NovelToon NovelToon
Melahirkan Anak Rahasia CEO

Melahirkan Anak Rahasia CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Single Mom / One Night Stand
Popularitas:91.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nanda wistia fitri

Menginjak usia 20 tahun Arabella zivana Edward telah melalui satu malam yang kelam bersama pria asing yang tidak di kenal nya,semua itu terjadi akibat jebakan yang di buat saudara tiri dan ibu tirinya, namun siapa sangka pria asing yang menghabiskan malam dengan nya adalah seorang CEO paling kaya di kota tempat tinggal mereka. Akibat dari kesalahan itu, secara diam-diam Arabella melahirkan tiga orang anak kembar dari CEO tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanda wistia fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Langit San Francisco tampak kelabu ketika lonceng pengadilan berbunyi, menandai dimulainya sidang pertama perkara Arabella Zivana Edward melawan Julian Edward.

Kasus yang mengguncang seluruh kota

"putri menggugat ayah kandungnya sendiri"

Ruang sidang penuh sesak.

Arabella duduk di kursi penggugat, anggun dalam balutan setelan hitam sederhana. Di sampingnya, Leo Moreno Deluca, sepupunya, mendampingi dengan tatapan waspada.

Di seberang mereka, Julian Edward tampak tenang, nyaris tanpa ekspresi. Sedangkan Catherine, dengan wajah duka yang penuh kepura-puraan, menundukkan kepala seolah terluka oleh kenyataan ini.

Ketika hakim membuka sidang, suasana menjadi sunyi.

 “Kasus ini mengenai dugaan pemalsuan surat revisi saham almarhumah Eveline Deluca, yang kini dilaporkan oleh ahli waris sah Arabella Edward.”

Leo berdiri, suaranya tegas dan berwibawa.

“Yang Mulia, kami memiliki bukti digital dan saksi bahwa dokumen tersebut dibuat setelah kematian Eveline Deluca. Itu artinya, tanda tangan pada revisi saham tidak mungkin sah.”

Sementara itu, Catherine melirik Julian. Tapi Julian hanya tersenyum tipis dingin, penuh kalkulasi.

 “Yang Mulia,” sang pengacara, Martin Halloway, berdiri.

“Pihak penggugat mencoba merusak reputasi ayahnya sendiri dengan tuduhan yang tidak berdasar. Klien kami, Tuan Julian Edward, hanya menjaga stabilitas perusahaan setelah kepergian mendiang istrinya.”

Catherine menatap Arabella seolah-olah gadis itu adalah pengkhianat.

Arabella sendiri menahan napas, menunduk dalam-dalam. Ia tahu, kebenaran di ruang sidang ini tidak selalu berpihak pada yang benar tapi pada siapa yang paling berkuasa.

Sidang berlangsung panjang dan menegangkan.

Ketika palu hakim akhirnya mengetuk tanda penundaan, semua berdiri dalam diam.

Arabella berusaha keluar tanpa menatap ayahnya, tapi Julian lebih dulu melangkah keluar, wajahnya tetap datar hanya ada dingin di matanya.

Beberapa jam kemudian setelah sidang pertama di tunda,ketika Arabella dan Leo menolak berbicara pada media, Catherine melangkah maju ke depan kamera dengan penuh kepura-puraan.

 “Kami tidak menyangka Arabella akan sejauh ini,” ucapnya dengan suara bergetar.

“Dia anak yang kami besarkan dengan penuh kasih sayang. Tapi setelah lima tahun menghilang, dia kembali hanya untuk menggugat ayahnya sendiri.”

Catherine berhenti sejenak, menatap lensa kamera.

 “Kami tahu, selama lima tahun itu… dia pergi karena alasan pribadi.

Kami mendengar rumor yang menyedihkan, tapi kami tidak pernah menutup pintu untuknya. Kami tetap menunggu dia pulang.”

Kalimat itu seperti racun manis yang menetes pelan.

Dan ketika malam tiba, berita itu sudah mendominasi semua saluran nasional

“Putri Kaya Menggugat Ayah Kandung Arabella Disebut Menghilang karena Kehamilan di Luar Nikah?”

Julian menonton siaran itu dari ruang kerjanya.

Cahaya televisi memantul di wajahnya yang keras.

Ia meneguk anggurnya, lalu berbisik dingin,

 “Bagus, Catherine. Dunia mulai berpihak pada kita.”

Ia berjalan ke jendela besar, menatap Aurum Tower yang berdiri megah di kejauhan proyek yang menjadi lambang kekuasaan barunya.

“Arabella boleh menang di pengadilan nanti,” gumamnya.

“Tapi di mata dunia… dia sudah kalah sejak hari ini.”

