NovelToon NovelToon
VLINDERS

VLINDERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Era Kolonial / Balas Dendam / Nikah Kontrak
Popularitas:62.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Maria bereinkarnasi kembali setelah kematiannya yang tragis oleh tunangannya yang mengkhianati dirinya, dia dieksekusi di kamp konsentrasi milik Belanda.

Tragisnya tunangannya bekerjasama dengan sepupunya yang membuatnya mati sengsara.

Mampukah Maria membalaskan dendamnya ataukah dia sama tragisnya mati seperti sebelumnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29 KLIWON DAN SURO

Kedatangan Kliwon dan Suro ke gedung kantor dimana Rexton berdinas langsung disambut oleh Kapten Kai.

Kapten Kai mempersilahkan dua orang pribumi itu duduk di beranda teras gedung bergaya arsitektur kolonial, memberi mereka makanan lezat serta hidangan camilan lainnya bahkan sekeranjang buah-buahan.

Kliwon dan Suro hanya memandangi penuh waspada ke arah semua hidangan itu, mereka ragu-ragu untuk menyantapnya.

Terutama Kliwon yang sedikit meningkatkan kewaspadaannya terhadap Kapten Kai.

"Jangan takut, aku tidak menaruh racun pada hidangan ini, cobalah menikmati, sangat aman buat kalian !" kata Kapten Kai.

Kapten Kai menatap dingin kepada Kliwon dan Suro secara bergantian, tak lupa menuangkan minuman buat mereka.

"Silahkan menikmati !" ucapnya.

Kliwon tampak ragu-ragu untuk menenggak minuman itu, beda dengan Suro yang langsung meminum minuman pemberian Kapten Kai.

"Glekh... !" Suro menghabiskan secangkir minuman, bersendawa keras lalu mulai menyantap hidangan didepannya dengan lahap.

Melihat Suro seperti itu, Kliwon menjadi terpacu untuk mengikutinya, dia melahap hampir sebagian hidangan makanan yang disuguhkan kepada dia dan Suro.

Tak tanggung-tanggung, mereka menghabiskan semua makanan yang ada di meja hampir tak tersisa.

Kapten Kai hanya tersenyum samar, wajahnya datar dan terdiam di dekat mereka yang tampak rakus.

"Tambah lagi makanannya ?" tanya Kapten Kai. "Masih ada makanan di sini jika kalian mau tambah".

Kliwon menengggak minumannya dan bersendawa keras.

"Fuah, tidak, saya rasa sudah cukup, perut kami sudah kenyang", sahutnya sembari tertawa keras.

"Baiklah, jika kalian sudah merasa kenyang", ucap Kapten Kai.

Kapten Kai meletakkan sekantung kain ke atas meja sembari menatap serius kepada dua orang itu secara bergantian.

"Ini ada uang buat kalian dari Letnan Jenderal Rexton, sisanya akan dibayar setelah pekerjaan kalian selesai", ucapnya.

Kliwon dan Suro saling melempar pandangan, mereka terlihat sangat serius kemudian memalingkan pandangan mereka kepada Kapten Kai kembali.

"Memangnya pekerjaan kami apa ?" celetuk Suro.

"Pekerjaan yang sangat mudah sekali, tidak perlu ekstra tenaga besar buat kalian melakukannya, sederhana dan tidak menguras akal pikiran", kata Kapten Kai.

"Katakan pada kami, tugas apa yang harus kami kerjakan untuk kalian, jika kami sanggup melakukkannya maka akan kami kerjakan", kata Kliwon.

"Gampang saja, tapi tugas ini seperti bayangan yang harus menyelinap cepat dan tak boleh sampai tertangkap oleh mata", kata Kapten Kai.

"Macam pekerjaan apakah itu ?" tanya Kliwon dengan sorot mata tajam.

Sejenak Kapten Kai terdiam namun pandangannya terlihat tegas.

"Memata-matai gubernur Batavia, Viscount Van Bekker di markas besarnya terutama disetiap dia tinggal", sahut Kapten Kai.

Kliwon dan Suro sekali lagi saling melempar pandangan, tatapan mereka sangat serius.

Terutama Suro yang terlihat bimbang serta gusar, mungkinkah mereka berdua mampu melakukan pekerjaan ini tanpa ketahuan.

"Pekerjaan ini terlampau berat bagi kami, bisa-bisa kami tewas sebelum masuk ke sana atau setidaknya kami masih bisa bernafas meski itu kemungkinan kecil bagi kami", kata Suro.

Kliwon mengalihkan pandangannya ke arah hidangan di atas meja, termenung diam sembari berpikir.

"Jadi hidangan santap makanan ini adalah menu terakhir buat kami, sebelum dipekerjakan sebagai mata-mata...", sambung Kliwon.

