Zidane Alvaro Mahesa adalah pewaris ketiga dari kelurga terkaya di Asia Tenggara Reno Mahesa, yang menempuh pendidikan di Inggris. Pria tampan dan cerdas ini telah salah pergaulan hingga berakhir menyedihkan. Demi mendapatkan hukuman dari sang Daddy, Zidane di asingkan untuk mendapatkan pelajaran.
Hidup tanpa keluarga dan tidak memiliki aset apapun membuat Zidane merasa sendiri. Hingga ia bertemu dengan sekelompok genk yang menjerumuskan dirinya semakin dalam dan menuju jalan kematian.
Zidane harus menjalani hidupnya penuh kesialan, tuduhan atas pembunuhan dan pemerkosaan seorang gadis telah membuatnya masuk kedalam jeruji besi. Berbagai siksaan dan intimidasi ia peroleh. Hukuman mati telah menanti, Namun Zidane tidak tinggal diam.
Berhasilkah sang pewaris membalas dendam pada orang-orang yang telah membuatnya menderita?
Yuk ikuti kisah selanjutnya, ada juga kisah-kisah romantis anak-anak Reno yang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
Mereka bertiga memang sahabat sejati. Aldo dan Zidane melangkah keluar gedung kampus. Di saat bersamaan Zidan melihat orang yang ia kenal.
"Willy!! Seru Zidan
Pria itu menoleh dan terkejut melihat Zidane ada di tempat yang sama.
Zidane berjalan mendekat. "kebetulan sekali kita bertemu di sini." Zidane menahan amarah pada pria yang selama ini sudah ia anggap sahabat. "Will, kenapa kamu selalu menghindar?!
"Sorry! Gue nggak mau ada urusan dengan loh!"
Zidane menarik tangan Willy. "Dimana Jhony? Bukankah kalian berdua yang menjebak ku?!"
"Gue nggak tahu keberadaan Jhonny. Cari saja sendiri, gue nggak ada urusan!"
"Willy! pintar sekali kau lepas tangan, setelah apa yang sudah kalian lakukan pada ku!"
Pria bernama Willy tersenyum miring "Varro.. Varro.. berpikirlah lebih logis. Loe yang sudah menghancurkan hidup Loe sendiri! Jangan pernah menyalahkan orang lain!"
"Kau sungguh keterlaluan Willy! Kau dan Jhonny yang telah menjebak ku masuk kedalam permainan perjudian! setelah aku hancur kalian meninggalkan aku begitu saja, bahkan Jhonny telah meminjam uang pada rentenir terkejam di kota ini, dengan mengunakan nama ku!" seru Zidan, tatapannya menghunus kearah Willy.
"Sudah gue katakan berkali-kali! Gue nggak tahu keberadaan Jhonny! Luh cari sendiri saja, gue udah nggak mau ada urusan dengan Jhonny ataupun dengan kau Varro!"
"Brengsek kau Will!!!"
"BUGH! Zidan meninju batang hidung Willy, darah segar mengucur dari lobang hidungnya.
Willy mengusap hidungnya dengan tangan, ia terbelalak saat melihat darah keluar dari hidungnya, telapak tangannya di penuhi darah.
"Bangsat kau Varro! Awas kau, akan aku buat perhitungan!"
"Kau dan Jhonny bersekongkol untuk menghancurkan diriku. Kurang apa aku pada mu, Hah?! Siapa yang membayarkan hutang-hutang judi mu, membayar semua tagihan apartemen mu selama dua tahun ?! Kamu telah melupakan itu semua Willy!"
"Kau ingin mengungkit?!" balas Willy
"Aku tidak akan mengungkit apa yang sudah aku berikan pada mu. Tetapi kau tidak setia-kawan, saat aku terpuruk dan tidak punya tempat tinggal, kau mengusirku dari apartemen. Aku tertidur malam itu di pos satpam. Saat aku di usir dari kantor satpam, mobil mu keluar dari apartemen. Aku berlarian mengejar mu, tapi Kau pura-pura tuli!'
Zidane menunjuk kearah Willy "Mulai hari ini, kita urus masalah kita masing-masing dan aku tidak pernah lagi mengenal dirimu!"
"Persetan dengan semua perkataan luh! Gue juga sudah tak sudi berteman dengan orang miskin seperti luh!"