Dan di balik pandangan dingin itu, tersimpan rahasia yang tak seorang pun tahu bahwa Julian tidak pernah mencintai Eveline, dan Arabella hanyalah bayangan dari masa lalu yang ingin ia hapus selamanya.

Hujan turun pelan di atas halaman batu rumah keluarga Edward, mengetuk kaca jendela ruang kerja Julian seperti bunyi kenangan yang menolak mati.

Di meja besar penuh dokumen, Julian duduk sendiri tangannya menggenggam surat gugatan dari Arabella yang sudah kusut di sudutnya.

Ia menatap nama itu lama.

Arabella Zivana Edward.

Nama yang seharusnya bisa ia banggakan, namun justru terasa seperti kutukan dari masa lalu yang ingin menghabisinya perlahan.

Kilatan petir menyambar di luar.

Waktu seolah menariknya kembali ke dua puluh lima tahun lalu

ke pesta musim panas di vila keluarga Deluca, di mana segalanya dimulai.

Musik klasik berdentang lembut. Di bawah cahaya lampu kristal, Eveline Deluca berdiri anggun dengan gaun putih sederhana.

Di sisi lain ruangan, seorang pria muda bernama Julian Edward menatapnya dengan campuran kekaguman dan ambisi.

Ia datang bukan karena cinta, tapi karena keinginan,

keinginan untuk memiliki dunia yang tidak pernah menjadi miliknya.

“Kau tampak tidak nyaman,” kata Eveline lembut malam itu, mendekatinya dengan senyum menenangkan.

“Pesta seperti ini memang membuat banyak orang merasa kecil.”

Julian hanya tersenyum tipis. “Aku tidak terbiasa dengan dunia semewah ini.”

 “Kalau begitu,” jawab Eveline, “kau harus membiasakan diri.”

Dan malam itu, Julian bersumpah dalam hati ia akan terbiasa.

Ia akan memiliki semuanya sekalipun harus merebutnya dari tangan wanita itu sendiri.

Beberapa bulan kemudian, Catherine Lewis muncul dalam hidupnya.

Bukan sebagai sekretaris, bukan pula wanita kebetulan,

melainkan kekasih lamanya dah satu-satunya yang benar-benar memahami ambisinya.

Catherine lah yang menanamkan ide gila itu

“Jika kau tidak bisa jadi kaya dengan usahamu sendiri,

jadilah bagian dari mereka yang sudah terlahir kaya.”

Dan Julian menuruti kata-katanya.

Ia mendekati Eveline, memainkan pesona dan kepintarannya hingga wanita itu jatuh cinta.

Namun pernikahan mereka tak ubahnya kontrak dingin yang disetujui satu pihak saja.

Beberapa bulan setelah mengikat janji dengan Eveline,

Julian menikahi Catherine secara diam-diam, tanpa sepengetahuan keluarga Deluca.

Saat Eveline tengah mengandung Arabella, Catherine juga mengandung Vania.

Dua wanita, dua kehidupan, dan dua anak yang lahir dari kebohongan yang sama.

Kabar itu sampai ke telinga Emma Howard, ibu Julian,

seorang wanita tua yang masih menyimpan moral dan nurani yang tak bisa dibeli dengan harta.

Ia menampar putranya saat tahu kebenarannya.

“Kau bukan hanya menghancurkan dua wanita, Julian,” katanya dengan suara gemetar,

“kau menghancurkan nama keluarga ini.”

Julian tak menatap ibunya. Ia hanya menunduk, menahan amarah dan rasa malu yang diselimuti gengsi.

“Aku melakukan ini untuk masa depan, Bu. Untuk memastikan keluarga ini tidak hidup dalam kesulitan seperti dulu.”

 “Kau salah,” balas Emma tajam. “Kau bukan menyelamatkan keluarga ini kau menjual jiwamu.”

Sejak saat itu, Emma memalingkan muka dari Julian.

Namun ketika Arabella lahir, ia justru jatuh cinta pada bayi mungil itu.

Baginya, Arabella adalah satu-satunya warisan suci dari cinta yang tak sempat bertahan lama.

Sejak kecil, Emma sering menggendong Arabella dan berkata,

 “Kau satu-satunya cahaya di rumah yang penuh dosa, nak.”

Kilas balik berakhir.

Julian kembali ke masa kini, ke ruang kerja dingin yang kini dipenuhi gemuruh hujan di luar.

Catherine masuk diam-diam, membawa secangkir teh hangat.

Ia berdiri di sisi suaminya, mengenakan setelan satin abu-abu lembut yang kontras dengan dinginnya tatapan mata.

 “Kau masih memikirkannya?” suaranya pelan tapi tajam.

“Arabella sudah menggugat. Sekarang giliran kita.”

