Savitri Pratomo, bungsu dari Reza Pratomo, generasi ketiga klan Pratomo, adalah seorang guru bimbingan konseling sebuah SMK di kota Solo. Guru nyentrik yang hobi naik motor besar terutama Kawasaki Ninja nya, guru yang dikenal bar-bar oleh para murid-muridnya, bertemu dengan...
Kim Jaehyun, seorang CEO perusahaan tekstil yang berada di Sukoharjo dan Sragen, pria yang paling tidak suka wanita kasar, tomboy dan tukang berantem.
Keduanya bertemu dalam situasi yang konyol tapi berkesan. Bagaimana absurdnya hubungan dua anak manusia yang berbeda karakter dan bagaimana reaksi keluarga besar Savitri?
Kisah generasi ketiga klan Pratomo
Isi hanyalah halunya author
Jangan plagiat karena jiwa gesrek kita berbeda.
Follow my IG @hana_reeves_nt
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
First Kiss Demi Konten Drama Korea
Rumah Kediaman Pratomo Manahan Solo
Savitri sedang bersiap untuk memanasi Saki nya ketika Jaehyun datang menghampiri dirinya.
"Pagi kekasih dadakan" salam Jaehyun pagi - pagi.
"Pagi Ahjussi" balas Savitri usil yang membuat Jaehyun manyun.
"Oppa Savitri-ya, OPPA!"
"Hah? Oppo? Bukannya itu merk ponsel ya?" Savitri tampak memegang dagunya.
Jaehyun harus menahan gemas ke guru satu ini yang sering seenak udelnya kalau ngomong.
"Yuk berangkat!" ajak Jaehyun.
"Kemana?"
"Ke sekolah kamu lah! Ayo, nanti terlambat!" Jaehyun menarik tangan Savitri.
"Eh.. Eh... Eh! Kok main tarik tangan orang! Kagak sopan lu ye!" teriak Savitri.
"Dengar Savitri-ya, kalau kamu tidak aku antar ke sekolah, nanti si cowok tidak tahu malu itu menganggap kamu bohongan, cewek plin plan apalagi kalau kamu diantar Abian tiap pagi!"
"Tapi Ahju... Oppa. Aku kangen naik Saki. Kasihan dia sudah lama nggak diajak ke sekolah, nanti dia merajuk!" balas Savitri mendrama.
Jaehyun melongo. Macam mana motor bisa merajuk? Yang merajuk itu ya kamu Savitriii!
"Sudah, pagi ini saja kamu ikut aku dulu. Besok baru sama si pinky gonjreng itu..."
"Saki. Namanya Saki. Janganlah kau ganti nama Sakiku... Berat Oppa!"
"Berat apanya?" tanya Jaehyun sambil menghela gadis itu masuk ke dalam Mercedes nya dan menyusul duduk di sebelahnya di kursi belakang. Pak Harto pun segera melajukan mobil mewah itu ke jalan raya.
"Harus pakai bubur merah putih Oppa. Manggil kyai buat doain penggantian nama, didoain" jawab Savitri dengan wajah serius.
"Astaghfirullah! Kalau mommy tahu kamu aslinya ancur Lila begini, apa ya masih mau menerima kamu?" keluh Jaehyun.
"Mungkin malah kita jadi ibu dan anak mantu?" gelak Savitri asal.
"What? Ya ampun Savitri-ya, kamu itu bukan tipe aku!"
"Sama lah! Memang kamu ganteng, Ahju...Oppa tapi kurang membagongkan!"
Pak Harto yang menyetir mobil hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mbak Savitri, apa nggak sadar kalau kalian berdua sama sama Membagongkan? Meskipun Savitri dan Jaehyun berbicara dengan bahasa Inggris, pak Harto sangat paham apa yang mereka bicarakan.
"Mbak Savitri..."
"Ya pak Harto?" Savitri mentap ke arah sopir Jaehyun.
"Nanti diantar masuk atau di depan gerbang?"
"Depan gerbang saja pak. Emangnya saya presiden diantar sampai masuk?" ucap Savitri sambil tertawa.
Jaehyun tersenyum tipis agar tidak terlihat dirinya paham ucapan Savitri dalam bahasa Indonesia.
Mobil hitam itu pun berhenti di depan gerbang sekolah tempat Savitri bekerja dan gadis itu hendak turun ketika tangan Jaehyun menahannya.
"Ih si Oppa Oppo satu ini dari tadi megang-megang tangan ku. Emang kenapa sih?" omel Savitri kesal.
"Lihat itu!" Jaehyun mengedikkan dagunya.
Savitri pun menoleh ke arah yang ditujukan oleh Jaehyun dan gadis itu melihat Ekadanta memperhatikan mobil hitam milik pria Korea itu.
"Kita harus totalitas, Savitri-ya" senyum Jaehyun yang dibalas dengan picingan mata gadis itu.
"Modusmu atau alibimu, Oppa?"
"Dua-duanya" cengir Jaehyun. "Pak Harto tolong jendela tempat nona Savitri dibuka separo."
Pak Harto pun menurut dan jendel tempat Savitri itu duduk terbuka.
"Aku jangan kamu tonjok ya." Jaehyun menunggu sampai Ekadanta melihat ke dalam mobil dan pria itu mencium kening Savitri lembut.
