Camelia mengulurkan tangannya untuk Raisa, ketika mereka masih kecil. Camelia meminta orang tuanya mengadopsi Raisa, menjadi kakaknya, karena Raisa sudah menjadi yatim piatu akibat kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan.
Sayangnya setelah dewasa, keduanya jatuh cinta pada pria yang sama. Raisa yang merasa iri dengki pada Camelia yang mendapatkan segalanya. Bahkan tega meracuni kedua orang tua Camelia, juga Camelia. Bahkan membakar rumahnya.
Setelah itu, Raisa melakukan operasi plastik persis seperti wajah Camelia. Rayyan yang baru kembali dari luar negeri, membawa Camelia palsu ke rumahnya, menikahinya.
Tanpa dia tahu, Camelia yang asli tengah berjuang antara hidup dan mati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Pernikahan
Pemulihan Camelia palsu itu berlangsung sudah satu bulan lamanya. Tapi, luka bakar yang dialaminya memang cukup serius. Sampai dokter mengatakan, kalau Camelia memang harus di rawat di rumah sakit paling tidak tiga bulanan.
Dan degan sabar, Rayyan setiap pagi datang menjenguk tunangannya itu. Siang hari, dia bahkan menyempatkan untuk sekedar makan buah bersama dengan Camelia. Berusaha menghibur kekasihnya itu yang kehilangan seluruh keluarganya dalam peristiwa kebakaran yang tak terduga itu.
Di malam hari, setelah pulang dari perusahaan Rayyan juga selalu menyempatkan dirinya menemani Camelia sampai jam 9 malam. Sampai waktunya kekasihnya itu tidur. Meski Camelia tidak bisa bicara, Rayyan bahkan tidak mempermasalahkan hal itu. Pria itu sangat tulus, dia bahkan tidak pernah lelah menyemangati kekasihnya itu. Selalu mengatakan hal baik dan indah, supaya Camelia tidak merasa sedih atas kehilangan keluarganya.
Rayyan meraih tangan Camelia palsu itu, dia mengusapnya perlahan. Karena memang baru beberapa waktu yang lalu perban di tangan Camelia itu dibuka.
"Sayang, aku adalah keluargamu. Masih ada nenek Vivian, ada ayah dan ibuku. Kita akan menikah setelah kamu keluar dari rumah sakit, ya! supaya aku bisa menjagamu!" kata Rayyan dengan mata berbinar penuh harap.
Sekarang, hanya dia yang bisa mengurus gadis yang dia cintai itu. Rayyan, tidak perduli seperti apa nanti Camelia saat dia sudah keluar dari rumah sakit. Tidak perduli seperti apa rupanya dan seperti apa bentuk tubuhnya setelah kebakaran itu. Yang dia cintai, adalah Camelia, keceriaannya, dan vibes positif yang selalu gadis itu tunjukkan di manapun dia berada.
Kedua orang tua Rayyan juga sudah setuju. Mereka juga bukan orang yang terlalu memandang fisik. Apalagi mereka juga tahu bahwa orang tua Camelia adalah orang-orang yang sangat baik. Dan peristiwa yang terjadi itu pasti sangat mengguncang jiwa Camelia. Mereka setuju agar pernikahan ini dipercepat karena untuk menghindari guntingan dari orang-orang yang tidak baik karena setelah keluar dari rumah sakit mereka memang akan membawa Camelia ke rumah mereka, ke kediaman Danuwirya.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Rayyan. Raisa senang bukan main. Dia begitu senang, karena pada akhirnya rencananya memang berhasil. Dia yang akan menikah dengan pria pujaan hatinya itu, bukan Camelia yang asli.
Camelia mengangguk perlahan, dia harus menjaga image-nya dengan sangat baik. Camelia adalah seorang gadis yang lemah lembut dan juga selalu menjaga dirinya dari tindakan berlebihan. Dia sedang bersandiwara menjadi Camelia maka dia tidak boleh terlalu senang atas apa yang dia dengar. Meskipun, dalam hatinya Raisa benar-benar bersorak gembira dia merasa puas dengan apa yang sudah dia lakukan.
Tiga bulan berlalu, tibalah saat perban di wajah Camelia palsu itu di buka.
Olivia terus berada di samping Rayyan. Olivia juga sebelumnya sudah mengatakan kepada anaknya, bawa seperti apapun nanti hasilnya ketika perban di wajah tunangan anaknya itu dibuka, Rayyan tidak boleh terkejut atau mundur. Karena Olivia merasa gadis itu sudah sangat kasihan karena sudah kehilangan kedua orang tuanya. Rayyan dan kedua orang tua Rayan lah yang sekarang menjadi keluarga Camelia. Sungguh calon ibu mertua yang sangat baik.
Perlahan perban di wajah Camelia palsu itu pun dibuka. Rayyan sangat gugup. Tapi pada akhirnya, ketika kain putih itu terbuka semuanya dari wajah kekasihnya itu. Rayyan bisa tersenyum dengan lega, wajah Camelia baik-baik saja. Persis sama, seperti terakhir kali Rayyan melihatnya. Rayyan yang merasa begitu bahagia sampai tidak bisa menahan dirinya untuk memeluk Camelia. Tanpa dia sadari, itu Camelia palsu.