"Demi gusti pangeran...", sahut Suro melonjak kaget.

Suro bergidik ngeri jika membayangkannya, masuk ke markas besar seorang gubernur tanpa alasan yang jelas apalagi pekerjaan itu adalah memata-matai seorang gubernur VOC kelas berat seperti Viscount, sungguh tidaklah mudah bagi Suro maupun Kliwon melakukannya.

Hal yang tersisa dari mereka jika nekat menerima pekerjaan ini adalah harapan, kalau selamat maka mereka berdua bisa pulang dengan selamat sampai tujuan, tapi jika tidak mampu melakukan pekerjaan ini maka hal terakhir yang tertinggal dari mereka berdua adalah kematian.

Suro bergegas berdiri, sepertinya dia menyerah pada pekerjaan yang diberikan oleh Kapten Kai padanya.

"Saya menolak pekerjaan ini, bukan tidak mau bekerja, tapi saya masih sayang nyawa saya", ucapnya.

"Dan kau... ?" tanya Kapten Kai lalu menoleh kepada Kliewon yang masih duduk terdiam.

Rupanya Kliwon masih menimbang-nimbang tawaran pekerjaan itu dari Kapten Kai dan dia seperti berpikir serius.

Suro tak sabaran, dia menepuk keras pundak Kliwon sambil berkata.

"Hai, Kliwon, bagaimana ? Kita mundur saja dan pergi, pekerjaan ini tidak mudah, kenapa kau hanya diam saja ?" tegurnya.

Kliwon masih memikirkan tawaran dari Kapten Kai, dengan sangat serius, dia juga tidak ingin bertindak gegabah soal mengambil keputusan ini, selain bukan pekerjaan mudah melainkan pekerjaan ini teramat sulit.

"Kliwon ! Kau dengar tidak yang kami bicarakan ?" tanya Suro.

"Eh, yah, apa ? Apa, Suro ?" jawab Kliwon sembari memalingkan muka ke arah Suro dan Kapten Kai.

"Bagaimana menurutmu, kau terima atau tidak pekerjaan dari Kapten Kai ini ?" tanya Suro.

"Bagaimana ya, tapi kita butuh uang buat menyambung hidup kalau kita menolaknya maka kita bisa-bisa mati kelaparan", sahutnya.

"Lantas kau menerima pekerjaan ini ?" kejar Suro.

"Boleh aku tahu, berapa bayaran untuk pekerjaan ini ?" tanya Kliwon lalu menoleh ke arah Kapten Kai.

"Tiga ratus gulden, atau setara tiga kantung koin emas murni", sahut Kapten Kai.

Kapten Kai menarik kembali kantung kain yang ada di atas meja.

"Yah, jika kalian bersedia melakukan pekerjaan ini maka kami akan membayar sisanya setelah kalian mengerjakan tugas mata-mata ini", kata Kapten Kai. "Tapi, jika kalian tidak serius atau menolaknya maka yah, kalian harus kehilangan uang itu."

Kapten Kai tersenyum samar kepada Kliwon dan Suro yang memandanginya.

"Kalian bisa kaya raya dengan cepat, tapi kalau kalian bersedia melakukan tugas ini, pertimbangkan lah, siapa tahu ini jalan rejeki kalian", kata Kapten Kai.

Kliwon dan Suro saling melempar pandangan serius, terdiam lalu berpikir serius.

"Bagaimana menurutmu ?" tanya Kliwon.

"Dan kau sendiri, bagaimana ?" tanya balik Suro.

"Aku sih mau-mau saja selama pekerjaan ini menguntungkan bagi kita, kenapa tidak, bagaimana menurutmu pendapatku ini, Suro ?" tanya Kliwon.

"Tapi kita akan mati kalau nekat", kata Suro.

"Ya, bagaimana lagi, sudah resiko dari pekerjaan kalau tidak mati, ya, selamat'', sahut Kliwon.

"Kapan kita akan pergi mengerjakannya ?" tanya Suro.

"Malam ini !" sahut Kapten Kai.

"Malam ini, apa tidak bisa besok saja mengerjakan tugas mata-mata ini ?" tanya Suro.

"Harus malam ini !" jawab Kapten Kai serius.

"Demi gusti pangeran...", keluh Suro.

"Kalian tidak bisa melakukan pekerjaan ini di siang hari atau saat hari terang benderang melainkan hanya malam hari saja, tapi untuk memata-matai kehidupan gubernur di kediamannya, kalian bisa melakukannya di hari terang", kata Kapten Kai.

Kliwon dan Suro kembali saling berpandang-pandangan, menatap serius dan mulai berpikir.

Tak lama kemudian, Kliwon berkata kembali pada Kapten Kai.

"Berapa lama kami harus mengerjakan pekerjaan ini ?" tanyanya.

