Menjadi istri kedua hanya untuk melahirkan seorang penerus tidak pernah ada dalam daftar hidup Sheana, tapi karena utang budi orang tuanya, ia terpaksa menerima kontrak pernikahan itu.
Hidup di balik layar, dengan kebebasan yang terbatas. Hingga sosok baru hadir dalam ruang sunyinya. Menciptakan skandal demi menuai kepuasan diri.
Bagaimana kehidupan Sheana berjalan setelah ini? Akankah ia bahagia dengan kubangan terlarang yang ia ciptakan? Atau justru semakin merana, karena seperti apa kata pepatah, sebaik apapun menyimpan bangkai, maka akan tercium juga.
"Tidak ada keraguan yang membuatku ingin terus jatuh padamu, sebab jiwa dan ragaku terpenjara di tempat ini. Jika bukan kamu, lantas siapa yang bisa mengisi sunyi dan senyapnya duniaku? Di sisimu, bersama hangat dan harumnya aroma tubuh, kita jatuh bersama dalam jurang yang tak tahu seberapa jauh kedalamannya." —Sheana Ludwiq
Jangan lupa follow akun ngothor yak ...
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia
Tiktok @Ratu Anu👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Benih Racun
Luan langsung membawa Sheana ke rumah sakit terdekat. Karena meski pihak mall memanggil tenaga kesehatan, pasien terlalu banyak. Yang ada Sheana akan semakin lama ditangani. Dengan sisa kewarasan yang ada, Luan pun membawa mobil dengan kecepatan tinggi, dan kembali membopong tubuh yang sudah lemas itu.
"Maafkan aku selalu merepotkanmu, Lu. Jangan hubungi suamiku, dia tidak akan datang. Biar nanti aku yang jelaskan, kamu cukup menjadi saksi saja," ujar Sheana dengan suara lemah. Namun, Luan tidak peduli dengan ucapan itu, yang terpenting sekarang hanya keselamatan Sheana.
"Dokter, Suster, tolong saya!" teriak Luan yang membuat semua orang mengalihkan atensi ke arahnya. Beberapa tenaga kesehatan pun langsung menghampirinya, dan membawakan kursi roda untuk Sheana.
Kejadian hari ini benar-benar terasa sangat janggal, dan dia yakin ada kaitannya dengan orang yang meneror Sheana malam itu. Namun, siapa kira-kira? Apa benar itu Firza? Atau justru orang yang paling dekat dengan mereka.
"Tuan bisa tunggu di luar," ujar seorang suster saat Sheana masuk ke ruang pemeriksaan. Luan langsung mengangguk dan menarik napas dalam-dalam. Dia tertunduk di ruang tunggu.
"Ruben seharusnya bertindak cepat. Dia tidak boleh kehilangan Sheana lebih awal, karena dia harus menerima kejutan dariku dulu," gumam Luan, dibalik rasa cemasnya, ada yang lebih membara. Yakni dendam yang selama ini dia tahan terhadap keluarga Tares.
Setelah pemeriksaan selesai, Luan dengan penampilan compang-campingnya masuk ke ruangan Sheana. Dia melihat wanita itu duduk bersandar di kepala ranjang.
"Anda sudah lebih baik, Nyonya?" tanya Luan, dia mengambil air putih dan memberikannya pada Sheana dengan penuh perhatian.
Sheana meneguknya beberapa kali, lalu mengangguk.
"Hanya beberapa jahitan, setelah ini kita pulang. Kita juga belum makan kan?" jawab Sheana sambil memperhatikan Luan yang lusuh. Semua ini gara-gara dirinya yang tak bisa menjaga diri. "Aku pesan makan dulu ya."
Sheana hendak mengambil ponselnya yang ada di dalam tas, tapi Luan justru meraihnya lebih dulu.
"Biar saya saja, tangan Anda masih sakit," ujar Luan, dia mencari aplikasi untuk memesan makanan. Sementara Sheana tak membantah.
