Follow ig @abil_rahma
Icha gadis cerdas disekolahnya, terbukti dari segudang prestasi yang dia dapatkan. Tetapi sayangnya dia gadis yang terlihat culun dan jarang bergaul, itu disebabkan karena Ayahnya mengatakan kalau dia sudah dijodohkan sejak bayi dengan anak sahabat Ayahnya. Yang dia tau sahabat Ayahnya itu orangnya sangat baik sekali. Tetapi dia tidak tau siapa orang yang sudah dijodohkan dengannya.
Vicky Al Ghifari seorang cowok yang terkenal playboy disekolahnya, suka gonta-ganti pacar. Dia juga tahu kalau sudah dijodohkan sejak bayi, tetapi keadaan itu dia manfaatkan buat mencari pacar sebanyak-banyaknya. Karena dia tak tahu siapa yang sudah dijodohkan dengannya.
Mereka harus menikah saat masih SMA kelas XII karena suatu alasan. Akankah mereka bisa menerima pernikahannya dan hidup bahagia atau sebaliknya?Karena ternyata orang yang dijodohkan tak sesuai dengan harapan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DMS 29
Sabtu pagi karena sekolah libur, Icha sudah janjian sama Nayla, mereka akan menghabiskan waktu untuk belanja. Menghamburkan uang pemberian orang tuanya. Icha memang sudah menikah, tapi Papanya tak pernah berhenti menggendutkan kartu debit miliknya.
Icha sengaja meminta Al supaya mengantarkannya dulu kerumah Nayla, karena dia tidak mau menggunakan mobilnya sendiri.
"Sayang, aku nebeng sampe rumah Nayla ya? Kan searah." Pinta Icha saat dia sedang membanru suaminya mengenakan dasi.
"Kenapa gak pake mobil sendiri aja?"
"Males ah, biar ntar dianter sama Nayla pulangnya," kini Icha sudah selesai memasangkan dasi pada Al.
"Yaudah kita bareng berangkatnya, apa gak terlalu pagi kamu kerumah Nayla jam segini sayang?" tanya Al setelah melihat jam dipergelangan tangannya.
Sekarang masih menunjukkan waktu pukul 08.00 pagi, makanya Al bertanya seperti itu.
"Enggak ah, biar nanti pulangnya juga gak terlalu sore, lagian kalo aku gak datang kerumah Nayla, dia kesininya pasti siang," jawab Icha.
Mereka pun pergi bersamaan, sesuai janjinya Al mengantar Icha kerumah Nayla, dia juga penasaran dimana rumah Nayla sebenarnya. Ternyata rumahnya tidak begitu jauh dari kantor Papa Al, makanya tadi Icha mengajak bareng.
"Makasih sayang, aku turun ya," ucap Icha, tapi sebelum dia membuka pintu mobil Al menghentikannya.
"Kiss dulu dong sayang, biar aku kerjanya semangat." Ucap Al sambil mengedipkan sebelah matanya.
Cup
Tanpa ragu Icha langsung mengecup pipi sebelah kiri Al.
"Kurang, yang sini sama sini belum." Al menunjuk pipi kiri dan bibirnya secara bergantian.
Icha tidak mau protes karena jika protes pasti akan lebih memakan waktu.
Cup
Cup
Icha mengecup pipi kiri Al, lalu mengecup bibirnya sekilas.
Cup
Al mendaratkan bibirnya di kening Icha beberaoa detik lalu dia menyodorkan tangan kanannya supaya dicium oleh Icha. Icha mengerti apa maksud Al, lalu dia mencium punggung tangan suaminya.
"Hati-hati ya, nanti kalo ada apa-apa telfon aku saja," ucap Al setelah Icha melepaskan tangannya.
"Iya sayang, assalamu'alaikum," salam Icha, lalu dia membuka pintu mobil dan keluar dari sana.
"Wa'alaikumsalam," jawab salam Al. Setelah Icha masuk kedalam gerbang rumah Nayla, Al pun melajukan mobilnya menuju kantor.
Hari ini dia bekerja sendiri tanpa Icha disana, karena dia akan bertemu klien untuk pertama kalinya, yang tentunya ditemani oleh Rio. Karena Al masih belajar dan banyak yang belum ia ketahui.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Icha masuk kedalam rumah Nayla setelah dibukakan pintu oleh pembantu. Dia tanpa permisi langsung naik menuju kamar Nayla, karena kedua orang tua Nayla sudah berangkat kerja.
Saat memasuki kamar Nayla, Icha geleng-geleng kepala melihat Nayla yang masih tertidur dengan keadaan yang mengenaskan. Gimana tidak mengenaskan? Selimut yang sudah terjatuh dilantai, baju yang dia kenakan terbuka sampai dibwah dada memperlihatkan perutnya, dan rambut yang acak-acakan. Tidurnya pun sudah berpindah dari posisi sebenarnya, dia melintang ditengah-tengah kasur. Spreynya sudah lusuh seperti habis buat perang saja.