Julian tidak menjawab. Ia menatap foto Eveline di dinding

wanita yang wajahnya begitu mirip dengan Arabella,

wanita yang dulu ia manfaatkan, lalu ia kubur bersama semua kebohongan.

“Dia pikir dia bisa menuntut aku,” bisiknya perlahan.

“Dia tidak tahu, Catherine… aku sudah menyiapkan kuburannya bahkan sebelum perang ini dimulai.”

Catherine menatap suaminya, bibirnya melengkung membentuk senyum yang nyaris tak terlihat.

“Maka biarkan aku yang menulis kisahnya di depan publik. Dunia tidak perlu tahu kebenaran cukup cerita versi kita.”

Julian menatapnya lama, lalu mengangguk perlahan.

“Tulislah, Catherine. Buat dunia percaya bahwa Arabella bukan korban,

tapi anak durhaka yang menodai nama keluarganya sendiri.”

Catherine melangkah pergi, siap menghadapi media dan menebar racun halus yang akan menenggelamkan nama Arabella di mata dunia.

Dan saat kilat kembali menyambar di luar, bayangan wajah Eveline di foto itu tampak hidup sesaat

seolah mengingatkan bahwa dosa Julian belum pernah benar-benar dimakamkan.

1
Sunaryati
Semoga Dani segera tertangkap hidup- hidup tanpa banyak kendala karena bantuan aparat setempat. Setelahnya dia akan menyanyi tentang siapa yang menyuruhnya.
Veronika Neny
makin penasaran, semoga arabella selalu bahagia bersama keluarga kecilnya
Ani Basiati
lanjut thor
Ariany Sudjana
dasar jalang, kamu salah cari lawan Vania
Anita Rahayu
SEBELUM TERLAKSANA RENCANA 2 MEDUSA BIARKAN MEREKA DULU YG MERASAKAN AKITNYA DIANIAYA DAN DI MAKI😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌
Sunaryati
Jeda yang kau berikan Arabella untuk bahagia, menjadi celah bagi Nicholas untuk menghancurkan kalian, sebelum kalian beraksi. Kalian tidak sadar jika setelah insiden kecelakaan Bella selalu diawasi, dipantau, gerak- gerik dan gerakan kalian, untuk memastikan keamanan dan keselamatan Arabella beserta anak- anaknya serta memastikan bahwa Chaterine dalam dibalik kecelakaan Arabella. 🤣🤣
Sunaryati
Arabella kok diberitakan sesungguhnya, mungkin agar pelaku yang dicurigai yaitu Chaterine dapat dipantau reaksinya pasti dia cemas, was- was, dan tidak tenang. Dani kau jangan girang sudah bisa kabur, keberadaan kamu,dan kau sebagai pelaku penabrak Bella sudah diketahui, tinggal penangkapanmu yang tak kau kau prediksi sebelumnya. Kunantikan kehancuran Edward, Chaterine, dan Vania, setelah Dani ditangkap. Ahh emak tak sabar ingin segera beri nilai 5 ⭐
Reni Anjarwani
orang jahat kok ngak insaf2
Ani Basiati
lankuy thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up yg banyak thor
Aghitsna Agis
itu harusnya jg diberitakan msh hidup jd aksn terus membalas ara coba kalau dibilangin nga jd dani akan lengah dan aksn mudah menjeratnya
Ariany Sudjana
tetap waspada Nicholas, jangan sampai Arabella Dan anak-anak dalam bahaya
𝐈𝐬𝐭𝐲
kejam bgt ayahnya....
Reni Anjarwani
makin seru thor doubel up trs thor
Sunaryati
Nah gitu Bella Nicholas itu dulu juga korban dia mabuk, demi kebahagiaan putra- putrimu, serta ketenangan jiwamu. Tinggal membalas orang- orang yang ingin melenyapkan kamu, sepertinya sudah ada titik terang Dani sebagai pelaku utama sudah diketahui, tinggal memburu dan menangkapnya serta menemukan dalangnya. 🤣🤣🤣 Asyik kutunggu.
Ariany Sudjana
turunkan ego kamu Bella, anak-anak butuh kasih sayang kedua orangtuanya dalam satu rumah yang sama, supaya mereka tumbuh dengan baik
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Ariany Sudjana
betul Nicholas, tetep fokus pada penyembuhan Arabella Dan juga lindungi anak-anak
Aghitsna Agis
harus dikabarka arabella meninggol dulu kalau dejarang udah tahu msh hidup harus dembunikan dahulu jeadaan arabella atau bisa tiba2 terjadi seduatu yg dapat meninggal jd berita tersebar sampai catherin tertangkap dan vania juga sm baru akan aman termasuk edwar atau catherin kena hukuman dri edward
Ani Basiati
lanjut thir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!