SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"
SERI KEEMPAT.
#POVPELAKOR
Karena kesalahan di masa lalu, membuat seorang wanita yang kini bekerja di sebuah club' malam bertekad menghancurkan rumah tangga seseorang.
Dia adalah Bianca, wanita cantik dengan tubuh gemulai, juga parasnya yang cantik rupawan. Namun, nasib baik sepertinya tidak berpihak padanya.
Bianca hidup sebatang kara, setelah sang ayah meninggal saat dia remaja. Semua keluarga tidak ada yang sudi menampungnya hingga dia hidup dengan liar di luar sana.
Dan ia merasa semua nasib sial itu akibat perbuatan seorang wanita bernama Joana, yang kini terlihat bahagia dengan suaminya. Hidup penuh tawa, dan bergelimang harta.
Hingga akhirnya Bianca bertekad, untuk menggoda suami wanita itu.
"Bizard Welling Tanson, aku akan membuatmu jatuh dalam pelukanku dan menghancurkan Joana!"
Apa yang membuat Bianca ingin membalaskan dendamnya pada Joana? Cus ikuti ceritanya.
Salam Anu 👑
Ig @nitamelia05
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Suka Direpotkan
Sementara di bumi belahan lain. Aneeq benar-benar menemani adiknya untuk tidur di hotel. Bizard bangun dengan kepala yang cukup berdenyut, merasa pusing akibat minuman alkohol yang ia tenggak kemarin.
Sementara Aneeq sudah terlihat rapih dan siap untuk pergi ke perusahaan. Semalam dia meminta seseorang dari butik Eliana—adiknya yang menikah dengan Caka, untuk mengirim dua setel pakaian kerja. Jadi dia tinggal berganti pakaian saja.
"Basuh wajahmu dan sarapan dulu. Aku juga dengar kamu sakit kemarin, apa kamu membawa obatnya?" tanya Aneeq, dia sudah memesan makanan sebelum Bizard bangun. Dan semuanya sudah tertata di meja.
"Tidak, semuanya aku tinggal di ruangan Joana," jawab Bizard apa adanya, dia bangkit dari ranjang sambil memegangi kepala. Dia hendak melangkah ke arah kamar mandi, tetapi dia malah terhuyung ke sana ke mari, hingga akhirnya Aneeq pun memapahnya.
Bizard melirik ke arah Aneeq, di hadapan sang kakak dia benar-benar terlihat sangat lemah.
"Kalau begitu nanti kita berobat lagi."
Lantas setelah itu mereka melanjutkan langkah, Aneeq senantiasa memegangi lengan adiknya hingga pria itu masuk ke dalam kamar mandi. Bizard membersihkan wajah, kemudian keluar untuk sarapan.
"Aku sudah mengirim pesan pada Joana. Nanti siang kita bertemu di cafe Moonlight," ujar Aneeq disela-sela kunyahannya.
Mendengar itu, Bizard pun mengangkat kepala. Kemudian mengangguk setuju, mau seperti apapun pada akhirnya dia tidak bisa menghindari masalah dengan istrinya. Semua ini harus cepat-cepat selesai dan tidak boleh berlarut-larut.
"Lalu apa yang akan kamu lakukan? Tetap di sini atau—"
"Aku akan pergi ke perusahaan. Aku ada janji dengan seseorang hari ini, kebetulan semua berkas ada di sana."
"Dengan keadaanmu yang seperti ini kamu yakin tidak apa-apa?"
Bizard mengangguk.
"Aku sudah cukup tenang."
"Baiklah kalau begitu, kita berangkat bersama, aku akan pastikan kamu baik-baik saja."
Tak dapat menolak, Bizard pun hanya bisa patuh pada ucapan sang kakak. Dia segera menghabiskan sarapannya, kemudian bersiap-siap untuk pergi ke perusahaan.
Mereka berangkat menggunakan taksi online dan seperti janjinya Aneeq mengantar Bizard terlebih dahulu. Aneeq tetap berada di dalam mobil, hingga Bizard benar-benar masuk ke dalam gedung, yang selama ini menjadi tempat kerjanya.