Savitri sendiri terkejut ketika bibir seksih Jaehyun mendarat di kening nya. Meskipun sudah terbiasa dicium oleh para sepupu prianya, tapi Jaehyun bukan sepupunya.
"Kita tidak sedang bikin drama Korea abal-abal kan?" bisik Savitri menatap wajah tampan Jaehyun.
"Jika perlu..." bisik Jaehyun. "Sudah, kamu masuk kerja. Nanti aku jemput lagi."
Savitri mengangguk dan keluar dari mobil mewah itu.
"Savitri-ya..." panggil Jaehyun.
Savitri pun berbalik. "Apa Oppa?"
"Saranghae..." ucapnya sambil memberikan finger heart dan kedipan ke gadis itu.
"Hah?" Savitri melongo.
"Bye Savitri." Jaehyun meminta menutup jendela mobilnya dan pergi meninggalkan Savitri yang masih terbengong-bengong.
Iiissshhh dasar Ahjussi!!! Savitri mengentakkan kakinya
"Jadi kamu pacaran dengan Oppa Korea itu?" tanya Anita di belakang Savitri.
"Ssshhhh... Nanti aku ceritakan!" Savitri lalu menggamit tangan Anita dan berjalan masuk ke dalam sekolah menuju ruang kerja mereka.
Ekadanta menatap Savitri dengan wajah kesal luar biasa. Kamu itu benar-benar deh! Padahal ibu sudah aku beritahu bahwa kamu anaknya siapa dan langsung berubah pikiran tapi kamunya tidak mau merubah perasanmu padaku. Kamu memilih pria Korea itu! Guru matematika itu tampak manyun apalagi melihat kemesraan mereka berdua di mobil.
Brengseeekkk!
***
Ruang Meeting Bimbingan Konseling SMKN 11 Surakarta
"HAAAAAHHH!!! Jadi Oppa ganteng itu tetangga depan rumah kamu?" teriak Anita yang sekali lagi Savitri bersyukur ruang meeting ini kedap suara.
"Tidak sengaja menjadi tetangga depan rumahku karena memang depan rumah ku kosong setahun ini." Savitri tidak memberitahukan dimana rumah nya.
"Terus? Si Eka datang ke rumahmu?"
Savitri mengangguk. "Tetap Nit, dia pria bermuka tembok dalam arti sesungguhnya dan sangat-sangat menyebalkan!"
"Ya ampun! Kok ada ya wong Lanang kayak gitu!"
"Buktinya ada!"
"Tapi dia lebih parah dari Herman lho! Eh gimana kelanjutannya si Herman?" Anita menatap Savitri.
"Kata mas Abian, Ita sudah maju sidang cerai dan mungkin gak lama ketok palu karena diberikan bukti-bukti apalagi Mas Abian kan juga jadi saksi jadi dipercepat apalagi Herman kan sudah nggak jadi PNS."
"Terus, harta gono-gini?"
"Rumah itu kan atas nama Ita jadi Herman dong yang keluar dari rumah itu. Apalagi sekarang Herman tidak bisa berdiri anunya..." bisik Savitri pelan.
"Kok bisa?" Anita melotot.
Savitri menceritakan apa yang terjadi beberapa waktu lalu dan wajah Anita tampak memucat.
"Innalilahi tuh burung..." gumamnya.
"Karma is a b1tch ya Nit. Ketahuan istrinya pas indehoi eh ... dipatahkan oleh pasangan sah..."
Tak lama Anita tertawa terbahak-bahak. "Kapok rak Kowe!"
"Kandyani kan? Makane manuke kudu diruqyah n diajak ke sekolah etika..." kekeh Savitri.
"Emang ada?"
"Mbok menowo" cengir Savitri.
***
Savitri dalam perjalanan ke ruang kelas untuk memberikan materi pemantapan peserta ujian semester yang akan berlangsung Minggu depan.
Namun apesnya dalam perjalanan ke kelas multi 1, dirinya bertemu dengan Ekadanta. Wajah guru matematika itu tampak tidak bersahabat dengan Savitri.
"Mari pak Ekadanta" sapa Savitri ramah seperti biasanya dan tetap berjalan melewati pria itu.
"Kamu sengaja ya dik!"
Savitri berhenti melangkah dan menoleh. "Sengaja apaan pak?"
"Memamerkan kemesraan kamu sama pria Korea itu!"
"Lho kan ya wajar kalau Oppa dan saya bermesraan karena kami memang pacaran."
"Tapi tidak di depan sekolah dong dik!" sahut Ekadanta kesal.
"Eh pak, saya itu posisinya di pinggir jalan raya tidak masuk lingkungan sekolah, masih public place jadi mau ngapain juga tidak masalah! Beda jika saya ciuman di dalam halaman sekolah, baru anda maupun pak Agus boleh menegur saya." Savitri menatap tajam.
"Tapi dik..."
"Sudah ya pak. Saya harus masuk kelas!" Savitri pun pergi meninggalkan Ekadanta yang masih penasaran dengan gadis itu.
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa
Maap terlambat jemput anjingku dari klinik hewan habis operasi soalnya
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote gift and comment
Tararengkyu ❤️🙂❤️