"Kebakaran! Kebakaran! Kebakaran!" Seru Icha, dia sengaja teriak seperti itu supaya Nayla cepat terbangun.
Nayla yang mendengar teriakan Icha, terkejut dan hendak lari dari kamarnya, tapi tangan Icha lebih dulu menariknya.
Hahahaha
Icha tertawa ketika melihat Nayla seperti orang bodoh saja.
"Awas kamu Cha, gak akan ku ampuni!" Nayla mengacak-acak jilbab Icha dengan brutal, sampai jilbab tersebut terlepas dari kepala Icha. Rambutnya pun terlihat acak-acakan karena ulah Nayla.
"Ampun Nay, udah dong, jilbabku!" teriak Icha, dan kini gantian Nayla yang tertawa.
"Pasti kamu gak sholat subuh kan Nay? Jam segini baru bangun, ck, dasar kebo." Ucap Icha sambil geleng-geleng kepala.
"Aku lagi dapet Cha, makanya males bangun. Aku mandi dulu ya, kamu cari ganti jilbabmu di lemariku banyak," ucap Nayla lalu berjalan kearah kamar mandi.
Sepeninggal Nayla, Icha pun membuka lemari Nayla yang isinya banyak jilbab, dia memilih jilbab yang pas untuk dipadukan dengan bajunya. Karena jilbabnya yg dia pakai dari rumah sudah kusut akibat ulah Nayla
Setelah memilih akhirnya dia menemukan juga, jilbab yang pas dengan baju yang dia pakai. Icha pun mengenakan jilbab itu, terlihat lebih serasi dari pada jilbab yang dia kenakan tadi.
"Nay kenapa kamu gak pake jilbab aj sih, padahal jilbabmu banyak banget, terus mau di pake kapan coba?" ucap Icha saat melihat sahabatnya itu sudah keluar dari kamar mandi.
"Ntar kalo udah lulus SMA insyaallah, kalo sekarang harus rubah penampilan ribet Cha, tapi aku udah sering pake jilbab-jilbab itu saat pergi sama Mama dan Papa," terang Nayla, dia sedang mencari pakaian yang cocok untuk dia pake.
"Kenapa gak sekalian coba? Malah setengah-setengah gitu kan nanggung Nay,"
"Gak apa-apa Cha, itung-itung belajar kan? Nanti kalo udah punya suami aku bertekat akan pakai jilbab, supaya bisa nyembunyiin tanda cinta dari suamiku," Nayla tersenyum penuh arti saat mengatakan hal tersebut.
Sedangkan Icha wajahnya memerah karena malu, Nayla pasti mengingat kejadian waktu di mushola sekolah itu.
"Gak usah bahas itu lagi kenapa sih Nay," protes Icha.
"Hahaha, gak usah malu Cha, aku maklumin kok, kalian kan sudah nikah, hal seperti itu wajar bukan? Yang lebih dari itu juga wajar kan Cha?" Nayla menggoda Icha dengan ucapannya itu.
"Udah cepetan, ini udah siang aku gak mau pulang sore Nay, mau nyambut suamiku pulang juga," ucap Nayla mencoba mengalihkan pembicaraan Nayla yang terlihat ngawur.
Nayla pun melanjutkan berdandan, kali ini dia akan mengenakan hijab.
"Nah gitu kan tambah cantik kamu Nay," ucap Icha saat melihat Nayla sudah berjilbab.
"Makasih Ichaku sayang,"
"Lho kok baju kita sama ternyata, aku baru nyadar," ucap Icha saat tahu pakaian yang mereka kenakan sama, hanya berbeda warna. Punya Icha biru laut sedangkan punya Nayla beby pink, karena gadis itu memang menyikai warna pink. Begitupun Icha yang menyukai warna biru.
"Kamu tuh gimana sih Cha, baju ini kita kan belinya barengan, masak lupa sih," protes Nayla.
"Aku lupa Nay, bukannya kamu yang milih dulu? Jadi aku gak inget kalo kamu beli juga," ucap Icha sambil nyengir.
"Sudahlah lupakan, ayo sekarang kita pergi,"
Keduanya pun pergi ke mall yang ada di kota tersebut. Karena mall tidak begitu jauh dari rumah Nayla mereka baru lima belas menit saja sudah sampai di mall tujuannnya.
Mereka berbelanja bergabai macam pakaian yang mereka inginkan, terlihat kedunya membawa beberapa paperbag di tangan masing-masing.
Saat sedang berjalan, tiba-tiba Icha melihat sesorang yang sangat dia kenal berada didalam sebuah toko jam tangan. Icha pun menghampirinya terlebih dahulu.
Bersambung.....
Jangan lupa like dan komennya yah. Makasih
sholat terus maksiat jalan