"Sayang, tidak ada sedikitpun yang berubah dari kamu. Semua baik-baik saja!" kata Rayyan yang memeluk tunangannya itu dengan sangat erat. Dia tidak tahu, bahwa wanita yang sedang dia peluk itu adalah Raisa.
'Akhirnya, akhirnya aku bisa memeluk Rayyan. Akhirnya!' batin Raisa begitu senang.
Beberapa hari kemudian, Raisa sudah kembali dari rumah sakit. Dan karena kesedihan Vivian yang terlalu mendalam atas kehilangan anak dan menantunya di waktu yang bersamaan, Vivian menjadi sakit. Wanita tua itu, kondisinya semakin lama semakin memburuk. Dan di rawat di rumah sakit.
Karena alasan itu, pernikahan Rayyan dan Camelia palsu, juga diselenggarakan secara keluarga saja. Tidak besar-besaran. Karena bagaimanapun keluarga Camelia baru saja mengalami musibah yang sangat besar dan menyedihkan. Rasanya menyelenggarakan pesta besar sangatlah tidak baik dan memang tidak pantas.
Saat pernikahan Rayyan dan Camelia palsu itu dilakukan, Bianca dan Widya juga datang. Mereka datang sebagai sahabat dari kakak Camelia. Padahal, yang sebenarnya wanita yang sedang menikah itu adalah Raisa.
Di ruang istirahat, Bianca dan Widya tampak memberikan ucapan selamat kepada teman mereka yang sudah berhasil dengan rencananya itu.
"Raisa, kamu hebat sekali..."
"Husstt, jangan sebut nama itu. Raisa sudah mati. Yang ada, tinggal Camelia!" katanya dengan ekspresi yang sebenarnya sangat tidak cocok di wajah manis dan anggun Camelia.
Ekspresi seolah Dia merasa bahwa kemenangan telah berada di genggamannya. Dan ekspresi di mana dia benar-benar meremehkan kamera yang asli dan juga kedua orang tuanya karena memang sangat bodohh. Bisa diperdaya dengan mudah oleh Raisa sampai dia tiba di tujuannya saat ini.
"Oh iya, Camelia selamat ya!" kata Widya.
Raisa mengangguk senang.
"Ini semua juga karena bantuan kalian berdua. Aku tidak akan pernah melupakan jasa baik kalian berdua ini padaku. Setelah suaraku jauh lebih baik dan sudah mirip dengan Camelia. Aku akan segera bicara pada kak Rayyan. Supaya mempekerjakan kalian di tempat yang lebih baik, juga kenaikan gaji kalian berdua. Memberikan fasilitas mewah yang seharusnya kalian dapatkan!"
Bianca dan Widya tampak sangat senang. Mereka memang tidak salah datang dan memberi selamat kepada teman mereka yang sudah berhasil menyingkirkan seluruh keluarganya demi bisa menikah dengan pria yang dia cintai itu.
Biasanya memang seperti itu kan? orang jahat akan berteman dengan orang jahat. Mereka bertiga benar-benar lupa kalau ada orang-orang yang sangat tersakiti, karena apa sudah mereka lakukan saat ini.
Ceklek
Pintu ruang istirahat itu terbuka, Olivia tampak masuk ke ruangan itu. Raisa langsung menutup rapat mulutnya karena dia memang masih harus berpura-pura tidak bisa bicara karena trauma.
"Caca sayang, sudah waktunya makan. Ibu sudah bawakan beberapa makanan. Ibu temani kamu makan ya!" kata Olivia.
Bianca dan Widya segera berpamitan kepada Olivia.
"Kalau begitu kamu permisi nyonya!"
"Iya, terimakasih untuk kedatangan kalian!" kata Olivia.
Bianca dan Widya mengangguk tersenyum, dan pergi dari tempat itu.
Olivia mendekati Camelia.
"Sayang, ibu sangat maklum jika kamu tidak bisa tersenyum hari ini. Tapi, Nanti saat ada fotografer yang mengambil foto pernikahan kalian. Setidaknya kamu harus tersenyum sedikit saja, ya nak?" tanya Olivia yang sebenarnya juga merasa tidak enak mengatakan hal seperti itu kepada seorang anak yang menikah tanpa kedua orang tuanya dan baru saja melalui peristiwa yang sangat mengguncang dirinya.
Tapi Camelia palsu itu segera mengangguk. Olivia segera memeluk menantunya itu.
"Yang sabar ya nak" Olivia mengatakan hal seperti itu karena berpikir bahwa menantunya itu akan sangat sedih di hari bahagia seperti ini tidak ada kedua orang tua yang menemaninya.
Akan tetapi, Olivia salah. Raisa justru sangat bahagia.
'Tentu saja aku akan tersenyum, ibu mertua. Karena memang hal ini yang aku inginkan!' batinnya.
***
Bersambung...
harusnya dua kakinya 🤭
tapi gak tau dia ada dimana sekarang, mungkin lagi dikurung dipenjara bawah tanah sama kak Thor soalnya gak pernah kelihatan 🤭
Alhamdulillah
apa Astaghfirullah 🤭
semoga dengan dirawat Eren nenek bisa cepat sembuh 🤲
kasihan Hani 🤣