'Dia sangat baik padaku. Aku benar-benar beruntung, karena dia dipekerjakan di rumah yang aku tempati.'
"Sudah," pungkas Luan membuyarkan lamunan Sheana. Dia pun menyimpan ponsel itu kembali di atas nakas, lalu duduk di sisi brankar. Mereka akan menunggu makanan datang.
"Sekali lagi terima kasih ya, Lu," ujar Sheana, dia terus berkata seperti itu karena tak pernah diperlakukan seperti ini.
"Itu sudah tugas saya, Nyonya. Jika anda kenapa-kenapa, saya juga tidak akan selamat," balas Luan yang tak ingin Sheana merasa tak enakan. "Lagi pula saya ini teledor. Lihat ... Tangan Anda sampai mendapat jahitan. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa menghadap Tuan Ruben."
"Jangan dipikirkan, Lu, ini bukan salahmu. Tadi kan kita memang sangat berdesakan, kamu juga ...." Sheana melihat luka yang tak sempat diobati oleh pria itu. Luan langsung menutupinya dengan tangan.
"Tenang, saya baik-baik saja kok," balas Luan sambil tersenyum lebar.
Tak berapa lama kemudian makanan mereka pun datang, Luan menyuapi Sheana dengan telaten, seakan mereka adalah pasangan. Menebarkan benih-benih racun, yang suatu saat bisa bereaksi.
*
*
*
"Aku sudah menyuruh orang untuk menyelidikinya," ujar Ruben yang kini sudah ada di rumah. Dia cukup terperangah mendengar kabar bahwa teror yang Sheana terima tidak main-main. Apalagi sampai menyebabkan kerugian bagi orang lain.
"Terima kasih, Tuan," balas Sheana, sebab meskipun terlihat cuek, ternyata suaminya masih cukup peduli padanya. Ya, bagaimana tidak? Diam-diam Ruben sudah tak bisa mengendalikan tubuhnya yang selalu ingin dilayani oleh Sheana.
Ruben melirik Sheana dan Luan secara bergantian. Dia tidak bisa menyalahkan pemuda itu, tapi ....
"Jika benar ini ulah mantan kekasihmu, aku tidak akan segan untuk menghabisinya, awas saja kalau kau menghalangi!" kata Ruben yang mengingat ucapan Felicia tentang pria yang pernah dijodohkan dengan Sheana.
Sheana tak menjawab, karena dia masih tak percaya jika Firza berani melakukan hal senekat itu.
'Benarkah itu kamu, Za?'
"Hei!"
"Iya, Tuan," jawab Sheana dengan gelagapan.
"Dan ingat, jangan keluar rumah sebelum penyelidikan ini selesai!" ujar Ruben memberi pesan dengan tatapannya yang serius. Kemudian dia beralih pada Luan. "Kau—jaga rumah ini lebih ekstra. Apapun yang mencurigakan segera selidiki."
"Baik, Tuan," jawab Luan.
Setelah itu Ruben langsung bangkit dari duduknya. Namun, bukan untuk pulang, melainkan masuk ke kamar utama, disusul oleh Sheana yang masih belum terbiasa.
Di sisi lain, seseorang baru saja mengirim pesan dan beberapa foto pada Charlie.
[Sepertinya dia bukan pelayan ataupun pekerja. Dia dilayani dengan baik, bahkan seperti seorang nyonya.]
selamat luan, akhirnya kamu bisa masuk rumah utama. ingat luan? kamu harus selalu melindungi Shiena, karena di dalam rumah utama ada seseorang yang pastinya akan mencelakai Shiena.
Sukurinn kamu fel? pelan2 keberadaanmu pasti tersingkirkan, kamu yang memulai dan akhirnya kamu juga yang pasti tereliminasi. yang pasti nyonyah Sandra akan berada di pihak shiena 😂😂
apalagi kalo nti dia bisa memberikan cucu dari Ruben ..s Felicia bakal d tendang dari istana yg selama ini buat d nyaman 🤭
emejing bgt klo bgitu🤭🤣🤣🤣