Aneeq baru meminta sang supir untuk melanjutkan perjalanan ketika tubuh Bizard sudah tidak terlihat.
Sementara Bizard melangkah pelan dengan membawa satu paper bag berisi obat. Karena sebelum berangkat ke mari, mereka sempat ke rumah sakit. Baru saja sampai di lantai dua. Sebuah pekikan seseorang membuat Bizard menghentikan langkah.
"Tuan," panggil Bianca yang kala itu baru saja keluar dari ruangan Ronald. Wanita cantik itu segera berlari tunggang langgang menghampiri Bizard dengan raut wajah cemas bercampur bahagia.
Karena melihat pria itu datang dengan keadaan baik-baik saja.
"Bianca," balas Bizard dengan suara yang hanya mampu terdengar oleh telinganya.
Pria itu semakin mematung, saat Bianca tiba-tiba sudah ada di hadapannya dengan nafas yang terengah-engah.
Bianca mengelap dahinya yang sedikit berkeringat menggunakan lengan, kemudian kembali menatap pria yang ada di hadapannya.
"Tuan, anda ke mana saja? Kenapa anda tidak bisa dihubungi? Anda baik-baik saja 'kan? Semalaman saya tidak bisa tidur karena mencemaskan anda. Saya takut sakit anda bertambah parah," tanya Bianca bertubi-tubi, tak sedikitpun membiarkan Bizard untuk menjawab pertanyaannya terlebih dahulu.
Bianca terus menelisik raut wajah Bizard memastikan bahwa pria itu tidak terlihat pucat.
Sementara Bizard bergeming sejenak, ada sudut hati yang tiba-tiba sedikit bergetar saat menerima semua pengakuan itu. Namun, dengan cepat dia menepisnya. Bizard menggelengkan kepala, dan sedikit memalingkan wajah.
"Aku tidak apa-apa, Bianca. Hanya saja kemarin aku butuh banyak istirahat. Jadi tidak sempat melihat ponsel," jawab Bizard bohong.
Mendengar itu, Bianca langsung menghela nafas panjang. Seolah merasakan kelegaan yang begitu luar biasa. Bahkan saking excitednya dia sampai mengelus lengan Bizard.
"Hah, baguslah, Tuan. Saya lupa, kalau istri anda sudah pulang. Maafkan saya yang terlalu berlebihan."
Kali ini Bizard tak menjawab, dia hanya tersenyum tipis. Tak dapat memberikan informasi apa-apa pada Bianca. Bahwa sebenarnya dia dan Joana sedang bertengkar. Dia tidak pulang ke rumah, dia malah menginap di hotel dan ditemani oleh sang kakak.
"Kamu mau membersihkan ruanganku 'kan?" tanya Bizard mengalihkan pembicaraan, dan Bianca langsung mengangguk sebagai jawaban. "Kalau begitu ayo masuk, aku ingin cepat-cepat duduk."
Bizard berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Hingga membuat Bianca tersenyum dan menganggukkan kepala.
"Sini biar barang-barang Tuan saya yang bawa," pinta Bianca melihat Bizard yang memegang paper bag entah berisi apa. Tanpa banyak kata, Bizard menyerahkan benda itu pada Bianca dan mereka masuk ke dalam ruangan.
Pokoknya selama mereka sedang berduaan, Bianca akan memanfaatkan kesempatan untuk memberikan perhatian pada Bizard.
"Oh iya, tadi kamu berangkat sama siapa?" tanya Bizard sambil melepas jas dan menyampirkannya di punggung kursi.
"Saya naik ojek online, Tuan. Soalnya takut Tuan tidak masuk hari ini."
"Tapi sebelumnya kamu pasti menungguku yah?"
"Haha tidak apa-apa, Tuan, saya hanya menunggu sebentar, lalu saya memutuskan untuk berangkat sendiri, lagi pula selama ini saya memang merepotkan."
"Aku tidak merasa direpotkan. Kan aku juga sering merepotkanmu."
"Tapi saya suka direpotkan oleh anda," celetuk Bianca terkekeh kecil, hingga bibirnya membentuk lengkungan yang begitu manis. Dan akhirnya membuat Bizard ikut terkekeh pula.
***