"Nanti akan ada kelanjutan kabarnya tentang pekerjaan ini", sahut Kapten Kai. "Lantas bagaimana sekarang ? Kalian terima atau tidak pekerjaan ini ?"

Kliwon segera menganggukkan kepalanya cepat lalu berkata.

"Iya, aku akan melakukan pekerjaan ini", ucapnya.

"Dan kau, Suro ?" tanya Kapten Kai sembari melirik ke arah Suro.

"Eh, a-aku..., aku... ??? Ba-bagaimana, ya ???" ucap Suro kebingungan.

"Jika kau tak sanggup maka aku akan lakukan pekerjaan ini sendiri, Suro", sahut Kliwon sambil beranjak berdiri.

Kliwon mengulurkan tangannya ke arah Kapten Kai sambil berkata.

"Biar saya berangkat sekarang, bisa saya menerima upahnya juga", kata Kliwon.

"Ya, baiklah, aku akan memberikanmu bayaran pertama dan selanjutnya bayaran kedua, dibayarkan setelah pekerjaan selesai", kata Kapten Kai.

"Siap...", sahut Kliwon.

"Baiklah, aku akan memberikan kantung koin emas ini sebagai bayaran diawal", kata Kapten Kai.

"Ya, baik, terimakasih", sahut Kliwon.

Kliwon menerima kantung berisi koin emas dari Kapten Kai lalu dia berjalan pergi.

Suro segera mengejar Kliwon yang sudah pergi terlebih dahulu meninggalkan gedung kantor dimana Rexton berdinas di Land-en Volkenkunde.

1
Zeed
gimana ya dulu sedekat apa mereka
Zeed
dewasa banget matthijs nih biar umurnya masih mudaan 😍
Zeed
cute banget mereka berdua nih
Zeed
up thor 💪
Dewi Anggya
dapat sinyaaaal hijaaau nihhhh dr bapak mertua gaaaas ..cucu Otewe laaaah 🤭
Zeed
karya terkeren bertema kejiwaan dimana memainkan watak serta emosi para pemerannya yang notabene nih karya luar biasa
Zeed
kasihan Maria nih sebenarnya caption sad sih karya ini mati dalam dendam dan rohnya gentayangan seolah-olah dia kembali ke kehidupannya yang lalu sebenarnya tidak
Reny Rizky Aryati, SE.: yah, dibilang roh gentayangan nih 🤣
total 2 replies
Zeed
iya kan kayak dejavu jatuhnya padahal dia roh yang gentayangan mencari dimana dia harus kembali ke alamnya tapi jiwanya terjebak dalam dendam
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍
total 2 replies
Zeed
gimana Maria bisa layani Rexton kalau dia sosok roh setengah hantu gentayangan yang hidup kembali ke raganya yang telah mati, nih semacam fiksi tapi dikemas apik dalam karya nonfiksi
Reny Rizky Aryati, SE.: terimakasih sudah mampir kemari 👍
total 2 replies
Zeed
gak butuh dukun buat menangkal Maria karena Maria adalah jiwa yang terperangkap dalam dimensi masa lalu, bisa bisa Maria murka lalu bunuh tuh dukun geblek
Reny Rizky Aryati, SE.: lewat hipnosis ya 🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
Zeed
tuhkan kasihan dia sampai Maria tuh butuh psikiater padahal dia tuh roh yang kembali untuk balas dendam dengan cara yang cantik, kasihan sekali Maria rohnya masih terjebak di alam masa lalunya karena kesedihan yang mendalam...
Zeed
nikah paksa dengan roh yang masih berharap hidup kedua kalinya buat dia balas dendam
Zeed
yah mereka kan pada dasarnya jiwa yang tertinggal di alam lalu
Zeed
keren sih punya kekuatan ajaib seperti Maria tapi kasihan sekali karena dia adalah roh yang terjebak di dimensi masa lalu
Zeed
kejam sekali takdir mempermainkan Maria
Zeed
bagaimana sakitnya hati Maria dikhianati oleh tunangannya sendiri
Dewi Anggya
tuhh ditanya mertua letnan Rexton 🤭
Reny Rizky Aryati, SE.: terimakasih sudah mampir kemari 🙏
total 2 replies
Dewi Anggya
siapakah yg mengawasi mereka br 2 .....apa suruhan prinsen atw Haven
Reny Rizky Aryati, SE.: terimakasih atas dukungannya ya 👍👍👍👍👍🎂
total 2 replies
Dewi Anggya
hmmm yg lagi makan br 2 😘😘
Reny Rizky Aryati, SE.: 🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂👍
total 2 replies
Dewi Anggya
dasaaar si prinsen inii kelakuannya bikin gregetan ajaaaa
Reny Rizky Aryati, SE.: terimakasih dukungannya ya 👍🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!