek bawang."

"Siap mbak....," kemudian pria paruh baya itu melirik pada Revan yang duduk di sebelah Aluna, "Tumben nggak sama mbak Tifani, mbak?"

Aluna tersenyum, "Iya mang, Tifani lagi sibuk."

"Itu pacar ya mbak?" tanya mamang itu.

Aluna melirik pada Revan yang pura-pura sibuk dengan ponselnya meskipun sebenarnya ia sangat memperhatikan interaksi antara Aluna dengan mamang penjual sate.

"Bukan mang ..., bosnya Aluna." jawabnya ragu dan sesekali melirik Revan berharap pria itu tidak mendengarnya.

"Ya sudah tunggu sebentar ya mbak, mamang buatkan satenya."

"Siap, mang."

Bersambung

Happy Reading

NB ;

Maaf ya teman-teman, kakak-kakak, untuk beberapa hari yang cukup lama nggak update ini, mohon di maklumi, ada beberapa alasan, diantaranya karena kesibukan di dunia nyata yang nggak bisa di tinggal dan alasan kedua karena beberapa hari ini setelah agak longgar ternyata tubuh kurang fit karena pergantian musim, semoga hal-hal seperti ini tidak mengurangi minat kakak-kakak buat tetap mengikuti kisah Aluna dan Revan ya, 🙏

1
Entin Fatkurina
lucu tifani dan bastian.
Entin Fatkurina
lanjut kak tri.
Entin Fatkurina
tetap semangat berjuang revan.
Nur Adam
lnjyt
Entin Fatkurina
lanjut kak tri.
Entin Fatkurina
tetap semangat revan.
Nur Adam
lhut
Entin Fatkurina
selamat berjuang revan, semangat semangat semangar.
Nur Adam
lnju
Entin Fatkurina
kamu nggak bisa lepas dari tifani, bastian😅😅😅😅😅
Entin Fatkurina
kemana ya aluna, lanjut kak tri.
Tri Ani: siap kak
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
Tri Ani: siap kak
total 1 replies
Entin Fatkurina
lanjut kak tri.
Tri Ani: siap kak
total 1 replies
Entin Fatkurina
semoga aluna cepat ketemu, lanjut kak tri.
Nur Adam
lnjur
Entin Fatkurina
semoga cinta mengalahkan segalanya.
Nur Adam
lnju
Entin Fatkurina
lanjut kak tri.
Tri Ani: siap kak
total 1 replies
Nur Adam
lnju
Entin Fatkurina
aku nyesek, bacanya.
Tri Ani: sama kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!