Zidane merasa di remehkan, ia membuang nafas kasar, nafas nya mulai tersengal menahan amarah yang bisa kapan saja meledak.
"Sudah Varro, tidak usah di lawan. Rizka sudah sampai di depan gerbang." kata Aldo, menenangkan sahabatnya yang sedang emosi.
Zidane mengangguk dan melangkah pergi meninggalkan Willy bersama dua temannya.
Di depan gerbang kampus ia melihat Rizka turun dari mobil. Rizka terlihat cantik malam itu dengan pakaian couple yang sama warnanya dengan Zidane. Hitam di padu warna navy. Rizka tersenyum melihat kedua sahabatnya menunggu di depan gerbang kampus, tak lama mobilnya baru sampai.
"Hallo..." Rizka setelah turun dari mobil.
"Kamu tidak bawa mobil sendiri?" tanya Aldo.
"Kebetulan tadi aku berangkat bareng Felly dan papa. Pulangnya aku di antar supir papah, Felly membawa mobil Tante Monica."
"Ya sudah, ayo kita masuk." tukas Zidane.
Mereka bertiga melangkah kedalam gedung kampus, dan memakai topeng mata. Keadaan di dalam gedung terlihat ramai, dengan lampu-lampu disco berwarna-warni. Acara party sudah di mulai, Bonbon naik ke podium dan memberikan kata sambutan. Pria tinggi besar itu memakai pakaian Zorro.
Sementara Zidane, Aldo dan Mariska duduk di sudut ruangan, sambil menikmati sampanye yang tersedia di dalam room tersebut.
Malam itu Rizka berbeda dari biasanya. Penampilan nya anggun dan terlihat cantik. Riasan di wajahnya tampak menyatu dengan kepribadian nya yang lembut dan berwibawa.
Gadis itu berbalut dress ketat selutut berwarna hitam, dengan aksesoris ikat pinggang dan bunga di bahu kiri berwarna navy. Rambut hitam panjang menjuntai indah, dan poni sedikit menutupi alis hitamnya.
Sangat berbeda dengan penampilan Felly yang terlihat berani dan menantang. Body goals yang terlihat ramping membalut dress ketat di atas lutut, paha putih mencolok membuat mata para pria terbelalak di tambah dada yang menonjol besar. Felly memang idola di kampus, selain cantik ia juga berbakat. Kelebihan nya selalu terlihat. Tetapi berbeda dengan Rizka yang pendiam dan lembut.
Dulu, Zidane memang tertarik pada Felly dan menjadi kekasihnya karena sebuah taruhan. Ia menang melawan Carlos dan mendapatkan cinta Felly. Selama menjadi kekasih Zidane, Felly terlihat baik dan perhatian pada Zidan, makanya pria itu sangat royal terhadap kekasihnya. Tetapi sekarang, melihat penampilan Felly membuat Zidane muak.
Bonbon mulai menarik perhatian, ia berbicara dengan tenang. Pria bertubuh besar ini menyukai seseorang sejak dulu, ia akan melamar jadi kekasihnya di hari ulang tahunnya yang ke 22 tahun.
"Izinkan saya perkenalkan gadis yang saya sukai sejak dulu. Maaf selama ini saya tidak berani mengungkap kan. Tepat hari ini, di hari ulang tahun ku. Saya akan menunjukkan siapa wanita yang sudah membuat ku susah tidur dan terbayang-bayang setiap hari."
Semua berseru dan memberikan Bonbon semangat. "Tunjukan... Tunjukan.. Tunjukan.. " teriak teman-teman satu kampus.
"Sebuah lampu akan menerangi Wajah wanita tersebut. Dan dialah wanita yang aku sukai. Baiklah, saya hitung sampai tiga dan lampu akan menyoroti nya."
Pada hitungan ketiga, lampu mulai menyoroti seorang wanita berambut panjang, memakai topeng rabbit. Semua mata tertuju pada wanita tersebut.
Rizka terkejut dan hampir terjatuh dari kursinya, saat sebuah lampu menyoroti dirinya.
Pandangan mata Zidane berubah suram, ia mengeratkan genggaman pada gelas di tangannya.
💜💜💜
Tapi kenapa berita yg sp ke Reno blm maksimal ttg nasib terberat yg sedang dihadapi zidan
Kasian kamu Zidan
Semoga kamu lekas terbebas dari kasus yg sdg menimpamu